• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

II.2. Kategori/ Jenis-jenis Isi Surat Kabar

Sebagai lembaga yang dikelola secara bisnis, perusahaan penerbitan pers juga menghasilkan produk yang dijual pada masyarakat. Beda dengan produk barang lainnya, produk penerbitan pers mempunyai misi tersendiri, yaitu ikut mencerdaskan masyarakat, dan menegakkan keadilan. Itulah sebabnya, produk penerbitan pers tidak bisa dikelola dengan sembarangan. Artinya, produk yang dihasilkan harus disesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, dimana pers tersebut melaksanakan operasinya.

Pada dasarnya, produk jurnalistik atau isi kabar terdiri atas beberapa bagian, pertama adalah penyajian berita sebagai produk utama yang disajikan kepada pembacanya. Dengan penyajian berita, masyarakat akan tahu segala perubahan yang terjadi dan itu sangat mereka butuhkan. Dari penyajian berita inilah konsumen pers akan memperoleh banyak informasi yang dapat menambah wawasan serta mencerdaskan pemikirannya.

Kedua adalah pandangan atau pendapat. Dalam istilah jurnalistik,

pandangan atau pendapat ini disebut opini (opinion). Perusahaan penerbit pers, perlu menyajikan pendapat atau pandangan (opini), baik opini masyarakat (public opinion), maupun opini redaksi (desk opinion). Opini adalah sarana bagi

masyarakat untuk menyampaikan ide, gagasan, kritik, dan saran kepada sistem kehidupan bermasyarakat yang merupakan kontrol bagi pelaksanaan pemerintahan.

Ketiga adalah periklanan. Isi dari periklanan ini merupakan tempat

perusahan penerbitan pers untuk menggali keuntungan. Dengan iklan dimungkinkan perusahaan surat kabar mendapatkan penghasilan tambahan, selain

itu dari menjual berita melalui langganan dan eceran. Bahkan manajemen penerbitan pers itu bagus, iklan merupakan penghasilan utama bagi usahanya.

Secara keseluruhan pers khususnya surat kabar bisa dilihat sebagai berikut :

3. Pemberitaan (News getter)

a. Pengertian Berita (Perception news) b. Berita Langsung (Straight news) c. Penggalian Berita (Investigative news) d. Pengemabangan Berita (Depth news) e. Feature (Human interest news ) 4. Pandangan atau pendapat (opinion)

a. Pendapat masyarakat (Public opinion)  Komentar

 Artikel

 Surat Pembaca

b. Opini penerbit (Press opinion)  Tajuk Rencana

 Pojok Karikatur c. Periklanan

 Iklan Display  Iklan Baris

1. Pemberitaan (News getting)

a. Pengertian berita (Perception news)

Berita berasal dari bahasa Sanseketrta, yakni Vrit yang dalam bahasa inggris disebut Write, yang artinya sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut Vritta, artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi berita atau warta.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya W. J. Spoerwodarminta, “berita” berarti kabar atau warna, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan balai pustaka, arti berita diperjelas menjadi : “Laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.

Berita terdiri dari beberapa bagian. Bagian terkecil dari berita adalah data. Data berasal dari datum, sedangkan datum diambil dari semua kejadian atau peristiwa. Untuk bisa jadi berita, data harus dibuat atau diolah lebih dahulu. Seseorang yang kebetulan melihat suatu kejadian atau peristiwa, orang tersebut tidak bisa dikatakan mendapat berita, tetapi disebut orang yang melihat kejadian/peristiwa. Jika orang tersebut kemudian menceritakan kejadian/peristiwa tersebut kepada orang lain secara lisan atau tertulis, orang itulah yang disebut mendapat atau mendengarkan berita.

Sampai sekarang, masih sulit mendefinisikan berita. Para sarjana publisistik maupun jurnalistik belum merumuskan definisi berita secara pasti. Ilmuwan, penulis dan para pakar ilmu komunikasi memberikan definisi berita, dengan beraneka ragam, yaitu: Menurut Williard C. Bleyer, dalam bukunya ”Newspaper writing and editing”: berita adalah sesuatu yang termasa

yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar; atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut (Assegaf, 1991:22).

Salah satu yang sangat terkenal adalah apa yang ditemukan oleh Jhon Bogart Kepala Desk kota Koran New york Sun, hampir seabad yang lalu Bogart

menemukan kata-kata yang sering dikutip mengenai berita, yaitu : ”when a dog bites a man, that’s not news. But when a man bites a dog that is news” (“jika ada

anjing menggigit orang, itu bukan berita. Namun jika ada orang menggigit anjing, itu baru berita”) (Torben dan Eric, 2001:17).

Sedangkan menurut batasan atau definisi, berita dalam arti teknis jurnalistik adalah ”laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.

Apa yang menarik perhatian pembaca haruslah terdapat dalam sebuah berita, namun dari semua itu yang terpenting adalah berita harus ditulis berdasarkan peristiwa yang faktual atau benar-benar terjadi untuk menghindari rekayasa dalam pembuatan berita karena sebuah berita memiliki banyak pengaruh terhadap masyarakat.

Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat, yaitu:

• Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga kebenaran tinggal sebagian saja.

Untuk membuat berita yang baik, harus memahami unsur yang terdapat di dalam berita. Agar berita dapat menarik perhatian pembaca, perlu diperhatikan unsur-unsur seperti : aktual atau baru (termasa), jarak, terkenal, keluarbiasaan, akibat, ketegangan, pertentangan, seks, kemajuan, human interest, emosi dan humor.

b. Berita langsung (straight news)

Berita langsung adalah berita yang ditulis secara langsung. Artinya, informasi yang dituangkan dalam berita itu diperoleh langsung dari sumber beritanya. Biasanya diungkapkan dalam bentuk pemaparan (descriptive). Penulisan berita langsung lebih mengutamakan aktualitas informasinya. Informasi disini bisa berasal dari keterangan pejabat atau berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Jika ada seorang pejabat atau pimpinan lembaga yang memberikan keterangan tentang suatu kasus maka penjelasan-penjelasan pejabat tersebut bisa dibuat berita secara langsung tanpa ditambah informasi lainnya. Fokus pemberitaannya hanya tertuju pada penjelasan-penjelasan kasus tersebut. Jika pejabat itu beropini, maka opini pejabat bisa menjadi fakta karena opini itulah yang disebut fact in idea.

Berita langsung biasanya dibuat dengan gaya memaparkan, yaitu suatu gaya penulisan berita yang memaparkan kejadian atau peristiwa yang terjadi, dalam keadaan apa adanya saja, tanpa ditambah dengan penjelasan. Penulisan berita ini cenderung menguraikan suatu peristiwa atau kejadian sejelas-jelasnya.

c. Penggalian berita (investigative news)

Semua yang hidup di dunia ini pasti ada asalnya. Demikian juga dengan berita. Sama dengan kehidupan yang lain. Asal berita, kita sebut dengan sumber berita. Untuk dapat membuat berita harus ada kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa ini bisa disebut sebagai sumber berita.

Selain peristiwa atau kejadian yang dilakukan oleh manusia, kumpulan dari berbagai berita bisa juga dijadikan sumber berita. Karena dari manusia dapat kita peroleh data, sedangkan pada kumpulan berita juga bisa diambil datanya, yang merupakan dasar untuk membuat berita. Sumber berita dibagi menjadi dua, yaitu sumber berita utama (primer) dan sumber berita kedua (sekunder).

Sumber berita utama (primer) adalah kantor berita resmi dari pemerintahan dalam hal menyampaikan pengumuman, pemberitahuan, dan sebagainya. Sedangkan sumber berita kedua (sekunder) adalah media massa, seperti surat kabar, siaran radio, televisi, dan sebagainya.

Berita harus dalam bentuk sederhana, lugas, langsung, tidak berbunga- bunga, namun kaya akan data. Berita tidak boleh bersumber pada omong kosong, isu, suara-suara halus, wangsit, cerita burung. Selain itu, berita juga harus mendapatakan dukungan data otentik, kejelasan dan segala hal yang telah diperkuat ”authority”. Berita-berita yang berdasarkan investigasi ini sering disebut dengan istilah berita eksklusif. Artinya, berita tersebut jarang terjadi. Tetapi kejadian itu pada akhirnya diketahui banyak orang. Dalam menggali berita untuk mendapatkan sumber berita yang valid (dapat dipercaya) bisa dilakukan dengan tiga cara :

2) Meliput acara, 3) Mengga li berita

d. Pengungkapan berita (explanatory news)

Explanatory news adalah pengungkapan berita atau bisa juga disebut

sebagai berita yang menjelaskan. Artinya, dalam hal penulisan berita, data yang disajikan lebih banyak diuraikan daripada diungkap secara langsung. Explanatory news lebih banyak kita jumpai pada reportase berita. Bentuk penulisan ini bisa

memadukan antara fakta dan opini. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi oleh penulisannya sendiri.

Pengungkapan berita bisa ditulis secara panjang lebar. Jika memungkinkan bisa disajikan secara bersambung dua sampai empat kali tulisan. Karena beritanya panjang, diperlukan banyak data. Jika data yang diperoleh dari suatu peristiwa atau kejadian hanya sebatas peristiwa atau kejadian itu saja, penulis bisa melengkapi dengan data lain yang diungkapkan dari sumber lain. Tetapi data itu harus masih ada hubungan dengan berita yang ditulisnya. Dalam penulisan explanatory news, penulis dengan bebas memaparkan data yang baik dari orang

lain maupun dari hasil penyelidikan sendiri.

e. Penjelasan berita (interpretative news)

Interpretative news adalah bentuk berita yang penyajiannya merupakan

gabungan antara fakta dan interpretasi. Artinya, dalam penulisan berita seperti ini, penulis boleh memasukkan uraian. Komentar dan sebagainya yang ada kaitannya dengan data yang diperoleh dari peristiwa atau kejadian yang dilihatnya. Dalam

hal ini sumber berita memberikan data atau informasi yang dirasakan masih kurang jelas arti dan maksudnya. Maka penulis wajib mencarikan penjelasan terhadap arti dan maksud dari informasi tadi. Jika penulis punya banyak wawasan terhadap informasi tersebut, bisa saja penulis mengartikan atau menjelaskan apa arti dan maksud informasi yang diberikan oleh narasumber tersebut. Tetapi jika tidak punya wawasan, penulis bisa mencari penjelasan dengan mewawancarai kembali narasumber tersebut atau dengan narasumber yang lain, namun masih tetap dalam lingkup permasalahan yang sama.

f. Pengembangan berita (depth news)

Pengembangan berita atau depth news, merupakan kelanjutan atau hampir sama dengan investigative news. Bedanya, jika investigative news bermula dari adanya isu atau data mentah yang kemudian dilakukan penelitian atau penggalian. Sedangkan depth news, berasal dari adanya sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali.

Lahirnya pengembangan berita ini karena banyaknya data yang didapat pada satu peristiwa, tetapi data itu tidak saling terkait meskipun topiknya sama. Jika data itu diungkap dengan straight news atau investigative news, rasanya sangat dangkal karena bisa berdiri sendiri-sendiri. Untuk mengatasi ini penulis berita berinisiatif mengembangkan data itu sesuai dengan klarifikasinya, dan kemudian menambah dengan data lain yang sama topiknya. Upaya inilah yang disebut dengan pengembangan berita atau depth news.

g. karangan khas (feature)

Feature adalah bagian dari penyajian berita yang cara menulisnya dapat

mengabaikan pegangan utama dalam penulisan berita, yaitu 5 W + 1 H. Feature sampai sekarang banyak yang mengartikan berbeda. Sebagian pendapat menganggap feature adalah karangan khas. Sebagian lain menyebut feature adalah penyajian berita yang berbentuk human interest.

”Karangan khas (feature) dalam surat kabar sebenarnya ibarat ”asinan” di dalam sajian makanan, yang tidak memberikan kalori utama. Akan tetapi ia menimbulkan selera makan dan penyedap. Karangan khas merupakan bagian yang cukup penting sehingga surat kabar tersebut bisa memenuhi pula fungsi ketiga dari pers yang tidak dapat diabaikan, yaitu hiburan (entertainment), disamping fungsi memberi informasi dan pendidikan.” (Wolseley dan Campbell, Exploring Journalism, Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini).

R. Amak Syarifuddin dalam bukunya Jurnalistik Praktis, membagi sembilan topik yang bisa ditulis secara feature: (1) Sketsa human interest, (2) sketsa kehidupan orang yang menarik publik, (3) Kilasan berita-berita yang menarik, (4) Dokumen otobiografi kemanusiaan yang berkaitan dengan pengalaman seseorang yang disoroti secara objektif, (5) Feature historis, (6) Sketsa perjalanan, (7) Interpretative feature, (8) artikel pengetahuan populer tentang ilmu pengetahuan, teknologi yang ditulis secara populer, dan (9) Giudance feature.

2. Pandangan atau Pendapat (opinion)

Penerbitan pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya menyediakan kolom atau rubrik untuk menampung pendapat atau pandangan (opini). Ini perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga kontrol sosial. Opini dalam penerbitan pers dapat berasal dari masyarakat luas yang disebut pendapat umum (public opinion) dan yang berasal dari penerbitannya sendiri dinamakan redaksi (desk opinion). Opini terbagi atas:

a. Pendapat umum (public opinion)

Pendapat umum (public opinion) adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain dari masyarakat luas, untuk menanggapi atau membahas suatu permasalahan yang dimuat dalam penerbitan pers. Yang dimaksud dengan masyarakat luas adalah orang-orang yang bukan pengelola penerbiatn pers itu sendiri. Pendapat biasanya disajikan dalam 3 bentuk, yaitu:

1. Komentar

Pendapat, pandangan atau pemikiran yang disampaikan oleh masyarakat khusus menanggapi terjadinya suatu peristiwa, kejadian, atau kebijakan pemerintah yang dimuat dalam penerbitan pers. Komentar ini dilakukan oleh perseorangan dan bersifat individu. Bisa jadi individu tersebut mewakili suatu lembaga. Tetapi fokus pandangannya tetap tertuju pada satu masalah yang dibahasnya.

2. Artikel

Artikel adalah opini masyarakat yang dituangkan dalam tulisan tentang berbagai soal, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi bahkan olah raga. Bedanya dengan komentar, tulisannya terfokus untuk menanggapi atau mengomentari nuansa/fenomena dari suatu permasalahan yang terjadi. Sedangkan artikel, penulisannya tidak sekedar mengomentari masalah, tetapi bisa juga mengajukan pandangan, pendapat atau pemikiran lain, baik yang sudah banyak diketahui masyarakat maupun yang belum diketahui.

3. Surat pembaca

Surat pembaca (letter to the editor) adalah opini public yang cukup menarik dalam penerbitan pers. Surat pembaca ini pula dijadikan sebagai umpan balik (feedback) bagi pengelola penerbitan pers untuk mengetahui sejauhmana berita atau informasi yang disajikan itu dibaca/ditanggapi pembacanya. Karena pengirim surat pembaca ini adalah publik yang pada umumnya adalah pelanggan atau pembaca maka masalah yang ditulisnya beraneka ragam, terutama yang menyangkut dengan kehidupan mereka. Penulis surat pembaca harus menyertakan identitas diri dan mau dimuat bersama dengan pemuatan suratnya. Surat pembaca seringkali dijadikan sarana berkomunikasi antar sesama pelanggan.

b. Opini penerbit (desk opinion)

Opini penerbit (desk opinion) adalah pandangan, pendapat atau opini dari redaksi terhadap sesuatu masalah yang terjadi ditengah masyarakat, dan dijadikan

sajian dalam penerbitannya. Itu sebabnya, opini penerbit sering juga disebut sebagai ”Suara Redaksi”. Yang mempunyai hak menulis adalah pemimpin redaksi dari masing-masing penerbitan pers. Tetapi pada pelaksanaannya seringkali pemimpin redaksi tersebut melimpahkan atau menugaskan orang lain. Penulisan opini penerbit ini bisa digunakan untuk menjelaskan informasi yang disajikan, mengkritik kebijakan penguasa, memberikan gambaran suasana yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Opini penerbit biasanya ditulis dalam beberapa bentuk, seperti: Tajuk rencana, Pojok, Catatan kecil, dan Karikatur.

1. Tajuk rencana

Tajuk rencana, ada juga yang menyebutnya sebagai ”Catatan Redaksi”, atau bisa juga disebut ”Editorial”. Tajuk rencana adalah merupakan sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Menulis tajuk memerlukan situasi atau kejadian dalam pemberitahuan sehari-hari. Tajuk rencana tidak bisa mengupas suatu kejadian yang sudah lama berlangsung. Tajuk rencana juga menggambarkan falsafah dan pandangan hidup dari penerbitnya. Sikap itu bisa eksplisit atau implisit.

Tajuk rencana biasanya ditulis secara panjang, untuk memberikan kesempatan kepada penulisannya memasukkan analisis dan menguraikan permasalahan yang ingin diungkapkannya. Jenis tajuk rencana antara lain: 1. Meramalkan (forcasting)

2. Memaparkan (interpretating) 3. Mengungkapkan (explorating)

2. Pojok

Pojok adalah opini yang penyajiannya dilakukan secara humor. Sentilan lucu terhadap sesuatu yang dimuat dalam penerbitannya. Beda dengan tajuk, pojok ditulis amat singkat, lugas, menohok, tetapi tidak kehilangan ketepatan dan antisipasi permasalahannya yang di ”Pojok”kan. Penulis pojok bisa dilakukan oleh pemimpin redaksi, wartawan senior, atau orang lain yang bisa mewakili penerbitannya.

3. Karikatur

Karikatur (carricature/cartoon) adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Semula karikatur ini hanya selingan atau ilustrasi belaka. Tetapi perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar- gambar lucu dan menarik.

Beda dengan tajuk rencana maupun pojok, pembuat karikatur ini bukan oleh pemimpin redaksi atau wartawan senior, tetapi oleh orang-orang khusus yang bisa menggambar secara kontinyu. Namun demikian, ide dari kritik yang digambarkan itu tetap berasal dari redaksi. Bisa jadi kartunis (istilah penggambar karikatur) adalah orang luar yang mendapat kepercayaan khusus dari redaksi atau orang tersebut memang diangkat menjadi karyawan penerbitannya, khusus membuat gambar-gambar karikatur.

c. Periklanan (advertisement)

Periklanan adalah kegiatan memasok penghasilan bagi perusahaan pers dengan jalan menjual kolom-kolom yang ada pada surat kabar atau majalah dalam bentuk advertensi (advertising). Iklan nerupakan sumber pendapatan sampingan (selain menjual berita) bagi perusahaan penerbitan pers. Jika dikelola dengan baik, iklan dapat menjadi penghasilan utama yang sangat menunjang bagi bisnis media massa cetak.

Dilihat dari bentuknya, iklan pada penerbitan surat kabar atau majalah dibagi menjadi 3 (tiga) bentuk, yaitu:

a. Iklan display

Iklan display memakai ukuran milimeter/kolom. Ukuran ini pula yang menentukan harganya. Misalnya harga iklan Rp. 15.000,- per mm/kolom. Artinya harga tersebut adalah untuk ukuran tiap satu milimeter, dalam satu kolom. Cara menghitungnya, milimeter dihitung dari ujung bagian atas iklan, kebagian bawah. Iklan display itu sendiri sebenarnya masih dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: iklan display biasa, dispaly keluarga dan display koloman.

b. Iklan baris

Iklan baris adalah iklan yang hanya terdiri dari baris huruf-huruf. Iklan baris bisa dalam beberapa bentuk, seperti ”iklan baris dengan huruf biasa”. ”iklan baris dengan huruf lebih besar”, ”iklan baris positif” atau ”iklan baris negatif (dasar hitam tulisan putih)”. Iklan baris jumlah kata-kata yang diiklankan dibatasi barisnya dalam satu kolom. Misalnya minimal 4 baris, maksimal 8 atau 10 baris.

c. Iklan pariwara

Pariwara, iklan yang berbentuk berita atau artikel. Itu sebabnya pariwara disebut juga sebagai advertorial. Istilah advertorial merupakan gabungan dari kata advertensi dan editorial. Sedangkan bentuk iklan pariwara antara satu surat kabar dengan surat kabar lainnya berbeda. Ini ada kaitannya dengan gaya penulisan berita pada masing-masing media cetak. Biasanya bentuk penyajian iklan pariwara ditentukan pada saat penawaran dari masing-masing media cetak.

Dokumen terkait