• Tidak ada hasil yang ditemukan

KASUS STASE PEDIATRY EMERGENCY

Dalam dokumen Buku Saku Resep Obat.pdf (Halaman 120-135)

DSS

Penderita Lk, 5 th 6 bln, datang untuk berobat ke triage anak dengan keluhan tangan serta kakinya dingin sejak tadi pagi, sebelum muncul keluhan tersebut penderita dikatakan mengalami panas badan sejak hari Sabtu (26/5) pukul 18.00 wita, panas badan dikatakan mendadak tinggi dan tidak membaik saat penderita diberikan obat penurun panas. Panas badan dikatakan baru turun tadi pagi (30/5) diserta badan dingin, tangan dan kaki dingin, berkeringat banyak namun tidak disertai menggigil. Penderita juga dikeluhkan nyeri kepala, nyeri pada sendi saat panas (+), dan saat ini penderita mengeluh nyeri pada perutnya. Bintik merah pada tubuh penderita, tidak terdapat gusi berdarah, mimisan, BAB berwarna hitam, ataupun BAK berwarna merah

disangkal. Penderita juga dikeluhkan muntah-muntah sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, frekwensi muntah 2-3 kali tiap harinya, dengan volume kurang lebih ¼ gelas/hari. Muntah tidak disertai dengan pengeluaran darah. Dikatakan penderita kurang makan dan minum semenjak sakit.Aktivitas penderita juga dikatakan menurun semenjak sakit.

Penderita sempat berobat ke dokter pada hari Senin (28/5), disana penderita diberikan obat penurun panas namun panas penderita tidak turun, selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pasien kemudian dirujuk ke RS Sanglah. RPS, RK (-).Riwayat persalinan NCB N. BBL : 2900, PBL : Lupa. Riwayat Imunisasi lengkap.

terasa lemas, dan kadamerasa nyeri kepala ringan. Nyeri otot dan

Status Present

Kesan Umum : Tampak lemah. Kesadaran : Iritabel.

Nadi : 140x/menit, reguler, isi lembut. Respirasi : 32x/menit, reguler.

T0ax : 36,0°°°°C.

TD : 80/palpasi mmHg. BB : 27 kg

BBI : 19 kg

Kepala : N-cephali.

••••Mata : anemia (-), ikterus (-), Refleks Pupil +/+ isokor, cowong -/-, edema palpebra -/-.

••••THT : Nafas Cuping Hidung (-), cyanosis (-), epistaksis (-), perdarahan gusi (-).

Leher : Kaku kuduk (-), Pembesaran kelenjar (-).

••••Thorak :

I : simetris saat statis maupun dinamis, retraksi (-). P : fremitus vokal Normal.

P : Sonor.

A : Cor : S1 S2 N regular murmur (-).

Po : Vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-.

••••Abdomen : I : Distensi (-)

A : Bisisng Usus (+) Normal.

P : Hepar teraba 1/4 – 1/4 tepi tajam, nyeri tekan (+) dan Lien tidak teraba. P : Tympani + +

••••Extremitas : Akral dingin + + Cyanosis + +

+ +

Ass/:

DSS (hari ke-4 saat pukul 18.00)

Tx/:

O2 sungkup 5 liter/menit

Infus 2 jalur : IVFD RL 20 cckgBB/ jam ~380 cc/jam~126 tetes/menit,

Line I 60 tetes, Line II 66 tetes. (16.15 – 16.45)

Px/

Periksa DL,

BS,

Ig G-Ig M anti Dengue,

Thorax foto AP/LDD,

Pasang lingkar abdomen.

Mx/

Vital Sign,

Balance cairan,

Tanda-tanda perdarahan dan syok.

-DEMAM TIFOID

Penderita, LK. 4,6 th dikeluhkan panas sejak 6 hari yang lalu sebelum masuk RS, awalnya sumer-sumer, kemudian meningkat. Hilang timbul dengan obat penurun panas. Kejang ( - ) , menggigil ( - ) , berkeringat ( - ) .Batuk (+), Pilek (+). Mual ( + ) , untah ( - ) Sejak 3 hari yang lalu pasien dikeluhkan belum BAB sampai masuk Rumah Sakit. BAK (+) biasa. Nafsu makan menurun sejak sakit, minum tetap. Tanda-tanda perdarahan tidak ada.

Os belum pernah menderita sakit seperti sekarang. RK (-)

Riwayat pengobatan Ke Poli Anak, RSUD Singaraja setelah 2 hari panas, diberikan obat penurun panas, tapi keluhan tidak hilang setelah pulang.Ke Sp.A dirujuk ke RSUD Singaraja untuk mengecek darah kemudian didiagnosis demam tifoid dan dirawat di RSUD Singaraja. Riwayat persalinan: Penderita lahir cukup bulan, spontan, di dokter, langsung menangis. BBL

: 3000 gram, PB : lupa. Tidak ada kelainan. Riwayat Imunisasi lengkap. Kesan Umum:Baik

Kesadaran :Compos Mentis (CM)

Nadi :126 x/menit Respirasi :40x/menit t˚ax :37,9 ˚C T :100/75 mmHg BBS :15 kg BBI :16 kg

Nelson :93,75 % ( Gizi baik/cukup )

Kepala: Normocephali, UUB datar

Mata: anemia (-), ikterus (-), refleks pupil +/+, cowong -/-THT:Lidah kotor ( + ) tepi hiperemis

Telinga : Normal.

Hidung : Nafas Cuping Hidung (-), cyanosis (-).

Tenggorokan : Faring hiperemis (-). Tonsil hiperemis (-). Leher: Pembesaran kelenjar (-), Kaku Kuduk (-).

Thorak:Cor : S1 S2 N regular murmur (-). Po : Vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-.

Abdomen: Distensi (-), Bising Usus (+) N, Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, Turgor Normal.

Extremitas: Akral hangat (+), cyanosis (-).

Ass/:

Demam Tifoid

Diagnosis Banding:Paratifus, Bruselosis, Meningoensefalitis, Tbc Tx/:

Masuk Rumah Sakit Infus KAEN III B 20 tts/mnt Chloramphenicol inj. 3 x 250 mg Parasetamol Syr. 3 x 1 ½ cth Px/ DL, Widal Mx/ Vital Sign, Balance cairan,

Tanda-tanda perdarahan dan syok.

-TES WIDAL :

Px Hasil Titer

Salmonella thypi O ( + ) 1/320 Salmonella thypi H ( + ) 1/320 Salmonella parathypi A-O ( + ) 1/320 Salmonella parathypi A-H ( + ) 1/80 Salmonella parathypi B-O ( + ) 1/160 Salmonella parathypi B-H ( + ) 1/80

KDK

Lk, 1 th 6 bln dikeluhkan kejang sebanyak 3 kali yaitu :

Kejang 1: kejang terjadi 4 jam SMRS, berlangsung kurang lebih 5 menit, kaki dan tangan menghentak, mata mendelik ke atas, simetris, mulut tidak mengeluarkan buih, berhenti spontan, panas (+), setelah kejang pasien sadar baik, kebiruan pada sirkum oral (-)

Kejang 2 : kejang terjadi 15 menit kemudian, selama ±1 menit, gejala sama seperti kejang pertama. Kejang 3 : kejang terjadi 3 jam kemudian, selama kurang lebih 1 menit, gejala sama seperti kejang pertama.

Sebelumnya pasien dikeluhkan panas tinggi mendadak yaitu 7 jam SMRS. Panas tidak turun dengan penurun panas. Menggigil (-), berkeringat (-).

Pasien juga dikeluhkan mencret yang terjadi hampir bersamaan dengan kejang pertama, frekuensi kurang lebih 6 kali, dengan volume ±¼ gelas/kali, darah (-), lendir (-) ampas (-). Bau asam (-)

Muntah (-), batuk dan pilek (-). Makan/minum menurun setelah sakit. BAK (+) normal, BAK terakhir kurang lebih ½ jam SMRS. Riwayat pengobatan : Pasien sempat dibawa ke Sp.A, diberi Diazepam (Stesolid) dan paracetamol (Dumin),kemudian dirujuk

ke RS. Sanglah

Riwayat penyakit sebelumnya : pasien memiliki riwayat kejang dengan panas pada umur kurang lebih 5 bulan, kejang berlangsung kurang lebih 3 menit, tangan dan kaki menghentak, setelah kejang pasien sadar baik.

Riwayat penyakit dalam keluarga : ayah pasien pernah menderita kejang dengan panas sewaktu kecil .

Riwayat persalinan : lahir spontan ditolong bidan, BBL 3800 gram, langsung menangis, kelainan (-). Riwayat imunisasi : lengkap

as, dan kadamerasa nyeri kepala ringan. Nyeri otot dan

Status Present

Keadaan Umum : tampak lemah

Kesadaran : E1V1M3(dalam pengaruh diazepam)

Nadi : 140 x/menit,

regular, isi cukup

Respirasi : 40 x/menit, regular.

T ax : 40,3ºC

BB : 12 Kg

TB : 85 Cm Z

score : 0,1 SD (normal)

Leher : Pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-) Cor : S1S2 N, regular, murmur(-)

Po : Bronkovesikuler +/+, Rhonki , Wheesing -/-Abdomen : Distensi (-), BU (+) N, H/L tidak teraba, turgor N Extremitas : Akral hangat (+), sianosis (-), Oedem (-)

Refleks Fisiologis N Reflek Patologis

Kernig sign (-), Brudzinsky I/II : -/-Tenaga 555 555 555 555 Tonus N N N N Lab DL (27 Juni 2005) WBC : 6,7 BS : 113 HGB : 12 Na : 136,6 HCT : 35,7 K : 3,68 PLT : 297 Cl : 108,6 FL (28 Juni 2005) MAKROSKOPIS Warna : kuning Bau : -• Konsistensi : lembek Lendir : -• Darah : -• MIKROSKOPIS Leukosit: 3-4 Eritrosit : 1-2

Amoeba: veg &kista (-) Telor cacing : neg Lain-lain : gist cell (+) Fat(+)

Ass/:

Kejang Demam Kompleks e.c. Tonsilofaringitis akut + diare akut tanpa dehidrasi

Tx/: MRS

- IVFD Dextrose 10 % 1100 cc/hari 12 tts/mnt Dumin rektal 125 mg/Paracetamol sirup 4 x Cth I (K/P) - Ampicilin injeksi 3 x 400 mg

- Luminal oral 2 x 30 mg

- Parasetamol 4 x ¾ cth

- Diazepam 6 mg diencerkan diberi pelan-pelan bila kejang

Px/ LP

Mx/

Vital Sign, Balance cairan,

16 .KASUS KOMPILASI INTERNA

MALARIA

Penderita laki-laki, 42 tahun, Hindu, Bali, mengeluh panas badan sejak 2 minggu SMRS. Panas badan hilang timbul setiap 1 hari. Penderita merasakan mulai menggigil sejak pukul 8 pagi, sekitar jam 10 pagi, penderita merasa badannya panas tinggi. Kurang lebih jam 6 sore, penderita merasakan panas badannya mulai turun disertai dengan berkeringat banyak, kejadian ini terus berulang setiap harinya.

Nyeri kepala timbul menyertai panas badan sejak 2 minggu SMRS, dirasakan seperti tertekan. Nyeri kepala dirasakan terus menerus, memberat ketika panas meninggi dan berkurang bila panas turun.

Penderita merasakan mual semenjak 1 minggu yang lalu, tidak sampai muntah. Nafsu makan penderita menurun, penderita hanya makan sebanyak 2 sendok tiap kali makan. Riwayat rasa nyeri ulu hati disangkal.

Kulit penderita tampak kekuningan sejak 5 hari SMRS. Kuning diawali pada bagian badan kemudian meluas hingga ke bagian lengan bawah. Pasien juga mengeluhkan merasa gatal diseluruh tubuh menyertai timbulnya warna kekuningan pada tubuh.

Penderita mengatakan bahwa air kencingnya berwarna cokelat seperti air teh sejak 5 hari SMRS. Penderita kencing 5-6 kali/hari, volume ½ - 1 gelas setiap kalinya. Riwayat kencing darah (-), nyeri saat kencing (-). BAB seperti biasanya, namun sejak kurang lebih 1 minggu SMRS, penderita buang air besar hanya 1 kali dalam 2 hari. Konsistensi lunak, darah (-), lendir (-), warna kuning kecoklatan.

Penderita bekerja di proyek mercusuar di Pulau Sumbawa dan kembali ke Bali kurang lebih empat minggu yang lalu karena menderita panas badan. Penderita mengatakan tidak pendapatkan obat pencegahan malaria sebelum berangkat ke Pulau Sumbawa.

turun, badan terasa lemas, dan kadamerasa nyeri kepala ringan. Nyeri otot dan Status Present

KU : Compos mentis (E4, V5, M6)

TD : 110/80 mmHg N : 84 x/menit R : 20 x/menit Tax : 37,1 ºC Mata : An (+/+), Ikt (-/-) THT : Kesan tenang Thorax: Cor: S1S2 tgl, reg, m (-) Po: Inspeksi : Simetris S/D

Palpasi : VF N/N Perkusi : Sonor +/+ Auskultasi: Ves +/+ Rh Wh -/-Abdomen: Distensi (-) Ascites (-) BU(+) N H/L tidak teraba Extremitas: Akral hangat +|+

+|+ Edema | | -• DARAH LENGKAP 13/3/07 16/3/07 WBC 3,20 5,3 Ne 2,81 (88,0) 3,1 (58,7) Lym 0,311 (9,73) 1,8 (33,3) Mono 0,33 (1,02) 0,4 (7,2) Eos 0,019 (0,583) 0,0 (0,6) Baso 0,022 (0,689) 0,0 (0,2) RBC 3,02 2,52 HGB 8,26 8,1 HCT 25,6 20,4 MCV 84,7 80,9 MCH 27,4 32,3 PLT 49,6 95 KIMIA KLINIK (13/3/07) Glu 106 BUN 12 CREA 0,9 AST 27 ALT 16 T-Bil 3,0 D-Bil 0,80 TP 5,8 Alb 3,1 ALP 39 Ind Bil 2,2 Ureum 25,7 Glo 2,7 Ass/:

Suspek Malaria Falciparum dd/ Demam Tifoid Observasi pansitopenia e.c.dd/- Malaria

- Anemia aplastik Tx/: MRS IVFD RL 30 tetes/menit Artesunate 4 – 4 – 4 Amlodiaquin 4 – 4 – 4 Primaquin 3 x III tab

Paracetamol 3 x 500 mg (kalau perlu) Px/

Pemeriksaan Darah Malaria Tes Widal

Biopsi Sunsum Tulang Mx/

VS

TIFOID

P, 16 TH, KU: panas badan. Pasien mengeluh panas badan sejak 7 SMRS. Panas dirasakan meningkat perlahan-lahan dan kemudian menetap. Panas dirasakan seperti air mendidih yang menguap dari kulit penderita. Penderita merasa panas badan muncul terutama malam hari dan sedikit menurun pada siang hari namun tidak pernah mencapai suhu normal. Panas badan sedikit menurun pada saat pasien minum obat penurun panas, namun panas kembali meningkat beberapa jam kemudian. Panas badan diikuti oleh mual muntah sejak 2 hari yang lalu sebanyak 1-2 kali per hari, dengan jumlah setiap kali muntah ± ½ gelas, berisi makanan dan air, tanpa darah. Mual biasanya muncul setelah penderita makan dan tidak hilang walaupun penderita minum minuman hangat dan makan bubur.

Penderita juga mengalami rasa tidak nyaman yang sulit dijelaskan pada ulu hati dan mencret sejak 2 hari yang lalu. Penderita mencret ± 6 kali dalam sehari, dengan jumlah ± ½ gelas setiap kali mencret, warna kuning kecoklatan, tanpa darah dan lendir. Riwayat keluarga (-) Riwayat pribadi dan sosial didapatkan bahwa pasien berkerja sebagai food catheringpenderita turun, badan terasa lemas, dan kadamerasa nyeri kepala ringan. Nyeri otot dan

Status present

Kesadaran : kompos mentis,

Tekanan darah : 110/70 mmHg, Denyut nadi : 92 kali/menit, Pernafasan : 20 kali/menit, Temperatur axila : 38,9ºC, Tinggi badan : 155 cm, Berat badan : 44 kg, BBI : 49,5 kg, IMT : 18,3 kg/m2.

Mata : Anemia +/+, Ikterus -/- , RP +/+ isokor THT : Kesan tenang, lidah tifoid (+) Leher : JVP PR + 0 cm H2O

Thorak : Cor :

I : ictus cordis tidak tampak

Pa : ictus cordis teraba 1 cm di kiri MCL ICS V Pe : Batas atas ICS II

Batas kanan PSL kanan

Batas kiri 1 cm di medial MCL ICS V A : S1 S2 tunggal reguler, murmur

-tPo :

I : simetris statis dan dinamis Pa : VF N/N Pe : sonor/sonor A : Ves+/+, Rh , Wh -/-Abdomen I : Distensi (-) Aus : BU (+) meningkat

Pa : H/L tidak teraba, nyeri tekan (-) Per : tympani

Extremitas : Akral hangat +|+ +|+ Edema | | -• DARAH LENGKAPKIMIA KLINIK Ass/: Demam typhoid Hipokalemia

Hiponatremia non emergency

Tx/:

MRS

Diet rendah serat

IVFD NaCl 0,9% 20 tetes/menit

Paracetamol 3 x 500 mg Chloramphenicol 4 x 500 mg KSR tablet 1 x 600 mg (sd K >= 3,5) Primperan 3 x C1 (k/p) Px/-• Mx/ VS Keluhan

Chloramphenicol dengan dosis 50-100mg/kg

BB/hari, yang terbagi dalam 4 kali pemberian. Dosis diturunkan menjadi 30 mg/kg BB/hari bila demam telah hilang, dan terus diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas. Chloramphenicol bekerja dengan mengikat unit ribosom dari

kuman salmonella, menghambat

pertumbuhannya dengan menghambat sintesis protein. Chloramphenicol memiliki spectrum gram negative dan positif.

Paracetamol diberikan sebagai penurun panas

dengan dosis 3 x 500mg, yang dapat dihentikan kapan saja bila pasien tidak merasakan panas badan lagi.

KSR adalah tablet yang mengandung kalium klorida untuk mencegah hipokalemia, diberikan dengan dosis 1 x 600mg dan dapat dihentikan bila hasil pemeriksaan kalium sudah dalam batas normal (3,5-5,5 mmol/L).

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk

mengurangi gejala mual muntah dengan dosis 3 x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kapan saja penderita sudah tidak mengalami mual lagi. WBC 6,38 RBC 4,08 HGB 11,7 PLT 213 GLU 94 BUN 8 UREA 0,7 AST 48 ALT 43 Natrium 131,3 Kalium 3,38 Ureum 17,1 O H S.typhi - 1/320 S.paratyphi A - 1/40 S.paratyphi B 1/80 1/160 S.paratyphi C 1/60

-DHF

 P, 15 Th, mengeluh panas badan sejak hari Selasa tanggal 23 Januari 2007 yang dirasakan mendadak dan semakin tinggi. Panas dirasakan seperti air mendidih dan sempat turun dengan obat penurun panas, tetapi tidak pernah mencapai suhu normal dan meningkat kembali beberapa saat kemudian.tPenderita juga mengeluhkan nyeri kepala depan (terutama pada bagian dahi) sejak 3 hari yang lalu bersamaan dengan dimulainya panas, yang dirasakan seperti berdenyut. Nyeri kepala dirasakan terjadi terus menerus, memberat ketika panas meninggi dan berkurang bila penderita minum obat penurun panas.Penderita juga merasakan pegal-pegal pada otot dan persendian bahu, siku, pinggang dan terutama pada persendian kaki. Keluhan ini dirasakan pertama kali saat panas badan mulai meninggi dan dapat berkurang terutama saat panas sedang turun. Pegal dirasakan seperti ngilu yang dirasakan penderita juga pada saat pemeriksaan. Pegal-pegal dikatakan bertambah jika penderita bergerak dan berkurang jika penderita beristirahat. Selain itu penderita juga merasakan badan sangat lemas seperti tidak ada tenaga untuk bergerak sehingga penderita hanya ingin tidur di tempat tidur. Penderita merasa mual yang dirasakan seperti rasa nek pada ulu hati sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit yang hilang timbul. Penderita juga sempat muntah satu hari sebelum masuk rumah sakit sebanyak dua kali dengan volume

muntahan sebanyak 1 gelas (500cc) dan ½ gelas (250 cc), muntahan berisi makanan dan air yang dicerna tanpa ada darah.Pada saat dirawat di RS Karang Asem, penderita sempat mengalami pendarahan di hidung. Penderita kemudian segera dirujuk ke RS Sanglah malam itu juga. Darah yang keluar mengalir dari lubang hidung, kurang lebih sebanyak ¼ gelas (125cc) berwarna merah segar. Setelah kurang lebih 15 menit, pendarahan mulai berhenti dengan sendirinya, dan muncul kembali pada pagi hari sebanyak ½ sendok teh. Pendarahan hidung yang terjadi muncul secara tiba-tiba. siklus haid yang biasanya teratur. BAB/BAK N.

 RK (-), RS (-) damerasa nyeri kepala ringan. Nyeri otot dan

Status present KU : CM TD : 100/60 mmHg N : 96x/menit R : 20x/menit Tax : 37,5ºC Mata : An (-), Ikt (-) THT : Pendarahan aktif:

-/-Stolsel : +/+ di Pleksus Kiesselbach. Thorax:DBN

Abdomen: DBN

Extremitas: Akral hangat +|+ +|+ Edema | |

-RL test (+), Petechie (+) pada lengan kanan

DARAH LENGKAP Ass/: DHF Gr II hari ke 5 Tx/: MRS IVFD RL 30tetes/menit Paracetamol 3 x 500 mg Minum banyak 1,5 – 2L Vit BC 3x1 tab Px/ DL @ 8 jam Serology DHF hari ke 7 Consul THT Mx/ VS Keluhan Bleeding (epistaksis) 25 26 (06.38) 26 (16.55) 27 (09.16) 27 (15.35 ) 27 (23.37) 28 (10.15 ) 29 (17.39 ) WBC (K/uL) 7,7 5,21 7,2 7,24 7,3 6,4 8,54 9,04 RBC (x106/uL) 5,58 5,24 4,6 4,61 4,43 5,19 4,03 4,25 HGB (g/dl) 14,9 14,9 12,5 12,9 12,1 9,5 11,4 11,6 HCT (%) 41,7 41,2 37,2 35,1 36 42,2 31,9 33,1 MCV (fl) 74,7 78,7 80,8 76,1 81,2 81,4 79 77,9 MCH (pg) 26,7 28,5 27,1 28 27,4 18,3 28,1 27,4 PLT (K/uL) 23 35,9 22 37 43 61 66,7 149 Pemeriksaan Tanggal 29 januari 2007 IgM DHF (+) IgG DHF (+)

STEMI

Seorang laki-laki, umur 41 tahun, Hindu, suku Bali, rujukan RSU Sanjiwani Gianyar dengan diagnosa Acute Myocardial Infarction telah dirawat selama 3 hari, mendapat pengobatan ISDN 3x10 mg, Alprazolam 2x5 mg, Captopril 2x25 mg. Penderita datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada dada sebelah kiri. Nyeri dada ini terjadi secara tiba-tiba dirasakan seperti di tekan pada 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada ini menjalar sampai ke lengan kiri tetapi tidak menjalar ke leher maupun lengan kanan. Saat ini nyeri dada tetap dirasakan seperti 3 hari yang lalu. Rasa nyeri ini timbul pada saat penderita sedang melakukan aktivitas (upacara adat) kurang lebih selama 15 menit. Nyeri dada ini tidak membaik walaupun penderita sudah berbaring (beristirahat) dan terus menerus dirasakan sampai penderita datang ke rumah sakit. Keluhan nyeri dada ini disertai dengan nafas terasa berat dan pusing. Berkeringat dingin, dada berdebar, perasaan mual dan muntah tidak dikeluhkan penderita. Keluhan lain seperti panas badan dan batuk disangkal oleh penderita.Penderita mengatakan bahwa keluhan nyeri dada ini baru pertama kali dirasakannya.

Penderita mempunyai riwayat hipertensi yang baru diketahui 6 bulan yang lalu, namun tidak kontrol secara teratur. Penderita mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung sebelumnya. Riwayat diabetes melitus juga disangkal oleh penderita.

Penderita adalah seorang buruh bangunan. Penderita juga seorang perokok berat, dalam sehari dia biasanya mengabiskan 1 sampai 2 bungkus rokok. Kebiasaan merokok ini sudah dilakukannya sejak kurang lebih 20 tahun yang lalu. Kebiasaan minum alkohol maupun mengkonsumsi jamu-jamuan disangkal oleh penderita.

 ngan. Nyeri otot dan

Status present

Compos mentis (E4V5M6) dengan

tekanan darah 100/60 mmHg. Nadi 100 kali per menit, reguler, isi cukup.

Respirasi 24 kali per menit (teratur,

torakoabdominal).

Temperatur aksila 36,8 derajat celcius.

Tinggi badan 166 cm, berat badan 71

kilogram, IMT 25,76 kg/m2

AN-/-, IKT-/- JVP N

Thorak dada simetris kanan dan kiri saat statis dan dinamis, palpasi didapatkan fremitus vokal normal pada kedua sisi, perkusi sonor pada kedua sisi paru, auskultasi didapatkan suara nafas vesikuler, tanpa ronkhi maupun wheezing pada kedua sisi paru. Pemeriksaan fisik jantung, inspeksi iktus cordis tidak tampak, palpasi iktus kordis teraba pada 1 jari medial ICS V MCL Sinistra, tidak kuat angkat,

pada perkusi didapatkan batas atas pada ICS II, batas kanan

parasternal line kanan, batas kiri pada 1 jari medial ICS V MCL sinistra, auskultasi didapatkan S1S2 tunggal reguler, murmur (-). Abd, Extr N

DARAH LENGKAP

WBC 17,1 K/uL, HgB 14,0 gr/dL, HCT 36,6 %, PLT 232 K/uL, CKMB 20,5 U/L, LDHI 3935 U/L, AST 186 U/L, ALT 71 U/L, BUN 18 mg/dL, SC 1,4 mg/dL, Glukosa sewaktu 106 mg/dL, kolesterol 260 mg/dL, kolesterol HDL 43 mg/dL, kolesterol LDL 193 mg/dL, dan trigliserida 126 mg/dL.

EKG (saat masuk rumah sakit) didapatkan irama sinus 105 kali per menit, axis normal. ST elevasi pada I, II, AVL, V2, V3, V4, V5, V6. QS pada V1, V2, V3, V4, V5, V6.

Ass/:

PJK/IMA anterior luas + inferior/ K I, Dislipidemia, Hipertensi terkontrol. Tx/:

Tirah baring, rawat ICCU, IVFD NS 8 tetes per menit, O2 4 – 5 liter per menit, Diet jantung I,

ISDN 5 mg sublingual dilanjutkan dengan ISDN drip 20 ug/kgBB/jam, Asetosal 1 x 160 mg, Clopidogrel 300 mg dilanjutkan 1 x 75 mg, Bisoprolol 1 x 2,5 mg, Fondaparinux 1 x 0,5 cc SC, Diazepam 3 x 5 mg, Laxadine 3 x CI, Simvastatin 1 x 20 mg. Px/ Coronary angiografi. Mx/

Vital sign, keluhan sesak nafas dan nyeri dada.

Lokasi Sadapan Perubahan EKG

Anterior V1-V4 ST- elevasi,

Gelombang Q Anteroseptal V1-V3 ST-elevasi,

Gelombang Q Anterior ekstensif V1-V6 ST-elevasi,

Gelombang Q Posterior V1-V2 ST-depresi, Gelombang R tinggi Lateral I, aVL, V5-V6 ST-elevasi, Gelombang Q Inferior II, III,

aVF ST-elevasi, Gelombang Q Ventrikel kanan V3R, V4R ST-elevasi, Gelombang Q

Pemberian oksigen dimaksudkan untuk meningkatkan supply oksigen ke jantung sehingga dapat membantu dalam memenuhi

kebutuhan jantung akan oksigen dalam keadaan infark. Pada kasus tanpa komplikasi oksigen ini cukup diberikan pada hari

pertama saja.

1,4,6,14

Asetosal (aspirin) merupakan terapi yang sangat penting dalam penanganan STEMI. Asetosal akan menghambat pembentukan

trombus yang berhubungan dengan IMA dan menghambat agregasi platelet. Asetosal ini bekerja dengan penghambatan pada

cyclooxygenase platelet yang akan diikuti dengan pengurangan trombokan A2. Pada saat awal diberikan dengan mengunyah

asetosal dimaksudkan agar terjadi penyerapan bukal yang lebih cepat, kemudian dilanjutkan dengan pemberian secara oral.

1,4,6,14

ISDN diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dada, selain itu ISDN juga dapat menurunkan kebutuhan oksigen

miokard dengan menurunkan preload dan meningkatkan suplai oksigen miokard dengan cara dilatasi pembuluh koroner yang

terkena infark dan kolateralnya. Pada kasus ini tidak ditemukan kontra indikasi pemberian nitrat (hipotensi, bradikardi, infark

ventrikel kanan, penggunaan sildenafil dalam 24 jam) sehingga pemberian ISDN dapat dilanjutkan.

1,4,6,14

Propanolol merupakan penyekat beta. Manfaat dari penyekat beta pada pasien AMI adalah dapat mengurangi kebutuhan

oksigen miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan risiko kejadian aritmia ventrikel yang luas.

Pada kasus ini tidak ditemukan adanya kontraindikasi dari pemberian penyekat beta (bradikardi, tekanan sistolik <100 mmHg,

bendungan paru, tanda-tanda hipoperfusi perifer, blok AV, PPOK atau asma, dan penyakit vaskuler perifer yang berat) sehingga

pemberian atenolol dapat dilanjutkan.

1,4,6,14

Bed rest total dimaksudkan agar penderita tidak berakitivitas terutama dalam beberapa jam setelah infark karena aktivitas dapat

meningkatkan permintaan (demand) oksigen di jantung yang dapat memperberat atau memperluas infark. Oleh karena itu

penderita dengan AMI harus paling tidak bed rest total selama 12 jam pertama. Mobilisasi dini sudah dapat dilakukan dalam 24

jam pada infark tanpa komplikasi.

1,4,6,14

Diet cair diberikan karena terdapat risiko muntah dan aspirasi setelah infark.Selain itu pemberian diet cair (diet jantung I) ini

juga akan mengurangi kerja saluran pencernaan, dan mengurangi risiko konstipasi sehingga dapat mengurangi permintaan

oksigen jantung. Diet yang diberikan mencakup lemak < 30% dari kalori total dengan kandungan kolesterol 300 mg/hari, kadar

karbohidrat dianjurkan 55 % dari kalori total, banyak serat, kalium, magnesium,dan rendah natrium.

1,4,6,14

Laxadine diberikan sebagai pelunak tinja. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penderita dalam buang air besar dan

mencegah konstipasi. Karena mengedan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan hemodinamik dan elektrokardiografik

yang berbahaya.

1,4,6,14

Diazepam diberikan dengan tujuan untuk mengurangi aktivitas dan kecemasan penderita, sehingga penderita dapat beristirahat

dengan baik, dengan demikian kebutuhan akan oksigen juga akan dapat menurun.

1,4,6,14

Asetosal dan Clopidogrel juga merupakan antitrombotik tetapi dengan cara kerja yang berbeda. Clopidogel bekerja dengan

menghambat ADP (adenosine diphospate) yang berikatan dengan reseptor platelet sehingga akhirnya akan menghambat

agregasi platelet. Tujuan primer dari penggunaan antitrombotik ini adalah untuk memantapkan dan mempertahankan patensi

arteri koroner yang terkait infark. Tujuan sekunder adalah untuk menurunkan tendensi pasien untuk menjadi trombosis.

1,4,6,14

Fondaparinux merupakan low molecular weight heparin (LMWH) yang merupakan antitrombin atau antikoagulan. Pemberian

Dalam dokumen Buku Saku Resep Obat.pdf (Halaman 120-135)

Dokumen terkait