• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kategori Perbuatan Pidana dalam Kasus Narkoba yang Sedang di Tangani Kepolisian Resor Magelang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kategori Perbuatan Pidana dalam Kasus Narkoba yang Sedang di Tangani Kepolisian Resor Magelang

Dalam uraian sub bab ini akan penulis kemukakan hasil penelitian mengenai:

1. Jumlah kasus narkoba yang ditangani Kepolisian Resor Magelang dari tahun 2009 hingga Maret 2012.

2. Tahap penyelesaian proses penyelidikan/penyidikan yang dilakukan Kepolisian Resor Magelang untuk kasus narkoba yang terjadi dari tahun 2009 hingga Maret 2012. 3. Kategori perbuatan yang disangkakan oleh penyidik terhadap si tersangka pelaku

tindak pidana narkoba yang terjadi mulai tahun 2009 hingga Maret 2012.

Ad.1). Jumlah Kasus Narkoba yang Ditangani Kepolisian Resor Magelang dari Tahun 2009 hingga Maret 2012.

Mengenai berapa jumlah kasus narkoba yang sedang ditangani oleh Kepolisian Resor Magelang dari Tahun 2009 hingga Maret 2012, penulis rangkum dalam sebuah tabel, sebagai berikut:

Jumlah Kasus Narkoba dari Th. 2009 – Maret 2012

No Tahun Jumlah Kasus/tersangka Porsentase

1 2009 32/38 33,68 2 2010 33/36 34, 73 3 2011 24/26 25,26 4 Maret 2012 8/10 8,42 Jumlah dalam 3 tahun 3 bulan 95

Sumber : Data Ungkap Kasus TP Narkoba Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Tengah Resor Magelang

Dari tabel di atas diketahui pada tahun 2009, terjadi/ada 32 kasus tindak pidana narkoba yang ditangani oleh Kepolisian Resor Magelang, tahun 2010 berjumlah 33 kasus, tahun 2011 ada 24 kasus, dan pada tahun 2012 hingga bulan Maret berjumlah 8

kasus. Apabila dicermati dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan 1 kasus dari tahun 2009 ke tahun 2010. Akan tetapi pada tahun 2011 terjadi penurunan sejumlah 9 kasus dari tahun 2010, sedangkan untuk tahun 2012 hingga bulan Maret berjumlah 8 kasus, setara dengan 2,66 perbulan. Andaikata dihitung untuk 1 tahun maka dapat diperkirakan untuk tahun 2012 kasus penyalahgunaan narkoba berjumlah 31,92 (dibulatkan menjadi 32) kasus.

Dari 32 kasus Narkoba yang terjadi pada tahun 2009, yang dijadikan tersangka adalah sebanyak 38 orang. Jadi untuk 1 kasus ada beberapa orang atau lebih dari 1 orang yang dapat dijadikan tersangka. Untuk tahun 2010, dari 33 kasus, yang menjadi tersangka sebanyak 36 orang. Untuk tahun 2011 dari 24 kasus narkoba, ada 26 orang yang dijadikan tersangka, dan untuk tahun 2012 hingga tanggal 9 Maret 2012, dari 8 kasus, ada 10 orang yang dijadikan tersangka. Jadi dari 95 kasus narkoba yang terjadi di Magelang dari tahun 2009 hingga 9 Maret 2012, yang dijadikan tersangka adalah sebanyak 110 orang.

Ad. 2) Tahap penyelesaian proses penyelidikan/penyidikan yang dilakukan Kepolisian Resor Magelang untuk kasus narkoba yang terjadi dari tahun 2009 hingga Maret 2012

Yang dimaksud dengan penyelesaian proses penyelidikan/penyidikan di sini adalah proses di mana Polisi sebagai penyidik telah selesai menjalankan tugasnya dalam melakukan penyelidikan/penyidikan terhadap kasus yang ditanganinya. Selesainya pelaksanaan penyidikan berarti semua alat bukti yang mengarah/mendukung untuk tindak lanjut kasus narkoba yang ditangani oleh penyidik kepolisian sudah dianggap lengkap. Jadi kasus narkoba itu sudah siap untuk diserahkan/dilimpahkan kepada Jaksa Penuntut Umum, untuk dilakukan penuntutan. Dari sini, terlihat betapa pentingnya arti dari hasil penyidikan yang

lanjut nasib seseorang yang dijadikan tersangka dalam kasus narkoba. Apakah akan dihukum atau dibebaskan dari hukuman, tergantung pada hasil penyidikan kepolisian. Berikut ini akan penulis tampilkan hasil penelitian tentang penyelesaian penyelidikan/penyidikan yang dilakukan Kepolisian Resor Magelang.

Data Penyelesaian Penyelidikan/Penyidikan yang dilakukan Kepolisian Resor Magelang

Tahun Jumlah Kasus/tersangka Proses Penyidikan Selesai 2009 32/38

2010 33/36 6, 1 limpah Polda, 2

Polwil Kedu 26, 1 Kirim JPU

2011 24/26 - 33

Maret

2012 8/10 - 24

Jumlah dalam 3 tahun 3

bulan 8

-Sumber: Olahan Data Ungkap Kasus TP Narkoba Kepolisian Republik Indonesia Daerah Jawa Tengah Resor Magelang

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk 32 kasus narkoba di tahun 2009, 6 kasus berada dalam proses penyidikan. Dari 6 kasus ini, 1 kasus dilimpahkan ke Polda untuk dilanjutkan proses penyidikan, dan 2 kasus dilimpahkan ke Polwil Kedu untuk dilakukan proses penyidikan. Dan 26 kasus sudah selesai dilakukan penyidikan, bahkan 1 kasus sudah dikirim ke JPU (Jaksa Penuntut Umum) untuk dilakukan penuntutan. Untuk 33 kasus narkoba pada tahun 2010, penulis simpulkan proses penyidikan sudah dianggap selesai (tidak ada keterangan). Untuk tahun 2011, dari 24 kasus narkoba, proses penyidikan juga dianggap selesai (tidak ada keterangan). Sedangkan untuk kasus di tahun 2012, dari 8 kasus narkoba yang terjadi hingga tanggal 9 Maret 2012, semua kasus itu masih dalam proses penyidikan.

Ad. 3) Kategori perbuatan yang disangkakan oleh penyidik terhadap si tersangka pelaku tindak pidana narkoba yang terjadi mulai tahun 2009 hingga Maret 2012

Yang dimaksud dengan kategori perbuatan tersangka di sini adalah kategori yang dianggap dan ditetapkan sebagai perbuatan tindak pidana oleh penyidik. Jadi perbuatan

tersebut telah ditetapkan sebagai tindak pidana oleh penyidik, dan oleh karenanya pelaku dijadikan tersangka. Yang kemudian bahan hasil penyidikan ini akan dijadikan dasar oleh Jaksa Penuntut Umum dalam pembuatan surat dakwaan untuk dilakukan penuntutan. Adapun penyidik yang dimaksud adalah penyidik di Kepolisian Resor Magelang, yang terkait dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus narkoba yang terjadi di wilayah hukum Kepolisian Resor Magelang (Kabupaten Magelang).

Di dalam menemukan kategori perbuatan yang dilakukan oleh tersangka penyalahgunaan narkoba yang sedang ditangani ke Kepolisian Republik Indonesia Resor Magelang, penulis menggunakan bahan hukum primer yang ada atau yang berasal atau yang menjadi catatan atau berupa berita acara pemeriksaan penyelidikan/penyidikan yang dilakukan Kepolisian Resor Magelang. Semua bahan penelitian itu terekap dalam bentuk “Data Ungkap Kasus Tindak Pidana Narkoba”. Adapun masa waktu bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum yang berasal dari tahun 2009 hingga bulan Maret tahun 2012. Dari bahan hukum primer yang penulis kumpulkan, diperoleh hasil penelitian tentang jumlah tindak pidana narkoba yang sedang ditangani Keplisian Resor Magelang dari tahun 2009 – Maret 2012, sebagai berikut:

Tabel

Kategori Perbuatan Pidana yang Disangkakan Penyidik Terhadap Pelaku Kategori Perbuatan Pelaku

Pasal Yg Disangkakan Menanam, memelihara, mempunyai dlm persediaan, memiliki,

menyimpan, menguasai narkotika gol. 1. Pasal 78 (1) a UU No.22/1997 ttg Narkotika Memiliki, menyimpan dan/atau membawa psikotropika Pasal 62 UU No. 5/1997 Ttg Psikotropika Menyalurkan psikotropika Pasal 60 ayat (2) UU No. 5/1997 ttg Psikotropika Mengedarkan sediaan farmasi berupa dan atau alat kesehatan yang

tidak memenuhi persyaratan penandaan dan iformasi. Pasal 82 ayat (1) Huruf D UU RI No. 23 Tahun 1992 Ttg Kesehatan Menggunakan, memproduksi dan/atau menggunakan,

mengedarkan, menyimpan, memiliki, membawa. Pasal 59 ayat (1) huruf e UU No. 5/1997 ttg Psikotropika Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai atau

menyediakan narkotika gol. 1 Pasal 111 UU No. 35/2009 ttg Narkotika Menawarkan utk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi

perantara dlm jual beli, menukar atau menyerahkan narkotika gol. 1

Pasal 114 UU No. 35/2009 ttg Narkotika Percobaan atau pemufakatan jahat utk melakukan tindak pidana

mutu yg diwajibkan

Memiliki, menyimpan, menguasai/ menyediakan narkotika gol. 1

bukan tanaman Pasal 112 UU No. 35/2009 ttg Narkotika Melakukan praktek kefarmasian Pasal 198 UU No. 36/2009 ttg Kesehatan Menjual, menawarkan, menyerahkan atau membagi-bagikan

barang yang diketahuinya membahayakan nyawa atau kesehatan Pasal 204 KUHP Menjual atau memberikan minuman yang memabukan, membikin

mabuh seorang anak yang belum berumur 16 th, memaksa orang minum minuman memabukan

Pasal 300 KUHP

Dari tabel di atas dapat dijelaskan kategori perbuatan yang dilakukan pelaku yang disangkakan sebagai tindak pidana narkoba oleh penyidik. Uraian berikut akan mendeskripsikan kategori perbuatan tersebut.

1. Kategori perbuatannya adalah menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan, menguasai narkotika golongan 1;

2. Kategori perbuatannya adalah memiliki, menyimpan dan/atau membawa psikotropika.

3. Kategori perbuatannya adalah menyalurkan psikotropika.

4. Kategori perbuatannya adalah mengedarkan sediaan farmasi berupa dan atau alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan penandaan dan iformasi.

5. Kategori perbuatannya adalah menggunakan, memproduksi dan/atau menggunakan, mengedarkan, menyimpan, memiliki, membawa.

6. Kategori perbuatannya adalah menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika gol. 1.

7. Kategorik perbuatannya adalah menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan narkotika gol. 1.

8. Kategori perbuatannya adalah percobaan atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika.

9. Kategori perbuatannya adalah menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan atau peredaran pangan dalam keadaan yang tidak

memenuhi persyaratan sanitasi, menggunakan bahan yang dilarang sebagai bahan tambahan pangan, mengedarkan pangang yang dilarang, memperdagangkan pangan yang tidak memenuhi standar mutu yang diwajibkan

10. Kategori perbuatannya adalah memiliki, menyimpan, menguasai/menyediakan narkotika gol. 1 bukan tanaman.

11. Kategori perbuatannya adalah melakukan praktek kefarmasian

12. Kategori perbuatannya adalah menjual, menawarkan, menyerahkan atau membagi-bagikan barang yang diketahuinya membahayakan nyawa atau kesehatan.

13. Kategori perbuatannya adalah menjual atau memberikan minuman yang memabukan, membikin mabuk seorang anak yang belum berumur 16 tahun, memaksa orang minum minuman memabukan.

Dari berbagai kategori perbuatan yang disangkakan sebagai tindak pidana narkoba di atas tidak satupun pasal yang menunjuk kepada pengguna narkoba yang bukan sebagai pelaku tindak pidana (pemakai yang bisa dianggap sebagai korban/pecandu). Dengan demikian, dapat dikatakan, hasil penyidikan Kepolisian sudah sejak awal mengarah kepada keinginan untuk menjadikan seseorang menjadi tersangka penyalahgunaan narkoba atau pelaku tindak pidana narkoba. Oleh karenanya sangat sedikit kemungkinan pelaku penyalahgunaan narkoba lepas dari jeratan hukum atau dipidana. Padahal dalam aturan hukum sesungguhnya dimungkinkan ada orang yang dianggap sebagai korban/pecandu. Misalnya: orang yang ketergantungan dengan narkoba/pecandu. Menurut Pasal 1 Angka (1) UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, ketergantungan narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan

Terhadap orang yang ketergantungan dengan narkoba, menurut hukum ia berhak bahkan wajib untuk mendapatkan rehabilasi medis dan rahabilitasi sosial. Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika. Sedangkan rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.30

Hal di atas didasarkan kepada aturan hukum, Pasal 54 UU No. 35 Tahun 2009 yang menentukan bahwa “Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”. Lebih lanjut Pasal 55 menentukan: (1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial; dan (2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

B. Pasal dalam Undang-Undang Narkoba yang Diterapkan/Dikenakan Kepolisian

Dokumen terkait