• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK COVID 19 TERHADAP SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR KELURAHAN BATANG BERUH KECAMATAN SIDIKALANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK COVID 19 TERHADAP SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR KELURAHAN BATANG BERUH KECAMATAN SIDIKALANG SKRIPSI"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)DAMPAK COVID 19 TERHADAP SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR KELURAHAN BATANG BERUH KECAMATAN SIDIKALANG SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara. Oleh : Sani Viena Italiana Ujung (170902086). DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) DAMPAK COVID 19 TERHADAP SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR KELURAHAN BATANG BERUH KECAMATAN SIDIKALANG. SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ilmu Sosial dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Oleh. Sani Viena Italiana Ujung 170902086. DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) PERNYATAAN Judul Skripsi DAMPAK COVID 19 TERHADAP SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR KELURAHAN BATANG BERUH KECAMATAN SIDIKALANG Melalui surat pernyataan ini penulis menyatakan skripsi ini disusun sebagai syarat mendapat gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara merupakan benar hasil penulis sendiri. Adapun kutipan yang penulis lakukan di bagian tertentu merupakan hasil dari penelitian orang lain. Penulis telah mencantumkan sumber kutipan secara jelas berdasarpada kaidah, normal, dan etika penulisan karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan sebagian atau semua skripsi bukan hasil karya penulis atau terindikasi plagiat di bagian tertentu, penulis berkenan mendapatkan sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang serta berkenan menerima sanksilain berdasar pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Medan, Agustus 2021 Penulis, Sani Viena Italiana Ujung. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) Telah diuji pada Tanggal : 30 Agustus 2021. PANITIA PENGUJI SKRIPSI Ketua. : Agus Suriadi, S.Sos,M.Si. Anggota : 1. Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kesos 2. Malida Putri, S.Sos, M.Kesos. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) DAMPAK COVID 19 TERHADAP SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR KELURAHAN BATANG BERUH KECAMATAN SIDIKALANG Sani Viena Italiana Ujung 170902086 ABSTRAK Pandemi Covid 19 memberikan dampak buruk terhadap sosial ekonomi di Dunia, termasuk di Indonesia. Akibat adanya pandemi ini maka pendapatan yang diperoleh pedagang kaki lima juga semakin menurun sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Penelitian ini dilakukan di sekitar Kelurahan Batang Beruh, kecamatan Sidikalang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti Dampak Covid 19 Terhadap Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di sekitar Kelurahan Batang Beruh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan yang terdapat dalam penelitian ini ada 8 orang, yaitu 1 orang informan kunci (Kepala Lingkungan), 5 orang informan utama (pedagang kaki lima), dan 2 orang informan tambahan (Keluarga pedagang kaki lima). Dari data lapangan yang telah dikumpulkan maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 4 aspek yang mempengaruhi sosial ekonomi pedagang kaki lima di sekitar Kelurahan Batang Beruh yaitu, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan pemenuhan kebutuhan hidup. Kata Kunci : Covid 19, Pedagang Kaki Lima, Aspek Sosial Ekonomi.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) IMPACT OF COVID 19 ON SOCIO-ECONOMIC STREET VENDORS AROUND BATANG BERUH VILLAGE OF SIDIKALANG DISTRICT Sani Viena Italiana Ujung 170902086 ABSTRACT The Covid-19 pandemic has had a negative impact on the socio-economic conditions in the world, including in Indonesia. As a result of this pandemic, the income earned by street vendors is also decreasing, making it difficult to meet their daily needs. This research was conducted around Batang Beruh Village, Sidikalang sub-district. The purpose of this study was to examine the Impact of Covid 19 on the Socio-Economic of Street Vendors around the Batang Beruh Village. The method used in this research is descriptive research with a qualitative approach. There were 8 informants in this study, namely 1 key informant (Head of the Environment), 5 main informants (street vendors), and 2 additional informants (Family of street vendors). From the field data that has been collected, it can be concluded that there are 4 aspects that affect the socio-economic of street vendors around Batang Beruh Village, namely, education, income, employment, and fulfilling the necessities of life. Keywords: Covid 19, Street Vendors, Socio-Economic Aspects.. ii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi. Penulis memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatam ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada: 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2.. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.. 3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 4. Kak Malida Putri, S.Sos, M.Kesos selaku Dosen Pembimbing saya yang selalu sabar memberikan bimbingan kepada saya, selalu meluangkan waktunya untuk membimbing saya dan selalu mengarahkan saya. Terima kasih banyak kak. 5. Kak Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kesos, selaku Dosen Penguji saya. Terima kasih atas saran dan kritik yang sangat membangun dalam mengarahkan dan meyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kak atas bimbinganya. 6. Seluruh Dosen dan Pegawai Departemen Ilmu Kesejahteraan yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan dan membantu adminitrasi penulis. 7. Teristimewa kepada orangtua saya, Alm. Ayah saya Sawal Ujung dan ibu saya Nurhayati Padang. Terimakasih banyak untuk semua dukungan didikan, cinta, materil, moral serta doa yang tulus yang tidak pernah berhenti kalian berikan kepada saya. iii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) 8. Kepada Bang Pransiskus Bolas Sitorus terima kasih karena selalu memberikan dukungan yang luar biasa, dan menemanin penulis dari awal mulai ngerjain skripsi ini hingga akhirnya selesai. 9. Kepada adek-adekku Risky Ujung, dan Annisah Ujung terima kasih telah memberikan support dan doa. 10. Kepada oppung, tulang, nantulang, tante, dan keluarga lainnya terimakasih karena selalu memberikan dukungan kepada penulis. 11. Kepada teman-teman seperdopinganku terima kasih sudah menjadi teman yang baik dan bisa diajak tukar pikiran mengenai skripsi ini. 12. Kepada teman-teman Kesejahteraan Sosial stambuk 2017, seluruh sahabat dan teman-teman semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, penulis masih memerlukan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir kata peneliti ucapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Medan, Agustus 2021 Penulis,. Sani Viena Italiana Ujung NIM 170902086. iv. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) DAFTAR ISI ABSTRAK ...............................................................................................................i ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR TABEL............................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................ix BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 11 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 12 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 12 1.5 Sistematika Penelitian ...................................................................................... 12 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 14 2.1 Landasan Teoritis ............................................................................................. 14 2.1.1 Sosial Ekonomi ............................................................................................. 14 2.1.1.1 Pendidikan ............................................................................... 15 2.1.1.2 Pendapatan .............................................................................. 18 2.1.1.3 Pekerjaan ................................................................................. 20 2.1.1.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ............................................ 21 2.1.2 Konsep Kesejahteraan ................................................................................... 22 2.1.3 Teori Kebutuhan............................................................................................ 24 2.1.4 Defenisi Covid 19 ......................................................................................... 27 2.1.4.1 Cara Penyebaran Virus Corona Covid 19 ............................... 28 2.1.4.2 Cara Pencegahan Virus Corona Covid 19 ............................... 29 2.1.5 Pengertian Pedagang Kaki Lima ................................................................... 30 2.1.5.1 Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima ................................................ 31 2.1.5.2 Penyebab Kemunculan Pedagang Kaki Lima ......................... 32 2.1.5.3 Kategori Pedagang Kaki Lima ................................................ 33. v. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) 2.1.5.4 Langkah yang Diambil Pedagang Kaki Lima Pada Masa Pandemi ............................................................................................... 34 2.2 Peneliti Yang Relevan ...................................................................................... 35 2.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 38 2.3.1 Bagan Alur Pikir ........................................................................ 40 2.4 Defenisi Konsep ............................................................................................... 41 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 44 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 44 3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................................. 44 3.3 Informan Penelitian .......................................................................................... 45 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 46 3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 47 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ................................................. 49 4.1 Letak Geografis dan Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian....................... 49 4.2 Profil Lokasi Penlitian...................................................................................... 50 4.3 Visi, Misi dan Tujuan Kelurahan Batang Beruh .............................................. 51 4.4 Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian .............................................. 53 4.5 Kondisi Umum Tentang Klien ......................................................................... 54 4.6 Kondisi Umum Tentang Petugas ..................................................................... 54 4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian ............................................ 55 BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................ 5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................................................................................57 5.1.1 Pengantar .................................................................................................. 57 5.1.2 Hasil Temuan ........................................................................................... 58 5.1.2.1 Informan Kunci ....................................................................... 58 5.1.2.2 Informan Utama I .................................................................... 61 5.1.2.3 Informan Utama II................................................................... 64 5.1.2.4 Informan Utama III ................................................................. 67. vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) 5.1.2.5 Informan Utama IV ................................................................. 70 5.1.2.6 Informan Utama V .................................................................. 73 5.1.2.7 Informan Tambahan I.............................................................. 76 5.1.2.8 Informan Tambahan II ............................................................ 79 5.2 Hasil Observasi ................................................................................................ 82 5.3 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 84 5.4 Analisis Penelitian Terdahulu .......................................................................... 96 5.5 Keterbatasan Hasil Penelitian .......................................................................... 98. vii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 99 6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 99 6.2 Saran............................................................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102 LAMPIRAN ........................................................................................................ 106. viii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data Terinfeksi Covid-19 di Dunia (Kasus) ........................................... 2 .. Tabel 1.2 Data Covid-19 di Indonesia (Kasus). ...................................................... 2 Tabel 1.3 Data Kasus Pasien Covid-19 Berdasarkan Rentan Usia (Persen). .................................................................................................................. 8 Tabel 5.1 Dampak Covid 19 Terhadap Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima .... 95. ix. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) DAFTAR GAMBAR 2.3.1 Bagan Alur Pikir… ...................................................................................... 40. x. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu corona virus jenis baru (SARS-CoV-2) penyakitnya disebut Corona disease 2019 (Covid-19), diketahui asal mula Virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok ditemukan pada akhir Desember tahun 2019, sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus ini (Data WHO. 1 Maret 2020) (PDPI, 2020). Virus ini pertama kali muncul dipasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan dan orang yang pertama kali terkena virus ini juga diduga pedagang dipasar tersebut, di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual hewan liar seperti ular,kelelawar dan ayam dan menduga virus Corona ini hampir dapat dipastikan dari ular dan kelelawar (di Kutip dari BBC, Koresponden kesehatan dan sains BBC, Michelle Roberts and James Gallager, 2020). Diduga pula virus ini menyebar dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia.WHO juga resmi menyatakan bahwa Covid 19 tidak lagi tertular lewat droplet atau titik air berisi virus dari batuk dan bersin tetapi hasil penelitian bisa bertahan di udara melayang layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita dari batuk dan bersin.Organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan pandemi Covid-19 sebagai pandemi global pada pertengahan Maret 2020 penyebaran virus ini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dibanyak negara dalam waktu kurang lebih 3 bulan Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 Negara (Lokadata.id, 2020).. 1. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) Tabel 1.1 Data Terinfeksi Covid-19 di Dunia (Kasus) Negara Terinfeksi Covid-19 Amerika 13.138.912 Eropa 4.205.708 Asia Tenggara 4.073.148 Mediterania Timur 1.903.547 Afrika 1.044.513 Pasifik Barat 487.571 Sumber: World Health Organization, 2020 Didunia angka kasus infeksi virus Corona mencapai 120.399.298 (Worldometers) dan Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini yang mencatatkan 23 juta Corona. Berdasarkan Laporan WHO, pada tanggal 30 Agustus 2020, terdapat kasus konfirmasi Covid 19 diseluruh dunia dengan kematian 3,4 persen wilayah Amerika memeiliki kasus konfirmasi terbanyak yaitu 13.138.912 kasus, selanjutnya wilayah Eropa dengan 4.205.708 kasus wilayah Asia Tenggara dengan 4.073.148 kasus, wilayah Mediterania Timur dengan 1.903.547 kasus, Wilayah Afrika dengan 1.044.513 Kasus, dan wilayah pasifik Barat dengan 487.571 kasus (World Health Organization, 2020). Tabel 1.2 Data Covid-19 di Indonesia (Kasus) Kasus Positive Sembuh Meninggal 102.930 1.468.142 43.777 Sumber : Tatang Guritno, 2020. Suspek 63.581. Berdasarkan Data terbaru di Indonesia diketahui adanya penambahan kasus harian Covid-19, angka kematian, angka kesembuhan, dan jumlah pasien yang mengalami perawatan. Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 1.614.849 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada tanggal 02 Maret 2020. Data yang sama menunjukkan bahwa ada penambahan pasien sembuh akibat Covid-19 dalah sehari, jumlahnya bertambah hingga mencapai 1.468.142. 2. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) orang, jumlah pasien yang meninggal setelah terpapar Covid-19 juga bertambah, angka kematian Covid-19 mencapai 43.77 orang sejak awal pandemi, dan kasus aktif yang ada di Indonesia sekitar 102.930 kasus, dan pemerintah juga mencatat bahwa kini terdapat 63.581 orang yang berstatus suspek (Tatang Guritno, 2020). Di Sumatera Utara data Covid sumut mengalami peningkatan persentase kesembuhan menjadi 81,66 persen atau meningkat 0,45 poin dibandingkan minggu sebelumnya yakni 81,21 persen. Angka tersebut mendekati kesembuhan nasional 82,83 persen pada tanggal 01 November 2020. Angka kematian pasien Covid 19 di sumut menjadi 4,06 persen atau turun 0,05 poin. Meski tidak terlalu signifikan, perkembangan baik ini menjadi awal dan proyeksi yang bagus dalam melihat penanganan Covid 19 sepanjang November (Juru Bicara Satgas Covid 19 Whiko Irwan). Dampak Pandemi Covid 19 terhadap masyarakat Sumatera Utara sangat besar, dari beberapa masyarakat yang kesulitan bahkan kehilangan mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Kirana, dkk, 2020). Masuknya Virus Corona di Indonesia diduga Maret 2020, melalui orang yang positive terinfeksi Virus Corona yang telah kontak langsung dengan warga negara jepang (Lokadata.id, 2020). Sejak temuan kasus positive pertama itu jumlah orang yang terinfeksi di Indonesia semakin banyak dan bertambah sehingga pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dibeberapa daerah untuk membatasi pergerakan warga. Ruang Lingkup Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) adalah Peliburan sekolah dan tempat kerja, Pembatasan kegiatan keagamaan, Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, dikarenakan adanya PSBB tersebut maka masyarakat semakin sulit. 3. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) untuk berinteraksi antar sesama masyarakat dan kurangnya rasa interaksi antar sesama masyarakat (Skripsi Luluk Tri Harinie, Haleary, dkk, 2020:2). Walaupun Pemerintah sudah membuat peraturan PSBB tetapi masih banyak masyarakat yang melanggarnya, Mengutip riset yang dilakukan (R.K.Webster, 2020) dari Departemen Psikologi Universitas Sheffield, Inggris dan timnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap karantina PSBB yaitu, Demografi mata pencarian, Pengetahuan tentang wabah dan aturan kekarantinaan, Sosiokultural ; norma, nilai, dan hukum, persepsi terhadap keuntungan mematuhi karantina, persepsi terhadapn risiko terdampak wabah, kepercayaan terhadap sistem kesehatan, alasan praktis, lama karantina, kepercayaan terhadap pemerintah. Akibat dari adanya Covid-19 pola perilaku masyarakat juga semakin berubah terhadap media, terutama media televisi dikarenakan penyebaran virus ini semakin luas dan mengakibatkan penyebaran dan pemberitaan yang ditayangkan dalam berita televisi semakin banyak dan bermacam-macam bahkan informasi yang tidak dibutuhkan sama sekali oleh masyarakat mengenai pandemi ini akan terus ditayangkan karena pandemi Covid-19 ini merupakan wabah serius yang sedang terjadi dilingkungan. Imbas dari pemberitaan televisi tidak sedikit menyebabkan warga menjadi lebih mudah terpengaruh dan membuat warga setempat menjadi cemas, pasalnya di setiap program berita selalu ada pemberitahuan mengenai perkembangan Covid-19 yang menerpa masyarakat setiap harinya. Virus ini juga sangat meresahkan masyarakat dikarenakan interaksi dan sosialisasi yang dilakukan masyarakat sekitar jadi berkurang dan sangat berefek kepada semua masayarakat khusunya pedagang kaki lima (Skripsi Intan Fadillah, dkk, 2020).. 4. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) Menurut peraturan daerah No. 3 Tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima yang dimaksut dengan pedagang kaki lima adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan usaha sarana prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan, dan bangunan milik pemerintah dan atau swasta yang bersifat sementara dan tidak menetap (Yadewani, Syafrani dan Ikhsan, 2020) meninjau usaha PKL dari sisi struktur, fungsi dan ekonomi, Menurutnya secara struktur PKL berada pada arah ekonomi bawah yang menjadi tumpuan masyarakat menengah bawah, secara fungisional keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat sekitar sebagai sektor yang mampu menyediakan sarana pemunahan kebutuhan yang bervariatif dengan harga yang terjangkau, sedangkan dari sisi ekonomi, Usaha PKL berfungsi sebagai sumber penghasilan keluarga dan restribusi yang dipungut pemerintah dapat meningkatkan pendapatan (Etty Sarjono, 2020). Semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pendapatan pedagang kaki lima juga semakin merosot dan pendapatannya tiap hari makin tidak menetap sehingga membuat pedagang kaki lima banyak yang tutup. Sementara pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami penurunan dari 5,4 persen menjadi 2,5 persen dan bahkan bisa menjadi minus 0,4 persen. Krisis akibat Covid-19 saat ini terjadi secara simultan, sehingga akibatnya sangat dirasakan oleh kelompok rentan yang semakin terpuruk, diantarnya kelompok usaha yang membutuhkan keramaian massa, kelompok seperti pedagang kaki lima, parahburuk yang terdampak PHK,petani dan masyarakat miskin (Eddyono dan Suzanna, 2020). Eksternalitas ekonomi dari Covid 19 yang paling nyata terlihat saat ini adalah fenomena banyaknya karyawan yang dirumahkan, pemutusan hubungan. 5. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) kerja (PHK) dan berbagai perusahaan yang mulai bangkrut, Berdasarkan data kementerian ketenagakerjaan (Kemnaker) tahun 2020, total pekerja yang dirumahkan dan kenak PHK selama masa pandemi ini telah mencapai 1.943.916 orang dari 114.340 perusahaan, Situasi tersebut secara otomatis berdampak pada aspek-aspek lain, terutama kepada pekerja harian lepas atau Pedagang kaki lima yang bergantung pada keramaian massa. Tercipta 5,2 juta pengangguran baru dengan akumulasi para buruh yang terdampak PHK beserta beberapa usaha-usaha kecil masyarakat yang bangkrut (gulung tikar). Situasi ini secara otomatis pula mempengaruhi daya beli masyarakat yang menurun secara signifikan, dimana perputaran uang di tengah masyarakat menjadi sangat minim, pada saat yang sama produksi barang pun sangat terbatas, sehingga terjadi defisit perdagangan dalam siklus perekonomian (Kurniawansyah, dkk, 2020). Diakibatkan Covid 19 banyak tercipta pengangguran dengan akumulasi para buruh yang terdampak pandemi Covid-19 ini dan menjadi bangkrut sehingga mereka gulung tikar dan mencari pekerjaan menjadi Pedagang kaki lima, Tetapi akibat dari adanya Pandemi Covid 19 Pedagang kaki lima juga sangat susah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka diakibatkan banyaknya larangan dari pemerintah untuk tidak berkumpul secara ramai.Para PKL juga menyadari tempat usahanya merupakan tempat larangan untuk berjualan, karena menempati sarana peruntukkan bagi para pejalan kaki di trotoar sedangkan dari tinjauan mobilitas tergolong sangat tinggi dimana 87 persen mencari pekerjaan lain tetapi merasakan bahwa jenis usaha PKL lebih cocok dengan kondisinya dan hanya 7 persen yang berkeinginan untuk pindah ke usaha lain (Skripsi Joko Suwandi, 2012).. 6. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) Undang Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2020 dalam buku Kementerian Keuangan Republik Indonesia, tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan untuk penanganan pandemi Covid 19 dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi kehidupan masyarakat yang sangat nyata terancam dengan merebak dan menyebarkan Covid 19, baik dari aspek keselamatan jiwa karena ancaman kesehatan dan keselamatan, maupun kehidupan dan perekonomian masyarakat. Seluruh kebijakan di dalam UU Nomor 2 Tahun 2020, terutama kebijakan di bidang keuangan negara yang telah diimplementasikan saat ini, telah di dasarkan pada assesmen dan menggunakan data faktual dampak ancaman Covid 19 bagi masyarakat dan negara (Sri Mulyani Indrawati, 2020). Undang Undang (Perrpu) Nomor 1 Tahun 2020 telah diresmikan DPR Sebagai Undang Undang (UU) untuk menangani Pandemi Covid 19, ada empat hal yang akan dilaksanakan dalam peraturan tersebut yaitu, Bantuan Sosial, Stimulus ekonomi untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM), Koperasi, Serta antisipasi terhadap sistem keuangan. Pemerintah menggelontarkan berbagai skema bantuan untuk membantu masyarakat selama pandemi covid 19, berikut daftar bantuan yang diluncurkan pemerintah selama pandemi (Menurut Hasanuddin, 2003) adalah bantuan sembako yang diberikan pemerintah berupa beras, dll, Bantuan sosial tunai, program ini memberikan dana secara tunai sebesar RP. 600.000 kepada masyarakat selama 3 bulan, BLT Dana Desa, Listrik Gratis, Kartu prakerja, Subsidi Gaji Karyawan, BLT atau usaha Gaji Kecil. Angka kemiskinan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap total kasus Covid 19 salah satu alasan hal ini terjadi bahwa individu dan populasi miskin tidak memiliki akses ke layanan kesehatan dan mungkin mendapat informasi yang. 7. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) salah dan miskomunikasi karena kurangnya akses ke saluran informasi, sehingga lebih cenderung mengabaikan peringatan kesehatan masyarakat (Ahmed, Pissarides, 2020). Sebagai negara kesejahteraan (Welfare State) Indonesia sedang mempertahankan kesejahteraan masyarakatnya dikarenakan Covid-19 yang makin hari semakin meningkat dan mengakibatkan kebutuhan masyarakat tidak dapat terpenuhi dengan baik, Oleh karena itu Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan untuk mengurangi penularan Covid 19. Untuk dapat mewujudkan kesejahteraan rakyatnya harus didasarkan pada lima pilar kenegaraan yaitu Perlindungan, Hak Asasi Manusia, Keadilan Sosial, dan Anti Diskriminasi kesejahteraan (Suara.com). Menurut Data Situs Covid 19.go.id dan dari data Kelurahan Batang Beruh, data lengkap kasus konfirmasi positif sembuh, dan meninggal berdasarkan rentan usia akan dibuat peneliti dalam bentuk tabel. Tabel 1.3 Data Kasus Pasien Covid-19 Berdasarkan Rentan Usia (Persen) Umur Kasus Positif Sembuh Meninggal 0,5 Tahun 1,3 1,2 0,6 6-7 Tahun 4,3 2,4 0,5 18-30 Tahun 18,9 18,7 36,6 31-45 Tahun 28,9 30,5 10,5 46-59 Tahun 29,4 31,1 39,6 60 Tahun Keatas 17,2 16,1 45,1 Sumber : Data Situs Covid-19 Maka, dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok usia yang terbanyak membukukan kasus konfirmasi positif Covid 19 yakni 46-59 tahun dengan persentase 29,4 persen sementara rentang umur berusia 31-45 tahun berada diurutan kedua dengan jumlah kasus positif terbesar sebesar 28,9 persen. Kemudia kelompok usia 18-30 tahun angka kasus positif sebesar 18,9 persen, dan 17,2 persen dengan rentang usia lebih dari 60 tahun (Data Situs Covid, 2020).. 8. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status. Menurut Krench, kehidupan sosial ekonomi seseorang atau keluarga diukur melalui pekerjaan, tingkat pendidikan, dan pendapatan. Sedangkan Werner memberikan ciri-ciri berupa pekerjaan, pendapatan (Koentjaningrat, 1977:35). Kelurahan Batang Beruh merupakan Kelurahan yang dibawah Kecamatan Sidikalang, di Kelurahan Batang Beruh banyak sekali Pedagang Kaki Lima yang berjualan berbagai jenis jualan, seperti sempolan, bakso bakar, es campur, es doger, menjual kue basah, dll. Pedagang yang berada di Kelurahan Batang Beruh berjualan dipinggir trotoar jalan sambil menawarkan jualannya kepada pembeli. Hubungan antara penjual dan pembeli sebelum adanya Covid-19 sangat baik dan pendapatan yang didapat Pedagang Kaki Lima dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari, sedangkan sesudah adanya Covid-19 hubungan dan pendapatan Pedagang Kaki Lima berubah 50 persen. Berdasarkan prapeneliti yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dengan seorang Pedagang Kaki Lima yang bernama ibu Iis Suriati, Ibu Pedagang Kaki Lima tersebut mengatakan, sebelum terjadinya Covid-19 para Pedagang kaki lima masih mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan para pedagang kaki lima (PKL) juga bebas berjualan dimana saja sesuai keinginan yang menurut para pedagang dapat menguntungkan hasil penjualannya. Ia juga mengatakan dimasa sebelum adanya Covid-19, semua masyarakat masih sering membeli dagangan Pedagang kaki lima dan masih sering berkomunikasi dengan baik dengan. 9. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) pedagang kaki lima sambil tertawa, sedangkan setelah adanya pandemi Corona semua pendapatan para pedagang kaki lima berubah 50 persen dari pendapatan sebelum adanya Pandemic. Pendapatan yang dihasilkan oleh pedagang kaki lima sebelum adanya Covid-19 sekitar RP. 3.500.000-4.500.000/Bulan yang dapat dikategorikan kedalam golongan pendapatan sangat tinggi, sedangkan setelah adanya Covid-19 pendapatan yang diperoleh oleh pedagang kaki lima sekitar RP. 2.000.000-2.500.000/Bulan yang didapat dikategorikan kedalam golongan pendapatan sedang. Komunikasi antar pedagang dan pembeli juga sudah berkurang, bahkan banyak pedagang kaki lima yang sudah gulung tikar dikarenakan anjuran dari pemerintah yang menganjurkan untuk mengikuti aturan PSBB dan membatasi keluar rumah demi menjaga kesehatan para pedagang. Begitu juga dengan komunikasi yang dilakukan antara pedagang dengan pedagang atau pedagang dengan masyarakat, tidak sebaik sebelum adanya Covid-19. Virus Corona tersebut menyebabkan kehidupan ekonomi masyarakat sangat merosot dari kehidupan sebelum adanya virus tersebut. Ibu Iis Suriati (Pedagang Kaki Lima) juga mengatakan, kehidupan sosial Pedagang Kaki Lima juga sangat berubah. Dampak kehidupan sosial yang dirasakan oleh pedagang kaki lima sangat berdampak bagi kehidupan sosial mereka, salah satunya adalah dampak kurangnya Interaksi antara masyarakat dengan pedagang dikarenakan peraturan sosial distancing. Interaksi sosial yang sebelum adanya Covid-19 sangat baik kini telah berkurang atau perlahan hilang dikarenakan mengharuskan masyarakat tidak melakukan aktivitas yang berlebihan diluar rumah, sebagaimana yang mereka lakukan sebelum terjadinya pandemi ini. Jika harus keluar rumah ia menyebut bahwa, mereka harus mengikuti anjuran. 10. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) pemerintah mengenai PSBB yaitu memakai masker, menyediakan handsanitizer, dan menjaga jarak demi kesehatan mereka. Ibu Binna Tobing juga yang berjualan di sekitar Kelurahan Batang Beruh juga bercerita bahwa interaksi sosial mereka berkurang dikarenakan gereja, masjid, dan tempat ibadah lainnya yang berada di Kelurahan Batang Beruh, ditutup sementara hingga waktu yang tidak dapat ditentukan Sehingga mereka semakin jarang bertemu. Berdasarkan Prapeneliti tersebut maka, peneliti tertarik melakukan penelitian di Kelurahan Batang Beruh, dikarenakan walaupun sudah mengalami Kerugian dan penghasilan yang didapatkan tidak stabil dalam berjualan tetapi, para pedagang kaki lima tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Para Pedagang Kaki Lima yang berjualan disekitar Kelurahan Batang Beruh, semakin hari semakin meningkat dengan alasan banyaknya masyarakat yang semakin susah mencari pekerjaan sehingga mengambil profesi sebagai pedagang kaki lima. Dikarenakan para pedagang yang semakin hari semakin meningkat maka area pejalan kaki juga digunakan para pedagang untuk berjualan dan tidak jarang terjadi kemacetan bagi para pejalan kaki lima. Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan peneliti diatas peneliti tertarik untuk melakukan pembahasan lebih lanjut dalam bentuk skripsi dalam judul Dampak Covid 19 Terhadap Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Batang Beruh. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan oleh peneliti maka dapat dirumuskan masalah peneliti ini yaitu Bagaimana dampak Covid 19 terhadap Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di Sekitar Kelurahan Batang Beruh ?. 11. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Sosial Ekonomi pedagang kaki lima yang berada di Kelurahan Batang Beruh. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat. penelitian. ini. dapat. diarapkan. sebagai. refrensi. dalam. pengembangan : a. Secara Akademis, Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positive terhadap keilmuan di Departeman Ilmu Kesejahteraan Sosial dalam menambah refrensi dan kajian bagi peneliti atau mahasiswa yang tertarik terhadap peneliti yang berkaitan dengan Dampak Covid 19 terhadap Pedagang Kaki Lima. b. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial dan menjadi kajian lebih lanjut dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk melahirkan konsep-konsep ilmiah tentang Dampak Covid 19 terhadap Pedagang Kaki Lima. c. Secara Praktis, Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai refrensi dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kajian tentang Dampak Pedagang Kaki Lima. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan. 12. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teoritis 2. Penelitian Yang Relevan 3. Kerangka Pemikiran 4. Defenisi Konsep BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian 2. Lokasi Penelitian 3. Informan Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian 2. Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian 3. Profil Lokasi Penelitian 4. Visi, Misi dan Tujuan Lokasi Penelitian 5. Struktur Organisasi /Lembaga Lokasi Penelitian 6. Kondisi Umum Tentang Klien 7. Kondisi Umum Tentang Petugas 8. Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Keterbatasan Hasil Penelitian BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN a. Saran b. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN. 13. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) BAB II PEMBAHASAN 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Sosial Ekonomi Menurut (George Soul, 1991:9) Ekonomi adalah pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat khusunya dengan usaha memenuhi kebutuhan dalam rangka mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Sosial menurut KBBI adalah hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat-sifat kemasyarakatan yang memperhatikan umum. Jadi sosial bisa dikatakan sebuah perilaku manusia yang berhubungan ataupun bekerja sama satu sama lain dalam kehidupan bermasyarakatnya, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan di dalam hidupnya masing-masing baik kebutuhan sandang, dan juga pangan (Richard G Lipsey dan Pete O Steiner, 1991:9). Kehidupan sosial ekonomi menggambarkan suatu keadaan sosial dan keadaan ekonomi suatu masyarakat. Koenjaraningrat dalam (Sumardi, 1999:160) bahwa sosial ekonomi merupakan alat yang sering digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Kehidupan sosial ekonomi seseorang atau keluarga dapat diukur melalui pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan,faktor lain sering diikut sertakan oleh beberapa ahli lainnya adalah perumahan, kesehatan, dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakatnya (Soekanto, 2001). Status sosial ekonomi seseorang dapat didasarkan pada beberapa unsur kepentingan manusia dalam kehidupannya, status dalam kehidupan masyarakat, yaitu status pekerjaan, status dalam sistem kekerabatan, status jabatan, dan status agama yang dianut. Dengan memiliki status, seseorang dapat berinteraksi dengan. 14. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) baik terhadap individu lain (baik status yang sama maupun status yang berbeda), bahkan banyak pergaulan sehari-hari seseorang tidak mengenal seseorang secara individu, namun hanya mengenal status individu tersebut. Status sosial ekonomi orangtua berkaitan dengan kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam masyarakat serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya kebutuhan baik jasmani maupun rohani. Sosial Ekonomi menurut (Soerjono Soekanto, 2007:89) adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, dan hak-hak serta kewajibannya dalam berhubungan dengan sumber daya. Menyatakan bahwa komponen pokok kedudukan sosial ekonomi meliputi ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan. Kondisi sosial Ekonomi yaitu suatu posisi, kedudukan, jabatan, kepemilikan yang dimiliki seseorang individu ataupun kelompok yang berkaitan dengan pendidikan, pendapatan, pemenuhan kebutuhan keluarga dan pekerjaan yang dimiliki akan mempengaruhi status sosial seseorang. 2.1.1.1 Pendidikan Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan kualitas yang ada pada dirinya melalui pendidikan formal ataupun nonformal agar tercipta suatu cita-cita yang diinginkan. Pendidikan adalah salah. 15. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak (Sardiman, 2001). Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia, pendidikan dapat bermanfaat seumur hidup manusia. Dengan pendidikan diharapkan seseorang dapat membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi, sistem, teknologi, maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat, dan tanah airnya (Ngadiyono, 1998). Ngadiyono, 1998:46) membedakan pendidikan berdasarkan isi program dan penyelenggaraan menjadi 3 bagian, yaitu : a. Pendidikan. Formal,. adalah. pendidikan. resmi. di. sekolah-sekolah,. penyelenggaraannya teratur dengan penjenjangan yang tegas, persyaratan tegas, disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini didasarkan pada peraturan yang tegas. b. Pendidikan Informal, adalah pendidikan yang diperoleh melalui hasil pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun masyarakat. Penjenjangan. dan. penyelenggaraannya. tidak. ada,. sistemnya. tidak. diformulasikan. c. Pendidikan Nonformal, adalah pendidikan yang dilakukan di luar sekolah, penyelenggaraannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluas pendidikan formal, begitu juga dengan peraturannya. Kesejahteraan tingkat pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Wajib Belajar dalam pasal 1 yaitu:. 16. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) a. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah selama 12 tahun. b. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidayah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. c. Sekolah yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. d. Madrasah Ibtidiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam pada jenjang pendidikan dasar, didalam pembinaan meneteri agama. e. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat. f. Program paket A adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara Sekolah Dasar (SD). g. Paket B adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara SMP (bpkp.go.id, 2008).. 17. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) 2.1.1.2 Pendapatan (Kuncoro, 2001:34) mengatakan bahwa pendapatan adalah total uang yang diterima atau terkumpul dalam suatu periode. Dalam suatu periode disini maksudnya adalah pendapatan tersebut didapat seseorang melalui aktivitas kerja dalam suatu periode tertentu yang membuat seseorang memperoleh upah atau pendapatan atas kegiatan atau pekerjaan yang telah dilakukannya. Tingkat pendapatan digunakan sebagai indikator yang banyak dipakai untuk melihat pembangunan secara umum. Tinggi rendahnya tingkat pendapatan akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam mengatur perilaku ekonomi masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan dapat menyebabkan terjadinya dinamika kehidupan sosial dalam masyarakat suatu wilayah, juga merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat. Menurut (Boedino, 2013) pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi sebagai berikut : a. Jumlah faktor faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian. b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan dipasar faktor produksi. c. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerja sampingan. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan menurut (Mahyu Danil, 2020) adalah sebagai berikut : a. Kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.. 18. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) b. Kecakapan dan keahlian, dengan bakal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan. c. Motivasi, Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan semakin besar pula penghasilan yang diperoleh. d. Keuletan Bekerja, dapat disamakan dengan ketekunan, keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. e. Banyak sedikit modal yang digunakan, besar kecil usaha yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang digunakan. Karateriskik pendapatan menurut (Nahyu Danil, 2020) yaitu : a. Bahwa pendapatan muncul dari kegiatan-kegiatan pokok perusahaan dalam mencari laba. b. Bahwa pendapatan sifatnya berulang-ulang atau berkesinambungan kegiatankegiatan pokok tersebut pada dasarnya berada dibawah kendali manajemen. Berdasarkan penggolongan BPS (Badan Pusat Statistik) menurut (soerjono Soekanto, 2007) membedakan pendapatan menjadi 4 golongan yaitu: a. Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000/Bulan. b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000 s/d Rp. 3.500.000/Bulan. c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawah antara Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000/Bulan.. 19. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) d. Golongan pendapatan. rendah. adalah jika. pendapatan. rata-rata. Rp.. 1.500.000/Bulan. 2.1.1.3 Pekerjaan Manusia adalah makhluk yan berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri dari pakaian, sandang, papan, serta memenuhi kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi,, kendaraaan, alat hiburan, dan sebagainya (Mulyanto, 1985:2). Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasaan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang yang melakukan dibayar atau tidak (Soeroto, 1986:5). (Soeroto, 1986:167) menjelaskan bahwa dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan, dari pendapatan yang diterima orang tersebut diberikan kepadanya dan keluarganya untuk mengkomsumsi barang dan jasa hasil pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalam pemabangunan. Ditinjau dari segi sosial, tujuan bekerja tidak hanya berhubungan dengan aspek ekonomi atau mendaatkan pendapatan (nafkah) untuk keluarga saja, namun orang yang bekerja juga berfungsi untuk mendapatkan status, untuk diterima menjadi bagian dari satu unit status sosial ekonomi dan untuk memainkan suatu peranan dalam statusnya (Kartono, 1991:21). 20. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) Untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis pekerjaan dapat diberi batasan menurut (Kartono, 1991) sebagai berikut: a. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha. b. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan dibidang penjualan dan jasa. c. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut atau bengkel. 2.1.1.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Kebutuhan keluarga adalah suatu keperluan dalam lingkungan keluarga dan kehidupan keluarga yang dapat menghambat ketentraman dan kesejahteraan anggotanya jika belum terpenuhi, sehingga menimbulkan suatu tindakan yang mempunyai tujuan ke arah yang lebih baik (Mufidah, 2008). Macam-macam kebutuhan menurut (Nibras Nada Nailufar, 2020) sebagai berikut : a. Kebutuhan Primer, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan mempertahankan hidup secara layak. Kebutuhan primer terdiri dari, sandang (pakaian), makanan seperti (nasi, buah-buahan, daging atau telur, susu, ikan, sayuran hijau, kacangkavangan, dll), Tempat tinggal yang layak seperti (tidak ada kebocoran, bersih, dan tidak ada sarang penyakit didalam rumah). b. Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan hidup. Contoh kebutuhan sekunder ini ialah akses kesehatan, pendidikan, dan hiburan.. 21. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) c. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang berkaian dengan usaha menciptkana atau meningkatkan harga diri, prestise, atau gengsi. Contoh dari kebutuhan tersier ini seperti, liburan keluar negeri, perhiasan, dan barang bermerk. 2.1.2 Konsep Kesejahteraan Menurut (Brudest, 2015) Kesejahteraan adalah kualitas kepuasaan hidup yang bertujuan untuk mengukur posisi anggota masarakat dalam membangun keseimbangan hidup mencakup antara lain kesejahteraan materi, kesejahteraan emosi, keamanan. Kesejahteraan merupakan pencerminan dari kualitas hidup manusia (quality of human life), yaitu suatu keadaan ketika terpenuhinya kebutuhan dasar serta tereliasikannya nilai nilai hidup, istilah kesehatan sosial keluarga dan kesejahteraan sosial keluarga bagi keluarga yang dapat melahirkan individu dan perkembangan yang baik. Kesejahteraan Sosial merupakan sistem suatu bangsa tentang manfaat dan jasa untuk membantu masyarakat guna memperoleh kebutuhan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan yang penting bagi kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Keluarga sejahtera lebih sedikit dibanding keluarga sejahtera, pendapatan perkapita keluarga prasejahtera lebih rendah dari keluarga sejahtera, pendapat keluarga sejahtera dan prasejahtera lebih tinggi dari kriteria kemiskinan. Menurut UndangUndang No 11 tahun 2009, tentang Kesejahteraan sosial, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan Fungsi sosialnya (Brudeseth, 2015). Konsep Kesejahateraan menurut Nasikun (1993) dapat dirumuskan sebagai padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator yaitu : 22. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) a. Rasa Aman b. Kesejahteraan c. Kebebasan d. Jati Diri (Biro Pusat Statistik Indonesia, 2020) menerangkan bahwa guna melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dijadikan ukuran, antara lain: a. Tingkat pendapatan keluarga b. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk pangan dengan nono pangan c. Tingkat pendidikan keluarga d. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimilik dalam rumah tangga Menurut (Kolle, 1974) dalam (Bintarto, 1989) Kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan antara lain: a. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan, dan sebagainya. b. Dengan melihat kualitass hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam dan sebagainya. c. Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya. d. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spritual seperti moral, etika, keserasian penyesuaian dan sebagainya. (Edi Suharto, 2014) Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi yaitu,. 23. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) a. Kondisi kehidupan atau keadaan kesejahteraan, yakni terpenuhinya kebutuhankebutuhan jasmani, rohaniah, dan sosial. b. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. c. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha yang terorganisasi untuk mencapai kondisi sejahtera. (Adi, 2013) menyebutkan paradigma kesejahteraan sosial, salah satunya adalah paradigma development atau model kesejahteraan development. Paradigma ini merupakan konsep tentang sistem kesejahteraan sosial yang berdasarkan pada nilai-nilai keadilan sosial yang menekankan pada aspek kesetaraan, kerja sama, dan kemauan untuk saling berbagi dari anggota masyarakat. Selain itu, Adi menyebutkan bahwa bidang kesejahteraan sosial dapat dikelompokkan berdasarkan besaran size kelompok yang dituju, yaitu : Kesejahteraan individu, Kesejahteraan keluarga, Kesejahteraan kelompok, pengembangan kesejahteraan masyarakat lokal, dan pengembangan kesejahteraan publik secara luas. 2.1.3 Teori Kebutuhan Dikutip oleh (Alwisol menurut Murray, 2016) kebutuhan adalah kontraks mengenai kekuatan otak yang mengorganisasi berbagai proses seperti persepsi, berfikir, berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Menurut (Abraham Maslow, 2010) menyatakan bahwa setiap manusia memilik lima kebutuhan dasar yaitu, Kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Manusia juga memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen , setiap manusia memiliki kebutuhan yang sama akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut juga akan ikut berbeda. 24. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) Menurut (King, 1987 dalam Potter, 2005) mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar manusia berfokus pada tiga sistem yakni interpersonal,personal, dan sistem sosial, atau dengan kata lain manusia berusaha menstimulasi respon dalam mencapai keseimbangan. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia adalah sebagai berikut : a. Kondisi kesehatan b. Struktur/Hubungan Kerja c. Konsep Diri d. Tahap Perkembangan Macam-macam teori kebutuhan yang dikutib oleh (Slamet Santoso, menurut Abraham Maslow, 2010) bahwa tingkah laku individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya, dimana teori ini mempunyai empat prinsip yaitu : a. Manusia adalah binatang yang berkeinginan. b. Kebutuhan manusia tampak terorganisasi dalam kebutuhan yang bertingkattingkat. c. Bila salah satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul. d. Kebutuhan yang terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan kebutuhan lain yang lebih tinggi menjadi dominan. Kebutuhan manusia dibagi menjadi lima kebutuhan sebagaimana yang dikutip oleh Slamet Santoso, menurut (Abraham Maslow, 2010) membagi menjadi lima kebutuhan manusia yaitu : a. Physical Needs (Kebutuhan-Kebutuhan Fisik), Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi tubuh seperti pangan, sandang, dan papan.. 25. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) b. Safety Needs (Kebutuhan-Kebutuhan rasa aman), Kebutuhan ini lebih bersifat psikologi individu dalam kehidupan sehari-hari) misal, perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan keamanan. c. Social Needs (Kebutuhan-Kebutuhan Sosial), Kebutuhan ini cenderung bersifat psikologis dan sering kali berkaitan dengan kebutuhan lainnya. Misal diakui sebagai anggota, diajak berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya. d. Esteem. Needs. (Kebutuhan-Kebutuhan. Penghargaan),. Kebutuhan. ini. menyangkut prestasi dan prestise individu setelah melakukan kegiatan misal, dihargai, dipuji, dihargai. e. Self Actualization (Kebutuhan Aktualisasi Diri), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan ini sekaligus paling sulit dilaksanakan misal, mengakui pendapatan orang lain, mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan orang lain dapat menyesuaikan diri dengan situasi. Tipe-tipe kebutuhan menurut (Abraham Maslow, 2010) dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: a. Perbedaan antara kebutuhan-kebutuhan primer misalnya, kebutuhan akan udara, makan,minum,sex, dan kebutuhan sekunder misalnya kebutuhan akan pengakuan prestasi, kekuasaan, otonomi dan kehormatan. b. Membedakan antara kebutuhan-kebutuhan terbuka misalnya dalam tingkah laku motorik, dan kebutuhan tertutup misalnya dalam dunia fantasi atau mimpi. c. Kebutuhan-kebutuhan. yang. memusat. dan. kebutuhan-kebutuhan. yang. menyebar.. 26. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) 2.1.4 Defenisi Covid 19 Menurut situs WHO, virus Corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti middle east respiratory syndrome (MERS), dan severe acute respiratory syndrme (SARS). Corona Virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan China pada Desember 2019. Menurut ahli virus atau virologis (Richard Sutejo, 2020) Virus Corons penyebab sakit Covid 19 merupakan tipe virus yang umumnya menyerang saluran pernafasan. Pandemi mengacu pada epidemi (suatu peningkatan jumlah kasus yang telah melebihi jumlah yang diharapkan di suatu daerah) yang telah menyebar dibeberapa negara atau benua, serta mempengaruhi sejumlah besar orang (Centers For Disease Control and Prevention 2003;National Center For Health Statistics, 2005). Covid 19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80 persen kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus, sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap, walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3 persen) namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang yang berkondisi medis yang sudah ada sebelumnya diabetes, tekanan darah tinggi dan jantung biasabnya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Dan melihat perkembangannya lebih dari 50 persen kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik dan angka kesembuhan akan terus meningkat. Secara umum penularan paling efektif virus corona antarmanusia adalah droplet atau cairan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin serta menempel di benda 27. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) sekitar . penularan antar manusia yang terjadi dengan masif membuat pembatasan jarak dan sosial harus dilakukan dengan ketat. Oleh karena itu upaya preventif pelu dilakukan dengan menjaga jarak berkisar 1 sampai 2 meter. Cairan yang mengandung virus corona yang keluar melalui batuk atau bersin dapat menempel dibagia mulut atau hidung seseorang kemudian terhirup saat mengambil napas dan masuk ke paru paru (Abdimas Saintika, dkk, 2020). 2.1.4.1 Cara penyebaran virus Corona Covid 19 Menurut (Sarah Oktaviani, 2020) ada beberapa mode atau cara yang menjadi jalur penyebaran virus Corona yaitu : 1. Penyebaran virus corona melalui droplet, Penularan virus corona bisa terjadi melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernapas. Saat melakukan hal-hal tersebut udara yang keluar dari hidung dan mulut mengeluarkan partikel kecil atau aerosol dalam jarak dekat. 2. Penyebaran virus corona melalui udara Setelah mendapat kritikan dari ilmuwan terkait penyebaran virus corona melalui udara, akhirnya WHO mengakuinya, organisasi tersebut mengakui adanya bukti bahwa virus corona bisa menyebar melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara. 3. Penyebaran virus corona melalui permukaan yang terkontaminasi Cara penularan virus corona terjadi saat seseorang menyentuh permukaan yang mungkin telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin, lalu virus ini berpindah ke hidung,mulut atau mata yang disentuh setelah menyentuh permukan yang terkontaminasi tersebut.. 28. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) 4. Penyebaran virus corona melalui fecaloral atau limbah manusia Cara penularan virus ini menunjukkan bahwa partikel virus corona ditemukan pada fecal oral yang terinfeksi, seperti urinr dan feses. 2.1.4.2 Cara pencegahan Virus corona Covid 19 Pencegahan Virus Corona (Covid-19), Saat ini, Indonesia sedang melakukan vaksinasi Covid-19 secara berkala ke masyarakat Indonesia. Meskipun vaksinasi sudah mulai di jalankan, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan anda terinfeksi virus ini menurut (Ayunda Septiani, 2020), ada beberapa cara yaitu: a.. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.. b.. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul Adha.. c.. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60 Persen, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.. d.. Jangan menyentuh mata,mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.. e.. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.. f.. Hindari kontak dengan penderita Covid 19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.. g.. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah. 29. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) h.. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.. 2.1.5 Pengertian Pedagang kaki lima Menurut peraturan Daerah No.3 tahun 2014tentang penataan pemberdayaan pedagang kaki lima yang dimaksud dengan pedagang kaki lima selanjutnya disebut PKL adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan, dan bangunan milik pemerintah dan atau swasta yang bersifat sementara dan tidak menetap. Pedagang kaki lima adalah suatu usaha yang memerlukan modal relatif sedikit, berusaha dalam bidang produksi dan penjualan untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu, usahanya dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam lingkungan yang informal (Yadewani, Syafrani dan Ikhsan, 2020). Pedagang Kaki Lima adalah Kumpulan pedagang yang berjualan di trotoar jalan, istilah ini digunakan untuk menyebut para penjaja untuk melakukan kegiatan jual beli di daerah milik jalanyang diperuntukkan untuk para pejalan kaki. Pedagang kaki lima juga melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sarana atau perlengkapan yang mudah dipindahkan, dibongkar pasar dan menggunakan lahan/tempat-tempat fasilitas umum, dan lain sebagainya.Menurut (Simanjuntak, 2009) karateristik PKL yaitu : 1. Aktivitas usaha yang relatif sederhana dan tidak memiliki sistem kerjasama yang rumit dan pembagian kerja yang fleksibel. 2. Skala usaha relatif kecil dengan modal usaha,modal kerja dan pendapatan yang relatif kecil. 3. Aktivitas usaha yang tidak memiliki izin usaha. 30. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) Menurut (W.J.S Poerwadarminta, 2002) kaki lima adalah lantai yang diberi atap sebagai penghubung rumah dengan rumah , arti yang kedua adalah lantai (tangga) dimuka pintu atau di tepi jalan. Pedagang kaki lima adalah jenis perdagangan dalam sektor informal, yakni operator usaha kecil yang menjual makanan,barang, dan atau jasa yang melibatkan ekonomi uang dan transaksi pasar, hal ini sering disebut dengan sektor iinformal perkotaan. Sedangkan peraturan daerah nomor 6 tahun 2008 tentang pedagang kaki lima pasal 1 angka 7 pedagang kaki lima adalah pelaku usaha yang melakukan kegiatan usahanya dalam jangka waktu tertentu dan bersifat sementara di fasilitas umum dengan menggunakan sarana berdagang yang mudah dibongkar pasang dan dipindahkan. 2.1.5.1 Ciri-Ciri Umum Pedagang Kaki Lima Ciri-ciri umum pedagang kaki lima menurut (Kartono, dkk, 2020) yaitu sebagai berikut : a. Kelompok pedagang yang kadang sekaligus menjadi produsen, yaitu pedagang makanan dan minuman yang dimasak sendiri. b. Pedagang kaki lima memberikan konotasi bahwa mereka memang umumnya menjual dagangannya diatas tikar dipinggir jalan,di depan toko, maupun dengan menggunakan gerobak dorongan kecil dan kios kecil. c. Pedagang kaki lima umumnya menjual dagangannya secara eceran. d. Pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil. e. Kualitas dagangan yang dijual relatif rendah, bahkan ada pedagang yang khusus menjual barang cacat dengan harga sangat rendah. f. Omzet penjualan pedagang kaki lima tidak besar dan cenderung tidak menentu. g. Para pembel umumnya berdaya beli rendah.. 31. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) h. Umumnya pedagang kaki lima merupakan usaha family enterprise artinya anggota keluarga juga turut membantu dalam usaha tersebut. i. Mempunyai sifat one man enterprise yaitu usaha yang hanya dijalankan oleh satu orang. j. Memiliki ciri khas yaitu terdapat sistem tawar menawar antara pembeli dan pedagang. k. Sebagai pedagang kaki lima melakukan usahanya secara musiman, sering kali jenis dagangannya berubah ubah. l. Pedagang kaki lima umumnya menjual menjual barang yang umum, jarang menjual barang yang khusus. m. Anggapan para bahwa para pedagang kaki lima ini merupakan kelompok yang menduduki status sosial terendah dalam masyarakat. n. Pedagang kaki lima tidak memiliki jam kerja yang tetap. o. Pedagang kaki lima memiliki jiwa entrepenneurship yang tinggi. 2.1.5.2 Penyebab Kemunculan Pedagang Kaki Lima Menurut (Handoko Tanuwijaya, 2011) penyebab munculnya pedagang kaki lima dikota-kota besar indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Sempitnya lapangan pekerjaan meningkatkan angka pengangguran akibat minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia memaksa mereka memilih menjadi pedagang kaki lima. Selain itu untuk menjadi pedagang kaki lima tidak dibutuhkan modal yang besar ataupun pendidikan yang tinggi. b. Kesulitan ekonomi, krisis ekonomi pada tahun 1998 menyebabkan abruknya sektor ekonomi formal sehingga terjadi pemecatan hubungan kerja (PHK) besar besaran sehingga memaksa mereka beralih sektor informal.. 32. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) c. Peluang, selain faktor sempitnya lapangan pekerjaan dan kritis ekonomi pada tahun 1998. Kemunculan pedagang kaki lima karena dipicu peluang yang besar. Dengan modal yang tidak begitu besar, tidak perlu menyewa tempat, tidak memerlukan tenaga kerja lain atau bisa dikerjakan sendiri namun menghasilkan untung yang lumayan besar. d. Urbanisasi, derasnya arus migrasi dari desa ke kota menyebabkan penyerapan tenaga kerja dalam kegiatan penduduk kota tidak sepenuhnya berpendapat tinggi, melainkan sebagaimana berpendapat menengah atau bahkan rendah. 2.1.5.3 Kategori Pedagang Kaki Lima (PKL) (Manning dan Effendi, 1991) menggolongkan para pedagang kedalam tiga kategori yaitu : a. Penjual Borongan (Punggawa) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir sendiri distribusi barang-barang dagangannya. b. Pengecer Besar, dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pedagang besar yang termasuk peengusaha warung di tepi jalan atau pojok depan sebuah halaman rumah dan pedagang pasar yaitu mereka yang memiliki hak atas tempat yang tetap dalam jaringan pasar resmi. c. Pengecer Kecil, termasuk kategori pedagang kecil sektor informal mencakup pedagang pasar yang berjualan di pasar, ditepi jalan, maupun mereka yang menempatkan kios-kios di pinggiran pasar yang besar. (Damsar, 2009) membedakan pedagang menurut jalur distribusi barang yang dilakukan yaitu : a. Pedagang distributor (Tunggal), pedagang yang memengang hak distribusi satu produk dari perusahaan tertentu. 33. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) b. Pedagang partai (Besar) yaitu pedagang yang membeli produk dalam jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada pedagang lainnya seperti grosir. c. Pedagang Eceran,yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada konsumen. (Laird dalam Fatta Hindi, 2006: 21) membagi kebutuhan manusia menjadi lima jenis yaitu : a. Kebutuhan untuk hidup b. Kebutuhan merasa aman c. Kebutuhan untuk bertingkah laku sosial d. Kebutuhan untuk dihargai e. Kebutuhan pekerjaan yang disenangi 2.1.5.4 Langkah yang Diambil Pedagang Kaki Lima Pada Masa Pandemi Langkah yang Diambil Pedagang pada Masa Pandemi Corona Wabah covid-19 yang sudah berlangsung selama beberapa bulan dan belum berakhir sampai saat ini ternyata membuat para pedagang di Pasar Kartasura memutar otak agar tetap bisa mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya di tengah wabah yang melanda negeri ini. Berikut ada tiga langkah yang diambil pedagang pada era pandemi korona (Kartono, dkk, 2020). a. Mengurangi Jumlah Dagangan Banyak dari pedagang mengurangi jumlah barang dagangannya di tengah pandemi korona ini. b. Menurunkan harga barang c. Beralih Profesi. 34. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) 2.2 Penelitian Yang Relavan Tabel 2.1 Penelitian Yang Relavan NO. Nama Peneliti. Judul Penelitian. Hasil Penelitian. dan Tahun Penelitian 1. Robert. Sinaga, Pengaruh Pandemi. Di. dalam. Corona dijelaskan. penelitian. Melfrianti. Virus. Romauli Purba.. (Covid-19). pedagang sangat dipengaruhi oleh. Terhadap. kontinuitas transaksi jual beli di. Pendapatan. pasar dan jumlah pembeli yang. Pedagang. bahwa. tersebut. Pendapatan. Sayur datang ke pasar setiap hari. Pada. dan Buah di Pasar masa pandemi covid-19 terjadi Tradisional “Pajak Pagi. Pasar. Padang Bulan.. penurunan pendapatan pedagang. V” hingga lebih dari 50 persen, Faktor pendukung para pedagang dalam. melakukan. usahanya. adalah skesadaran untuk terus berjuang memenuhi kebutuhan hidup. seharihari. dan. faktor. penghambatnya adalah jumlah pembeli yang semakin berkurang (sepi).. 35. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) 2. Agus Sutedjo, Sri Dampak Covid 19 Pendapatan pedagang keliling di Murtini, 2021. Terhadap Sosial. Kondisi Kelurahan Kedurus pada saat Ekonomi pandemi. covid-19. mengalami. Pedagang Keliling penurunan dibandingkan dengan Di. Kelurahan sebelum. Kedurus. pandemic,. Bentuk. Kota interaksi antara pedagang keliling. Surabaya.. dengan pembeli tidak mengalami perubahan yakni menggunakan komunikasi langsung. Pada saat pandemi jumlah pembeli atau pelanggan mengalami penurunan, namun pedagang tidak melakukan antisipasi dampak. untuk. mengurangi. terjadinya. penurunan. jumlah pelanggan. Waktu kerja pedagang keliling tidak banyak mengalami sebagian. perubahan, besar. yakni. melakukannya. pada pagi dan siang hari.. 36. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) 3. Christina. Dampak. Purbawati,. Distancing. Lathifa. Sosial Didalam dijelaskan. Nurul Terhadap. penelitian adanya. tersebut. pembatasan. sosial (social distancing) yang. Hidayah,. Kesejahteraan. diberlakukan. Markhamah,. Pedagang Di Pasar yang juga berlaku bagi para. (2020). Tradisional. pedagang. oleh. di. pemerintah. Pasar. ternyata. Kartasura Pada Era berdampak pada kondisi pasar Pandemi Corona. yang sepi pembeli, daya beli masyarakat yang menurun akibat tidak. diperbolehkannya. penyelenggaraan mengundang. acara banyak. sehingga. pembeli. berbelanja. untuk. yang orang hanya. kebutuhan. sehari-hari saja, dan distribusi bahan. yang. terhambat. pengirimannya.. 37. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) 2.3 kerangka Pemikiran Menurut Uma Sekaran dalam (Sugiyono, 2017:60) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah yang penting. Sedangkan menurut (Suriasumantri dalam Sugyono, 2017:60), kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999 dalam Sugiyono, 2010). Maraknya kasus virus Corona di berbagai negara mengakibatkan pengaruh besar pada perekonomian masyarakat, dimana para pedagang kaki lima yang berada di sekitar Kelurahan Batang Beruh juga sangat merasakan dampak tersebut. Akibat merosotnya pendapatan para pedagang, maka para pedagang kaki lima juga harus semakin maksimal dalam berjualan, diakibatkan virus covid 19 ini masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Dalam kehidupan sosial ekonomi juga sangat berbeda sebelum dan sesudahnya ada virus Covid-19. Sebelum adanya virus ini kehidupan sosial ekonomi para pedagang yang berada di Kelurahan Batang Beruh masih baik dan dapat memenuhi kebutuhan keluarganya dengan tercukupi tanpa kekurangan, sedangkan setelah adanya pandemi ini kehidupan sosial ekonominya yang dulu membaik berubah 50 persen dari sebelum adanya virus ini. Kehidupan aspek sosial ekonomi menurut (Soerjono Soekanto, 2007) dapat mempengaruhi beberapa aspek seperti, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan 38. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) pemenuhan kebutuhan keluarga. Ia mengatakan bahwa kehidupan seseorang akan lebih baik jika memenuhi beberapa aspek diatas. Dan jika tidak dapat memenuhi keseluruhan dari aspek tersebut maka, harus ada salah satu aspek yang ada dijelaskan diatas tersebut. Seperti pedagang kaki lima yang berada di Kelurahan Batang Beruh jika, Pedagang Kaki Lima ingin lebih maksimal meningkatkan pendapatan kebutuhan keluarganya selama adanya pandemi Covid-19 maka harus memenuhi beberapa aspek tersebut.. 39. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) 2.3.1 Bagan Alur Pikir. Covid 19. Pedagang Kaki Lima. Sosial Ekonomi menurut Soerjono Soekanto (2007) yaitu: 1. Pendidikan 2. Pendapatan 3. Pekerjaan 4. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga.. 40. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) 2.4 Defenisi Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti; pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan. Pada dasarnya konsep merupakan abstraksi dari suatu gambaran ide, yaitu gambaran yang bersifat umum atau abstrak tentang sesuatu.Fungsi dari konsep sangat beragam, akan tetapi pada umumnya konsep memiliki fungsi yaitu mempermudah seseorang dalam memahami suatu hal. Karena sifat konsep sendiri adalah mudah dimengerti, serta mudah dipahami.Soedjadi, mengartikan konsep ke dalam bentuk atau suatu yang abstrak untuk melakukan penggolongan yang nantinya akan dinyatakan kedalam suatu istilah tertentu (Kant yang dikutip oleh Harifudin Cawidu, 2013). Adapun batasan konsep dari penelitian ini adalah : 1. Covid-19 adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu, namun virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (Rizal Fadli, 2020). Menurut ahli virus atau virologis (Richard Sutejo, 2020) Virus Corona penyebab sakit Covid 19 merupakan tipe virus yang umumnya menyerang saluran pernafasan. 2. Pedagang Kaki Lima adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti terotoar, pinggir-pinggir jalan umum, dan lain sebagainya (Damsar, 2002:51). 3. Sosial ekonomi menurut (Soerjono Soekanto, 2007) adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang berkaitan dengan orang lain. Sosial ekonomi digolongkan menjadi 4 jenis yaitu :. 41. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) a. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan kualitas yang ada pada dirinya melalui pendidikan formal ataupun nonformal agar tercipta suatu citacita yang diinginkan. Pendidikan adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak Program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah selama 12 tahun (Sardiman, 2001). b. Tingkat pendapatan digunakan sebagai indikator yang banyak dipakai untuk melihat pembangunan secara umum. Tinggi rendahnya tingkat pendapatan akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam mengatur perilaku ekonomi masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan dapat menyebabkan terjadinya dinamika kehidupan sosial dalam masyarakat suatu wilayah, juga merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat. Golongan pendapatan dibagi menjadi 4 bagian menurut (Soerjono Soekanto, 2007) yaitu, golongan pendapatan sangat tinggi, golongan pendapatan tinggi, golongan pendapatan sedang, dan golongan pendapatan rendah. c. Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasaan dan. 42. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Gambar

Tabel 5.1 Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima

Referensi

Dokumen terkait

bahwa mereka yang namanya tersebut dalam lampiran keputusan ini dipandang mampu dan cakap untuk ditunjuk dan ditetapkan sebagai Admin Instansi dan Admin Unit

Memiliki kebaruan, yaitu memperkenalkan gagasan yang unik, pendekatan yang baru dalam penyelesaian masalah, atau kebijakan dan desain pelaksanaan yang unik, atau modifikasi

Banyaknya pedagang kaki lima yang menempati lokasi-lokasi yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan sehingga menimbulkan kesemrawutan dan kekumuhan, padahal

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Noviyuanda (2018) alasan pedagang kaki lima bertahan adalah karena faktor ekonomi, dalam hal ini untuk mencari rezeki,

Pemahaman orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus ini bertujuan untuk mengetahui pengasuhan yang diberikan orang tua pada anak berkebutuhan khusus dan

4617029 Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi melakukan wawancara dengan saya untuk keperluan data penelitian skripsinya yang berjudul “

Nopiansyah E100170085 Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Sosial Ekonomi UMKM (Studi Kasus Home Industri Batik Kecamatan Masaran Kabupaten

Dapat mengatur 4 jalur persimpangan berdasarkan inputan data yang diperoleh dengan camera CCTV dinamis dan kemudian data tersebut akan diolah oleh system ATCS ini yang