• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Kategori

Berdasarkan hasil wawancara dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, yaitu melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti sehingga menghasilkan beberapa kategori. Peneliti dapat menurunkan tiga kategori yang berkaitan dengan beberapa aspek dalam MSDM di Perpustakaan PTKI Medan. Adapun tiga kategori tersebut adalah, sebagai berikut :

1. Perekrutan dan seleksi SDM; 2. Penempatan SDM;

3. Pengembangan SDM.

4.2.1 Perekrutan dan Seleksi SDM

Kategori pertama yang diperoleh peneliti dari transkrip hasil wawancara dengan kedelapan informan adalah perekrutan dan seleksi SDM di perpustakaan pada dasarnya perekrutan seleksi pegawai dari pusat (Kementerian Perindustrian)

jenis perekrutan dan seleksi khusus untuk keberadaan SDM di perpustakaan. SDM yang telah direkrut dan diseleksi pada Penerimaan CPNS baik jalur seleksi maupun honorer kemudian ditempatkan sebagai pegawai perpustakaan di perpustakaan. Berikut merupakan pernyataan informan KP, PP 1, PP4, PP 5, KBK, dan AK yang menyebutkan bahwa perekrutan SDM perpustakaan berdasarkan seleksi melalui seleksi CPNS dari Departemen atau Kementerian Perindustrian RI yang diselenggarakan lokal (dari satker Kementerian Perindustrian masing-masing) ataupun terpusat (seluruh satker serentak melalui seleksi pusat)

KP : “...kalau saya dulu masih seleksi lokal. Meski dulu kitakan masih di bawah naungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan namun kami seleksi lokal. Dari satker PTKI sendiri. Sekarangkan sudah Kementerian Perindustrian. Kebetulan saya dulu masih tenaga struktural. Kalau sekarang saya sudah fungsional dosen...”

PP 1: “... kalau saya dulu masih seleksi dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan namun kami seleksi lokal. Dari satket PTKI sendiri. Memang saya masuk dari tenaga honorer tahun 1991 sudah ditempatkan di perpustakaan. Tapi untuk pengangkatan tenaga CPNS nya saya ikut seleksi. Waktu itu saya seleksinya dengan tes tertulis.”

PP 4 : “... kalau itu bapak dulu tahun 1987 gitu ikutan tes gitu sama berbarengan sama bu Atik, Pak Udin, Pak Nelson yang untuk dosen gitu. Waktu itu kami tempat ujiannya di Kanwil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Medan.”

PP 5: “...Dulu ada pengumuman perekrutan CPNS Kementerian Perindustrian RI TA 2010 via internet. Ada formasi pustakawan, ya udah Indah ikutan. Prosesnya waktu itu daftar online dulu baru ujian online. Lulus ujian online. Habis itu ada validasi kartu ujian untuk ujian tertulis dan administrasi. Disitulah kasih fotocopy ijazah, transkip nilai, fotocopy KTP, Daftar riwayat Hidup, serta surat pernyataan bersedia mengabdi Di Kementerian Perindustrian dan bersedia di tempatkan seluruh satker kementerian. Dulu Indah gak tau juga kalau bakalan dapat di Medan juga soalnya jauh-jauh juga temen indah yang lain. Kaya Jesika penenpatan Bogor, Kaya Lisa penempatan BDI Makasar”.

KBK : “...Tahapan Perekrutan dan seleksi dari pusat. Kepala mengusulkan formasi melalui rapat analisis beban kebutuhan PNS. Lalu hasil putusan tersebut kami kirim dalam bentuk permohonan usulan formasi pada Tahun Anggaran dalam perekrutan PNS Departemen atau Kementerian sekarang

ini. Kemudian jika usulan disetujui maka keluarlah formasi kebutuhan epegawai. Begitu juga jika ada usulan formasi pustakawan. Contohnya kayak TA 2010 kita minta 2 orang namun saat itu ada pergantian kepala dan kebijakannya berubah maka dimutasi satu ke unit lain. Nah itulah seleksi lokal kalau dulu dibawah tahun 2006 namun di atas tahun 2006 langsung ujian terpusat serentak seluruh satker yang ada di Kementerian Perindustrian sehingga memungkinkan peserta seleksi dari daerah di luar SUMUT. Untuk Kelengkapan administrasi yang lebih detail nanti Tami admin Kepegawaian dan kebetulan dia SDM yang lulus CPNS tahun 2008.”

AK: “... Pada prinsipnya Tahapan Perekrutan dan seleksi dan dari pusat. Kepala mengusulkan formasi. Lalu permohonan usulan formasi pada Tahun Anggaran dalam perekrutan PNS Kementerian. Kemudian keluarlah formasi kebutuhan pegawai. Begitu juga jika ada usulan formasi pustakawan karena kamu meneliti tentang SDM perpustakaan kan?. Kayak TA 2010 ada butuh 2 orang namun saat itu ada pergantian kepala dan kebijakannya berubah maka dimutasi satu ke unit lain. Nah itulah seleksi lokal kalau dulu dibawah tahun 2006 namun di atas tahun 2006 langsung ujian terpusat serentak seluruh satker yang ada di Kementerian Perindustrian. Untuk Kelengkapan administrasi kayak kakak dulu ya ada ijazah, daftar riwayat hidup, surat pernyataan bersedia ditempatkan dan mengabdi. Dan SKCK serta surat pencaker dari Depnaker setempat. Kalau tes dulu pengalaman kakak ada tes online, tertulis dan wawancara. Lebih ketat dari tes-tes PNS lainnya.”

Kemudian SDM perpustakaan juga ada yang direkrut dari tenaga honorer, berikut pernyataan informan PP 2 dan PP 3 kepada peneliti :

PP 2 : “...Kakak dulu dari tenaga honorer, gak ada seleksi atau tes gitu. Ngelengkapi berkas untuk pengusulan pengangkatan, terus lulus ya pemberkasan lagi dari Kepegawaianlah semua pemeberkasannya. Kami dulu pake SK penempatan lokal PTKI terus Daftar Riwayat Hidup. SK itu dari awal kakak kerja disini sampe SK terakhir. Dulu kakak dibagian Sekretariat terus baru dipindahkan sini.”

PP 3 : “...Abang dulu dari tenaga honorer, gak ada seleksi atau tes gitu...” Pernyataan di atas menunjukan bahwa proses perekrutan dan seleksi SDM di Perpustakaan PTKI Medan pada dasarnya melalui perekrutan PNS Kementerian Perindustrian, Perekrutan lewat seleksi dan pengangkatan tenaga honor. Untuk metode yang digunakan ada seleksi lokal dan seleksi pusat

seleksi adalah standar mulai dari kelengkapan berkas seperti ijazah, daftar riwayat hidup, surat pernyataan, dan lain sebagainya. Tahapan perekrutan untuk yang terbaru seperti CPNS 2010 sudah memakai tahapan pendaftaran dengan formulir online, tes pengetahuan dengan tes online dan tertulis, psikotes dan wawancara.

4.2.2 Penempatan SDM

Kategori kedua yang diperoleh peneliti dari transkrip hasil wawancara dengan kedelapan informan adalah terkait penempatan SDM di perpustakaan PTKI Medan pada dasarnya diatur oleh SK lokal yaitu SK susunan pegawai. Dimana penempatan SDM perpustakaan diatur kebijakan pimpinan PTKI Medan. Penempatan ada yang memang berdasarkan latar belakang pendidikan SDM perpustakaan namun ada pula atas kebijakan lain sehingga SDM perpustakaan harus dirotasi ke unit kerja lain. Berikut merupakan pernyataan informan yang diberikan kepada peneliti yaitu :

KP : “Kalau penempatan di PTKI memang ada SK dari pusat namun untuk di perpustakaannya ya SK lokal. Disini ada historinya, kalau kepala juga berganti terus menerus. Begitu juga kepala perpustakaannya. Saya sendiri menjabat kepala di perpustakaan ini tahun 2011 dan kalau penempatan SDM kayak anggota staff saya ya dari SK lokal PTKI. kaya sekarang ini. Ada bu Eli yang memang jurusan perpustakaan. Terus ada Ibu Maysarah dan Roni yang tamatan SMA, ada pak Hasan yang hanya tamatan SD, serta Ibu Indah tahun 2011 CPNS baru karena dia formasi memang pustakawan ya langsung ditempatkan sendiri disini. Tapi sayang juga ada dulu seharusnya Ibu Kumala yangseharusnya ditempatkan diperpustakaan, eh... dimutasi ke unit lain oleh atasan. Hmm kita hargai jugalah kebijakan pimpinan PTKI”.

PP 1 : “Kalau saya dulu ya langsung SK CPNS nya dari pusat ditambah SK lokal dari Satker. Kalau saat honor yang SK lokal saja. Saat saya honor ada tiga orang rekan kerja saya tapi yang jurusan perpustakaan ya saya sendiri. Makanya beberapa rekan saya ada yang dirotasi. Tapi saya dari awal honor sampai PNS saat sekarang ini pun tetap penempatannya di perpustakaan.”

PP 2 : ... kakak ditempatkan berdasarkan SK lokal. Kalau SK PNS nya ya sebagai PNS dengan golongan II/a karena kakak dari SMA.

PP 3 : “...Abang dulu memang dibagian Umum dan Perlengkapan kemudian ya dirotasi ke perpustakaan, abang juga gak tau sebabnya kenapa kepala gitu. ... Itulah gak

taulah abang mala, kayaknya karena butuh tenaga di perpustakaan abang dipindahkan ke sini.”

PP4 : “Bapak dulu masih jadi pesuruh tahun 1988 saat sudah 100 % gitu bahkan pernah petugas kebersihan di tahun 1987 Masa kepala Pak Aliman tahun 2003 bapak dipindahkan ke perpustakaan. Dari tahun 2003 ya sampai sekarang ini”

PP 5 : “... Dulu kayaknya sempat dari Januari 2011 sampai April kita sama-sama di perpus ini ya. Sayang bulan Mei kak Mala dipindahkan ke bagian Pembantu kepala Bidang akademik. Oo itukan ada SK lokalnya kak. Nah itulah acuan penempatan ...”

KBK :Jadi intinya kalau sudah lulus PNS pemberkasan dia formasi apa yang ditempatkan dibagian apa, tetapi kadang kebijakan berubah penentuan penenpatan pososi SDM diatur SK lokal dari satker tetapi tetap mempertimbangkan SK awal dari formasi PNS yang ada. Hmmm...kalau kayak di perpustakaan karena Hasan itu rajin dan ulet makanya kayaknya cocoklah di perpustakaan meski dia Cuma tamat SD. Tapi memang penempatan harusnya konsultasi jugalah atasan sama kita bagian kepegawaian, karena kitakan tau latar belakang pegawai, kayak pendidikan dan lainnya. Meski tidak ada konsultasi ke kita, bapak harap ke depannya adalah seperti itu.”

AK : Penempatan tidak ada cara penentuan khusus. Untuk penempatan ya berdasarkan pendidikan. Kalau untuk formasi pustakawan yang D3 Perpustakaan. Kalau SK lokal ya diatur oleh pimpinan disini lagi. Bisa formasi SK dari pusat pustakawan saat penempatan diunit bagian ditempat lain.”

Pernyataan di atas menunjukan bahwa kebijakan penempatan SDM perpustakaan diatur oleh SK lokal dari pimpinan PTKI Medan. Pimpinan PTKI Medan memiliki kewenangan sepenuhnya dalam menentukan susunan SDM di bagian unit PTKI Medan termasuk perpustakaan. Penempatan SDM ada yang berdasarkan pertimbangan latar belakang pendidikan perpustakaan namun masih ada juga penempatan SDM perpustakaan yang tidak melihat latar belakang pendidikannya karena ada SDM perpustakaan yang masih berpendidikan SMA

perekrutan dan seleksi CPNS adalah pustakawan namun penentuan penempatan berubah.

4.2.3 Pengembangan SDM

Kategori ketiga yang diperoleh peneliti dari transkip hasil wawancara dengan kedelapan informan adalah pengembangan SDM di perpustakaan. Pengembangan SDM dirasa masih kurang terkait dengan peningkatan kualitas SDM melalui diklat atau pelatihan dibidang perpustakaan. Berikut merupakan pernyataan informan yang diberikan kepada peneliti yaitu :

KP: “Sejauh saya disini ada beberapa diklat tapi itu yang pergi diklat Indah. Memang dari pusat. Maksud saya, ya yang lokal-lokal aja ada lah tah itu untuk Masyarah, Roni, bahkan untuk Hasan. Wah kalau saya tidak pernah juga, kalau ada diklat Ya khusus berkaitan dengan fungsional dosen saya atau lainnya. Contohnya baru-baru ini saya ikut diklat 5K di Pusdiklat Kementerian Perindustrian Jakarta.”

PP 1 : “Oooo, semacam diklat ? ada beberapa sih, dan melibatkan saya juga. Dari tahun 1991 ini saya bekerja di perpustakaan, dua kali ada dari Pusda dan sekali dari USU. Ada dari pusat sekali tapi saya tidak ikut. Sebenarnya masih kurang sih, saya ingin kalau diklat-diklat lokal banyaklah. Iya diklat dari kementerian Perindustrian waktu itu diadakan di Bogor. Waktu itu kondisi kesehatan saya kurang fit jadi tidak bisa pergi. Sekarang malah tidak pernah ada lagi. Kalau pun ada bukan saya pergi.”

PP 5 : “... ada kak. Tapi ya dikit, memang Indah yang dapat. Kayak tahun 2011 Indah dapat diklat Bimtek ke Jakarta, terus baru-baru ini 2013 Indah Bimtek ke Yogyakarta. Diklat lokal ada juga tapi ya itu meski kita yang minta diusulkan bahkan ada info diklatnya harus kita yang infokan baru bisa. Agak susah juga sih. Kayak diklat di Pusda. Itupun karena kebeneran Indah tau dari tante yang di Pusda.”

KBK : “Ada sih, tapi tidak banyak. Tidak banyak seperti diklat untuk para dosen.”

Berikut pernyataan informan melalui PP 2, PP 3, PP 4, dan AK kepada peneliti yang menerangkan bahwa pengembangan SDM di perpustakaan melalui diklat masih belum merata :

PP2 : “Kalau untuk orang perpustakaan ada juga mala, tapi kakak sendiri gak pernah dapat tuh. Sebenarnya pengen juga sih.”

PP 3: “Kalau untuk orang perpustakaan ada tuh, tapi abang kan masih baru disini kayaknya belum ada.”

PP4 :Wah kalau diklat bapak tidak pernahlah, maklumlah mana pernah kayak bapak ini diikutkan. Hehe.. maklumlah bapakkan dari SD”.

AK : “Diklat ada beberapa. Tapi belum merata untuk semua SDM perpustakaan.”

Dari semua pernyataan informan di atas menjelaskan bahwa ada bentuk pengembangan SDM melalui diklat dan pelatihan perpustakaan, tetapi jumlah frekuensinya masih sedikit dan tidak merata keseluruh SDM perpustakaan, padahal masih ada SDM perpustakaan yang masih berpendidikan SMA dan SD.

Dokumen terkait