• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis

2.1.5 Pengertian Pedagang Kaki Lima

2.1.5.3 Kategori Pedagang Kaki Lima

(Manning dan Effendi, 1991) menggolongkan para pedagang kedalam tiga kategori yaitu :

a. Penjual Borongan (Punggawa) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir sendiri distribusi barang-barang dagangannya.

b. Pengecer Besar, dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pedagang besar yang termasuk peengusaha warung di tepi jalan atau pojok depan sebuah halaman rumah dan pedagang pasar yaitu mereka yang memiliki hak atas tempat yang tetap dalam jaringan pasar resmi.

c. Pengecer Kecil, termasuk kategori pedagang kecil sektor informal mencakup pedagang pasar yang berjualan di pasar, ditepi jalan, maupun mereka yang menempatkan kios-kios di pinggiran pasar yang besar.

(Damsar, 2009) membedakan pedagang menurut jalur distribusi barang yang dilakukan yaitu :

a. Pedagang distributor (Tunggal), pedagang yang memengang hak distribusi satu produk dari perusahaan tertentu.

b. Pedagang partai (Besar) yaitu pedagang yang membeli produk dalam jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada pedagang lainnya seperti grosir.

c. Pedagang Eceran,yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada konsumen.

(Laird dalam Fatta Hindi, 2006: 21) membagi kebutuhan manusia menjadi lima jenis yaitu :

a. Kebutuhan untuk hidup b. Kebutuhan merasa aman

c. Kebutuhan untuk bertingkah laku sosial d. Kebutuhan untuk dihargai

e. Kebutuhan pekerjaan yang disenangi

2.1.5.4 Langkah yang Diambil Pedagang Kaki Lima Pada Masa Pandemi Langkah yang Diambil Pedagang pada Masa Pandemi Corona Wabah covid-19 yang sudah berlangsung selama beberapa bulan dan belum berakhir sampai saat ini ternyata membuat para pedagang di Pasar Kartasura memutar otak agar tetap bisa mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya di tengah wabah yang melanda negeri ini. Berikut ada tiga langkah yang diambil pedagang pada era pandemi korona (Kartono, dkk, 2020).

a. Mengurangi Jumlah Dagangan Banyak dari pedagang mengurangi jumlah barang dagangannya di tengah pandemi korona ini.

b. Menurunkan harga barang c. Beralih Profesi

2.2 Penelitian Yang Relavan

Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Robert Sinaga,

Di dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa Pendapatan pedagang sangat dipengaruhi oleh kontinuitas transaksi jual beli di pasar dan jumlah pembeli yang datang ke pasar setiap hari. Pada masa pandemi covid-19 terjadi penurunan pendapatan pedagang hingga lebih dari 50 persen, Faktor pendukung para pedagang dalam melakukan usahanya adalah skesadaran untuk terus berjuang memenuhi kebutuhan hidup seharihari dan faktor penghambatnya adalah jumlah pembeli yang semakin berkurang (sepi).

2 Agus Sutedjo, Sri dengan pembeli tidak mengalami perubahan yakni menggunakan dampak terjadinya penurunan jumlah pelanggan. Waktu kerja pedagang keliling tidak banyak mengalami perubahan, yakni sebagian besar melakukannya pada pagi dan siang hari.

3 Christina

Didalam penelitian tersebut dijelaskan adanya pembatasan sosial (social distancing) yang diberlakukan oleh pemerintah yang juga berlaku bagi para pedagang di Pasar ternyata berdampak pada kondisi pasar yang sepi pembeli, daya beli masyarakat yang menurun akibat tidak diperbolehkannya penyelenggaraan acara yang mengundang banyak orang sehingga pembeli hanya berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari saja, dan distribusi bahan yang terhambat pengirimannya.

2.3 kerangka Pemikiran

Menurut Uma Sekaran dalam (Sugiyono, 2017:60) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah yang penting. Sedangkan menurut (Suriasumantri dalam Sugyono, 2017:60), kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999 dalam Sugiyono, 2010).

Maraknya kasus virus Corona di berbagai negara mengakibatkan pengaruh besar pada perekonomian masyarakat, dimana para pedagang kaki lima yang berada di sekitar Kelurahan Batang Beruh juga sangat merasakan dampak tersebut. Akibat merosotnya pendapatan para pedagang, maka para pedagang kaki lima juga harus semakin maksimal dalam berjualan, diakibatkan virus covid 19 ini masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Dalam kehidupan sosial ekonomi juga sangat berbeda sebelum dan sesudahnya ada virus Covid-19. Sebelum adanya virus ini kehidupan sosial ekonomi para pedagang yang berada di Kelurahan Batang Beruh masih baik dan dapat memenuhi kebutuhan keluarganya dengan tercukupi tanpa kekurangan, sedangkan setelah adanya pandemi ini kehidupan sosial ekonominya yang dulu membaik berubah 50 persen dari sebelum adanya virus ini.

Kehidupan aspek sosial ekonomi menurut (Soerjono Soekanto, 2007) dapat mempengaruhi beberapa aspek seperti, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan

pemenuhan kebutuhan keluarga. Ia mengatakan bahwa kehidupan seseorang akan lebih baik jika memenuhi beberapa aspek diatas. Dan jika tidak dapat memenuhi keseluruhan dari aspek tersebut maka, harus ada salah satu aspek yang ada dijelaskan diatas tersebut. Seperti pedagang kaki lima yang berada di Kelurahan Batang Beruh jika, Pedagang Kaki Lima ingin lebih maksimal meningkatkan pendapatan kebutuhan keluarganya selama adanya pandemi Covid-19 maka harus memenuhi beberapa aspek tersebut.

Covid 19

Sosial Ekonomi menurut Soerjono Soekanto (2007) yaitu:

1. Pendidikan 2. Pendapatan 3. Pekerjaan

4. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga.

2.3.1 Bagan Alur Pikir

Pedagang Kaki Lima

2.4 Defenisi Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti; pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan. Pada dasarnya konsep merupakan abstraksi dari suatu gambaran ide, yaitu gambaran yang bersifat umum atau abstrak tentang sesuatu.Fungsi dari konsep sangat beragam, akan tetapi pada umumnya konsep memiliki fungsi yaitu mempermudah seseorang dalam memahami suatu hal. Karena sifat konsep sendiri adalah mudah dimengerti, serta mudah dipahami.Soedjadi, mengartikan konsep ke dalam bentuk atau suatu yang abstrak untuk melakukan penggolongan yang nantinya akan dinyatakan kedalam suatu istilah tertentu (Kant yang dikutip oleh Harifudin Cawidu, 2013). Adapun batasan konsep dari penelitian ini adalah : 1. Covid-19 adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.

Pada banyak kasus virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu, namun virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (Rizal Fadli, 2020). Menurut ahli virus atau virologis (Richard Sutejo, 2020) Virus Corona penyebab sakit Covid 19 merupakan tipe virus yang umumnya menyerang saluran pernafasan.

2. Pedagang Kaki Lima adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti terotoar, pinggir-pinggir jalan umum, dan lain sebagainya (Damsar, 2002:51).

3. Sosial ekonomi menurut (Soerjono Soekanto, 2007) adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang berkaitan dengan orang lain. Sosial ekonomi digolongkan menjadi 4 jenis yaitu :

a. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan kualitas yang ada pada dirinya melalui pendidikan formal ataupun nonformal agar tercipta suatu cita- cita yang diinginkan. Pendidikan adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak Program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah selama 12 tahun (Sardiman, 2001).

b. Tingkat pendapatan digunakan sebagai indikator yang banyak dipakai untuk melihat pembangunan secara umum. Tinggi rendahnya tingkat pendapatan akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam mengatur perilaku ekonomi masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan dapat menyebabkan terjadinya dinamika kehidupan sosial dalam masyarakat suatu wilayah, juga merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat. Golongan pendapatan dibagi menjadi 4 bagian menurut (Soerjono Soekanto, 2007) yaitu, golongan pendapatan sangat tinggi, golongan pendapatan tinggi, golongan pendapatan sedang, dan golongan pendapatan rendah.

c. Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasaan dan

mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang yang melakukan dibayar atau tidak (Soeroto, 1986:5).

d. Kebutuhan keluarga adalah suatu keperluan dalam lingkungan keluarga dan kehidupan keluarga yang dapat menghambat ketentraman dan kesejahteraan anggotanya jika belum terpenuhi, sehingga menimbulkan suatu tindakan yang mempunyai tujuan ke arah yang lebih baik (Mufidah, 2008). kebutuhan dibagi menjadi 3 bagian menurut (Nibras Nada Nailufar, 2020) yaitu : Kebutuhan Primer, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan mempertahankan hidup secara layak. Kebutuhan primer terdiri dari, sandang (pakaian), makanan seperti (nasi, buah-buahan, daging atau telur, susu, ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan, dll), Tempat tinggal yang layak seperti (tidak ada kebocoran, bersih, dan tidak ada sarang penyakit didalam rumah). Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan hidup.

Contoh kebutuhan sekunder ini ialah akses kesehatan, pendidikan, dan hiburan.

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang berkaian dengan usaha menciptkana atau meningkatkan harga diri, prestise, atau gengsi. Contoh dari kebutuhan tersier ini seperti, liburan keluar negeri, perhiasan, dan barang bermerk.

4. Kesejahteraan adalah kualitas kepuasaan hidup yang bertujuan untuk mengukur posisi anggota masarakat dalam membangun keseimbangan hidup mencakup antara lain kesejahteraan materi, kesejahteraan emosi, keamanan (Brudest, 2015).

3. 1 Jenis Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. (Djam’an Satori, 2011:23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ini mengekspor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian- pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karateristik suatu barang dan jasa,gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya,model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.

Menurut (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011:73) penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena- fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karateristik, kualitas,keterkaitan antar kegiatan, manipulasi atau pengubahan pada variabe-variabel yang ditelit, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi,wawancara, dan dokumentasi. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tepatnya Pedagang Kaki Lima yang berada di kelurahan Batang Beruh Kecamatan Sidikalang 22212.

Alasan memilih lokasi ini karena, Kelurahan Batang Beruh merupakan tempat

dimana Pedagang Kaki Lima banyak berjualan. Berdasarkan prapeneliti yang dilakukan peneliti walaupun sudah mengalami Kerugian dan penghasilan yang didapatkan tidak stabil selama pandemi Covid-19 tetapi, para pedagang kaki lima tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Para Pedagang Kaki lima juga setiap hari semakin meningkat dengan alasan banyaknya masyarakat yang semakin susah mencari pekerjaan sehingga mengambil profesi sebagai pedagang kaki lima.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian dan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan di teliti (Moleong, 2015;163). Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki Informan dalam penelitian ini yaitu berasal dari dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Dalam penelitian ini menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yang benar-benar menguasai suatu objek yang peneliti teliti. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2012:54).

Adapun Informan dalam penelitian ini menurut (Sugiyono, 2012:54) adalah:

a. Informan Kunci, merupakan sumber informasi utama yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Lingkungan (Kepling X ) yaitu Ramli Epen Nababan

b. informan utama adalah orang yang mengetahui secara teknis dan detail tentang masalah penelitian yang akan dipelajari. Pihak yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah 5 orang Pedagang Kaki Lima yang berada di sekitar Kelurahan Batang Beruh.

c. Informan tambahan adalah informan yang memberikan informasi yang tidak diberikan oleh informan utama atau informan kunci. Pihak yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah 2 orang Keluarga Pedagang Kaki Lima yang berada di sekitar Kelurahan Batang Beruh.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(Burham Bungin, 2003:42) menjelaskan metode pengumpulan data adalah dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informan yang valid dan reliable.

Sedangkan menurut (Suharsimi Arikunto, 2002:136) berpendapat bahwa metode penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menurut (Hasan, 2002:82) meliputi :

1. Data Primer

Menurut Hasan, 2002:82) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer menurut (Hasan, 2002) antara lain sebagai berikut :

a. Metode Wawancara, wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa

kelebihan pengumpulan data melalui wawancara diantaranya pewawancara dapat melakukan kontak langsung dengan peserta yang akan dinilai, data diperoleh secara mendalam,yang diinterview bisa mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna.

b. Observasi, Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Dan juga diartikan sebagai aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan penelitian.

c. Dokumentasi, adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini dapat berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, liberatul, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan sebagian besar merupakan data kualitatif dan teknik analisis menggunakan teknik kualitatif, yaitu data yang tidak bisa dikategorikan secara statistik. Dalam penggunaan analisis kualitatif, maka penginteprestasian terhadap apa yang ditemukan dan pengambilan kesimpulan akhir menggunakan logika atau penalaran sistematis. Analisis kualitatif yang digunakan adalah model analisis yang memerlukan tiga komponen berupa redukasi data,, sajian data, serta

penarikan kesimpulan/verifikasi dengan menggunakan interactive (Sugiyono, 2010).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh (Burhan Bungin, 2003:70) yaitu sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data (Data Collection), pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

b. Reduksi Data (Data Reduction), diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan tertulis dilapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus- gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan.

c. Display Data, adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memeberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

d. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan, merupakan kegiatan akhir dari analisis data.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian

Kelurahan Batang Beruh secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Sidikalang yang terletak diantara 2E-3E lintang utara dan 98E 98E300 bujur timur dan terletak di ketinggian 700-1100 meter diatas permukaan laut dan ketinggian kota Sidikalang sebagai ibu kota Kecamatan Sidikalang dan sekaligus ibu kota kabupaten Dairi adalah 1.066 m diatas permukaan laut, yang berbatasan dengan,

Sebelah Utara : Kecamatan Siempat Nempu Sebelah Selatan : Kecamatan Kerajaan

Sebelah Barat : Kecamatan Berampu

Sebelah Timur : Kecamatan Sitinjo/Sumbul

Kelurahan Batang Beruh adalah salah satu dari 12 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Sidikalang. Luas wilayah Kelurahan Batang Beruh adalah 648 Ha/M2 yang berbatasan dengan,

Sebelah utara : Desa Kalang Simbara Sebelah Selatan : Desa Belang Malum

Sebelah Timur : Sitinjo

Sebelah Barat : Kelurahan Sidikalang

Luas tanah sawah di Kelurahan Batang Beruh sebanyak 14 Hektar, dan selebihnya masuk kategori tanah hutan dan lain sebagainya. Kelurahan Batang Beruh terletak pada ketinggian 700-1100 meter diatas permukaan laut dan beriklim tropis dengan suhu rata-rata 18C0-24C0. Jarak tempuh kelurahan Batang Beruh dengan Kecamatan adalah 3 km, dan jarak Kelurahan Batang Beruh dengan ibu

kota Kabupaten adalah dengan 2,5 km. Letak wilayah Kelurahan Batang Beruh yang strategis yang menjadi lintasan antar wilayah Kelurahan serta menjadi lintasan jalan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam membuat Kelurahan Batang Beruh berkembang cukup baik.

4.2 Profil Lokasi Penelitian

Tabel 4.1 Identitas Kelurahan

NO Identitas Kelurahan

1 Negara Indonesia

2 Provinsi Sumatera Utara

3 Kabupaten Dairi

4 Kecamatan Sidikalang

5

7 Jumlah Lingkungan 11 Lingkungan

8 Jumlah Penduduk 9.111 Jiwa

9 Jumlah Perempuan 4.534 Jiwa

10

4.3 Visi, Misi dan tujuan Kelurahan Batang Beruh 1. Visi

Adapun visi dan misi Kelurahan Batang Beruh adalah sebagai berikut : Mewujudkan Masyarakat Kelurahan Batang Beruh yang Sejahtera, Damai dan Aman.

2. Misi

1. Misi Meningkatkan kemampuan SDM

aparatur.

Tujuan Meningkatkan SDM melalui

penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan profesional.

Sasaran Meningkatkan SDM aparatur.

2. Misi Menyelenggarakan tata kelola

pemerintahan yang baik, berdaya guna dan berhasil guna, bebas dari KKN.

Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan

kepada publik.

Sasara Meningkatkan transparasi dan

akuntabilitas Kelurahan Batang Beruh Tertatanya administrasi Kelurahan Batang Beruh.

3. Misi Meningkatkan kebersihan dan

kenyaman Kelurahan Batang Beruh .

Tujuan Meningkatkan kebersihan, kenyamanan dan kualitas pengelolaan persampahan diwilayah Kelurahan Batang Beruh.

Sasaran Meningkatkan kebersihan dan

kenyamanan kantor dan wilayah Kelurahan Batang Beruh.

Meningkatkan kualitas pengelolaan persampahan di Kelurahan Batang Beruh.

4. Misi Memberdayakan dan meningkatkan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Batang Beruh.

Tujuan Mengembangkan usaha

kecil/menengah guna mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sasaran Meningkatkan kehidupan sosial

ekonomi masyarakat.

Sumber Data: Kelurahan Batang Beruh

LURAH

Novlentina Pasi, S.Si,M.A.P NIP. 19821127 201001 2 031

KELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL

SEKRETARIS Dameika Tambunan, SE NIP. 19850519 200903 2 006

SEKSI TATA 4.4 Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian

STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN BATANG BERUH

KEPLING

4.5 Kondisi Umum Tentang Klien

Klien yang dijadikan peneliti sebagai narasumber adalah pedagang kaki lima yang berada di sekitar Kelurahan Batang Beruh. Klien tersebut atau Pedagang Kaki Lima yang berjualan di sekitar Kelurahan Batang Beruh mengalami kerugian penjualan diakibatkan Covid 19, pendapatan yang didapat oleh para pedagang setelah adanya pandemi menurun 50 persen dari sebelum adanya Covid 19. Begitu juga dengan interaksi yang dilakukan antar sesama pedagang dan pembeli juga berubah diakibatkan harus menjaga jarak sesuai protokol kesehatan.

4.6 Kondisi Umum Tentang Petugas

Kondisi petugas di Kelurahan Batang Beruh :

1. Kepala Kelurahan : Novlentina Pasi. S.Si, M.A.P 2. Sekretaris Kelurahan : Dameika Tambunan, SE

3. Seksi Tata Pemerintah Ketentraman dan Ketertiban Umum: Ira Suryani, A.Md 4. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa : Hormaulina Lingga

5. Seksi Perekonomian dan Pembanguna: Tiarma, dan Rosmida Siahaan 6. Seksi Kesejahteraan Rakyat : Belman Tua Sembiring 7. Kepala Lingkungan 1 : Binsar Matanari 8. Kepala Lingkungan 2 : Molhut Lingga 9. Kepala Lingkungan 3 : Haksa P Aritonang 10. Kepala Lingkungan 4 : Sahri Boang Manalu 11. Kepala Lingkungan 5 : Jhonson Silaban 12. Kepala Lingkungan 6 : Edisyahri Limbong 13. Kepala Lingkungan 7 : Larry Holmes Sihotang 14. Kepala Lingkungan 8 : Nelson Sianturi

15. Kepala Lingkungan 9 : Ulil Amri Silaban

16. Kepala Lingkungan 10 : Ramli E Nababan

17. Kepala Lingkungan 11 : Sri Wahyu Azhari Sigalingging 18. Kepala Lingkungan 12 : Abdul P Sigalingging

4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian a. Pendidikan

Pendidikan pada masyarakat Kelurahan Batang Beruh sangat baik dan tidak ada buta huruf ataupub buta aksara pada masyarakat Kelrahan Batang Beruh, masyarakat batang Batang Beruh seluruhnya bisa membaca dan menulis. Tingkat pendidikan pada masyarakat Kelurahan Batang Beruh yang tingkat pendidikan nya lulusan Pascasarjana (S2) adalah sebanyak 46 orang, lulus sarjana (S1) sebanyak 251 orang, lulusan D3 sebanyak 553 orang, lulusan D2 sebanyak 540 orang, lulusan D1 sebanyak 245 orang, lulus sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 2381 orang, lulusan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 1700 orang.

b.Mata Pencarian

Mata pencarian penduduk Kelurahan Batang Beruh adalah Bertani (1450 orang), Pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 1462 orang, Buruh Tani sebanyak 275 orang, Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebanyak 104 orang, Pensiunan PNS/TNI/Polri sebanyak 377 orang, dan pengusaha kecil dan menengah sebanyak 1066 orang.

c.Agama

Agama yang dipeluk oleh masyarakat Kelurahan Batang Beru mayoritas adalah memeluk agama kristen sebanyak 6319 orang, pemeluk agama islam sebanyak 1961 orang, pemeluk agama katholik sebanyak 565 orang, pemeluk agama hindu sebanyak 5 orang dan pemeluk agama budha 9 orang.

d.Pasar

Kelurahan Batang Beruh memiliki pasar umum yang lumayan besar yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan orang luar pada hari sabtu yang menjual segala kebutuhan pokok sandang dan pangan.

Kelurahan Batang Beruh memiliki pasar umum yang lumayan besar yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan orang luar pada hari sabtu yang menjual segala kebutuhan pokok sandang dan pangan.

Dokumen terkait