• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Kategori

Berdasarkan hasil wawancara dari penelitian tentang pengelolaan perpustakaan kecil dengan studi kasus Taman Bacaan Masyarakat Mas Raden Medan, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman. Dengan pedoman ini, peneliti membaca kembali transkip wawancara lalu memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa katergori. Kategori tersebut adalah:

4.2.1 Manajemen koleksi

Manajemen yang berhubungan dengan perpustakaan berarti segala kegiatan perpustakaan yang diatur dengan menggunakan perencanaan matang untuk mendukung dan mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi perpustakaan. Perpustakaan secara umum mempunyai aktivitas yang kompleks mulai dari pengaadaan koleksi, pengolahan koleksi dan penyebaran informasi, yang masing-masing aktivitas ini harus di atur secara detail dan jelas, hal ini untuk memudahkan koordinasi penyebaran informasi kepada pengguna. Manajemen koleksi melibatkan serangkaian proses yang menjadi lebih efisien dengan adanya teknologi komputer dan komunikasi yang menghimpun informasi, mengkoordinasikan komunikasi, meyusun kebijakan, evaluasi dan perencanaan (Syihabuddin, 2003, 146).

4.2.1.1Inventaris Bahan Pustaka

Inventarisasi adalah mencatat setiap eksemplar buku dalam buku induk, memberi nomor induk/inventarisasi setiap eksemplar buku dan mencatatnya dalam buku yang bersangkutan, majalah di catat dalam kartu majalah agar mudah diketahui volume dan nomor edisi yang diterima, majalah yang dijilid

52

diperlakukan sebagai buku, memberi cap/stempel milik pada setiap buku pada halaman tertentu yang telah ditentukan sebelumnya (Soetminah 1992, 81). Kegiatan inventarisasi mencatat penambahan bahan pustaka ke dalam buku induk secara baik dan teratur sehingga dapat diketahui ragam bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan beserta jumlahnya. Adapun pernyataan dari I1 dan I2 mengenai inventarisasi di TBM Mas Raden Medan.

Untuk buku-buku yang sudah menjadi kepemilikan TBM baik sumbangan dari masyarakat maupun dari dana sendiri, kami juga melakukan kegiatan inventaris buku untuk mengetahui jumlah koleksi yang masuk ke TBM dengan mencatat judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, jumlah buku yang ada, asal perolehan buku, tahun perolehan buku, kami mencatatnya di kertas yang sudah kami jilid menyerupai buku”. Tetapi untuk pelabelan kami menggunakan kertas hvs tipis yang berukuran kecil sebagai tanda kepemilikan TBM lalu menempelkannya pada cover buku”.

Dari uraian yang dikemukakan informan tersebut dapat diketahui bahwa pengelola TBM juga melakukan inventaris pada buku-buku yang dimilikinya, dan melakukan pelabelan hanya dengan kertas hvs kecil yang ditempelkan pada cover buku sebagai tanda kepemilikan TBM.

4.2.1.2Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka adalah upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka. Upaya peningkatan kualitas bahan pustaka dilakukan dengan mengadakan bahan pustaka yang belum dimiliki atau yang terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi, Sebaliknya peningkatan kuantitas bahan pustaka adalah upaya peningkatan jumlah bahan pustaka agar kebutuhan warga sekolah dapat dipenuhi. pengadan bahan pustaka merupakan konsep yang mengacu kepada prosedur sesudah kegiatan pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk menggembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokemun yang diperukan untuk memenuhi kebutuhan informasi serta mencapai sasaran unit informasi (Sulistyo-Basuki 2001, 27).

53

Berikut pernyataan informan I1 dan I2 mengenai pengadaan di TBM Mas Raden Medan.

I1 “ Untuk pengadaan berasal dari pemerintah, dan sumbangan dari masyarakat serta donatur-donatur tetap”

I2 “ Serta kami memadukan aktifitas ekonomi seperti berjualan jamu, untuk membantu menambah koleksi yang bervariasi di TBM ini” Dari pernyataan informan diatas dapat diketahui bahwa TBM Mas Raden Medan dari segi pengadaan diperoleh melalui donatur-donatur, sumbangan masyarakat serta melakukan aktivitas ekonomi dalam membantu pendanaan pengembangan koleksi.

4.2.1.3Klasifikasi Bahan Pustaka

Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku, atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama (Tairas, 1995). Klasifikasi mempunyai fungsi sebagai tata penyusunan buku dan bahan pustaka di jajaran rak penyimpanan koleksi dan sebagai sarana penyusunan entri bibliografis pada katalog, bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang sistematis. Salah satu bagan klasifikasi yang paling populer adalah DDC ( Dewey Decimal Clasification). Berikut pernyataan dari Infroman I1 dan I2 dalam mengklasifikasi bahan pustaka yaitu sebagai berikut:

“Klasifikasi bahan pustaka digolongkan sesuai jenis koleksi yang sama, mengindentifikasi jenis koleksi yang membahas topik yang sama, lalu menyusun koleksi tersebut di rak penyimpanan yang sudah dibuat penomoran khusus sesuai dengan jenis koleksi, misalnya buku hukum di beri nomor rak penyimpanan no 10. Maka buku hukum di simpan di rak no 10 begitu pula dengan jenis koleksi lainnya, dan kami tidak mengikuti pedoman seperti DDC, kami hanya mengklasifikasikan bahan pustaka dengan pedoman yang kami buat sendiri”.

54

Dari hasil pernyataan kedua informan diatas dapat diketahui bahwa TBM Mas Raden Medan belum memaksimalkan kegiatan pengklasifian bahan pustaka secara lebih spesifik, pengelola TBM mengkalsifikasikan koleksi berdasarkan jenis ko leksi yang sama disusun dan dijajarkan di rak penyimpanan.

4.2.1.4Katalogisasi Bahan Pustaka

Perpustakaan memerlukan katalog untuk menunjukkan ketersediaaan yang dimilikinya. Katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan. Adapun pernyataan informan I1 dan I2 dalam kegiatan katalogisasi bahan pustaka di TBM yaitu sebagai berikut:

“Tidak ada proses pengatalogan bahan pustaka di TBM, tetapi hanya ada penomoran khusus yang dibuat sendiri untuk memudahkan pencarian buku di rak”

Dari hasil pernyataan kedua informan dapat diketahui bahwa pengelola TBM tidak melakukan kegiatan katalogisasi sebagai temu balik informasi. Pengelola TBM membuat pedoman katalog sendiri dengan memberikan penomoran-penomoran khusus pada setiap rak sesuai dengan jenis kolesksi yang sama.

4.2.2. Desain Ruang

Desain interior atau ruang adalah menyusun dan merancang tata letak ruangan untuk menciptakan kenyamanan, keindahan dan sesuai dengan fungsi atau kegunaan dari ruang tersebut. Desain ruang akan mempengaruhi aktivitas pemustaka yaitu kegiatan memanfaatkan fungsi perpustakaan agar dapat diukur apakah fungsi tersebut dapat mewujudkan tujuan dari didirikannya perpustakaan tersebut. Berikut pernyataan Informan I 1 mengenai desain ruang TBM Mas Raden Medan adalah sebagai berikut:

“Luas bangunan 10 x 20 m2

, tidak memiliki skat-skat pembatasan ruang, karena bangunan condong lurus kebelakang menyerupai bentuk ruko”

55

Kemudian informan I2 memberikan sedikit penambahan dalam aspek desain ruang di Taman Bacaan Masyarakat Mas Raden Medan, adapun pernyataanya adalah sebagai berikut:

“ Rak penyimpanan koleksi, kursi dan meja pengunjung serta perabot dan perlengakpan disesuaikan bentuk dan ukuranya dengan luas bangunan”. Dari pernyataan kedua informan di atas dapat diketahui bahwa pengelola TBM Mas Raden Medan mendesain ruang sesuai dengan kondisi luas dan ukuran bangunan, begitu pula untuk perlengkapan dan perabot disesuaikan jenis dan ukuranya agar bangunan tidak kelihatan penuh.

4.2.2.1 Elemen-elemen Desain Interior

Unsur yang memberntuk desain interior diantaranya adalah ruang (tata letak), variasi, hirarki, area personal, pencahayaan, tata suara, suhu udara, perawatan, kualitas udara, gaya dan fashion. Adapun pernyataan informan mengenai elemen-elemen desain interior di TBM adalah sebagai berikut:

I1 “Ada beberapa hal yang tidak terpenuhi yaitu tata suara, suhu udara, dan kualitas udara”.

I2 “Tidak adanya ventilasi sebagai sirkulasi udara, tidak ada keberagaman jenis ruang (variasi)”

Dari pernyataan kedua informan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa elemen-elemen desain interior yang tidak terdapat pada TBM yakni pencahayaan, tata suara yang berasal dari luar bangunan tepatnya jalan raya yang dipadati suara kendaraan, kualitas udara, dan tidak adanya keberagaman jenis ruang. Hanya sebagian saja dari bagian-bagian elemen desain interior yakni hierarki dan area personal.

4.2.2.2 Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan

Perabot perpustakaan merupakan sarana pendukung atau perlengkapan perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai perpustakaan dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk terselenggaranya perpustakaan. Penambahan beberapa jenis perabot dan perlengkapan ditujukan untuk layanan

56

agar pengunjung dan pemakai jasa perpustakaan dapat menemukan semua informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat. Berikut pernyataan dari informan I1 dan I2 adalah sebagai berikut:

“ Jumlah perabot dan perlengkapan perpustakaan disesuaikan dengan luas bangunan. Perabot yang ada di TBM ini meliputi meja, kursi, rak penyimpanan koleksi, dan untuk perlengkapan di TBM meliputi bingkai photo, hiasan dinding, papan tulis, komputer, keyboard, pianika, kipas angin”.

Dari hasil pernyataan kedua informan dapat diketahui bahwa pengelola TBM memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana termasuk perabot dan perlengkapan perpustakaan, namun dalam hal ini pengelola masih mengatur jumlah perabot dan perlengkapan di TBM disesuaikan dengan luas bangunan.

Tabel 4.2.2.2 Perabot dan Perlengkapan Taman Bacaan Masyarakat Mas Raden Medan

No Perabot dan Perlengkapan Jumlah

1. Rak Koleksi 20 unit

2. Kursi Baca 20 unit

3. Meja 10 unit

4. Pianika 10 buah

5. Komputer 1 unit

6. Kipas angin 1 unit

7. Papan tulis 1 unit

57

9. Bingkai photo 6 unit

10. Lampu 4 unit

11. TV 1 unit

4.2.2.3 Penataan Tata Ruang

Penataan tata ruang terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek fungsional artinya penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas maupun bagi pemustaka, aspek psikologis pemustaka artinya penataan ruangan bisa mempengaruhi aspek psikologis pemustaka, aspek estetika artinya keindahan penataan ruangan bisa tercipta dari perabot yang digunakan, aspek keamanan bahan pustaka. Berikut peryantaan informan tentang penataan tata ruang TBM:

I1 “ Rak diletakkan di sisi kanan dan kiri bangunan dan disusun berderet lurus memanjang mengikuti bentuk bangunan, meja dan kursi diletakkan disamping sisi rak, meja peminjaman di letakkan didepan ruang baca”.

I2 “Perabot-perabot lainnya seperti lemari, kulkas diletakkan dibagian yang masih kosong atau bagian sudut ruangan, komputer diletakkan dilantai atas. Bingkai photo di pajang di dinding, vas-vas bunga di letakkan di meja pengelola”.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap kedua informan dapat diketahui bahwa penataan tata ruang di TBM Mas Raden Medan diatur dengan mengikuti bentuk bangunan, demi memudahkan pengguna. Perabot seperti kursi diletakkan berdekatan dengan rak, dan untuk lemari, kulkas sengaja dijauhkan dari ruang atau area penyimpanan koleksi dan ruang baca yang gunanya mempermudah segala kegiatan yang dilakukan oleh penguna TBM.

Dokumen terkait