• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

A.4. Kategorisasi Penelitian

a. Kategorisasi Skor Disiplin Kerja

Kategorisasi untuk variabel disiplin kerja menggunakan norma sebagai berikut:

Tabel A.11 Norma Kategorisasi Disiplin Kerja

Mean hipotetik yang diperoleh pada variabel disiplin kerja adalah 51 dengan standar deviasi 11,3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah:

Tabel A.12 Kategorisasi Skor Disiplin Kerja

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa rata-rata pegawai memiliki disiplin kerja yang berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 84,3%.

b. Kategorisasi Skor Kepuasan Kerja

Tabel A.13 Norma Kategorisasi Kepuasan Kerja Rentang Nilai Kategorisasi

X < (µ-1.0 SD) Rendah

(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD Sedang

X > (µ+1.0 SD) Tinggi

Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Presentase (%)

X < 39,7 Rendah 0 0

39,7 ≤ X ≤ 62,3 Sedang 9 15,7

X > 62,3 Tinggi 48 84,3

Total 57 100

Rentang Nilai Kategorisasi

X < (µ-1.0 SD) Tidak Puas

(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD Cukup Puas

X > (µ+1.0 SD) Puas

Mean hipotetik yang diperoleh pada variabel kepuasan kerja adalah 42 dengan standar deviasi 9,3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah:

Tabel A.14 Kategorisasi Skor Kepuasan Kerja

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa rata-rata pegawai memiliki kepuasan kerja yang berada di kategori puas yaitu sebesar 78,9%.

B. Pembahasan

Disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis (Tohardi, 2008; Nitisemito, 2014) menyatakan disiplin kerja merupakan suatu sarana bagi suatu organisasi untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya dalam meningkatkan kesadaran dan kesedian dalam menaati peraturan dan norma sosial yang terdapat di organisasi. Kurangnya pemahaman terhadap peraturan yang terdapat di perusahaan serta hukuman yang kurang tegas diberikan kepada karyawan yang melanggar peraturan semakin membuat para karyawan semakin sering melanggar aturan sehingga menunjukkan tindakan ketidakdisplinan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah tujuan dan kemampuan, ketegasan, ancaman, sikap atasan dan kesejahteraan. Beberapa faktor tersebut merupakan indikator kepuasan kerja, sehingga kepuasan kerja merupakan Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Presentase

(%)

X < 32,7 Tidak Puas 0 0

32,7 ≤ X ≤ 51,3 Cukup Puas 12 21,1

X > 51,3 Puas 45 78,9

Total 57 100

penentu utama dalam meningkatkan disiplin kerja. Hal ini didukung dengan pernyataan Robbins (1998) ketidakpuasan kerja pada karyawan dapat diungkapkan melalui berbagai cara seperti melalaikan pekerjaan, mengeluh, melanggar setiap peraturan di perusahaan, dan menghindar dari tanggung jawab yang diberikan.

Penelitian ini dilakukan di Balai Veteriner Medan yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Balai Veteriner Medan melakukan penyidikan dan pengujian penyakit hewan dengan ruang lingkup area kerja di Sumatera Utara dan Aceh.

Penelitian ini menggunakan 57 pegawai tetap Balai Veteriner Medan sebagai sampel penelitian.

Sesuai dengan hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya telah dilakukan analisis mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap disiplin kerja pada pegawai tetap Balai Veteriner Medan. Hasil utama pada penelitian ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh poisitif terhadap disiplin kerja pada Balai Veteriner Medan. Hal ini artinya semakin tinggi tingkat kepuasan kerja maka semakin tinggi juga tingkat disiplin kerja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Tiara, V & Prakoso, H (2017) pada karyawan toys di daerah Sukabumi menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap disiplin kerja sebesar 47,2%. yang dilakukan oleh Manik (2017) bahwa terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap disiplin kerja pada pegawai Kantor Camat Pendalian IV Koto Kabupaten Rokan Hulu sebesar 23,6 %.

Berdasarkan hasil analisis regresi antara variabel kepuasan kerja dengan disiplin kerja diperoleh persamaan garis regresi Y = 41,894 + 0,420X . Yang mana dapat diartikan bahwa nilai a sebesar 41,894 yang mana bahwa jika tidak ada kepuasan kerja (X) maka nilai konsistensi disiplin kerja (Y) sebesar 41,894.

Sedangkan untuk nilai b yaitu koefisien regresi sebesar 0,420 yang mana bahwa setiap penambahan 1% tingkat kepuasan kerja, maka disiplin kerja akan meningkat sebesar 0, 420. Hasil analisis penelitian juga menemukan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi disiplin kerja pada pegawai Balai Veteriner Medan sebesar 17,5% sedangkan 82,5 % disiplin kerja dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Sedangkan hasil uji t yang diperoleh adalah bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 yang mana lebih kecil dari p 0,05 yang artinya bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap disiplin kerja.

Tingkat kepuasan kerja terhadap disiplin kerja dapat dilihat melalui perbandingan mean empirik dan mean hipotetik. Perbandingan mean keduanya menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja pada pegawai tetap Balai Veteriner Medan berada di atas rata rata kepuasan kerja pada umumnya. Hal tersebut dapat dilihat melalui skor mean empirik yang lebih besar dibandingkan dengan skor mean hipotetik (81,5 > 42). Sedangkan untuk variabel disiplin kerja pada penelitian ini memiliki perbandingan mean empirik dan mean hipotetik sebesar (102,5 > 51). Hal ini berarti tingkat disiplin kerja pada pegawai Balai Veteriner Medan berada di atas rata rata disiplin kerja pada umumnya.

Berdasarkan kategorisasi, terdapat 45 (78,9%) pegawai yang puas dalam bekerja, dan 12 (21,1%) pegawai yang cukup puas dalam. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa rata-rata pegawai puas bekerja di Balai Veteriner Medan.

Kepuasan kerja pada pegawai Balai Veteriner Medan perlu dipertahankan karena seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut (Robbins dan Judge, 2008).

Sedangkan untuk kategorisasi variabel disiplin kerja terdapat 48 pegawai (84,3%) memiliki tingkat disiplin kerja yang tinggi, dan 9 (15,7%) memiliki tingkat disiplin kerja yang sedang. Hal ini berarti rata-rata pegawai Balai Veteriner memiliki disiplin kerja yang tinggi. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh pegawai yang tidak disiplin akan mendapatkan sanksi baik secara lisan maupun tulisan, oleh sebab itu banyak pegawai tetap yang berusaha untuk lebih disiplin untuk menghindari penerimaan sanksi tersebut. Oleh karena itu faktor ancaman atau hukuman yang diberikan oleh perusahaan sangat mempengaruhi tingkat disiplin kerja karyawan. Apabila sanksi hukuman yang diberikan berat maka karyawan akan takut untuk melanggar peraturan perusahaan dan akan menunjukkan kedisiplinan.

Namun hasil penelitian yang diperoleh berbeda dengan fenomena yang ada di lapangan, yang mana fenomena menunjukkan bahwa disiplin kerja dari pegawai Balai Veteriner Medan terbilang cukup rendah yang dapat dilihat dari data kehadiran, data pelanggaran dan hasil wawancara dari beberapa pegawai.

Sedangkan untuk hasil penelitian yang dilakukan dengan memberikan kuisioner diperoleh hasil bahwa pegawai Balai Veteriner Medan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila saat pengisian kuisioner beberapa karyawan melakukan faking good yang mana bersifat social desirability atau

memberikan jawaban yang di rasa benar bukan jawaban yang sesuai dengan dirinya, sehingga hasil penelitian yang diperoleh berbeda dengan fenomena yang terdapat dilapangan.

BAB V

Dokumen terkait