BAB III METODE PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
3. Kategorisasi Capaian Skor Tes dan Skala
Peduli Sosial
Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu dalam
kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasarkan atribut yang diukur (Masidjo, 1995).Kontinum jenjang
pada penelitian ini yakni sangat rendah sampai dengan sangat
tinggi.Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula yang
digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.15 Norma Kategorisasi Norma/ Kriteria Skor Kategori µ + 1,8σ < x Sangat Tinggi µ + 0,8σ < x ≤ µ + 1,8σ Tinggi µ - 0,8σ < x ≤ µ + 0,8σ Sedang µ - 1,8σ < x ≤ µ - o,8σ Rendah x ≤ µ - 1,8 σ Sangat Rendah Keterangan:
Skor maksimum teoritik: Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan
skala.
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
80
Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran
μ (mean teoritik) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan
minimum
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan
dalam pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter peduli
sosial siswa berdasarkan tes karakter peduli sosial dengan jumlah 20
item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai
berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 20 = 80
Skor minimum teoritik : 1 x 20 = 20
Luas jarak : 80 – 20 = 60 Standar deviasi (σ/sd) : 60 : 6 = 10
μ (mean teoritik) : (80 + 20) : 2 = 50
a. Hasil perhitungan analisis data skor tes karakter peduli sosial
siswa disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter peduli
sosial pada soswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun
ajaran 2015/2106 sebagai berikut:
Tabel 3.16
Norma Kategorisasi Tes Karakter Peduli Sosial Siswa Kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis Tahun Ajaran
2015/2016
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
µ + 1,8σ < x 68 < µ Sangat Tinggi
µ + 0,8σ < x≤ µ + 1,8σ 58< µ ≤68 Tinggi
µ - 0,8σ < x ≤ µ + 0,8σ 42 < µ ≤57 Sedang
µ - 1,8σ < x ≤ µ - o,8σ 32 < µ ≤ 41 Rendah
81
Selanjutnya dalam pengelompokan tinggi rendahnya tingkat
karakter peduli sosial berdasarkan skala penilaian diri dengan jumlah 20 item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.
Skor maksimum teoritik : 4 x 20 = 80
Skor minimum teoritik : 1 x 20 = 20
Luas jarak : 80 – 20 = 60 Standar deviasi (σ/sd) : 60 : 6 = 10
μ (mean teoritik) : (80 + 20) : 2 = 50
b. Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi skala penilaian diri terkait karakter peduli sosial pada siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran 2015/2016 sebagai berikut:
Tabel 3.17 Norma Kategorisasi
Berdasarkan Skala Penilaian Diri Siswa Norma/
Kriteria Skor
Rentang Skor Kategori
µ + 1,8σ < x 68 <x Sangat Tinggi
µ + 0,8σ < x ≤ µ +1,8σ 58 < x ≤68 Tinggi
µ - 0,8σ < x ≤ µ 0,8σ 42 < x ≤57 Sedang
µ -1,8σ < x≤ µ -o,8σ 32 < x ≤ 41 Rendah
x ≤ µ -1,8 σ x ≤ 32 Sangat Rendah
4. Guna melihat efektivitas implementasi pendidikan karakter melalui
layanan bimbingan klasikal dalam rangka upaya peningkatan
karakter peduli sosial, peneliti menggunakan deskriptif dengan
presentase. Hal ini dilakukan sesuai dengan tiga alternatif jawaban
82
tidak dan tidak tahu dengan siswa sebagai penilai menggunakan
rumus sebagai berikut:
(Rumus 3.4)
Keterangan
Pem : Persentase kuesioner validasi efektivitas model
implementasi pendidikan karakter
Σf : Jumlah jawaban setiap item N : Jumlah responden
Pem =
Ʃ� �. 100
83 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan deskripsi keterlaksanaan penelitian, hasil penelitian
dan pembahasan.
A. Deskripsi Keterlaksanaan Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Tindakan Bimbingan dan Konseling PTBK a. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus I
Proses pelaksanaan tindakan bimbingan dan konseling (PTBK)
pada siklus I terdiri dari tiga tahap yakni tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap refleksi dengan penjabaran sebagai berikut:
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan Rencana Pelayanan Bimbingan (RPB) dan
materi layanan dengan topik “Proaktif”, menyiapkan instrumen
penelitian berupa soal tes tingkat karakter peduli sosial, skala
penilaian diri, lembar refleksi siswa, lembar observasi dan
menyiapkan kamera sebagai alat dokumentasi kegiatan.
2) Pelaksanaan Tindakan
(a)Pembukaan
Di awal layanan bimbingan, salah seorang siswa
diminta untuk memimpin doa. Usai doa, peneliti memberikan
pengantar singkat mengenai tujuan dari bimbingan
klasikal.Kemudian siswa diminta untuk mengisi lembar tes
84
(b) Kegiatan Inti
Kegiatan diawali dengan permainan “Rebut Kartu”.
Dalam permainan ini, siswa diminta untuk duduk dengan
rapih. Setiap siswa akan diberi dua helai rafia yang tujuannya
untuk mengikatkan kaki siswa dengan kaki kursi yang
diduduki. Tugas siswa dalam permainan ini adalah
mengambil kartu “AS” yang telah tersedia di tengah kelas
secara berebut. Siswa nampak antusias dan memiliki strategi
masing-masing agar mendapatkan kartu “AS”.
Kemudian, siswa diajak untuk menonton video
mengenai sikap proaktif. Seluruh siswa antusias dan
memahami makna yang disampaikan dari video yang
diputarkan. Siswa juga dapat mengambil pesan moral dari
contoh sikap proaktif.
Usai permainan, siswa diajak untuk merefleksikan
hal-hal yang dipikirkan dan dirasakan selama mengikuti
permainan guna membangun sikap proaktif. Hasil refleksi
beberapa siswa menuliskan bahwa bersikap proaktif perlu
semangat, percaya diri, tidak menyerah, selalu aktif dan
bertanggung jawab. Peneliti kemudian memberikan umpan
balik dengan mengaitkan topik bahasan dengan refleksi yang
85
Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi
mengenai sikap “Proaktif” melalui tayangan power point. Seluruh siswa tampak antusias dengan aktif bertanya dan
memberikan tanggapan terkait contoh-contoh sikap proaktif
dalam kehidupan sehari-hari.
(c) Penutup
Peneliti membagikan lembar skala penilaian diri
mengenai karakter peduli sosial dan meminta siswa untuk
mengerjakannya. Di akhir sesi, peneliti menyampaikan
kesimpulan atas materi bimbingan hari ini dan memberikan
peneguhan kepada siswa. Peneliti juga mengucapkan terima
kasih kepada siswa dan kegiatan di akhiri dengan doa yang
dipimpin oleh siswa secara sukarela.
3) Hasil Observasi
Peneliti merasa bahwa pada siklus I, terjadi umpan balik
antara peneliti dan siswa. Hal ini nampak pada antusisme siswa
saat menyaksikan video, proses dinamika kelompok, dan saat
pemberian materi. Siswa secara terbuka dan spontan mau
membagikan pengalaman yang dialami selama mengikuti
kegiatan. Secara tidak langsung siswa juga mampu menangkap
pesan moral dari topik yang dibahas.
Selama proses bimbingan, pegamat masih menemukan
86
peneliti saat memberikan instruksi, malu untuk menjawab, dan
masih terdapat siswa yang mengganggu temannya.
4) Hasil Refleksi
Upaya peningkatan karakter peduli sosial melalui layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
mendorong siswa agar tidak hanya sekedar memahami makna
topik bahasan “Proaktif” saja melainkan juga dapat menerapkan secara langsung.
b. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II
Seperti pada proses pelaksanaan tindakan bimbingan dan
konseling (PTBK) pada siklus sebelumnya, siklus II terdiri dari
tiga tahap yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap
refleksi dengan penjabaran sebagai berikut:
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan Rencana Pelayanan Bimbingan (RPB)
dan materi layanan dengan topik “Peduli Terhadap Sesama”,
menyiapkan instrumen penelitian berupa skala penilaian diri,
lembar refleksi siswa, lembar observasi dan menyiapkan
kamera sebagai alat dokumentasi kegiatan.
2) Pelaksanaan Tindakan
(a)Pembukaan
Di awal layanan bimbingan, salah seorang siswa
87
memberikan pengantar singkat mengenai tujuan dari
bimbingan klasikal.
(b) Kegiatan Inti
Peneliti menggawali bimbingan dengan
memutarkan video mengenai sikap peduli terhadap sesama.
Seluruh siswa antusias menonton video yang diputarkan.
Siswa juga dapat mengambil pesan moral dari contoh sikap
peduli terhadap sesama.
Kegiatan dilanjutkan dengan permainan “Bersama
Membangun Kepedulian”. Permainan ini, siswa diminta untuk menemukan pasangan dari gulungan kertas yang
berisi pecahan kalimatyang bertema kepedulian. Siswa
merasa bersemangat untuk mencari pasangan kalimat yang
tepat.
Usai menemukan kalimat utuh siswa diminta untuk
duduk kembali kemudian peneliti mengajak siswa untuk
berdiskusi terkait makna kalimat yang didapat, siswa
diminta untuk memperkenalkan nama dan kebaikan yang
pernah dilakukan pasangannya terhadapnya. Kemudian
dilanjutkan dengan memberikan ulasan terkait makna
kalimat yang didapat.
Usai permainan, siswa diajak untuk merefleksikan
88
permainan guna membangun sikap peduli terhadap sesama.
Hasil refleksi beberapa siswa mengungkapkan bahwa peduli
terhadap sesama sangat penting karena setiap orang
membutuhkan bantuan orang lain, memiliki sikap tolong
menolong sangat menguntungkan diri sendiri maupun orang
lain. Secara spontan siswa juga dapat menemukan sendiri
pesan moral dari permainan ini. Peneliti kemudian
memberikan umpan balik dengan mengaitkan topik bahasan
dengan refleksi yang telah disampaikan oleh siswa.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi
mengenai “Peduli Terhadap Sesama” melalui tayangan power point. Seluruh siswa tampak antusias dengan aktif
bertanya dan memberikan tanggapan terkait contoh-contoh
sikap peduli dalam kehidupan sehari-hari.
(c) Penutup
Peneliti membagikan lembar skala penilaian diri
mengenai karakter peduli sosial dan meminta siswa untuk
mengerjakannya. Di akhir sesi, peneliti menyampaikan
kesimpulan atas materi bimbingan hari ini dan memberikan
peneguhan kepada siswa. Peneliti juga mengucapkan terima
kasih kepada siswa dan kegiatan di akhiri dengan doa yang
89
3) Hasil Observasi
Peneliti merasa bahwa pada siklus II, terjadi umpan balik
yang baik antara peneliti dan siswa. Hal ini nampak pada
antusisme siswa saat menyaksikan video, keterlibatan siswa
dalam proses dinamika kelompok, dan saat pemberian materi.
Siswa mulai terbuka dan spontan mau membagikan
pengalaman yang dialami selama mengikuti kegiatan dengan
mengangkat tangan. Siswa juga mampu menangkap pesan
moral dari topik yang dibahas secara mandiri.
Selama proses bimbingan, pegamat masih menemukan
siswa yang malu untuk menjawab dan masih terdapat siswa
yang mengganggu teman lainnya.
4) Hasil Refleksi
Upaya peningkatan karakter peduli sosial melalui layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
mendorong siswa agar tidak hanya sekedar memahami makna
topik “Peduli Terhadap Sesama” saja melainkan juga dapat
menerapkan sikap peduli secara langsung kepada temannya.
c. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus III
Seperti pada proses pelaksanaan tindakan bimbingan dan konseling
(PTBK) pada siklus sebelumnya, siklus III terdiri dari tiga tahap yakni
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap refleksi dengan
90
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan Rencana Pelayanan Bimbingan (RPB)
dan materi layanan dengan topik “Menghargai Orang Lain”,
menyiapkan instrumen penelitian berupa skala penilaian diri, lembar
refleksi siswa, lembar observasi dan menyiapkan kamera sebagai alat
dokumentasi kegiatan.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pembukaan
Bimbingan diawali dengan doa yang dipimpin oleh seorang
siswa. Usai doa, peneliti memberikan pengantar singkat
mengenai tujuan dari bimbingan klasikal hari ketiga.
b) Kegiatan Inti
Peneliti mengawali bimbingan dengan memutarkan video
mengenai menghargai orang lain. Seluruh siswa antusias
menonton video yang diputarkan. Siswa juga dapat mengambil
pesan moral dari contoh sikap peduli terhadap sesama.
Kegiatan dilanjutkan dengan permainan “Memasukkan
pensil dalam botol”. Dalam permainan ini, siswa diminta untuk
berkelompok sebanyak 8 orang. Setiap kelompok akan diberikan
8 helai rafia yangg telah disatukan ujungnya dan diikatkan pada
sebuah pensil. Tugas tiap kelompok adalah memasukkan pensil
ke dalam sebuah botol yang telah disediakan. Siswa diberi
91
permainan ini adalah mendorong siswa untuk saling menghargai
pendapat temannya, mendengarkan instruksi teman dan
menghargai kehadiran teman untuk berpartisipasi dalam
memecahkan tugas yang diberikan. Siswa nampak antusias dan
mau terlibat dalam permainan.
Usai permainan, siswa diajak untuk merefleksikan hal-hal
yang dipikirkan dan dirasakan selama mengikuti permainan
guna menanamkan sikap menghargai orang lain. Hasil dari
refleksi beberapa siswa mengungkapkan bahwa dengan
menghargai orang lain seperti mendengarkan orang lain saat
berbicara, berpendapat, dan menghargai hasil karya orang lain
sangat menyenangkan serta dapat menciptakan kerukunan.
Siswa secara spontan juga dapat menemukan sendiri pesan
moral dari permainan ini. Peneliti kemudian memberikan umpan
balik dengan mengaitkan topik bahasan dengan refleksi yang
telah disampaikan oleh siswa.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai
“Menghargai Orang Lain” melalui tayangan power point. Seluruh siswa mulai aktif memberikan tanggapanterkait contoh
sikap menghargai orang lain dalam lingkungan sekolah.
c) Penutup
Siswa diminta mengerjakan lembar skala penilaian diri
92
sosial dan validasi siswa. Di akhir sesi, peneliti menyampaikan
kesimpulan atas materi bimbingan hari ini dan menyampaikan
benang merah dari pertemuan selama tiga hari. Peneliti
memberikan peneguhan terkait manfaat menanamkan sikap
peduli terhadap teman, guru, orang tua dan lingkungan. Tidak
lupa di akhir sesi peneliti juga mengucapkan terima kasih
kepada siswa dan kegiatan di akhiri dengan doa yang dipimpin
oleh siswa secara sukarela.
3) Hasil Observasi
Peneliti merasa bahwa pada siklus III, semakin terjadi
umpan balik yang baik antara peneliti dan siswa. Hal ini nampak
pada antusisme siswa untuk terlibat dalam kegiatan hari ini.
Siswa semakin terbuka untuk membagikan pengalaman yang
dialami selama mengikuti kegiatan bimbingan. Siswa juga
mampu menangkap pesan moral dan benang merah dari topik
yang dibahas secara mandiri.
Selama proses bimbingan, pengamat melihat keaktifan
siswa untuk terlibat dalam proses bimbingan, namun juga masih
menemukan siswa yang mengganggu teman lainnya. Akan
tetapi, proses bimbingan hari ketiga semakin menunjukkan
keterlibatan siswa yang mau hadir dalam mengikuti bimbingan
93
4) Hasil Refleksi
Upaya peningkatan karakter peduli sosial melalui layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
mendorong siswa agar tidak hanya sekedar memahami makna
“Menghargai Orang Lain” saja melainkan juga dapat menerapkan
sikap peduli secara langsung kepada temannya.Siswa mulai tergerak
untuk berupaya mewujudkan sikap peduli terhadap orang lain.
B. Hasil Penelitian
1. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Peduli Sosial Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis 2015/2016
Peningkatan hasil karakter peduli sosialdiukur dengan tes karakter peduli sosial. Data tes karakter peduli sosial bersumber dari hasil tes
sebelum diberikannya tindakan (pre test) dan tes sesudah diberikannya
tindakan (post test). Berikut disajikan peningkatan karakter peduli sosial
dari hasil pre test dan post test:
Grafik 4.1Peningkatan Rata-Rata Skor Pre dan Post Test Karakter Peduli Sosial Siswa
59,33 64,75 56,00 58,00 60,00 62,00 64,00 66,00 1 2 R a ta -r a ta S kor
94
Grafik di atas menunjukkan bahwa capaian rata-rata skor karakter
peduli sosial bila melihat ketentuan rumus O2 – O1, maka dapat diketahui rata-rata skor tes karakter peduli sosial sebesar 59,33 (pre test) dan 64,75
(post tes) dengan selisih 5,42. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan karakter peduli sosial setelah diberikan tindakan melalui
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada
siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran 2015/2016.
Kemudian distribusi hasil peningkatan karakter peduli sosial dapat dilihat
melalui tabel data distribusi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Peningkatan Karakter Peduli Sosial Rentang
skor
Kategori Pretest Posttest Selisih
F % F % Ʃ % >68 Sangat tinggi 3 12,50 % 5 20,83% 2 8,33% 58-68 Tinggi 10 41,67% 17 70,83% 7 29,17% 42-57 Sedang 11 45,83% 2 8,33% -9 37,50% 32-41 Rendah 0 0 0 0 0 0 <32 Sangat rendah 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan hasil pre test capaian skor tingkat karakter peduli
sosial sebelum diberikan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning pada tabel 4.1 menunjukkan sebagai berikut:
a. Terdapat 3 siswa dengan presentase 12,50% memiliki karakter peduli
sosial berada pada kategori sangat tingi.
b. Terdapat 10 siswa dengan presentase 41,67% memiliki karakter peduli
95
c. Terdapat 11 siswa dengan presentase 45,83% memiliki karakter peduli
sosial berada pada kategori sedang.
d. Tidak ada atau 0% siswa yang memiliki karakter peduli sosial pada
kategori rendah dan sangat rendah.
Karakter peduli sosial pada siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa
Jetis Tahun Ajaran 2015/2016 terjadi peningkatan setelah diberikannya
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
dengan melihat hasil post test pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa:
a. Terdapat 5 siswa masuk ke dalam kategori sangat tinggi yang memiliki
karakter peduli sosial dengan presentase 20,83%.
b. Terdapat 17 siswa masuk ke dalam kategori tinggi yang memiliki
karakter peduli sosial dengan presentase 70,83%.
c. Terdapat 2 siswa masuk ke dalam kategori sedang yang memiliki karakter
peduli sosial dengan presentase 8,33%.
d. Tidak ada atau 0% siswa yang memiliki karakter peduli sosial pada
kategori rendah dan sangat rendah.
Selain penyajian data distribusi peningkatan karakter peduli sosial,
berikut ini disajikan profil subjek berdasarkan capaian skor pada pre test
96
Grafik 4.2 Profil PeningkatanKarakter Peduli Sosial Berdasarkan Pre Test dan Post Test
Dilihat dari grafik profil peningkatankarakter peduli sosial sebelum
(pre test) dan sesudah (post test)pemberian layanan bimbingan klasikal
melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learningdapat diketahui bahwa:
a. Terdapat 19 siswa yang mengalami perkembangan tingkat kepemilikan
karakter peduli sosial.
b. Terdapat 4 siswa yang mengalami penurunan tingkat kepemilikan
karakter peduli sosial.
c. Terdapat 1 siswa yang tidak mengalami perubahan tingkat kepemilikan
karakter peduli sosial.
2.Signifikansi Peningkatan Karakter Peduli Sosial Melalui Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
Uji signifikansi peningkatan karakter peduli sosial melalui layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa
S k o
97
kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran 2015/2016 tampak pada
dilakukanmenggunakan uji Wilcoxondisajikan dalam tabel 4.2berikut ini:
Tabel 4.2
Uji Sampel Berpasangan Predan Post Test Siswa Kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis Tahun Ajaran 2015/2016
Descriptive Statistics
N Minimu m
Maximum Mean Std. Deviation
Pretest 24 49 73 59,3333 6,94492 posttest 24 48 73 64,75 6,01628 Ranks N Mean Rank Sum of Ranks postest – pretest Negative Ranks 4a 10 40 Positive Ranks 19b 12,42 236 Ties 1c Total 24 Keterangan : a. posttest < pretetest b. posttest > pretest c. posttest = pretest Test Statisticsb postest – pretest Z -2.986a Asymp. Sig. (2-tailed) 0,003 A.Based on negative ranks B.Wilcoxon Signed Ranks Test
Hasil analisis data menggunakan SPSS dengan Uji Wilcoxon Signed
RanksTestmenunjukkan rata-rata dari 24 siswa, sebelum diberikannya
tindakan (pre test) rata-rata nilainya 59,3333 dan sesudah pemberian tindakan
98
terdapat selisih hasil yakni senilai 5,417. Kemudian bila dilihat dari standar
deviasi untuk pre test senilai 6,94492 dan post test senilai 6,01628.
Sedangkan bila dilihat dari nilai maksimum pre test dan post test berada pada
nilai yang sama. Nilai signifikansi (Sig. (2-tailed)) yang diperoleh sebesar
0,003 dimana lebih kecil dari batas kritis penelitian yakni 0,05. Nilai
signifikansi tersebut menunjukkan Hi diterima, artinya karakter peduli sosial
pada siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis, Yogyakarta tahun ajaran
2015/2016 dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning.
3.Peningkatan Hasil Implementasi Karakter Peduli Sosial Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis Tahun Ajaran 2015/2016 Antar Siklus
Berdasarkan perolehan data penelitian dengan menggunakan skala
penilaian diri siswayang dihimpun setiap akhir sesi pergantian topik
bimbingan dalam implementasi pendidikankarakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, diketahui
peningkatan karakter peduli sosial pada siswa kelas VII C SMP Taman
Dewasa Jetis Tahun Ajaran 2015/2016. Berikut peningkatan karakter peduli
99 Tabel 4.3
Peningkatan Karakter Peduli Sosial pada Setiap Siklus Impementasi Pendidikan Karakter
Rentang skor Kategori Sesi I II III F % F % F % >68 Sangat tinggi 0 0 0 0 0 0 58-68 Tinggi 1 4,17% 1 4,17% 2 8,33% 42-57 Sedang 20 83,33% 22 91,67% 19 79,17% 32-41 Rendah 3 12,50% 1 4,17% 3 12,50% <32 Sangat rendah 0 0 0 0 0 0
Hasil skala penilian diri oleh siswa pada siklus 1 diketahui bahwa: a. Terdapat 1 siswa termasuk ke dalam kategori tinggi dengan presentase
4,17%.
b. Terdapat 20 siswa termasuk ke dalam kategori sedang dengan
presentase 83,33%.
c. Terdapat 3 siswa termasuk ke dalam kategori rendah dengan presentase
12,50%.
d. Tidak terdapat siswa yang termasuk ke dalam kategori sangat tingi dan
sangat rendah.
Hasil skala penilian diri oleh siswa pada siklus 2 diketahui terdapat
beberapa siswa yang mengalami kenaikan dengan penjelasan sebagai
berikut:
a. Terdapat 1 siswa termasuk ke dalam kategori tinggi dengan presentase
4,17%.
b. Terdapat 22 siswa termasuk ke dalam kategori sedang dengan
100
c. Terdapat 1 siswa termasuk ke dalam kategori rendah dengan presentase
4,17%.
d. Tidak terdapat siswa yang termasuk ke dalam kategori sangat tingi dan
sangat rendah.
Hasil skala penilaian diri siswa pada siklus 3 dengan penjelasan
sebagai berikut:
a. Terdapat 2 siswa termasuk ke dalam kategori tinggi dengan presentase
8,33%.
b. Terdapat 19 siswa termasuk ke dalam kategori sedang dengan
presentase 79,17%.
c. Terdapat 3 siswa termasuk ke dalam kategori rendah dengan presentase
12,50%.
d. Tidak terdapat siswa yang termasuk ke dalam kategori sangat tingi dan
sangat rendah.
Dari data distribusi di atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan karakter peduli sosial pada siswa disetiap siklusnya. Profil
101
Grafik 4.3Peningkatan Karakter Peduli Sosial Siswa Setiap Siklus
Grafik di atas memberikan gambaran perkembangan karakter peduli
sosial pada siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran
2015/2016 di setiap siklus. Gambaran grafik di atas dijelaskan sebagai
berikut:
Hasil Capaian Skor dari Siklus I ke Siklus II
a. Terdapat 13 siswa yang mengalami kenaikan capaian skor karakter peduli
sosial.
b. Terdapat 8 siswa yang mengalami penurunan capaian skor karakter peduli
sosial.
c. Terdapat 3 siswa yang tidak mengalami perubahan capaian skor karakter
peduli sosial.
Hasil Capaian Skor dari Siklus II ke Siklus III
a. Terdapat 8 siswa yang mengalami kenaikan capaian skor karakter
peduli sosial. Sk or ca pai an
102
b. Terdapat 11 siswa yang mengalami penurunan capaian skor karakter
peduli sosial.
c. Terdapat 5 siswa yang tidak mengalami perubahan capaian skor
karakter peduli sosial.
4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Peduli SosialMelalui