• Tidak ada hasil yang ditemukan

Brought to you by Global Reports

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Brought to you by Global Reports"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk dan Anak Perusahaan

31 Desember 2003 dan 2002

(2)

Halaman Laporan Keuangan Konsolidasi

Neraca Konsolidasi 1

Laporan Laba Rugi Konsolidasi 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 6

Laporan Arus Kas Konsolidasi 7

(3)

Laporan Auditor Independen

Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Kawasan Industri Jababeka Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2003 serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasi adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi berdasarkan audit kami. Laporan keuangan konsolidasi PT Kawasan Industri Jababeka Tbk dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2002 diaudit oleh auditor independen lain yang dalam laporannya tanggal 10 April 2003 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan konsolidasi tersebut, serta mencantumkan paragraf penjelasan tentang dampak-dampak dari kondisi ekonomi terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan dan ketidakpastian signifikan mengenai kemampuan mereka untuk melanjutkan kegiatan usahanya sebagai suatu entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2003, hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Catatan 28 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak memburuknya kondisi ekonomi terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan dan tindakan yang ditempuh dan rencana yang dibuat oleh manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menghadapi kondisi ekonomi tersebut. Laporan keuangan konsolidasi terlampir mencakup dampak memburuknya kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan. Sebagai akibat memburuknya kondisi ekonomi Indonesia, terdapat ketidakpastian signifikan tentang kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan oleh karena itu terdapat ketidakpastian signifikan tentang apakah Perusahaan dan Anak Perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan menyelesaikan pembayaran kewajiban dalam bisnis normal Perusahaan dan Anak Perusahaan dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi.

Johannes E. Runtuwene BAP Register Negara No. D-18.888 No. Ijin 01.1.0762

31 Maret 2004

(4)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

1 A K T I V A

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

AKTIVA

Kas dan setara kas - bersih 2d,e,3,19,25 169.770.568.004 117.717.901.285

Investasi efek 2f – 2.750.860.155

Piutang

Usaha setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 53.606.810.078 pada tahun 2003 (2002 : Rp 58.743.807.659)

Pihak ketiga 2c,g,4,11,25 55.704.991.184 63.888.771.176

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2c,d,g,4,11,19 181.222.778 888.809.263

Lain-lain - bersih

Pihak ketiga 4.778.094.691 4.379.284.299

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2d,19 – 4.561.744

Persediaan 2h,l,m,5,11 458.652.256.000 470.486.346.339

Biaya dan pajak dibayar di muka 2i,13 25.007.152.053 5.353.007.125

Tanah untuk pengembangan - bersih 2h,m,6,11 898.614.229.188 822.064.441.329

Penyertaan saham – bersih 2b,7 – –

Aktiva tetap 2j,k,l,m,8,11

Biaya perolehan 259.825.473.657 296.138.778.538

Akumulasi penyusutan (106.951.280.902) (100.994.795.667 )

Penyisihan penurunan nilai – (870.626.456 )

Nilai buku 152.874.192.755 194.273.356.415

Aktiva pajak tangguhan, bersih 2q,13d 92.118.827.328 53.905.639.037

Selisih lebih biaya perolehan atas aktiva

bersih Anak Perusahaan 2b,o,9 7.746.418.154 10.651.324.961

Aktiva lain-lain

Uang jaminan 8.855.579.033 3.801.629.288

Uang muka lain-lain 2d,19 8.392.813.741 24.661.289.093

Kas yang dibatasi penggunaannya 10,11,25 5.243.042.878 16.162.745.987

Taksiran tagihan pajak penghasilan 2q 2.785.438.509 51.097.625

Lain-lain 10.237.500 10.237.500

(5)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

2

(6)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

3

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2 Rp Rp KEWAJIBAN Pinjaman Pihak ketiga 2r,t,10,11,25 379.024.262.702 452.282.221.062 Hutang Usaha Pihak ketiga 12,25 1.455.516.391 1.688.254.813 Lain-lain Pihak ketiga 24.658.055.892 30.967.473.258 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2d,19 133.925.786.498 142.640.050.972 Hutang pajak 2q,13d 17.536.021.594 51.689.712.527 Beban masih harus dibayar 14,25 47.606.875.492 63.135.582.286

Hutang sewa guna usaha 2k – 30.906.878

Uang muka pelanggan 2c 46.354.183.861 37.024.939.248 Uang jaminan sewa 25 1.956.907.110 6.378.934.178 Hutang biaya pembangunan 15,25 31.561.216.247 9.231.482.773 Kewajiban pajak tangguhan 2q,13 84.627.054.075 162.211.109.356

Pendapatan sewa ditangguhkan 2c 11.412.883.697 4.133.111.821 Selisih lebih aktiva bersih Anak Perusahaan

atas biaya perolehan 2b,n,16 10.025.757.597 10.831.554.748

Jumlah kewajiban 790.144.521.156 972.245.333.920

(7)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

4

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2 Rp Rp EKUITAS Modal saham

Saham Seri A nilai nominal Rp 1.000

Saham Seri B nilai nominal Rp 150 Modal dasar – 900.000.000 saham Seri A dan 14.000.000.000 saham Seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh - 711.956.814 saham Seri A dan

12.128.665.380 saham Seri B 17 2.531.256.621.010 2.531.256.621.010 Tambahan modal disetor, bersih 2p,18 150.847.027.478 91.995.638.049 Selisih kurs karena penjabaran laporan

keuangan 2b 608.348.706 291.726.728

Defisit

Ditentukan penggunaannya 500.000.000 500.000.000 Belum ditentukan penggunaannya (1.582.621.454.554 ) (1.816.777.134.052)

Jumlah ekuitas 1.100.590.542.640 807.266.851.735

(8)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Penjualan dan pendapatan jasa 2c,19,20 321.665.449.409 363.342.364.940 Beban pokok penjualan dan pendapatan jasa 2c,21 (190.020.539.467) (191.380.037.128 )

Laba kotor 131.644.909.942 171.962.327.812

Beban usaha: 22

Beban umum dan administrasi (66.365.496.660) (64.186.539.381 ) Beban penjualan (10.831.610.544) (11.542.653.756 )

Jumlah beban usaha (77.197.107.204) (75.729.193.137 )

Laba usaha 54.447.802.738 96.233.134.675

Penghasilan (beban) lain-lain :

Pemulihan atas penyisihan (penyisihan untuk

penurunan) nilai tanah untuk pengembangan 2h,6 47.792.414.156 (393.810.414.389 ) Keuntungan penjualan penyertaan saham 7 20.640.000.000 – Pembalikan atas penyisihan piutang

ragu-ragu, bersih 2g,4,19 15.725.582.484 30.505.324.627 Keuntungan selisih kurs, bersih 2r 13.864.089.599 413.861.457.264 Penghasilan bunga 7.163.936.174 18.654.713.897

Pemulihan atas penyisihan (penyisihan untuk

penurunan) nilai aktiva tetap 2j,8 870.626.456 (643.000.008 ) Amortisasi selisih lebih aktiva bersih Anak

Perusahaan atas biaya perolehan 2b,n,16 805.797.151 805.797.151 Keuntungan atas perubahan nilai

pasar efek 2f,19 17.916.543 308.819.692

Keuntungan (kerugian) pelepasan aktiva tetap 2j,8 10.642.097 (400.064.812 ) Beban bunga 2l,11 (42.267.380.438) (103.616.691.832 ) Amortisasi selisih lebih biaya perolehan atas

aktiva bersih Anak Perusahaan 2b,o,9 (2.904.906.807) (2.904.906.807 )

Kerugian atas pembatalan penjualan 23 (869.561.464) (3.460.153.035 ) Beban pajak tambahan 13 (72.048.810) (43.790.540.245 ) Lain-lain, bersih 8.127.708.790 4.062.977.680

(9)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Laba sebelum manfaat (beban) pajak 123.352.618.669 15.806.453.858

Manfaat (beban) pajak 2q

Periode berjalan 13c (1.311.500.841) (10.766.145.223 )

Tangguhan 13c 115.797.243.572 48.391.827.799

Jumlah manfaat pajak, bersih 114.485.742.731 37.625.682.576

Laba dari aktivitas normal 237.838.361.400 53.432.136.434

Pos luar biasa, bersih 2t,11 (2.986.000.000) 640.839.475.869 Laba sebelum hak minoritas 234.852.361.400 694.271.612.303 Hak minoritas atas rugi (laba) bersih Anak

Perusahaan yang dikonsolidasi 2b (696.681.902) 421.256.853

Laba bersih 234.155.679.498 694.692.869.156

(10)

PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI

Untuk tahun yang berakhir pada

tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002

Catatan atas laporan

keuangan konsolidasi merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

7 Selisih Kurs Karena Defisit Tambahan Penjabaran Belum Modal Modal Laporan Ditentukan Ditentukan Catatan Saham Disetor Keuangan Penggunaannya Penggunaannya Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 31 Desember 2001

711.600.229.000

92.302.302.009

(514.028.841)

500.000.000

(2.511.470.003.208)

Laba bersih tahun berjalan

– – – – 694.692.869.156

Tambahan penerbitan saham

1 7 1.819.656.392.010 – – – –

Penyesuaian atas perbedaan nilai nominal dan harga pasar saham yang diterbitkan pada kreditur dalam rangka restrukturisasi pinjaman

11,18 – (306.663.960) – – –

sih kurs karena penjabaran

laporan keuangan 2 b – – 805.755.569 – –

Saldo per 31 Desember 2002

2.531.256.621.010

91.995.638.049

291.726.728

500.000.000

(1.816.777.134.052)

Laba bersih tahun berjalan

– – – – 234.155.679.498 K

onversi pinjaman menjadi

modal 11,18 – 58.851.389.429 – – –

(11)

PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Lanjutan)

Untuk tahun yang berakhir pada

tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

8 laporan keuangan 2 b – – 316.621.978 – –

Saldo per 31 Desember 2003

2.531.256.621.010

150.847.027.478

608.348.706

(12)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang

2003 2002

Rp Rp

Arus kas dari aktivitas operasi

Penerimaan kas dari pelanggan 385.954.610.028 378.698.522.974 Pengembangan tanah, perijinan dan konstruksi (79.102.851.179 ) (64.950.818.198) Gaji dan tunjangan karyawan (41.635.339.330 ) (38.788.707.283) Beban usaha lainnya (106.157.498.756 ) (71.265.761.704)

Penerimaan kas lain-lain – 68.565.757

Kas dari operasi 159.058.920.763 203.761.801.546 Pembayaran bunga dan beban keuangan lainnya (30.348.785.612 ) (41.604.396.708) Pembayaran pajak lainnya (49.355.168.989 ) (28.084.046.077) Pembayaran pajak penghasilan badan (7.911.662.719 ) (9.845.323.947)

Penghasilan bunga 7.775.469.160 18.436.505.721

Pengembalian tagihan pajak – 15.141.621

(13)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

2003 2002

Rp Rp

Arus kas dari aktivitas investasi

Hasil penjualan aktiva tetap 161.185.321 274.305.552

Pembelian tanah (14.460.365.810) (24.090.277.000)

Pembelian aktiva tetap (12.039.423.337) (25.703.599.573)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (26.338.603.826) (49.519.571.021)

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Penarikan (penambahan) kas yang dibatasi

penggunaannya 10.919.703.109 (9.744.644.006)

Pembayaran pinjaman (9.337.026.832) (233.969.715.634)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan 1.582.676.277 (243.714.359.640)

Pengaruh perubahan kurs valuta kas dan setara kas (2.410.178.335) (37.412.750.558)

Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas 52.052.666.719 (187.966.999.063)

Kas dan setara kas awal tahun 117.717.901.285 305.684.900.348

Kas dan setara kas akhir tahun 169.770.568.004 117.717.901.285

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas pendanaan

(14)

a. Pendirian Perusahaan

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan akta Notaris Nyonya Maria Kristiana Soeharyo, S.H. No. 18 tanggal 12 Januari 1989. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8154.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 September 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 81 dan Tambahan Berita Negara No. 2361, keduanya bertanggal 10 Oktober 1989. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Ny. Machrani Moertolo S., S.H. No. 48 tanggal 20 September 2002 mengenai persetujuan atas rencana restrukturisasi hutang dengan para kreditur seperti yang terdapat pada Restructuring Agreement (“Perjanjian Damai”) tanggal 6 Agustus 2002 (lihat Catatan 11), peningkatan modal tanpa hak pemesanan, dan perubahan pasal 4 Anggaran Dasar Perusahaan. Perubahan terakhir ini telah disahkan ole h Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-21930.HT.01.04-TH.2002 tanggal 11 November 2002.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha di bidang kawasan industri berikut seluruh sarana penunjangnya dalam arti kata yang seluas-luasnya, antara lain pembangunan perumahan/apartemen, perkantoran/pertokoan, pembangunan dan pengelolaan instalasi air bersih, limbah, telepon dan listrik serta sarana-sarana lain yang diperlukan dalam menunjang pengelolaan kawasan industri, juga termasuk diantaranya penyediaan fasilitas-fasilitas olahraga dan rekreasi di lingkungan kawasan industri, ekspor dan impor barang-barang yang diperlukan bagi usaha-usaha yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan kawasan industri.

Perusahaan berkedudukan di Bekasi. Anak Perusahaan yang berkedudukan di Bekasi dan Jakarta juga bergerak dalam industri yang sama dengan Perusahaan.

b. Penawaran Saham Perusahaan Kepada Publik

Pada tanggal 10 Januari 1995, Perusahaan mencatatkan 47.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham untuk pertama kali di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dalam rangka penawaran umum perdana. Pada tanggal 16 Desember 1996, Perusahaan mencatatkan 156.820.000 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham untuk penawaran umum terbatas pertama yang merupakan penawaran kepada pemegang saham dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Sehubungan dengan proses restrukturisasi pinjaman, Perusahaan telah menerbitkan tambahan 356.585 saham seri A dan 12.128.665.380 saham seri B pada tahun 2002.

(15)

1. U M U M (Lanjutan)

c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut : Persentase Kepemilikan (Langsung danTidak Jumlah Aktiva (Dalam Jutaan Anak Perusahaan 2003 2002

Bidang Usaha Kedudukan

Mulai Kegiatan Usaha Komerisal 2003 200 2 Beroperasi:

PT Grahabuana Cikarang (GBC) 100,00% 100,00% Kawasan perumahan Bekasi 1993 842.610 726.338

PT Indocargomas Persada (IP) 100,00% 100,00% Kawasan industri Bekasi 1991 321.470 162.511

PT Jababeka Infrastruktur (JI) 100,00% 100,00% Pembangunan dan

pengelolaan infrastruktur Bekasi 1997 93.360 107.623

Jababeka International B.V. (JIBV) 100,00% 100,00% Usaha keuangan Rotterdam 1997 13.551 13.955

PT Batavia City Realty (BCR) *** 92.50% Penjualan dan penyewaan Jakarta 1995 *** 177.711

PT Padang Golf Cikarang

(PGC, melalui GBC) 100,00% 100,00% Pengelolaan lapangan golf Bekasi 1996 8.740 7.791

PT Batavia Perkasa (BP) * 100,00% 67,50% Ruang perkantoran dan

perbelanjaan Jakarta 2003 220.217 122.142

Belum Beroperasi

PT Greenwood Sejahtera (GS) 100,00% 100,00% Kawasan perumahan Bekasi ** 7.873 7.859

PT Gerbang Teknologi Cikarang 51,00% 51,00% Kawasan industri Bekasi ** 102.279 101.060

PT Saranapratama Pengembangan

Kota 100 00% 100 00% Sarana penunjang kawasanBekasi ** 180 27 166

PT Karyamas Griya Utama

(KGU melalui GBC) 100 00% 100 00%

Sarana penunjang kawasan perumahan

Bekasi ** 45 45

PT Jababeka Terminal Kargo

(JTK, melalui JI) 100,00% 100,00% Jasa kargo dan angkutan Bekasi ** 1.455 1.455

* PT Batavia Perkasa merupakan Anak Perusahaan yang belum beroperasi pada tahun 2002. ** Pada tanggal 31 Desember 2003, Anak Perusahaan masih dalam tahap pengembangan dan

ditunda aktivitasnya sampai dengan waktu yang belum ditentukan.

*** Pada tanggal 19 November 2003, PT Batavia City Realty melakukan penggabungan usaha dengan PT Grahabuana Cikarang.

d. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi

Nama anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003 adalah sebagai berikut :

Komisaris :

Komisaris Utama Ir. Giri Suseno

Wakil Komisaris Utama Drs. Utomo Josodirdjo

Komisaris Surjanto Sosrodjojo

Komisaris Maxwell Armand

(16)

d. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi Direksi :

Direktur Utama Setyono Djuandi Darmono Wakil Direktur Utama Hadi Rahardja

Direktur Handojo Kristyanto

Direktur Herman Heryadi Bunjamin

Direktur Setiawan Wiraatmadja

Direktur Tedjo Budianto Liman

Direktur Tien Lamanna

Berdasarkan akta notaris Ny. Machrani Moertolo, S., S.H., No. 83 tanggal 30 September 2002, Presiden Komisaris (Ir. Giri Suseno), Komisaris (Ir. J. Johandi Kumaheri) dan Direktur (Iwan Putra Brasali) harus mendapat persetujuan dari mayoritas kreditur sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Damai yang dijelaskan di Catatan 11.

Nama anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut :

Komisaris :

Komisaris Utama Ir. Giri Suseno

Wakil Komisaris Utama Drs. Utomo Josodirdjo

Komisaris Surjanto Sosrodjojo

Komisaris Ir. J. Johandi Kumaheri

Direksi :

Direktur Utama Setyono Djuandi Darmono Wakil Direktur Utama Hadi Rahardja

Direktur Handojo Kristyanto

Direktur Herman Heryadi Bunjamin

Direktur Setiawan Wiraatmadja

Direktur Tedjo Budianto Liman

Direktur Iwan Putra Brasali

Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai karyawan tetap sekitar 532 pada tahun 2003 dan 729 pada tahun 2002.

(17)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan, yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini.

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Real Estat yang diterbitkan oleh Bapepam.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan dan tanah untuk pengembangan yang dinilai berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (pasar), penyertaan saham tertentu dicatat dengan metode ekuitas (equity method), dan investasi pada efek tertentu dicatat berdasarkan nilai aktiva bersih.

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan perolehan dan penggunaan kas dan setara kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Neraca konsolidasi disajikan berdasarkan metode tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar (unclassified) sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.

Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah.

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dimana persentase kepemilikan Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50%.

Akun-akun dari Jababeka International B.V. (JIBV), Anak Perusahaan di Rotterdam, Belanda, dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut:

Akun-akun neraca - Kurs tengah pada tanggal neraca [AS$ 1 menjadi Rp 8.465 pada tahun 2003 (2002 : AS$ 1 menjadi Rp 8.940)].

(18)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi (Lanjutan)

Akun-akun laporan laba rugi - Kurs rata-rata selama tahun bersangkutan [AS$ 1 menjadi Rp 9.571 pada tahun 2003 (2002 : AS$ menjadi Rp 9.261)]

Selisih kurs karena penjabaran akun-akun neraca dan laporan laba rugi dilaporkan dalam akun “Selisih Kurs karena Penja baran Laporan Keuangan” sebagai bagian Ekuitas pada neraca konsolidasi.

Seluruh transaksi dan saldo akun yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Penyertaan saham dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, dicatat dengan metode ekuitas dimana penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah/dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan. Bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah amortisasi secara garis lurus atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi kepemilikan Perusahaan atau Anak Perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih pada tanggal perolehan (goodwill) selama 20 tahun.

Penyertaan saham lainnya dengan persentase pemilikan kurang dari 20%, baik langsung maupun tidak langsung, disajikan sebesar biaya perolehan (cost method).

c. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Perusahaan dan/atau Anak Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan real estat dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method), sesuai dengan PSAK No. 44 “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”. Berdasarkan ketentuan tersebut, pendapatan dari penjualan real estat diakui bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi :

1. Penjualan bangunan rumah, rumah toko (ruko) dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya.

a. Pengikatan jual beli sah dan telah ditandatangani;

b. Harga jual akan tertagih dan pembayaran telah mencapai sekurang-kurangnya 20% dari harga jual yang telah disepakati;

(19)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)

c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan

d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Dengan kata lain, pembangunan telah diselesaikan dan siap digunakan.

2. Penjualan kavling tanah tanpa bangunan

a. Jumlah pembayaran oleh pembeli sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;

b. Harga jual akan tertagih;

c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan

d. Penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan lagi untuk menyelesaikan pematangan lahan yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi kewajiban penjual sesuai pengikatan jual beli.

Jika salah satu dari persyaratan tersebut tidak terpenuhi, pembayaran yang diterima dicatat dengan menggunakan metode uang muka (deposit method).

Beban pokok penjualan tanah meliputi biaya perolehan tanah ditambah pengeluaran-pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan bangunan meliputi seluruh biaya pembangunan dan beban pokok tanah.

3. Pendapatan dari penjualan ruang perkantoran diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) terhadap unit yang terjual, apabila seluruh syarat berikut terpenuhi:

a. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah dipenuhi;

b. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan

c. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. Semua pembayaran yang diterima dari pelanggan disajikan sebagai “Uang Muka Pelanggan” sampai semua persyaratan pengakuan pendapatan terpenuhi.

Pendapatan dari sewa ruang perkantoran dan fasilitas lain yang terkait diakui secara berkala sesuai dengan masa kontrak sewa yang berlaku. Pendapatan diterima di muka dari sewa ruang perkantoran dan fasilitas lain dicatat sebagai “Pendapatan Sewa Ditangguhkan” dan diakui sebagai pendapatan secara proporsional sesuai dengan masa sewa.

(20)

c. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)

Beban pokok penjualan tanah dan bangunan, ditentukan berdasarkan metode rata-rata, meliputi semua biaya konstruksi yang terjadi dan beban pokok tanah. Beban pokok tanah meliputi biaya perolehan tanah ditambah beban lain untuk pengembangan tanah.

Pendapatan atas jasa dan pemeliharaan diakui pada saat jasa diberikan. Semua beban diakui pada saat terjadinya dan sesuai dengan masa manfaatnya.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

e. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

f. Investasi Efek

Investasi efek merupakan investasi pada unit reksadana yang diklasifikasikan dalam kelompok “diperdagangkan”. Investasi ini diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal neraca. Laba atau rugi yang timbul dari pengukuran tersebut dibukukan pada tahun berjalan.

g. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

(21)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Persediaan

Persediaan tanah siap jual, tanah dalam pematangan serta rumah dan bangunan dalam proses dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (pasar). Biaya perolehan dihitung dengan metode rata-rata, kecuali untuk biaya perolehan persediaan beberapa Anak Perusahaan, dinyatakan dengan metode “masuk-pertama, keluar-pertama (FIFO)”. Biaya-biaya untuk pematangan dan pengembangan tanah termasuk beban bunga dan selisih kurs atas pinjaman bank yang diperoleh untuk membiayai pembelian dan pengembangan tanah sebelum tahap penyelesaian, dikapitalisasi sebagai bagian dari harga pokok perolehan tanah.

Tanah yang sudah dimiliki tetapi belum dikembangkan, disajikan sebagai “Tanah untuk Pengembangan”. Biaya perolehan tanah tersebut akan dipindahkan ke akun persediaan pada saat mulai dikembangkan dan dibangunnya prasarana. Selisih antara nilai tercatat tanah untuk pengembangan dengan taksiran nilai yang dapat dipulihkan diakui sebagai “Penyisihan Penurunan Nilai Tanah” dalam laporan laba rugi konsolidasi.

i. Biaya Dibayar Di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi, sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

j. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan, kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Penyusutan dihitung dengan metode dan tarif sebagai berikut :

Tarif per tahun Metode garis lurus

Bangunan dan sarana olah raga 5%

Prasarana 5% – 10%

Metode saldo menurun ganda

Mesin dan peralatan 10% dan 12,5%

Kendaraan 50%

(22)

j. Aktiva Tetap (Lanjutan)

Biaya perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang timbul dilaporkan pada kegiatan usaha tahun berjalan.

Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akun ini akan dipindahkan ke masing-masing akun aktiva tetap pada saat selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, nilai tercatat Tanah untuk Pengembangan dan aktiva tetap ditelaah untuk mengidentifikasi adanya penurunan nilai dan kemungkinan penurunan nilai ke nilai wajar pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan kondisi yang menunjukkan bahwa nilai tercatat mereka tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

k. Sewa Guna Usaha

Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria kapitalisasi yang disyaratkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha dengan hak opsi disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada masa akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung sesuai dengan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva sewa guna usaha yang sama dengan aktiva tetap sejenis yang dimiliki langsung.

Hutang sewa guna usaha disajikan sebesar nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha.

l. Kapitalisasi Bunga dan Selisih Kurs

Sesuai dengan PSAK No. 26 “Biaya Pinjaman” (Revisi 1997), bunga dan selisih kurs selama periode pengembangan dan konstruksi atas pinjaman yang diperoleh untuk membiayai perolehan dan pengembangan tanah dan pembangunan konstruksi, dikapitalisasi sebagai bagian dari beban pokok perolehan tanah, tanah untuk pengembangan dan aktiva dalam penyelesaian, kecuali selama terjadinya penghentian aktivitas pengembangan. Bunga dan selisih kurs yang terjadi setelah semua kegiatan yang berkaitan dengan perolehan tanah selesai atau pada saat aktiva selesai dikerjakan dan siap digunakan, dibebankan pada penghasilan.

(23)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

m. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estat

Biaya aktivitas pengembangan Real Estat yang dikapitalisasi ke persediaan terdiri dari: 1. Biaya praperolehan tanah;

2. Biaya perolehan tanah;

3. Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;

4. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan Real Estat; dan 5. Biaya pinjaman;

Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial, jika terjadi perubahan mendasar Perusahaan akan melakukan revisi dan realokasi biaya.

Biaya yang tidak berhubungan dengan proyek Real Estat dibebankan ke usaha pada saat terjadinya.

n. Selisih Lebih Aktiva Bersih Anak Perusahaan atas Biaya Perolehan

Selisih lebih antara aktiva bersih Anak Perusahaan yang diakuisisi dengan biaya perolehan dibukukan sebagai “Selisih Lebih Aktiva Bersih Anak Perusahaan atas Biaya Perolehan” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 (duapuluh) tahun.

o. Selisih Lebih Biaya Perolehan atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan

Selisih lebih antara biaya perolehan dengan aktiva bersih Anak Perusahaan yang diakuisisi dibukukan sebagai “Selisih Lebih Biaya Perolehan atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun.

p. Biaya Emisi Saham

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan (termasuk saham-saham yang diterbitkan melalui penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu) kepada masyarakat disajikan sebagai pengurang dari Agio Saham.

(24)

q. Manfaat (Beban) Pajak

Beban pajak tahun berjalan ditentukan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun yang bersangkutan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 79 tanggal 30 September 1999, yang merevisi Peraturan Pemerintah No. 27 tanggal 16 April 1996, perusahaan yang aktivitas utamanya adalah penjualan tanah dan bangunan, tidak lagi dikenai pajak final atas setiap penerimaan dari penjualan tanah dan bangunan mulai tanggal 1 Januari 2000 tetapi dikenai pajak penghasilan badan atas laba kena pajak tahun berjalan dengan menggunakan tarif pajak progresif. Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan” yang mensyaratkan pencatatan atas dampak pajak dari pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban pada nilai tercatatnya, serta pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan atas konsekuensi pajak pada periode mendatang untuk kejadian yang diakui dalam laporan keuangan, termasuk rugi fiskal yang dapat dikompensasikan pada jumlah yang dapat direalisasikan.

r. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada kegiatan usaha tahun berjalan, kecuali untuk selisih kurs yang dikapitalisasi (dibahas pada huruf m di atas).

Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, yang dihitung berdasarkan kurs rata -rata antara kurs beli dan kurs jual uang kertas dan/atau kurs transaksi yang terakhir diumumkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 31 Desember 2002, adalah sebagai berikut :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Dolar Amerika Serikat (AS) 8.465 8.940

Dolar Singapura 4.977 5.154

(25)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) s. Laba (Rugi) Bersih per Saham

Sesuai dengan PSAK No. 56 “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham tertimbang yang beredar pada masing-masing tahun, yang mana perhitungannya berdasarkan 12.840.622.194 saham pada tahun 2003 (2002 : 6.776.259.791 saham).

t. Restrukturisasi Pinjaman

Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat restrukturisasi pinjaman sesuai dengan PSAK No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah”. PSAK No. 54 mengharuskan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menghitung estimasi jumlah pembayaran termasuk bunga dalam periode pinjaman. Apabila jumlah pembayaran di masa depan melebihi jumlah pinjaman yang tercatat, tidak ada keuntungan dari restrukturisasi yang diakui. Apabila jumlah pembayaran di masa depan kurang dari jumlah pinjaman yang tercatat, selisihnya dicatat sebagai keuntungan dari restrukturisasi pinjaman.

u. Pelaporan Segmen

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 5, “Pelaporan Segmen”, yang telah direvisi yang mengharuskan klasifikasi pelaporan segmen menjadi segmen aktivitas usaha dan geografis.

Segmen merupakan komponen yang dapat dibedakan dari Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam penyediaan produk (segmen usaha), atau penyediaan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang mana mempunyai risiko dan hasil yang berbeda dari segmen lainnya.

(26)

2 0 0 3 2 0 0 2 Rp Rp Kas 253.902.134 211.912.583 Pihak Ketiga : Bank : Rekening Rupiah PT Bank NISP Tbk 14.980.831.170 1.915.306.352 PT Bank Permata Tbk 2.129.211.961 1.909.506.734 PT Bank Niaga Tbk 1.550.556.440 196.778.234 PT Bank Tabungan Negara (Persero) 1.147.940.764 422.148.875 PT Bank Central Asia Tbk 577.144.624 5.402.560.869 PT Bank Danamon Tbk 532.220.898 506.799.827 PT Bank Chinatrust Indonesia 214.690.061 6.824.624 PT Bank Panin Tbk 153.818.740 16.424.236.293 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 65.063.358 177.711.684

PT Bank Orient 30.464.775 30.464.775

Standard Chartered Bank Ltd., cabang Jakarta 23.390.299 40.504.846 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 18.368.406 6.295.047

PT Bank Mega Tbk 4.372.801 – PT Bank Lippo Tbk – 91.506.634 Sub-jumlah 21.428.074.297 27.130.644.794 Rekening Dolar AS

Standard Chartered Bank Ltd., cabang Jakarta 13.266.310.331 14.335.650.103 PT Bank Central Asia Tbk 641.976.289 61.855.055

PT Bank NISP Tbk 473.328.686 1.969.557.722 PT Bank Permata Tbk 412.875.804 429.094.342 Sub-jumlah 14.794.491.110 16.796.157.222 Rekening Euro

Meers Pierson Trust B.V., Rotterdam 89.491.980 5.971.920

Sub-jumlah bank 36.312.057.387 43.932.773.936

(27)

3. KAS DAN SETARA KAS – BERSIH (Lanjutan) 2 0 0 3 2 0 0 2 Rp Rp Deposito Berjangka : Rekening Rupiah PT Bank Ganesha 25.000.000.000 – PT Bank NISP Tbk 21.500.000.000 43.242.440.992 PT Bank Permata Tbk 13.200.000.000 5.900.000.000 PT Bank Mega Tbk 5.450.000.000 – PT Bank Orient 1.888.234.668 1.888.234.668 PT Bank Tabungan Negara (Persero) 400.000.000 2.843.869.932 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 212.169.045

PT Bank Chinatrust Indonesia 200.000.000 200.000.000

PT Bank Panin Tbk – 6.998.703.104 PT Bank Bali Tbk – 1.249.880.123 Sub-jumlah 67.850.403.713 60.434.894.151 Rekening Dolar AS PT Bank NISP Tbk 66.568.748.709 9.270.761.494 PT Bank Central Asia Tbk 704.155.504 3.898.023.896

Sub-jumlah 67.272.904.213 13.168.785.390

Sub-jumlah deposito berjangka 135.123.307.926 75.491.914.209

Dikurangi penyisihan kerugian

Bank (30.464.775 ) (30.464.775 ) Deposito Berjangka (1.888.234.668 ) (1.888.234.668 ) Sub-jumlah (1.918.699.443 ) (1.918.699.443 ) Bersih 169.770.568.004 117.717.901.285

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Rupiah 6% – 14,30% 13,26% – 18,32%

(28)

Rp Rp Pihak Ketiga :

Penjualan:

Ruang perkantoran dan rumah toko (ruko) 36.281.825.688 41.071.589.339 Tanah dan bangunan pabrik standar 21.477.608.314 32.393.669.903

Tanah dan rumah 14.260.088.636 16.202.099.971

Tanah matang 2.741.721.577 6.833.345.008

Jasa dan pemeliharaan 24.250.989.475 25.624.970.689 Penyewaan ruang perkantoran dan rumah toko (ruko) 9.848.872.866 –

Golf 399.812.969 506.903.925

Jumlah 109.260.919.525 122.632.578.835

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (53.555.928.341) (58.743.807.659)

Bersih 55.704.991.184 63.888.771.176

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa :

Golf 133.672.778 104.553.146

Jasa dan pemeliharaan 50.881.737 760.481.117

Penjualan dan penyewaan ruang perkantoran 47.550.000 23.775.000

Jumlah 232.104.515 888.809.263

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (50.881.737) –

Bersih 181.222.778 888.809.263

Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adala h sebagai berikut :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Rupiah 74.250.997.412 89.685.409.573

Dolar AS 35.242.026.628 33.835.978.525

(29)

4. PIUTANG USAHA – BERSIH (Lanjutan)

Analisa umur piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut : 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Sampai dengan 1 bulan 32.497.102.858 55.572.797.393 > 1 bulan – 3 bulan 10.583.140.694 6.969.303.740 > 3 bulan – 6 bulan 4.760.577.574 5.984.553.925 > 6 bulan – 1 tahun 5.416.843.216 6.921.172.267

> 1 tahun 56.235.359.698 48.073.560.773

Jumlah 109.493.024.040 123.521.388.098

Piutang usaha, berdasarkan perjanjian fidusia digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang telah direstrukturisasi (lihat Catatan 11).

PT Batavia City Realty (BCR), Anak Perusahaan, yang digabungkan dengan PT Grahabuana Cikarang menghadapi sengketa hukum dengan PT Bank Arya Panduarta salah satu bank yang termasuk dalam Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang mengklaim hak atas ruang perkantoran yang dibeli oleh PT Indobangun Propertindo, pelanggan bank bersangkutan, dari BCR. Bank tersebut menyatakan bahwa pembelian ruang perkantoran tersebut dibiayai oleh pinjaman yang diberikan oleh bank. Namun, secara hukum hak kepemilikan masih dimiliki oleh BCR karena kewajiban pembayaran atas pembelian tersebut belum diselesaikan penuh. Pengadilan telah memutuskan untuk memenangkan BCR tetapi pihak Bank telah mengajukan banding ke tingkat lebih tinggi, sehingga tidak dibentuk penyisihan kerugian atas piutang tersebut. Selanjutnya pada tahun 2003, berdasarkan Perjanjian Perdamaian antara BPPN dengan PT Indobangun Propertindo dan turut ditandatangani oleh kuasa hukum BCR, kedua pihak sepakat untuk melakukan perdamaian di luar pengadilan dengan sepakat untuk mencabut perkara tersebut.

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul akibat tidak tertagihnya piutang usaha.

(30)

Rp Rp Tanah dalam pematangan 215.647.062.953 210.848.458.235

Rumah dan bangunan dalam proses 111.379.755.869 109.303.360.234

Tanah siap jual 82.085.269.840 123.973.384.405

Rumah dan bangunan siap jual 34.227.310.913 15.535.151.055

Lain-lain 15.312.856.425 10.825.992.410

Jumlah 458.652.256.000 470.486.346.339

Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan nilai persediaan karena tidak ada penurunan nilai.

Persediaan, berdasarkan perjanjian fidusia digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang telah direstukturisasi (lihat Catatan 11).

Persediaan rumah dan bangunan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 19 milyar pada tahun 2003 (2002: Rp 22 milyar). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko tersebut.

6. TANAH UNTUK PENGEMBANGAN - BERSIH

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Biaya perolehan 1.879.273.966.242 2.063.772.926.412 Dikurangi penyisihan penurunan nilai tanah (980.659.737.054) (1.241.708.485.083 )

Bersih 898.614.229.188 822.064.441.329

Pada tanggal 31 Desember 2003, akun ini merupakan tanah yang sudah dibebaskan dan untuk dikembangkan pada masa mendatang dengan luas tanah sekitar 958 hektar di Cilegon, 905 hektar di Cikarang dan 2 hektar di Jakarta (2002 : 949 hektar di Cilegon, 928 hektar di Cikarang dan 2 hektar di Jakarta).

Berdasarkan laporan penilaian dari perusahaan penilai independen, nilai atas tanah untuk pengembangan mengalami kenaikan pada tahun 2003, yang mengakibatkan pembalikan atas penurunan nilai tanah pada tahun 2002 sebesar Rp 47.792.414.156. Perusahaan dan Anak Perusahaan membentuk penyisihan atas penurunan nilai tanah untuk pengembangan sebesar Rp 1.241.708.485.0.83 pada tahun 2002 yang merupakan kelebihan nilai tercatat tanah untuk pengembangan atas taksiran harga jualnya yang ditentukan oleh perusahaan penilai independen.

(31)

6. TANAH UNTUK PENGEMBANGAN – BERSIH (Lanjutan)

Sebagian dari tanah untuk pengembangan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang telah direstrukturisasi (lihat Catatan 11).

Dari seluruh tanah yang dimiliki Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dicatat dalam persediaan dan tanah untuk pengembangan, 314 hektar masih berupa girik dan sisanya telah memiliki sertifikat tanah (lihat Catatan 5).

7. PENYERTAAN SAHAM - BERSIH

2 0 0 3

Persentase

Kepemilikan Biaya Perolehan

Akumulasi Bagian atas Rugi Bersih Perusahaan

Asosiasi – Bersih Nilai Tercatat

(%) Rp Rp Rp

Dicatat dengan Metode Ekuitas

PT Sarana Graha Puri Persada

(melalui GBC) 21 525.000.000 (519.179.534) 5.820.466

525.000.000 (519.179.534) 5.820.466

Dicatat dengan Metode Biaya

PT Mitra Dana Jimbaran 5,55 1.000.000.000 – 1.000.000.000

PT Bank Muamalat 0,01 106.509.000 – 106.509.000

1.106.509.000 – 1.106.509.000

Jumlah 1.631.509.000 (519.179.534) 1.112.329.466

Dikurangi penyisihan kerugian

penyertaan saham (1.112.329.466) Bersih – 2 0 0 2 Persentase Kepemilikan (%) Biaya Perolehan Rp

Akumulasi Bagian atas Rugi Bersih Perusahaan

Asosiasi – Bersih Rp

Nilai Tercatat Rp

Dicatat dengan Metode Ekuitas

PT Cikarang Listrindo

(melalui JI) 21 109.044.357.865 (83.792.489.774) 25.251.868.091

PT Sarana Graha Puri Persada

(melalui GBC) 21 525.000.000 (519.179.534) 5.820.466

109.569.357.865 (84.311.669.308) 25.257.688.557

Dicatat dengan Metode Biaya

PT Mitra Dana Jimbaran 5,55 1.000.000.000 – 1.000.000.000

(32)

Jumlah 110.675.866.865 (84.311.669.308) 26.364.197.557

(33)

7. PENYERTAAN SAHAM – BERSIH (Lanjutan) 2 0 0 2 Persentase Kepemilikan (%) Biaya Perolehan Rp

Akumulasi Bagian atas Rugi Bersih Perusahaan

Asosiasi – Bersih Rp

Nilai Tercatat Rp

Dikurangi penyisihan kerugian

penyertaan saham (26.364.197.557)

Bersih –

Berdasarkan akta jual beli saham No. 11 Notaris Winanto Wiryomartani, S.H. tanggal 6 Agustus 2003, PT Jababeka Infrastruktur, Anak Perusahaan, menjual seluruh kepemilikan saham PT Cikarang Listrindo dengan nilai tercatat-bersih nihil kepada pihak ketiga dengan harga penjualan Rp 20.640.000.000 dan melaporkan keuntungan penjualan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

8. AKTIVA TETAP

Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut :

2 0 0 3

Penambahan / Pengurangan /

Saldo awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp

Biaya Perolehan :

Pemilikan langsung

Tanah 66.275.073.882 13.886.616.117 33.311.545.632 46.850.144.367

Bangunan dan sarana olahraga 68.741.858.544 29.710.093.703 37.834.281.557 60.617.670.690

Mesin dan peralatan 119.638.909.549 2.308.140.038 – 121.947.049.587

Perabot dan perlengkapan 14.902.353.092 4.111.739.144 618.917.615 18.395.174.621

Kendaraan 7.220.263.446 188.100.000 350.265.712 7.058.097.734

Prasarana 4.105.731.205 293.985.513 5.765.000 4.393.951.718

Aktiva dalam penyelesaian 15.101.638.820 1.783.086.886 16.321.340.766 563.384.940

Jumlah 295.985.828.538 52.281.761.401 88.442.116.282 259.825.473.657

Sewa Guna Usaha

Kendaraan 152.950.000 – 152.950.000 –

Jumlah 296.138.778.538 52.281.761.401 88.595.066.282 259.825.473.657

Akumulasi penyusutan :

Pemilikan langsung

Bangunan dan sarana olahraga 24.657.345.049 4.617.567.577 10.045.071.064 19.229.841.562

Mesin dan peralatan 58.800.996.489 8.642.134.466 – 67.443.130.955

Perabot dan perlengkapan 10.956.845.028 2.556.504.954 410.656.698 13.102.693.284

Kendaraan 5.887.219.409 760.444.130 274.508.898 6.373.154.641

(34)
(35)

8. AKTIVA TETAP (Lanjutan)

2 0 0 3

Penambahan / Pengurangan /

Saldo awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp

Sewa Guna Usaha

Kendaraan 133.831.248 – 133.831.248 –

Jumlah 100.994.795.667 16.821.402.221 10.864.916.986 106.951.280.902

Penyisihan penurunan nilai :

Bangunan dan sarana olahraga 870.626.456 – 870.626.456 –

Nilai buku 194.273.356.415 152.874.192.755

2 0 0 2

Penambahan / Pengurangan /

Saldo awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp

Biaya Perolehan :

Pemilikan langsung

Tanah 66.887.563.564 – 612.489.682 66.275.073.882

Bangunan dan sarana olahraga 71.195.201.623 145.374.500 2.598.717.579 68.741.858.544

Mesin dan peralatan 113.527.802.592 6.111.106.957 – 119.638.909.549

Perabot dan perlengkapan 13.459.573.450 1.521.661.062 78.881.420 14.902.353.092

Kendaraan 6.523.822.217 1.112.923.656 416.482.427 7.220.263.446

Prasarana 2.407.425.142 1.737.306.063 39.000.000 4.105.731.205

Aktiva dalam penyelesaian 4.267.063.639 17.109.875.987 6.275.300.806 15.101.638.820

Jumlah 278.268.452.227 27.738.248.225 10.020.871.914 295.985.828.538

Sewa Guna Usaha

Kendaraan 152.950.000 – – 152.950.000

Jumlah 278.421.402.227 27.738.248.225 10.020.871.914 296.138.778.538

Akumulasi penyusutan :

Pemilikan langsung

Bangunan dan sarana olahraga 21.556.239.167 3.880.773.399 779.667.517 24.657.345.049

Mesin dan peralatan 50.791.950.875 8.009.045.614 – 58.800.996.489

Perabot dan perlengkapan 9.360.901.119 1.957.021.497 361.077.588 10.956.845.028

Kendaraan 5.810.330.017 447.676.835 370.787.443 5.887.219.409

Prasarana 383.649.504 175.071.440 162.500 558.558.444

Jumlah 87.903.070.682 14.469.588.785 1.511.695.048 100.860.964.419

Sewa Guna Usaha

Kendaraan 38.237.502 95.593.746 – 133.831.248

(36)

Bangunan dan sarana olahraga 227.626.448 643.000.008 – 870.626.456

(37)

8. AKTIVA TETAP (Lanjutan)

Rincian dari pelepasan atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Harga jual aktiva tetap 161.185.321 274.305.552

Nilai buku 150.543.224 674.370.364

Laba (rugi) penjualan aktiva tetap 10.642.097 (400.064.812)

2003 Persentase Penyelesaian Akumulasi Biaya Estimasi Penyelesaian

Ruang kantor dan area

komersial 1% 40.262.818 Oktober 2004

Mesin dan peralatan 75% 41.021.250 April 2004

Bangunan 55% 66.000.000 Mei 2004 Lain-lain 95% 416.100.872 Januari 2004 Jumlah 563.384.940 2002 Persentase Penyelesaian Akumulasi Biaya Estimasi Penyelesaian Ruang kantor dan area

komersial 90% 14.031.513.048 Maret 2003

Kantor polisi 80% 938.945.000 Agustus 2003

Kantor keamanan 40% 67.650.000 Januari 2003

Lain-lain 75% 63.530.772 Juli 2003

Jumlah 15.101.638.820

Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha sebesar Rp 16.821.402.221 pada tahun 2003 (2002 : Rp 14.565.182.531).

Berdasarkan laporan penilaian dari perusahaan penilai independen, nilai aktiva tetap mengalami kenaikan pada tahun 2003 sehingga dilakukan pemulihan atas penurunan nilai tahun 2002 sebesar Rp 870.626.456 pada tahun 2003.

Berdasarkan laporan penilaian dari perusahaan penilai independen, nilai aktiva tetap mengalami penurunan pada tahun 2002, yang mengakibatkan pengakuan rugi penurunan nilai aktiva tetap sebesar Rp 643.000.008.

Aktiva tetap, berdasarkan perjanjian fidusia, digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang telah direstrukturisasi (lihat Catatan 11).

(38)

Aktiva tetap, kecuali tanah, telah dia suransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 2.845.000 dan Rp 101.939.281.082 pada tahun 2003 (2002 : AS$ 2.845.000 dan Rp 70.717.382.681). Gedung Menara Batavia diasuransikan dengan pertanggungan bersama antara milik Anak Perusahaan dan penghuni lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 42.000.000 pada tahun 2003 dan 2002. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko tersebut.

9. SELISIH LEBIH BIAYA PEROLEHAN ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Selisih lebih biaya perolehan atas aktiva bersih

Anak Perusahaan 10.651.324.961 13.556.231.768 Dikurangi amortisasi, yang disajikan dalam “Beban

Lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi” (2.904.906.807) (2.904.906.807)

Saldo akhir 7.746.418.154 10.651.324.961

Akun ini merupakan selisih lebih biaya perolehan untuk 25% kepemilikan saham PT Batavia City Realty (Anak Perusahaan yang melakukan penggabungan usaha dengan PT Grahabuana Cikarang pada tanggal 19 November 2003) atas aktiva bersih yang diperoleh pada tahun 2001.

10. KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Rekening Rupiah

Bank

PT Bank Permata Tbk 92.937.314 93.249.314

PT ANZ Panin Bank 61.298.214 61.298.214

Sub-jumlah 154.235.528 154.547.528

Deposito berjangka

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 719.166.600 5.533.310.000

PT Jayabank International 190.038.365 190.038.365

PT Bank Tabungan Negara (Persero) – 1.551.179.345

PT Bank Internasional Indonesia Tbk – 212.169.045

(39)
(40)

Rp Rp Rekening Dolar AS

Bank

PT Bank Indonesia Raya 2.148.940.221 2.269.524.582

PT ANZ Panin Bank 1.226.277.654 5.799.970.096

PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 428.440.823 452.007.026

Sub-jumlah 3.803.658.698 8.521.501.704

Deposito berjangka

PT ANZ Panin Bank 375.943.687 –

Sub-jumlah rekening Dolar AS 4.179.602.385 8.521.501.704

Jumlah 5.243.042.878 16.162.745.987

Akun ini merupakan rekening bank dan deposito berjangka yang ditempatkan pada bank-bank tertentu yang ditahan atau dijaminkan terhadap pinjaman yang diperoleh Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Kas tersebut di atas dibatasi penggunaannya sehubungan dengan :

a. Pinjaman bank sebesar AS$ 493.751 dan Rp 251.336.579 pada tahun 2003 (2002 : AS$ 953.188 dan Rp 251.336.579).

b. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp 812.103.914 pada tahun 2003 (2002 : Rp 7.389.907.704).

Tingkat suku bunga per tahun rekening-rekening di atas adalah sebagai berikut:

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Rekening giro Dolar AS 0,2% – 0,375% 0,2% – 0,375% Rekening deposito berjangka Dolar AS 0,375% – 3% –

Rekening giro Rupiah 0% 4%

(41)

11. PINJAMAN

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Hutang Rupiah 259.128.103.292 252.758.533.742

Hutang Dolar Amerika Serikat AS$ 14.163.752 pada tahun

2003 dan AS$ 22.318.087 pada tahun 2002 119.896.159.410 199.523.687.320

Jumlah 379.024.262.702 452.282.221.062

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 12.956.405.165 200.865.819.687 Bagian jangka panjang 366.067.857.537 251.416.401.375 Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002

Pada pertengahan tahun 2002, Badan Penyehatan Perbankan Indonesia salah satu dari kreditur utama Perusahaan dan Anak Perusahaan, menjual tagihan pinjaman kepada pihak-pihak lain. Pada tanggal 11 Juni 2002, Good Precise Finance Limited, salah satu kreditur baru, mengajukan gugatan pailit terhadap Perusahaan dan beberapa Anak Perusahaan pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Menanggapi hal tersebut, pada tanggal 18 Juni 2002, Perusahaan memohon kepada Pengadilan Niaga untuk menyetujui penundaan kewajiban pembayaran hutang kepada para kreditur untuk memampukan Perusahaan dalam mematuhi dan mengajukan rencana restrukturisasi hutang (Rencana Perdamaian) kepada para kreditur.

Berdasarkan Surat Keputusan No.02/PKPU/2002/PN.NIAGA.JKT.PST., Jo.No.12/PAILIT/2002/ P.N. Niaga.Jkt.Pst. tanggal 24 Juni 2002, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyetujui penundaan kewajiban pembayaran hutang dalam waktu empat puluh lima (45) hari sejak tanggal 24 Juni 2002 sampai dengan tanggal 8 Agustus 2002. Pada tanggal 2 Agustus 2002, Perusahaan mengajukan kepada para kreditur rencana perdamaian untuk merestruktur jumlah saldo hutang pinjaman pada tanggal 24 Juni 2002, dan telah disetujui oleh mayoritas kreditur pada tanggal 6 Agustus 2002. Enam kreditur dari Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan jumlah tagih an pinjaman sebesar AS$ 26.499.419,94 (pokok ditambah bunga) pada tanggal 24 Juni 2002 tidak mengikuti restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002.

Pada tanggal 10 Oktober 2002, Kepinvest Holdings Limited, salah satu kreditur yang tidak mengikuti restrukturisasi hutang di tahun 2002, menjual piutangnya sejumlah AS$ 6.073.193,20 kepada PT Paramitra Alfa Sekuritas (PAS), kreditur lainnya dari Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selanjutnya, pada tanggal 28 November 2002, PAS mengalihkan sebagian piutang ini sejumla h AS$ 3.000.000 kepada PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Oleh karena BPUI memiliki hutang kepada Perusahaan dengan jumlah yang sama, maka pada tanggal yang sama, Perusahaan dan BPUI melakukan Perjanjian Penyelesaian di mana kedua belah pihak setuju untuk menjumpakan (off-set) piutang dan hutang tersebut satu sama lain. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 2002, piutang Perusahaan dari BPUI adalah nihil. Akibat dari penjumpaan ini, Perusahaan memulihkan penyisihan piutang ragu-ragu dari BPUI sejumlah Rp 26.949.000.000 ke penghasilan dan disajikan di Penghasilan (Beban) Lain-lain di laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.

(42)

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 (Lanjutan)

Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi sebesar AS$ 237.008.818 dan Rp 268.939.235.635. Ikhtisar Rencana Perdamaian, adalah sebagai berikut :

a. Hutang atas nama Anak Perusahaan (PT Grahabuana Cikarang dan Jababeka International B. V.) akan dialihkan (novasi) ke Perusahaan;

b. Tidak ada pengampunan atas hutang-hutangnya;

c. Dari seluruh jumlah pinjaman yang direstruktur, sebesar AS$ 33.771.578 telah ditentukan sebagai yang dapat dipertahankan (“sustainable”), sementara bagian hutang yang tidak dapat dipertahankan (“unsustainable”) sebesar AS$ 234.545.650 diperlakukan sebagai berikut:

1. Pembayaran di muka sebesar AS$ 22.752.890 akan dibayar kepada para kreditur secara proporsional dan dengan dasar paripasu;

2. Sisa sebagian lainnya sebesar AS$ 211.792.760 dikonversi menjadi hutang Rupiah dengan kurs Rp 8.590/1 AS$, selanjutnya hutang Rupiah tersebut dikonversi menjadi saham Perusahaan (debt-to-equity swap) pada harga konversi sebesar Rp 150 per saham. Akibat dari konversi saham ini, sebesar 86,4% kepemilikan saham Perusahaan akan dikuasai oleh para kreditur yang ikut dalam restrukturisasi hutang.

Rincian perlakuan terhadap hutang yang dapat dipertahankan sebesar AS$ 33.771.578 adalah sebagai berikut :

1. Dikonversi menjadi hutang Rupiah dengan kurs Rp 8.590/1 AS$

2. Direstrukturisasi menjadi hutang jangka panjang dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Agen Fasilitas : PT Bank Pan Indonesia Tbk. Agen Jaminan : PT Bank Pan Indonesia Tbk. Agen Akun Penampung : PT Bank Pan Indonesia Tbk. Jangka Waktu Fasilitas : 6 (enam) tahun

(43)

11. PINJAMAN (Lanjutan)

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 (Lanjutan) Pembayaran Kembali Hutang

Pokok : Terhutang per 6 (enam) bulan dalam Rupiah dengan jadwal pembayaran tahunan sebagai berikut :

Tahun ke-satu : 0% Tahun ke-dua : 5% Tahun ke-tiga : 10% Tahun ke-empat : 15% Tahun ke-lima : 20% Tahun ke-enam : 50%

Pembayaran Di Muka : Sebesar AS$ 4.550.578 dalam kurun waktu 7 hari kerja setelah persetujuan restrukturisasi melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

Tingkat Suku Bunga : Tahun ke-1 : 18,5%

Tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-6, menggunakan rata-rata suku bunga resmi deposito berjangka (counter rate) 3 bulan dari Bank Panin, Bank BCA dan Bank BNI ditambah 4,5% per tahun.

Pembayaran Kembali Bunga 1. untuk 6 (enam) bulan tahun ke-satu, bunga, terhutang secara bulanan dimulai pada tanggal perjanjian pinjaman. 2. setelah itu, pembayaran bunga secara kuartalan.

Denda : 3% per bulan di atas tingkat suku bunga kredit yang berlaku dan harus dibayar paling lambat 2 minggu setelah menerima surat permintaan pertama dari kreditur.

Jaminan Kredit : Berupa jaminan awal yang telah dijaminkan pada saat ini secara paripasu untuk seluruh kreditur.

Dalam perjanjian restrukturisasi, Perusahaan, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari mayoritas kreditur (didefinisikan sebagai 2/3 dari jumlah hutang), tidak boleh melakukan:

1. Mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham dengan agenda mengubah Anggaran Dasar Perusahaan terutama struktur Direksi dan Komisaris Perusahaan;

2. Memperoleh tambahan pinjaman dari pihak lain kecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim dan pinjaman subordinasi dari pemegang saham;

(44)

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 (Lanjutan)

3. Membayar hutang pada pemegang saham, perusahaan afiliasi, Anak Perusahaan, maupun pihak ketiga lainnya atas hutang yang ada atau hutang di masa mendatang.

4. Memberikan pinjaman kepada perusahaan afiliasi, Anak Perusahaan, maupun pihak ketiga lainnya terkecuali dalam rangka kegiatan operasional Perusahaan sehari-hari;

5. Mengumumkan atau membayar dividen terkecuali mengumumkan atau membagikan dividen yang telah dipersyaratkan bagi perusahaan publik menurut peraturan yang berlaku;

6. Menghentikan sebagian atau keseluruhan operasional atau memasuki usaha lainnya diluar usaha inti.

Dalam Rencana Perdamaian, Perusahaan juga berjanji dan mengikat diri, untuk memelihara tingkat arus kas sehingga tidak terjadi defisit atas arus kas, memelihara rasio kini (“current ratio”) di atas 120% dan rasio hutang saham (“debt-to-equity ratio”) maksimal 3:1.

Rencana Perdamaian disetujui oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 13 Agustus 2002 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 20 September 2002 dinyatakan dalam akta notaris Ny. Machrani Moertolo, S., S.H. No. 48 tanggal 20 September 2002. Dengan efektifnya perjanjian restrukturisasi yang baru dengan mayoritas kreditur, laba ditangguhkan sebesar Rp 803.681.825.097 yang timbul dari restrukturisasi hutang tahun 2001 dan laba sebesar Rp 306.663.960 yang berasal dari penerbitan saham di tahun 2002 untuk pelunasan hutang tahun 2001 (dikurangi biaya restrukturisasi hutang tahun 2002 sebesar Rp 10.328.568.889 dan beban paja k tangguhan sebesar Rp 152.820.444.299) diakui sebagai penghasilan pada tahun 2002 dan dicatat pada Pos Luar Biasa pada Laporan Laba Rugi Konsolidasi tahun 2002.

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2003

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2003 merupakan restrukturisasi dengan kreditur yang tidak mengikuti restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002.

Pada tanggal 10 Desember 2003, Perusahaan, PT Paramitra Sekuritas dan Jababeka International B.V., Anak Perusahaan mengadakan Perjanjian Pembaharuan Hutang (Novasi) dimana hutang atas nama Anak Perusahaan (Jababeka International B.V.) sebesar AS$ 3.073.193,20 akan dialihkan (novasi) ke Perusahaan.

Pada tanggal 11 Desember 2003, salah satu kreditur yang tidak mengikuti restrukturisasi hutang di tahun 2002, PT Paramitra Alfa Sekuritas (PAS), setuju untuk melakukan restrukturisasi pinjaman berdasarkan syarat dan kondisi yang terdapat dalam Master Restructuring Agreement dimana hutang awal sebesar AS$ 3.073.193,20 dikonversi ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs Rp

(45)

8.590 sehingga total keseluruhan hutang menjadi sebesar Rp 26.398.729.588. Ikhtisar dari Master Restructuring Agreement adalah sebagai berikut:

11. PINJAMAN (Lanjutan)

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2003 (Lanjutan)

a. Dari seluruh jumlah pinjaman yang direstruktur, sebesar Rp 3.322.659.386 telah ditentukan sebagai yang dapat dipertahankan (“sustainable”), yang selanjutnya akan direstrukturisasi dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Jumlah Fasilitas : Rp 3.322.659.386

Pembayaran Di Muka : Sebesar Rp 447.714.364 pada saat penandatanganan Master Restructuring Agreement

Syarat-syarat lainnya mengenai jenis fasilitas, jangka waktu fasilitas, grace period, pembayaran kembali hutang pokok, provisi, tingkat suku bunga, jadwal pembayaran bunga, pelunasan dipercepat, denda dan jaminan kredit mengikuti syarat-syarat restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002.

b. Terhadap sisanya yaitu senilai Rp 23.076.070.202 merupakan hutang yang tidak dapat dipertahankan (“unsustainable loan”) dan akan diberlakukan sebagai berikut:

1. Jumlah tersebut akan dikurangi dengan distribusi kas (cash distribution) yang akan dilakukan Perusahaan senilai Rp 2.238.571.821 sehingga sisa hutang yang tidak dapat dipertahankan Perusahaan menjadi sebesar Rp 20.837.498.381.

2. Selanjutnya hutang tersebut akan dikonversi menjadi saham-saham baru dalam Perusahaan sebanyak 138.916.656 saham, konversi saham baru akan dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan seluruh restrukturisasi dengan 3 kreditur lainnya yang saat ini masih dinegosiasikan. Untuk itu nilai konversi hutang menjadi saham pada tahun 2003 dicatat pada akun “Tambahan Modal Disetor” (lihat Catatan 18). Konversi saham sehubungan restrukturisasi hutang Perusahaan telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang telah diselenggarakan pada tanggal 20 September 2002.

Pada tanggal 18 November 2003, kreditur yang tidak mengikuti restrukturisasi hutang di tahun 2002, Newport Bridge Finance Limited (“Newport”) dan Cypress Tree Capital Corporation (“Cypress”), mengalihkan seluruh hutang Perusahaan kepada Westlink Asia Incorporated.

Selanjutnya pada tanggal 22 Desember 2003, Westlink setuju untuk melakukan restruksturisasi pinjaman berdasarkan syarat dan kondisi yang terdapat dalam Master Restructuring Agreement dimana hutang awal sebesar AS$ 5.606.432,66 dikonversi ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs Rp 8.590 sehingga total keseluruhan hutang menjadi sebesar Rp 48.159.256.550. Ikhtisar dari Master Restructuring Agreement adalah sebagai berikut:

(46)

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2003 (Lanjutan)

a. Dari seluruh jumlah pinjaman yang direstruktur, sebesar Rp 6.061.534.336 telah ditentukan sebagai yang dapat dipertahankan (“sustainable”), yang selanjutnya akan direstrukturisasi dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Jumlah Fasilitas : Rp 6.061.534.336

Pembayaran Di Muka : Sebesar Rp 816.766.233 pada saat penandatanganan Master Restructuring Agreement.

Syarat-syarat lainnya mengenai jenis fasilitas, jangka waktu fasilitas, grace period, pembayaran kembali hutang pokok, provisi, tingkat suku bunga, jadwal pembayaran bunga, pelunasan dipercepat, denda dan jaminan kredit mengikuti syarat-syarat restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002.

b. Terhadap sisanya yaitu senilai Rp 42.097.722.214 akan merupakan hutang yang tidak dapat dipertahankan (“unsustainable loan”) dan akan diberlakukan sebagai berikut:

1. Jumlah tersebut akan dikurangi dengan distribusi kas (cash distribution) yang akan dilakukan Perusahaan senilai Rp 4.083.831.166 sehingga sisa hutang yang tidak dapat dipertahankan Perusahaan menjadi sebesar Rp 38.013.891.048.

2. Selanjutnya hutang tersebut akan dikonversi menjadi saham-saham baru dalam Perusahaan sebanyak 253.425.941 saham, konversi saham baru akan dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan seluruh restrukturisasi dengan 3 kreditur lainnya yang saat ini masih dinegosiasikan. Untuk itu nilai konversi hutang menjadi saham pada tahun 2003 dicatat pada akun “Tambahan Modal Disetor” (lihat Catatan 18). Konversi saham sehubungan restrukturisasi hutang Perusahaan telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang telah diselenggarakan pada tanggal 20 September 2002.

12. HUTANG USAHA

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Pemasangan infrastruktur 454.991.869 775.064.161

Pembelian tanah 345.327.166 345.327.166

Diesel generator set 182.784.000 182.784.000

Lain – lain 472.413.356 385.079.486

Referensi

Dokumen terkait

Setelah DJIA memulai awal tahun dengan tidak meyakinkan karena selama 1 minggu lalu DJIA turun -32,94 poin (- 0,2%) di tengah mengecewakannya report Nonfarm

Sebelum menguraikan pengamh faktor produk, harga, promosi dan distribusi terhadap keputusan membeli, perlu diketehui bahwa produk adalah Apa saja yang dapat ditewarkan ke dalam

Pembahasan dalam jurnal ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media boneka tangan dan pengaruhnya terhadap media pembelajaran daring dan ekonomi masyarakat yang

Etiologinya diperkirakan karena disfungsi dari mekanisme kerja hipotalamus – hipofisis yang mengakibatkan anovulasi sekunder. Pada masa ini ovarium masih belum

Dari model, untuk parameter yang umum digunakan di lapangan dan konduktivitas listrik lapisan permukaan tanah yang biasa ditemukan, pengukuran atas suatu medium paruhruang homogen

 Pengurangan kas di bendahara pengeluaran adalah belanja operasi sebesar Rp. Rincian sisa UYHD dan penyetorannya dapat dilihat pada Lampiran 1a. Tidak ada penerimaan

tingkat produksi kentang di Provinsi Aceh, yaitu: (i) Tingkat produksi kentang sangat dipengaruhi oleh kualitas bibit kentang yang dipakai, dan karena keterbatasan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PROMOSI,