• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Kategori

Berdasarkan pedoman wawancara dan hasil wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, yaitu melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti sehingga menghasilkan beberapa kategori, akirnya penulis dapat menurunkan enam kategori yang berkaitan dengan penerapan automasi perpustakaan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi. Adapun keenam kategori itu adalah sebagai berikut :

1. Keanggotaan 2. Peminjaman 3. Pengembalian

4. Perpanjangan waktu pinjam 5. Penagihan

6. Pemberian sanksi

4.3.1 Keangggotaan

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara dengan keempat informan adalah keanggotaan. Keanggotaan merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan sudah mendaftarkan dirinya sebagai anggota perpustakaan. Keanggotaan menunjukkan bahwa pemegangnya mempunyai hak untuk fasilitas perpustakaan, membaca dan meminjam bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Keanggotaan perpustakaan sangat perlu untuk mempermudah pengguna dalam meminjam koleksi perpustakaan.

Proses pendaftaran menjadi anggota di Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi sangat memudahkan pengguna dan pustakawan yang bekerja di bagian ini karena

automasi yang sudah diterapkan perpustakaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan I4

sebagai berikut:

“…proses pendaftaran anggota menjadi lebih mudah..."

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa automasi yang diterapkan Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi dapat mempermudah pustakawan pada proses pendaftaran anggota. Dengan dipermudahnya proses pendaftaran anggota, pustakawan dapat meningkatkan pelayanannya, hal ini sesuai dengan apa yang telah disebutkan pada Bab II bahwa dengan diterapkannya automasi perpustakan dapat meningkatkan layanan yang lebih baik lagi kepada pengguna perpustakaan.

Waktu yang diperlukan pustakawan dalam pendaftaran anggota menjadi lebih singkat dengan diterapakannya automasi perpustakaan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan I4 sebagai berikut:

“...waktu yang diperlukan pun singkat...”

Dari pernyataan I4di atas dapat diketahui bahwa automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi dapat mempersingkat waktu dalam proses pendaftaran anggota. Hal ini tentu saja akan menguntungkan pustakawan dan calon anggota perpustakaan. Karena waktu pendaftaran tiap calon anggota singkat, maka pustakawan dapat melayani calon anggota perpustakaan lainnya. Begitu juga dengan calon anggota perpustakaan, karena waktu yang diperlukan untuk mendaftar menjadi anggota perpustakaan singkat, maka mereka pun bisa cepat menjadi anggota perpustakaan dan bisa memanfaatkan layanan perpustakaan.

Selain proses pendaftaran anggota menjadi lebih mudah dan waktu yang diperlukan menjadi singkat, automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi sangat membantu pustakawan dalam mencatat data anggota. Hal ini sesuai dengan pernyataan I4 sebagai berikut:

“...saya sendiri pun tidak harus terburu-buru mencatat data si anggota pada blanko kuning …”

Dari pernyataan di atas dapat diketahui automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi dapat menjadi fungsi pengganti, sesuai dengan apa yang telah disebutkan pada Bab II bahwa salah satu fungsi automasi perpustakaan adalah fungsi pengganti. Automasi dapat menganti pekerjaan manual pustakwan menjadi otomatis.

Automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga membuat pekerjaan pustakawan dalam keanggotaan menjadi efisien. Hal ini sesuai dengan jawaban I4 sebagai berikut :

“…automasi bisa mengefisienkan pekerjaan juga! Karena kalau datanya udah di-input di komputer ini, otomatis si calon sudah terdaftarkan, dan jika ia ingin meminjam koleksi langsung pada hari pendaftaran, yah saya jadi dimudahkan juga, karena saya tidak perlu mengantarkan ke bagian sirkulasi blanko kuning mereka ini. Semua sudah terhubung secara otomatis”

Dari jawaban I4 di atas dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya automasi pada bagian pelayanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, pustakawan tidak perlu mengantarkan blanko kuning berisikan nama anggota dan nomor keanggotaan pada bagian sirkulasi sebagai tempat pencatatan transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan waktu karena dengan diterapkannya automasi semua pekerjaan sudah terhubung secara otomatis dan dapat dimanfaatkan secara bersama-sama. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan pada Bab II bahwa automasi dapat mengefisiensikan pekerjaan dalam perpustakaan.

Selain itu, automasi yang diterapkan pada bagian sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga menimbulkan rasa nyaman bagi pustakawan, sesuai dengan pernyataan I4 sebagai berikut:

“saya pun jadi nyaman karena tempat kerja saya tidak perlu bertumpuk kertas”

Dari pernyataan I4 di atas dapat diketahui bahwa automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi memberikan kenyaman bagi pustakawan bagian pendaftaran anggota karena meja kerja atau bagian pendaftaran anggota tempat ia bekerja tidak perlu dipenuhi oleh kertas dan blanko-blanko anggota yang bertumpuk.

Automasi yang diterapkan pada bagian pelayanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi selain memudahkan pustakawan juga memudahkan calon anggota pustakawan. Hal ini sesuai dengan pernyataan I4 sebagai berikut:

“…Biasanya dulu sebelum otomasi kalo mendaftarnya sekarang, si anggota tidak bisa meminjam koleksi pada hari itu juga. Sekarang setelah terautomasi, anggota yang sudah resmi terdaftar bisa meminjam dan membawa koleksi untuk dibawa pulang.”

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa automasi yang diterapkan pada bagian sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga memberikan manfaat kepada calon anggota perpustakaan. Mereka yang telah resmi menjadi anggota pustakawan bisa langsung memanfaatkan fasilitas perpustakaan, terutama dalam proses peminjaman. Anggota perpustakaan yang baru bisa langsung pada hari pendaftaran tersebut, memanfaatkan koleksi perpustakaan untuk dipinjam dan dibawa pulang.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa automasi yang diterapkan pada bagian sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi khusunya pada proses pendaftaran anggota sangat menimbulkan dampak positif bagi pustakawannya. Dengan automasi, proses pendaftaran anggota tidak perlu memakan waktu yang lama, dengan automasi pekerjaan yang harus dilakukan pustakawan menjadi lebih singkat dan efisien. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya (lihat Bab II) bahwa automasi mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan. Automasi juga menimbulkan perasaan nyaman pada ruangan kerja pustakawan, karena tidak perlu harus berhadapan dengan tumpukan kertas dan blanko kuning berisikan data anggota perpustakaan. Selain itu menurut pustawakan bagian keanggotaan, automasi juga sangat membantu dan memudahkan anggota baru perpustakaan karena si anggota baru bisa langsung meminjam koleksi perpustakaan pada hari ia terdaftar resmi menjadi anggota perpustakaan.

4.3.2 Peminjaman

Kategori kedua yang dapat dibuat dari hasil coding dengan hasil transkrip wawancara adalah peminjaman. Peminjaman merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan sirkulasi, karena banyak berhubungan langsung dengan pengguna. Oleh karena itu bagian peminjaman dikatakan salah satu area yang deras transaksi dari area pelayanan sirkulasi yang lain. Keberhasilan pelayanan sirkulasi dapat dilihat dari arus dan proses kegiatan transaksi peminjaman.

Proses peminjaman pada perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi terdiri dari dua cara sesuai dengan pernyataan I1:

“…kalo ada pengunjung yang meminjam buku baru, saya akan senang karena sekarang jadi cepat dan mudah dengan adanya komputer ini, semua serba otomatis. Tinggal scan nomor id anggotanya, trus scan bukunya. Siap. Klik ini, klik ini, dan selesai...jika pengunjug itu meminjam buku lama, maksud saya koleksi perpustakaan yang lama, yang belum ada barcode nya, ha saya harus mencatat judulnya, nama si peminjam, tanggal meminjam, tanggal harus dikembalikan, pokoknya semua kolom-kolom yang ada di kartu kuning”

Dari pernyataan I1 di atas dapat diketahui bahwaautomasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta belum teraplikasikan secara keseluruhan pada proses peminjaman. Pada Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, proses peminjaman terdiri dari dua cara. Pertama adalah peminjaman buku lama yang masih belum di-barcode dilakukan secara manual. Kedua adalah peminjaman buku baru yang sudah memiliki barcode dilakukan secara terautomasi

Dengan diterapkannya dua sistem peminjaman yang ada pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, membuat pustakawan merasakan kesulitan dalam proses transaksi, sebagaimana yang disebutkan I1 dan I2:

“…Iya kalau si peminjam dalam sekali peminjaman meminjam buku lama semua, kalau satu buku baru satu buku lama kan saya yang repot. Pusing saya Nak”

“karena belum semuanya koleksi-koleksi di perpustakaan ini memiliki barcode, jadi agak terasa ribet aja kalo harus satu mencatatnya manual satu lagi gak!…”

Dari pernyataan yang disebutkan I1 dan I2 di atas dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya dua sistem peminjaman yang ada di bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi akan mempersulit pustakawan dalam proses transaksi peminjaman. Hal ini terlihat jika pengunjung perpustakaan meminjam koleksi perpustakaan yang sudah memiliki barcode dengan yang belum memiliki barcode sekaligus, pustakawan akan kesulitan karena satu transaksi dilakukan secara otomatis dan satu lagi dilakukan secara manual.

Jika dilihat dari bagian buku yang sudah di-barcode, sistem automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi sangat membantu pustakawan dalam proses peminjaman. Karena dengan automasi proses peminjaman menjadi lebih cepat dan mudah, sesuai dengan pernyataan I1 dan I2 berikut:

“…sekarang jadi cepat dan mudah dengan adanya komputer ini, semua serba otomatis…”

“ada automasi semua jadi serba otomatis, serba mudah...”

Berdasarkan pernyataan I1 di atas dapat diketahui bahwa automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi dapat mempercepat dan mempermudah proses peminjaman. Automasi dapat mengatasi keterbatasan waktu yang dimiliki pustakawan dan juga dapat memperingan pekerjaan pustakawan dalam proses peminjaman. Hal ini sesuai dengan tujuan automasi perpustakaan yang telah disebutkan pada Bab II bahwa tujuan automasi perpustakaan adalah mengatasi keterbatasan waktu dan memperingan pekerjaan.

Dengan diterapakannya automasi perpustakaan, proses peminjaman menjadi lebih singkat, hal ini sesuai dengan jawaban I2 dan I3 sebagai berikut:

“...serba ringkas, malah dalam satu transaksi tidak memakan waktu sampai 5 menit…

“…proses peminjaman akan sangat singkat sekali. Karena otomatis dan memanfaatkan computer itu”

Berdasarkan pernyataan I2 dan I3 dapat diketahui bahwa setiap transaksi peminjaman pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi

tidak memerlukan waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan tujuan automasi perpustakaan pada Bab II bahwa automasi dapat mengatasi keterbatasan waktu.

Automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga menumbuhkan rasa bangga pada diri pustakawan, sesuai dengan pernyataan I1:

“…terus terang kalau ada teman dari perpustakaan lain datang kesini saya jadi merasa bangga saja menunjukan pekerjaan transaksi yang menggunakan komputer ini…”

Dari pernyataan I1 di atas dapat diketahui bahwa automasi tidak saja memberi kemudahan dalam proses peminjaman, namun juga menumbuhkan rasa bangga bagi pustakawan. Hal ini sesuai dengan tujuan automasi pada Bab II bahwa automasi perpustakaan dapat menumbuhkan rasa bangga.

Namun tidak saja pustakawan yang diuntungkan dengan adanya automasi ini, para pengguna yang meminjam koeksi perpustakaan juga merasakan manfaatnya, sesuai dengan pernyataan I1 dan I3 sebagai berikut:

“…pengguna bisa meminjam buku dengan cepat, tidak perlu lama-lama berdiri menunggu saya atau rekan yang lain nya mencatat semua kolom kolom dalam blanko peminjaman ini kan…”

“…Waktu yang dibutuhkan pun sangat singkat per transaksi, kalau lagi rame pengunjung, kan mereka gak perlu antri lama lama.”

Dari pernyataan I1 dan I3 di atas dapat diketahui automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga memberikan manfaat kepada pengguna perpustakaan. Pengguna perpustakaan yang melakukan transaksi peminjaman tidak perlu ikut mengantri lama-lama karena proses peminjaman dengan automasi dapat dilakukan dengan cepat. Dengan kesan positif yang dirasakan pengguna, maka automasi yang diterapkan Perpustakaan Bung Hatta dapat meningkatkan citra perpustakaan. Hal ini sesuai dengan faktor penggerak automasi perpustakaan yang telah disebutkan pada Bab II bahwa automasi dapat meningkatkan citra perpustakaan.

Dapat disimpulkan bahwa automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, memudahkan pustakawan dalam proses peminjaman. Karena dengan adanya automasi, proses peminjaman dapat

dilakukan dengan mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama pada tiap transaksi, sehingga pustakawan bisa memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada pengguna. Hal ini sesuai dengan apa yang telah disebutkan pada Bab II yang menyatakan bahwa automasi bisa memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna. Keuntunggan lain yang dirasakan pustakawan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi dengan diterapkannya automasi perpustakaan adalah timbulnya rasa bangga pada diri pustakawan, sesuai dengan salah tujuan automasi yang dijelaskan pada Bab II bahwa automasi menumbuhkan rasa bangga. Selain pustakawan yang merasakan manfaat penerapan automasi, pengguna Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga merasakan manfaatnya, karena mereka tidak perlu menyiapkan waktu yang lama untuk melakukan peminjaman. Hanya saja manfaat dan tujuan diterapkannya automasi belum dapat dirasakan secara maksimal oleh pustakawan dan pengguna, karena pada Perpustakaan masih berlaku sistem peminjaman manual bagi sebagian koleksi perpustakaan.

4.3.3 Pengembalian

Kategori ketiga yang dapat dibuat dari hasil coding dengan hasil transkrip wawancara adalah pengembalian. Sesuai dengan peminjaman, pengembalian koleksi yang dipinjam pada bagian sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga dilakukan dengan dua cara yaitu automasi dan manual.

Dengan belum diautomasikannya secara keseluruhan koleksi perpustakaan, maka proses transaksi akan menyulitkan pustakawan, sesuai jawaban I1 sebagai berikut:

“…Kalo yang dikembalikan buku baru yg sudah di barcode,maka saya jadi mudah, sangat terbantu, prosesnya cepat, gak perlu lama-lama. Tapi kalo yang dikembalikan itu adalah buku lama, yah saya terpaksa lagi mencari blangko si peminjam dan mencoretnya atau menstobilo sebagai tanda buku telah dikembalikan…”

Dari jawaban I1 di atas dapat diketahui bahwa proses transaksi pengembalian akan menyulitkan pustakawan jika pengguna perpustakaan mengembalikan buku yang sudah di-barcode dengan buku yang belum di-barcode secara bersamaan.

Jika pengguna mengembalikan buku yang sudah ada barcode, maka proses pengembalian dilakukan secara automasi. Jika pengguna mengembalikan buku yang belum ada barcode, maka proses pengembalian dilakukan dengan cara manual yaitu pustakawan mencari data koleksi yang dipinjam pada balnko kuning terlebih dahulu, kemudian mencocokan data dengan buku yang dikembalikan, jika data dan buku cocok maka pustakawan akan mencoret data pada kolom peminjaman pada blanko kuning sebagai tanda buku telah dikembalikan.

Jika dilihat dari pengembalian buku yang sudah di-barcode, sistem automasi memberikan kemudahan bagi pustakawan dalam proses pengembalian, sesuai dengan jawaban I1 berikut:

“…saya jadi mudah, sangat terbantu...”

Dari jawaban I1 di atas dapat diketahui bahwa automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi dapat memberikan kemudahan bagi pustakawan dalam proses pengembalian. Pustakawan tidak perlu lagi mencari data buku yang dikembalikan, mencocokan satu persatu secara manual. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi automasi perpustakaan yang telah disebutkan pada Bab II yaitu fungsi pengganti dan fungsi pengaturan pekerjaan rutin secara otomatis, sehingga fungsi pengaturan manusia berkurang.

Pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, proses pengembalian koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan cepat, sesuai dengan pernyataan I1, I2 dan I3:

“...prosesnya cepat, gak perlu lama-lama…”

“Proses pengembaliannya juga malah lebih cepat, karena tinggal scan kartu angggota, scan buku yang dipinjam! Selesai…”

“Proses pengembalian pun cepat, terutama saya tidak perlu lagi meraba satu persatu blanko untuk mencoret buku yang dipinjam sebagai tanda dikembalikan”

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya automasi, proses pengembalian tidak membutuhkan waktu yang lama per transaksinya. Selain itu, pustawakan sangat terbantu dalam hal pencarian data

buku yang dikembalikan pengguna. Sehingga semua kegiatan dalam proses pengembalian dapat diringankan.

Dapat disimpulkan bahwa automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, dapat memberikan kemudahan bagi pustakawan pada setiap transaksi pengembalian. Waktu yang diperlukan tiap transaksi pun menjadi lebih singkat. Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan pada Bab II bahwa automasi dapat mengatasi keterbatasan waktu dan memperingan pekerjaan. Hanya saja manfaat dan tujuan diterapkannya automasi belum dapat dirasakan secara maksimal oleh pustakawan, karena pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi masih berlaku sistem manual bagi sebagian koleksi perpustakaan yang dikembalikan.

4.3.4 Perpanjangan waktu

Kategori keempat yang dapat dibuat dari hasil coding dengan hasil transkrip wawancara adalah perpanjangan waktu. Anggota yang meminjam koleksi perpustakaan harus mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya. Jika pengguna perpustakaan masih memerlukan koleksi tersebut, sedangkan waktu pinjam sudah habis maka si pengguna bisa memanfaatkan layanan perpanjangan waktu.

Perpanjangan waktu peminjaman tergantung kepada kebijakan perpustakaan, pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi pengguna perpustakaan yang meminjam koleksi diberikan kesempatan 4 kali dalam koleksi yang sama, sesuai dengan pernyataan I1 sebagai berikut:

“…Dalam perpanjangan waktu, si peminjam diberi 4 kali kesempatan terhadap koleksi yang sama. Setelah itu, koleksi harus segera dikembalikan ke Perpustakaan…”

Dari pernyataan I1 di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi memiliki kebijakan tentang perpanjangan waktu pinjam koleksi perpustakaan. Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi memberikan 4 kali kesempatan kepada pengguna untuk meminjam koleksi perpustakaan. Setelah 4 kali perpanjangan waktu, koleksi yang dipinjam tersebut harus dikembalikan ke Perpustakaan untuk diistirahatkan atau dipinjamkan lagi kepada pengguna

perpustakaan lain yang mungkin juga membutuhkan koleksi tersebut. Pengguna perpustakaan yang sudah memanfaatkan 4 kali kesempatan perpanjangan waktu pinjam koleksi baru dapat meminjam koleksi tersebut setelah 2 minggu sejak pengembaliak koleksi.

Sesuai dengan peminjaman, proses perpanjangan waktu pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga dilakukan dengan dua cara, perpanjangan waktu secara manual dan automasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 sebagai berikut:

“…Kalau prosesnya yah mengikuti proses peminjaman…”

Dari pernyataan I1 di atas dapat diketahui bahwa proses perpanjangan waktu pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi dilakukan berdasarkan buku yang dipinjam. Jika buku yang ingin diperpanjang masa pinjamnya merupakan buku lama, maka proses perpanjangan waktu dilakukan secara manual. Pustakawan akan mencari data buku yang ingin diperpanjang masa pinjamannya pada blanko peminjaman, kemudian memberikan tanda dan mengubah tanggal pengembalian sebagai tanda bahwa buku tersebut telah diperpanjang masa pinjamannya. Sebaliknya, jika buku yang ingin diperpanjang masa pinjamnya merupakan buku baru yang sudah ada barcode, maka proses perpanjangan waktu dilakukan secara otomatis.

Jika dilihat dari proses perpanjangan waktu koleksi perpustakaan yang sudah memiliki barcode, maka proses perpanjangan waktu pinjam dapat dilakukan dengan mudah. Sesuai dengan pernyataan I1, I2 dan I3 sebagai berikut:

“…jika buku yang ingin diperpanjang masa pinjamnya merupakan buku baru yang sudah ada barcodenya maka proses perpanjangan waktu dilakukan secara otomatis...”

“…dengan adanya automasi ini, pekerjaan saya jadi sangat terbantu. Karena semua serba dimudahkan”

“…begitu juga dengan perpanjangannya, semua sangat dibantu...”

Menurut I1, I2 dan I3 automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, dapat memudahkan pustakawan dalam setiap proses perpanjangan waktu. Pustakawan tidak perlu lagi mencari data buku

yang dipinjam satu persatu secara manual pada blanko kuning, karena semua data telah tersimpan pada komputer.

Selain memudahkan proses perpanjangan waktu pinjam, automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga dapat memperingkas proses perpanjangan waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 sebagai berikut:

“proses perpanjangan waktu pinjam pun menjadi lebih ringkas...”

Dari pernyataan I1 di atas dapat diketahui bahwa automasi yang diterapkan pada bagian sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi dapat memperingkas proses perpanjangan waktu pinjam. Dengan diperingkasnya proses peminjaman, maka automasi yang diterapkan pada bagian sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, sudah memenuhi salah satu tujuan automasi perpustakaan yang telah disebutkan pada Bab II yaitu automasi dapat meperingan pekerjaan.

Proses perpanjangan waktu pinjam pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi pun menjadi lebih cepat dengan diterapkannya automasi, hal ini sesuai dengan pernyataan I3 sebagai berikut:

“Semua sangat dibantu dan tidak perlu memakan waktu yang lama”

Dari pernyataan I3di atas dapat diketahui bahwa automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi juga dapat mengatasi keterbatasan waktu dalam proses perpanjangan waktu pinjam. Pustakawan dapat melakukan proses perpanjangan waktu secara cepat.

Automasi yang diterapkan pada bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, juga dapat memperkecil kekeliruan pustakawan dalam proses perpanjangan waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 dan I3 sebagai berikut:

“proses perpanjangan waktu pinjam pun menjadi lebih ringkas, cepat dan tepat”

“…Data yang didapatkan pun tepat, jadi automasi juga bisa memperkecil

Dokumen terkait