• Tidak ada hasil yang ditemukan

LUAS KAWASAN BUDIDAYA 141.695 Keterangan *): Delineasi Kawasan belum dapat dilakukan per kecamatan, sehingga luasnya

termasuk dalam kawasan budidaya kabupaten Gorontalo Utara.

Kawasan budidaya di Kabupaten Gorontalo Utara dibagi beberapa kawasan diantaranya:

a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan peruntukan hutan rakyat; b. kawasan peruntukan pertanian;

c. kawasan peruntukan perikanan; d. kawasan peruntukan pertambangan; e. kawasan peruntukan industri;

f. kawasan peruntukan pariwisata; g. kawasan peruntukan permukiman; i. kawasan peruntukan lainnya.

3

3..11..55..11 KKaawwaassaannPPeerruunnttuukkaann HHuuttaannPPrroodduukkssii

Kawasan Hutan Produksi di Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP), dan Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Luas masing-masing kawasan hutan produksi dapat dilihat pada Tabel 5.2.

1. Kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat di Kecamatan Atinggola, Gentuma Raya, Kwandang, Tomilito, Anggrek, Sumalat Timur, Sumalata, Biau, Tolinggula dengan luasan kurang lebih 66.402 Ha.; 2. Kawasan hutan produksi tetap di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat Di

kecamatan Atinggola, Gentuma Raya, Kwandang, Anggrek, Monano, Sumalata Timur, Sumalata dengan luasan kurang lebih 15.555 Ha.;

3. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat di Kecamatan Anggrek, Monano, Sumalata Timur, Sumalata, Biau dan Tolinggula dengan luasan kurang lebih 5.576 Ha

Kawasan Hutan Produksi Terbatas adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi dimana eksploitasinya hanya dapat dilakukan dengan tebang pilih. Kawasan Budidaya yang dikategorikan sebagai kawasan Hutan Produksi Terbatas memiliki kriteria: kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan yang setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai skor 125 – 174 dan terletak diluar hutan suaka alam dan hutan pelestarian alam.

Kawasan Hutan Produksi Tetap adalah kawasan yang diperuntukan bagi hutan produksi yang eksploitasinya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Kawasan Hutan Produksi Tetap memiliki kriteria kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan yang setelah

masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai skor 124 atau kurang.

Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi adalah kawasan hutan yang bilamana diperlukan dapat dialihgunakan. Kriteria kawasan budi daya untuk kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai (skor) 124 atau kurang. HPK secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi pengembangan transportasi, transmigrasi, permukiman, pertanian, perkebunan, industri, dan lain-lain apabila dapat memberikan manfaat:

 meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

 meningkatkan fungsi lindung;

 meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya hutan;

 meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat;

 meningkatkan pendapatan daerah dan nasional;

 meningkatkan kesempatan kerja terutama untuk masyarakat daerah setempat;

 meningkatkan ekspor;

 mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di daerah setempat.

Rencana pengelolaan kawasan hutan produksi, antara lain:

 Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai upaya pemanfaatan dan pengelolaan hutan secara lestari dan berkesinambungan untuk kesejahteraan rakyat.

 Kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan tegakan rendah harus dilakukan percepatan reboisasi.

 Pengembangan/pembangunan hutan tanaman industri pada daerah-daerah hutan produksi yang berpotensi untuk dikembangkan.

3

3..11..11..66 KKaawwaassaannPPeerruunnttuukkaann HHuuttaannRRaakkyyaatt

Hutan Rakyat adalah tanaman kayu-kayuan secara murni atau campuran dengan jenis tanaman pohon lainnya namun dengan tanaman kayu-kayuan sebagai tanaman utama, pada lahan milik atau lahan marga. Kawasan peruntukan hutan rakyat merupakan kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik. Kawasan peruntukan hutan rakyat di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat di Kecamatan Atinggola, Gentuma Raya, Tomilito, Kwandang, Anggrek, Monano, Sumalata Timur, Sumalata, Biau, Tolinggula dengan luasan kurang lebih 3.018 Ha.

3

3..11..11..77 KKaawwaassaannPPeerruunnttuukkaann PPeerrttaanniiaann

Menurut PP No. 26 tahun 2008, kawasan peruntukan pertanian ditetapkan dengan kriteria:

a. memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian; b. ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi;

c. mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau

d. dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air. Adapun arahan pengelolaan kawasan pertanian meliputi :

1. Pada sawah beririgasi teknis yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan abadi maka tidak boleh dilakukan alih fungsi;

2. Sawah beririgasi sederhana dan setengah teknis secara bertahap dilakukan peningkatan menjadi sawah beririgasi teknis;

3. Pencetakan sawah baru yang disertai perbaikan saluran pada wilayah-wilayah yang rawan kekeringan;

4. Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan agropolitan dan agrowisata;

Kawasan pertanian lahan kering secara spesifik dikembangkan dengan memberikan tanaman tahunan yang produktif, dan kawasan ini merupakan kawasan yang boleh dialihfungsikan untuk kawasan terbangun dengan berbagai fungsi, sejauh sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang. Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Gorontalo Utara, terdiri atas :

a. kawasan pertanian tanaman pangan; b. kawasan pertanian hortikultura; c. kawasan peruntukan perkebunan; d. kawasan peruntukan peternakan.

3

3..11..11..88 KKaawwaassaannPPeerrttaanniiaann TTaannaammaannPPaannggaann

Kawasan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Gorontalo Utara, terdapat di enam Kecamatan yaitu Kecamatan Tolinggula, Sumalata, Anggrek, Kwandang, Gentuma Raya dan Atinggola. Sedangkan kawasan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Tolinggula, Biau, Sumalata, Sumalata Timur, Monano, Anggrek, Kwandang, Tomilito, Gentuma Raya dan Atinggola ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan, dengan luasan kurang lebih 4.380 Ha.

Secara umum, dengan mempertimbangkan iklim dan ketinggian tempat, maka semua daerah dataran yang saat ini sedang ditanami tanaman pangan dapat dikembangkan dengan tanaman pangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, padi ladang, jagung dan umbi-umbian.

Rencana Pengelolaan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan lahan kering adalah sebagai berikut:

 Pengembangan sistem agribisinis dengan melibatkan pemilik lahan agar sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatakan secara optimal.

 Perubahan kawasan pertanian harus tetap memperhatikan luas kawasan yang dipertahankan sehingga perlu adanya ketentuan tentang pengganti lahan pertanian;

 Pemanfaatan kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan cooperative farming dan holtikultura dengan mengembangkan kawasan good agriculture practices;

 Penambahan bahan organik dalam bentuk sisa panen, pupuk kandang maupun penyediaan bahan organik in situ.

 Pola pertanaman lorong dengan menggunakan tanaman pagar yang berfungsi ganda seperti penghasil buah, makanan ternak sekaligus penambat nitrogen dari udara.

 Pencegahan erosi pada daerah berlereng dengan berbagai teknik konservasi tanah di antaranya pembuatan teras-teras gulud yang dikombinasikan dengan konservasi secara vegetatif seperti penanaman rumput penguat teras, tanaman lorong dengan leguminosa.

 Menerapkan sistem usahatani terpadu berupa kombinasi ternak-tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan disertai masukan hara berupa kombinasi pupuk anorganik dan organik.

Pengembangan pertanian tanaman pangan lahan basah di Kabupaten Gorontalo Utara bertujuan untuk :

 meningkatkan produktivitas pertanian lahan basah yang berkelanjutan tanpa mengabaikan aspek pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup

 pengembangan sawah irigasi teknis dilakukan dengan memprioritaskan perubahan dari sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi sejalan dengan perluasan jaringan irigasi dan pengembangan waduk/embung

 perubahan kawasan pertanian harus tetap memperhatikan luas kawasan yang dipertahankan sehingga perlu adanya ketentuan tentang pengganti lahan pertanian

 pemanfaatan kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan cooperative farming dan holtikultura dengan mengembangkan kawasan good agriculture practices

 penggunaan bahan organik dari beberapa sumber seperti pupuk kandang, kompos, sisa panen/jerami yang merupakan penyangga biologis yang dapat meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi penggunaan pupuk.

 Peningkatan mutu intensifikasi pada lahan sawah: pemupukan berimbang, efisiensi pemberian pupuk (hara) sesuai dengan kebutuhan tanaman baik dalam jumlah maupun jenis pupuk serta waktu dan cara pemupukan yang dikaitkan dengan sifat tanah, status hara tanah, kebutuhan tanaman serta keadaan lingkungan.

 Rotasi tanaman padi dengan tanaman kacang-kacangan dengan brangkasan/sisa panen kacang-kacangan yang mengandung N digunakan sebagai pupuk organik.

 Rotasi padi sawah dengan palawija untuk mempertahankan produktivitas tanah sawah, karena terjadinya pencucian racun (asam-asam organik, besi fero) dan untuk perbaikan aerasi tanah sawah.

 penerapan sistem usahatani minapadi.

 melindungi sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi.

3

3..11..11..99 KKaawwaassaannPPeerrttaanniiaann HHoorrttiikkuullttuurraa

Kawasan pertanian hortikultura di Kabupaten Gorontalo Utara, terdapat di Kecamatan Tolinggula, Sumalata, Anggrek, Kwandang, Gentuma Raya dan Atinggola. Pengembangan tanaman hortikultura sayuran dan buah di wilayah perencanaan adalah sebagai berikut: tanaman cabe di Kecamatan Anggrek, Kecamatan Kwandang, Kecamatan Tolinggula dan Kecamatan Sumalata, tanaman durian dapat dikembangkan di wilayah Kecamatan Sumalata dan Kecamatan Tolinggula, sedangkan tanaman mangga di Pontolo.

3

3..11..11..1100KKaawwaassaannPPeerrttaanniiaann TTaannaammaannPPeerrkkeebbuunnaann

Kawasan peruntukan perkebunan di Kabupaten Gorontalo Utara, terdiri atas : a. kawasan perkebunan cacao terdapat di Kecamatan Tolinggula, Sumalata,

Anggrek, Kwandang, Gentuma Raya dan Atinggola; dan

b. kawasan perkebunan kelapa dalam terdapat di Kecamatan Tolinggula, Sumalata, Anggrek, Kwandang, Gentuma Raya dan Atinggola;

c. kawasan Peruntukan singkong gajah terdapat di kecamatan Anggrek, Kwandang dan Gentuma Raya.

Pengembangan tanaman perkebunan bertujuan untuk :

a. meningkatkan produktivitas tanaman tahunan/perkebunan yang berkelanjutan tanpa mengabaikan aspek pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

b. meningkatkan produksi perkebunan dengan menerapkan sistem penanaman sarang lebah;

c. meningkatkan sumber devisa negara;

d. meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya alam; e. meningkatkan pendapatan masyarakat;

f. meningkatkan peluang ekspor;

g. menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat;

h. membuat kebun induk untuk bibit yang dapat menghasilkan kelapa Gorontalo;

i. membuat kebun kelapa koleksi (kelapa dunia).

Rencana pengelolaan kawasan tanaman perkebunan adalah sebagai berikut:

 Pengembangan kawasan perkebunan hanya di kawasan yang dinyatakan memenuhi syarat, dan diluar area rawan banjir serta longsor;

 Dalam penetapan komoditi tanaman tahunan selain mempertimbangkan kesesuaian lahan, konservasi tanah dan air juga perlu mempertimbangkan aspek sosial ekonomi;

 Peningkatan pemanfaatan kawasan perkebunan dilakukan melalui peningkatan peran serta masyarakat yang tergabung dalam kawasan kimbun masing-masing;

 Memberikan kontribusi bagi keindahan/estetika kabupaten dalam menunjang program pariwisata.

 Peningkatan mutu intensifikasi melalui peremajaan tanaman perkebunan, pemupukan, pemeliharaan tanaman dan pengaturan jarak tanam.

 Pencegahan erosi pada daerah berlereng dengan pembuatan teras. Pembuatan teras perlu juga dikombinasikan dengan konservasi secara vegetatif seperti penanaman rumput, dan penanaman tanaman tahunan yang berfungsi ganda yakni bisa menghasilkan kayu, hijauan pakan ternak, buah-buahan, dan lain-lain.

 Menerapkan sistem usahatani terpadu berupa kombinasi ternak-tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan disertai masukan hara berupa kombinasi pupuk anorganik dan organik.

3

3..11..11..1111KKaawwaassaannPPeerruunnttuukkaann PPeetteerrnnaakkaann

Peternakan di Kabupaten Gorontalo Utara memiliki potensi yang besar. Hal ini antara lain disebabkan adanya kerja sama dengan Pemerintah Malaysia untuk eksport. Jenis ternak yang dikembangkan adalah ternak sapi, kambing, ayam dan itik. Ternak sapi dikandangkan secara kelompok dengan program

intensifikasi ternak kerja (ITK). Jenis sapi yang dikembangkan adalah jenis sapi Bali dan sapi PO (peranakan Ongol). Potensi pengembangan peternakan tersebar di enam kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara. Kawasan peruntukan peternakan di Kabupaten Gorontalo Utara, terdapat di Kecamatan Tolinggula, Biau, Sumalata, Sumalata Timur, Gentuma Raya, dan Atinggola, untuk pengembangan ternak Sapi, dan untuk pengembangan ternak ungas terdapat di kecamatan Anggrek, Monano dan Tomilito.

Tujuan/sasaran pengembangan sektor peternakan adalah memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Peternakan unggas perlu ada pengawasan khusus dan mengharuskan pemeriksaan unggas/ayam secara berkala/rutin untuk menghindari wabah flu burung.

Pengembangan peternakan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani berupa daging dan telur; dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Upaya-upaya pengelolaan yang perlu dilakukan sebagai berikut :

 Diharuskan melakukan kajian lingkungan untuk pengembangan usaha peternakan ayam maupun ternak lain sebelum kegiatan tersebut beroperasi dan selama beroperasi dilakukan pemantauan lingkungan hidup secara periodik.

 Ternak unggas dan ternak lain yang dikandangkan harus memiliki sarana pengolahan limbah dan tidak diperbolehkan membuang kotoran ternak ke badan air.

 Jarak antara usaha peternakan dan pemukiman minimal 1 (satu) km.

 Peningkatan pemanfaatan limbah peternakan untuk pupuk organik juga sebagai biostarter pada pengomposan.

 meningkatkan kegiatan peternakan secara alami dengan mengembangkan padang penggembalaan;

 kawasan peternakan diarahkan mempunyai keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak;

 pengembangan kawasan peternakan diarahkan kepada pengembangan komoditas ternak unggulan yang dimiliki oleh daerah yaitu komoditas ternak yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif;

 kawasan budidaya ternak yang berpotensi untuk dapat menularkan penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya pada permukiman padat penduduk, akan dipisahkan sesuai standart teknis kawasan usaha peternakan, dengan memperhatikan kesempatan berusaha dan melindungi daerah permukiman penduduk dari penularan penyakit hewan menular;

 peningkatan nilai ekonomi ternak dengan mengelola dan mengolah hasil ternak, seperti pembuatan industri pengolah hasil ternak, mengolah kulit, dan sebagainya;

3

3..11..11..1122 KKaawwaassaann PPeerruunnttuukkaann PPeerriikkaannaann

Kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara, terdiri dari kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan peruntukan budidaya perikanan, kawasan pengolahan hasil perikanan, kawasan pemasaran hasil perikanan, kawasan konservasi laut daerah.

Rencana pengelolaan untuk kawasan perikanan meliputi:

 Pengembangan Minapolitan di Kecamatan Kwandang dan Kecamatan Anggrek.dan Sumalata.

 Pembangunan infrastruktur dasar yang dapat menunjang kegiatan usaha perikanan di daerah ini mencakup :

• Pembangunan/pengembangan pelabuhan Kwandang

• Pembangunan pusat pemasaran hasil laut yang memenuhi standar sanitasi dan higienis seperti pasar ikan higienis

• Pembangunan pusat pemasaran hasil laut yang memenuhi standar sanitasi dan higienis seperti pasar seafood higienis.

 Pengembangan budidaya perikanan tangkap dan budidaya perikanan.

 Menjaga kelestarian sumber daya air terhadap pencemaran limbah industri maupun limbah lainnya.

3

3..11..11..1133 KKaawwaassaann PPeerruunnttuukkaann PPeerriikkaannaannTTaannggkkaapp

Perikanan tangkap memiliki potensi yang cukup besar karena Kabupaten Gorontalo Utara dengan panjang garis pantai 217 km. Kawasan peruntukan perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara dikembangkan di pesisir dan laut di Kecamatan Kwandang, Anggrek, Gentuma Raya, Atinggola, Sumalata dan Tolinggula.

3

3..11..11..1144KKaawwaassaannPPeerruunnttuukkaann PPeerriikkaannaannBBuuddiiddaayyaa

Kawasan peruntukan perikanan budidaya di Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas kawasan peruntukan budidaya perikanan laut di Kecamatan Kwandang, Anggrek dan Sumalata; kawasan budidaya perikanan air payau di Kecamatan Kwandang, Anggrek dan Gentuma Raya; dan kawasan budidaya perikanan air tawar yang dikembangkan di Kecamatan Kwandang, Anggrek, Atinggola, Sumalata, dan Tolinggula.

3

3..11..11..1155KKaawwaassaannPPeennggoollaahhaann HHaassiillPPeerriikkaannaann

Kawasan pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu berupa pengembangan minapolitan di Kecamatan Anggrek dan Kecamatan Kwandang, Gentuma Raya dan Sumalata didukung oleh pembangunan infrastruktur dasar yang dapat menunjang kegiatan usaha perikanan.

3

3..11..11..1166 KKaawwaassaann PPeemmaassaarraannHHaassiillPPeerriikkaannaann

Kawasan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu pelabuhan perikanan pantai (PPP) Kecamatan Kwandang dan pangkalan pendaratan ikan (PPI) Kecamatan Gentuma Raya dan tempat pelelangan ikan (TPI) di Kecamatan Sumalata dan Tolinggula.

3

3..11..11..1177 KKaawwaassaann PPeerruunnttuukkaann PPeerrttaammbbaannggaann

Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas: a.kawasan peruntukan pertambangan mineral logam

Kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan dengan kriteria memiliki sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi dan merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan secara berkelanjutan.

Rencana pengelolaan kawasan pertambangan antara lain :

 pengembangan kawasan pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan;

 pengelolaan kawasan bekas penambangan harus direhabilitasi/reklamasi sesuai dengan zona peruntukan yang ditetapkan dengan melakukan penimbunan tanah subur dan/atau bahan-bahan lainnya sehingga menjadi lahan yang dapat digunakan kembali sebagai kawasan hijau, ataupun kegiatan budidaya lainnya dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup; dan

 setiap kegiatan usaha pertambangan harus menyimpan dan mengamankan tanah atas (top soil) untuk keperluan rehabilitasi/reklamasi lahan bekas penambangan.

 memperhatikan kelestarian lingkungan dan upaya-upaya menjaga kestabilan fungsi lahan agar jangan sampai terganggu dan berubah secara drastis.

 memperhatikan pertimbangan faktor ekonomi pengembangan dengan mengutamakan aktivitas yang lebih menguntungkan dan bermanfaat bagi pembangunan kabupaten Gorontalo Utara secara keseluruhan.

 memperhatikan ketersediaan cadangan sumber daya mineral agar jangan sampai di eksploitasi secara berlebihan.

Kabupaten Gorontalo Utara memiliki potensi untuk dikembangkan pada sektor pertambangan yang tersebar di semua wilayah kecamatan. Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas :

1. Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu berupa kawasan potensi pertambangan emas, Perak dan Tembaga di Kecamatan Tolinggula, Sumalata, Sumalata Timur, Monano, Anggrek, Gentuma Raya dan Atinggola.

2. Kawasan peruntukan pertambangan batuan di Kabupaten Gorontalo Utara, terdiri atas:

a.kawasan peruntukan pertambangan andesit, terdapat di Kecamatan Sumalata, Anggrek, dan Atinggola;

b.kawasan peruntukan pertambangan granit, terdapat di Kecamatan Sumalata dan Tomilito;

c.kawasan peruntukan pertambangan pasir besi, terdapat di Kecamatan Sumalata dan Tolinggula;

d.kawasan peruntukan pertambangan galena, terdapat di Kecamatan Gentuma Raya, Atinggola.

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat lokal, maka diarahkan ekplorasi tambang ini akan mampu menyebabkan bertambahnya tingkat perekonomian wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan sekaligus meningkatkan ekonomi rakyat. Selain itu harus pula dipikirkan pembangunan sumber pendapatan baru dari hasil keuntungan penambangan ini, serta revitalisasi fungsi lingkungan pasca tambang.

3

3..11..11..1188 KKaawwaassaann PPeerruunnttuukkaann IInndduussttrrii

Di Kabupaten Gorontalo Utara kawasan peruntukan industri dikembangkan untuk menunjang komoditi unggulan di bidang pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan pariwisata. Adapun kawasan peruntukan industri di Kabupaten Gorontalo, terdiri atas :

1.kawasan industri agro terpadu yaitu di Kecamatan Anggrek dan Kwandang untuk pengolahan hasil pertanian, perikanan, dan kelautan;

2.kawasan industri penyangga yaitu di Kecamatan Sumalata, Tolinggula, Gentuma, Atinggola;

Kawasan industri di Kabupaten Gorontalo Utara dikembangkan untuk menunjang pengembangan komoditi unggulan yaitu ikan olahan, gula merah, furniture bambu burik, kerajinan kabate, kerang laut.

Kawasan peruntukan industri ditetapkan dengan kriteria:

a.berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri; b.tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau c.tidak mengubah lahan produktif.

 pengembangan kawasan industri dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekologis;

 pengembangan kawasan industri harus didukung oleh adanya jalur hijau sebagai penyangga antar fungsi kawasan;

 pengembangan kegiatan industri harus didukung oleh sarana dan prasarana industri;

 pengelolaan kegiatan industri dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan proses produksi mulai dari industri dasar/hulu dan industri hilir serta industri antara, yang dibentuk berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktifitas sosial; dan

 setiap kegiatan industri sejauh mungkin menggunakan metoda atau teknologi ramah lingkungan dan harus dilengkapi dengan dokumen pengelolaan lingkungan termasuk upaya pengelolaan terhadap kemungkinan adanya bencana industri.

 mengutamakan pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal.

 pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap aktivitas perindustrian terutama industri yang menggunakan bahan baku sumber daya alam agar jangan sampai memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

 pembangunan Terminal Cargo pada kawasan yang dekat dengan pelabuhanserta memiliki akses yang lancar, baik ke arah pelabuhan Anggrek maupun pelabuhan Kwandang.

 pengembangan dan pembangunan pergudangan pada kawasan yang dekat dengan pelabuhan untuk memberikan kemudahan bagi aksesibilitas.

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pengembangan sektor pariwisata sangat strategis karena menghasilkan multi dampak baik positif maupun negatif. Sifat budaya yang dialektis berpeluang terjadinya proses pelunturan atau pudarnya jati diri budaya lokal karena masuknya budaya-budaya luar baik melalui para wisatawan maupun teknologi informatika dan komunikasi. Selain itu, peningkatan aksesibilitas ke kawasan-kawasan preservasi juga dapat menurunkan kualitas lingkungan dan terganggunya habitat berbagai flora dan fauna langka mempunyai resiko semakin

punahnya ragam hayati. Tentu saja berbagai dampak positif akan terwujud apabila sektor pariwisata ini dikembangkan secara aktif, diantaranya tumbuh berkembangnya lapangan kerja seperti pemandu wisata, jasa transportasi, perhotelan, restauran, informasi, komunikasi, cindera mata, kesenian, serta perdagangan jasa maupun produk lainnya yang bermuara ke peningkatan ragam sumber dan volume pendapatan masyarakat lokal. Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria memiliki objek dengan daya tarik wisata, dan/atau mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.

Secara umum, rencana kawasan pariwisata di Kabupaten Gorontalo Utara, merupakan kawasan yang potensil dikembangkan sebagai tujuan maupun obyek wisata meliputi:

a. Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas;

 Situs budaya Tanjung Kramat di Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata

 Benteng Oranye di Desa Dambalo Kecamatan Tomilito

 Situs Kotajin di Kecamatan Atinggola;

b. Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas;

 Kawasan pariwisata alam pantai terdiri atas Pulau Saronde di Kecamatan Ponelo Kepulauan, Pantai Monano di Kecamatan Monano, Pantai Minanga di Kecamatan Atinggola.

 Kawasan pariwisata terbatas cagar alam dan suaka margasatwa, terdiri atas: Kawasan Cagar Alam Mas – Popaya - Raja dan Kawasan Suaka Margasatwa Nantu.

Rencana pengelolaan kawasan pariwisata antara lain :

 tetap melestarikan alam sekitar untuk menjaga keindahan obyek wisata;

 tidak melakukan pengrusakan terhadap obyek wisata alam seperti menebang pohon;

 melestarikan perairan pantai, dengan memperkaya tanaman mangrove untuk mengembangkan ekosistem bawah laut termasuk terumbu karang dan biota laut yang dapat di jadikan obyek wisata taman laut;

 melestarikan dan mengembangkan tradisi khas sebagai daya tarik wisata;

Dokumen terkait