• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Penuntutan Tindak Pidana Narkotika oleh Kejaksaan Negeri Medan

3. Kasus Basirun

Penuntut umum dalam menerapkan dakwaan alternatif dalam dakwaan kedua tetap mendasarkan hasil pemeriksaan dan pertimbangannya pada delik dalam dakwaan pertama. Seharusnya jika dicantumkan dakwaan alternatif (dakwaan kedua), maka harus berbeda delik pidana yang dilakukan terdakwa.

97

Dakwaan pertama: Terdakwa Basirun pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2011,

sekitar pukul 20.00 WIB, bertempat di jalan Denai Gg. Asahan No.10 Kelurahan Menteng Kecamaan Medan Denai Kota Medan (masih termasuk dalam daerah hukum

96

Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2032/Pid.B/2011/PN-Mdn tertanggal 10 Oktober 2012.

97

Pengadilan Negeri Medan), secara ”melakukan pemufakatan jahat tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I”.

Pada waktu tersebut di atas, Suyadi dan Rudiyanto Ginting dari anggota Kepolisian melakukan penyamaran dan pengintaian di sebuah rumah beralamat di jalan Denai Gg. Asahan No.10 Kelurahan Menteng Kecamaan Medan Denai Kota Medan, tidak lama kemduian datang bernama Umi Habibah Hasibuan dan masuk ke dalam rumah tersebut, Suyadi dan Rudiyanto Ginting mendekati, membuka pintu rumah dan ditemukan terdakwa bersama Umi Habibah Hasibuan yang sedang membuang sebuah bungkusan ke atap rumah melalui asbes yang bolong. Selanjutnya Suyadi dan Rudiyanto Ginting meminta Umi Habibah Hasibuan mengambil bungkusan dan memeriksanya ternyata ditemukan 5 (lima) paket kecil Narkotika jenis shabu-shabu. Terdakwa mengakui Narkotika jenis shabu-shabu tersebut miliknya bersama Umi Habibah Hasibuan yang dibeli oleh Umi Habibah Hasibuan dengan menggunakan uang terdakwa sebesar Rp.1.500.000,- dari seorang yang bernama Boneng di jalan Letda Sujono Titi Sewa Kecamatan Medan Tembung pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2011 sekitar pukul 14.00 WIB. Narkotika jenis shabu-shabu tersebut telah dipecah menjadi 5 (lima) paket dimana sebanyak 2 (dua) paket milik terdakwa, sementara 3 (tiga) paket lagi milik Umi Habibah Hasibuan yang akan dijual kepada pembeli dan terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang.

Berdasarkan Lampiran Berita Acara Penimbangan Nomor: 147/IL.0144/2011 tertanggal 24 Juni 2011 oleh Perum Pegadaian Cabang Medan Karya menyatakan dua

paket kecil Narkotika jenis shabu-shabu yang disita dari terdakwa adalah seberat 0,74 gram. Berdasarkan hasil Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri Cabang Medan dalam Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti tanggal 11 Juni 2011, menyatakan barang bukti berupa 2 (dua) paket kecil Narkotika tersebut adalah jenis shabu-shabu berwarna putih yang mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam golongan I nomor urut 61 Lampiran UU Narkotika.98

Terdakwa diputuskan melanggar Pasal 112 ayat (1) jo Pasal 132 ayat (1) UU Narkoitka.

Terdakwa dituntut melanggar Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 ayat (1) UU Narkotika.

Dakwaan kedua: Perbuatan terdakwa sesuai dengan locus delicti di atas

dilakukan dengan cara: “melakukan pemufakatan jahat tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I”. Delik pidana yang dicantumkan dalam dakwaan kedua ini tetap didasarkan penuntut umum pada delik sebagaimana yang telah diuraikan dalam dakwaan pertama, tidak terdapat perbedaan dalam dakwaannya. Terdakwa dituntut melanggar Pasal 112 ayat (1) jo Pasal 132 ayat (1) UU Narkotika.

99

98

Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri Cabang Medan dalam Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Nomor: Lab. 3422/KNF/VII/2011 tertanggal 31 Mei 2011.

99

Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2555/Pid.B/2011/PN-Mdn tertanggal 07 Desember 2011.

Pasal 112 ayat (1) UU Narkotika menegaskan:

Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana

dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan

ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

Pasal 132 ayat (1) UU Narkotika menegaskan:

Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, pelakunya dipidana dengan pidana penjara yang sama sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal-Pasal tersebut.

Unsur setiap orang menurut Pasal 112 ayat (1) UU Narkotika, dimaknai atau sama artinya dengan ”barang siapa” dan lebih luas dijabarkan adalah siapa saja orang atau subjek hukum yang melakukan perbuatan pidana dan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya atau tidak ada alasan pemaaf atau penghapusan pidana bagi pelaku. Unsur setiap orang atau barang siapa yang didakwakan penuntut umum terhadap Basirun didasarkan pada pengakuan terdakwa atas identitasnya dan kesaksian dari para saksi bahwa barang bukti tersebut dimiliki oleh Basirun sebagai pelaku tindak pidana Narkotika. Unsur setiap orang atau barang siapa telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum sehingga unsur ini sudah terpenuhi.

Unsur melakukan pemufakatan jahat terungkap karena diperolehnya keterangan dari para saksi-saksi bahwa terdakwa dan Umi Habibah Hasibuan melakukan kerjasama. Umi Habibah Hasibuan bertindak sebagai pembeli dari yang bernama Boneng dengan menggunakan uang terdakwa sejumlah Rp.1.500.000,- kemudian Narkotika tersebut dibawa ke rumah terdakwa untuk dibagi, sebanyak 2 (dua) paket untuk terdakwa dan 3 (tiga) paket lagi untuk Umi Habibah Hasibuan.

Unsur tanpa hak atau melawan hukum karena terdakwa tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang dalam hal memiliki atau menyimpan 5 (lima) paket Narkotika jenis shabu-shabu yang disita dari terdakwa seberat 0,74 gram. Izin dimaksud berasal dari Menteri Kesehatan untuk diproduksi oleh industri farmasi, ekspor dan infor perusahaan farmasi negara. Apabila seseorang atau badan hukum tidak memperoleh izin sebagaimana dimaksud tersebut, maka kepemilikan atas Narkotika adalah illegal atau melawan hukum termasuk terdakwa Basirun.

Unsur memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika golongan I bukan tanaman dapat dipertimbangkan dari keterangan saksi-saksi bahwa barang bukti tersebut pada pokoknya dimiliki, disimpan, dikuasai oleh Terdakwa dan Umi Habibah Hasibuan. Tampak dari cara-cara terdakwa untuk menyembunyikan barang bukti Narkotika tersebut dengan melemparkannya ke atap rumah melalui asbes yang bolong dengan maksud untuk menyimpan kemudian diedarkan atau dijual kepada orang lain atau pelanggan.

Peran Kejaksaan dalam penanganan kasus terdakwa Basirun, tidak menghadirkan saksi yang dapat meringankan terdakwa. Saksi Suyadi dan Rudiyanto Ginting adalah anggota Kepolisian, tentu lebih cenderung memberatkan terdakwa dalam mengungkapkan kesaksiannya. Penuntut umum dalam memilih dakwaan alternatif dalam dakwaan kedua tidak mendasarkannya pada fakta-fakta lain yang berkaitan dengan delik tetapi penuntut umum mendasarkan hasil pemeriksaan dan pertimbangannya pada delik dalam dakwaan pertama. Jika dicantumkan dakwaan

alternatif (dakwaan kedua), harus berbeda fakta-fakta yang dikemukakan terkait dengan tindak pidana Narkotika yang dilakukan terdakwa.

Dokumen terkait