BAB II TEORI DAN APLIKASI KONTRAK USAHA MIKRO
2.5 The Moral Hazard Problem
2.6.1 Kasus Mobil Second Hand
Konsekuensi dari sebuah permasalahan adverse selecion dapat dilihat dari tulisan George Akerlof pemenang hadiah nobel dalam ilmu ekonomi pada tahun 2001 bersama Michael Spence dan Joseph Siglitz. Arikel ilmiah yang ditulis Akerlof21 tahun 1970 berjudul “The Market for Lemons: Quality
Uncertainty and the Market Mechanism” menguji bagaimana kualitas barang yang diperdagangkan di pasar menurun grade-nya karena ada asymmeic informaion antara pembeli dan penjual yang akhirnya menyisakan “lemons” (mobil yang jelek). Kata “lemons” merupakan kata slang Amerika yang
ditujukan untuk sebuah mobil yang didapai menjadi cacat hanya setelah mobil itu dibeli.
Diasumsikan bahwa pembeli idak dapat membedakan antara mobil yang berkualitas inggi, kita sebut “peach” and “lemon”. Kemudian mereka hanya
ingin membayar suatu harga tetap untuk sebuah mobil yang harga rata-rata bernilai “peach” dan “lemon” bersama-sama (pavg). Akan tetapi, penjual mobil
sangat tahu mana mobil yang berkualitas peach dan mana yang berkualitas lemons. Dengan harga tetap tertentu yang mana pembeli akan membeli, penjual akan menjual hanya keika mereka menggenggam lemons (plemon < pavg) dan mereka akan meninggalkan pasar keika mereka menggenggam
peaches (ppeach > pavg). Akhirnya, cukup banyak penjual yang memiliki
peaches meninggalkan pasar, rata-rata keinginan pembeli untuk membayar
akan menurun (semenjak rata-rata kualitas mobil di pasar menurun), yang 21 Akerlof, George A, , The Market for Lemons: Quality Uncertainty and the Market Mechanism, the Quarterly
membuat lebih banyak penjual mobil berkualitas inggi meninggalkan pasar melalui suatu negaif feedback loop. Dengan demikian, pembeli yang idak mendapatkan informasi menciptakan masalah adverse selecion, yang membuat mobil berkualitas inggi keluar dari pasar sehingga malah membuat pasar kolaps/merugi.
Sederhananya, pasar mobil second-hand (bekas) sangat unik
karakterisiknya. Ada orang yang menjual mobilnya di pasar mobil bekas karena hanya ingin bergani mobil saja menjadi lebih besar atau lebih kecil. Ada juga yang menjual mobil karena mobil tersebut pernah mengalami kecelakaan besar, sehingga setelah mobil diperbaiki kemudian dijual ke pasar mobil bekas. Ada juga orang yang menjual mobil bekas karena mobil tersebut sudah sangat lelah digunakan untuk taksi, antar jemput anak sekolah, dan lain sebagainya. Jadi, sudah dapat dipasikan sulit sekali para calon pembeli membedakan kualitas mobil bekas. Hanya penjuallah yang benar-benar mengeri kondisi mobil bekas yang mereka jual. Sehingga penjual (principal) memiliki banyak sekali informasi mengenai mobil bekas
tersebut daripada pembeli (agent). Di sinilah muncul salah satu masalah asymmetric informaion yaitu adverse selecion.
Misalkan, kualitas berada pada sedang, kualitas 1 dan 0 atau diekspresikan dengan (0,1), di mana kualitas mobil 0 = terburuk dan 1 untuk kualitas mobil terbaik. Kita asumsikan bahwa semua ingkatan kualitas memiliki kemungkinan yang sama dan kedua pihak penjual dan pembeli risk-neutral.
Seorang penjual ingin menjual sebuah mobil dengan kualitas k dengan harga p0. k. Di pihak lain, seorang pembeli menilai sebuah mobil degan kualitas k
pada harga p1.k. Pasar tercipta bila p1 > p0 . Misalkan p1 = (3/2) p0, apa yang
terjadi bila semua informasi symmetric? Seluruh mobil akan terjual. Sebuah mobil dengan kualitas k akan dijual di pasar pada harga antara p0 . k dan p1.k.
Harga jual, tepatnya tergantung pada hasil nego antara penjual dan pembeli. Tapi apa yang terjadi bila ada asymmetric informaion, di mana penjual tahu kualitas mobil dan pembeli idak tahu? Pembeli setelah melihat harga idak tahu kualitas mobil yang penjual jual. Seorang bayesian konsumen akan menghitung rata-rata kualitas produk yang ditawarkan dibandingkan dengan harga jual yang ditawarkan.
Mari kita lihat bagaimana alasan pembeli dan apa yang terjadi di pasar mobil bekas ini. Dengan asumsi harga yang ditawarkan penjual adalah P. Logikanya penjual akan melepas mobilnya mendekai P sehingga P≥ P0 . k. Dengan kata
lain, akan hanya mungkin untuk mendapatkan kualitas k ≤ P / p0 . Rata-rata kualitas di pasar untuk harga P adalah k = P / (2 p
0). Dengan demikian, konsumen yang membeli pada harga ini akan menerima rata-rata uility p1.k = p1 . P / (2 p
0) = (3/4) P. Apa arinya? Ini berari konsmen idak ingin membeli mobil karena harga P lebih besar daripada rata-rata uility yang mereka konsumsi, yaitu hanya 3/4 P atau (0.75 P). Sehingga idak akan ada transaksi terjadi. Pada
kenyataannya, harga yang pembeli bersedia keluarkan untuk mobil bekas di atas adalah P = 0. Semenjak itu mereka yakin bahwa mobil yang mereka beli di pasar mobil bekas adalah kualitas terburuk yang mungkin ada.
Dari contoh di atas, diasumsikan bahwa idak ada satupun cara penjual bisa meyakinkan pembeli bahwa mobil tertentu berkualitas bagus. Dengan demikian, hasil asymmetric informaion idak hanya sebuah keidakeisienan yang pening, tapi juga membuat hilangnya pasar mobil bekas (the disappearance of the market).
Apakah mungkin melakukan diskriminasi mengenai masalah di atas? Agar dapat mengeri bagaimana principal bisa melakukan diskriminasi, maka
bayangkan bila Anda sebagai pembeli mobil bekas. Tipe perjanjian apa yang bisa Anda lakukan antara Anda dan penjual yang akan meyakinkan Anda bahwa mobil yang Anda beli tersebut berkualitas baik? Salah satu kemungkinan yang bisa dilakukan adalah, bahwa penjual siap untuk memberikan jaminan/ garansi purna jual dengan periode yang sangat panjang. Kita ketahui bahwa mobil yang berkualitas rendah/buruk memiliki kemungkinan rusak yang sangat cepat segera setelah transaksi/dipakai dalam periode yang pendek. Penjual mobil yang jelek (“lemons” ala Akerlof) akan menghindar atau enggan menerima kontrak dengan masa garansi lama karena akan menjadi beban yang tak berkesudahan buat penjual; atau malahan akan lebih besar biaya perbaikannya daripada harga jual mobil jelek yang dia peroleh tapi dia hargai seperi mobil bagus (“peach”/mobil berkualitas baik) keika dijual. Sebaliknya,
penjual yang benar-benar menjual mobil bagus (peach) akan menerima kontrak dengan masa garansi yang cukup panjang, seidaknya pada harga yang layak.