• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kawasan Daya Tarik Wisata (DTW)

Dalam dokumen 2.1. Kondisi Geografi (Halaman 44-48)

Kawasan Daya Tarik Wisata (KDTW), merupakan pusat-pusat kegiatan yang memiliki potensi sebagai daya tarik wisata, terdiri atas :

1. DTW pantai meliputi : Pantai Pengeragoan, Pantai Gumbrih, Pantai Pekutatan, Pantai Medewi, Pantai Delodberawah, Pantai Perancak, Pantai Baluk Rening, Teluk Gilimanuk.

2. DTW alam meliputi : Bunut Bolong, TNBB, kawasan hutan bakau Perancak dan sekitarnya, kawasan air terjun Yeh Mesehe, Lembah Sawe;

3. DTW budaya dan peninggalan sejarah : Museum Manusia Purba Gilimanuk, Monumen Lintas Laut Gilimanuk;

4. DTW seni dan budaya : Desa Sangkaragung, Kesenian Jegog, Mekepung, Desa Ekasari, Desa Blimbingsari;

5. DTW agro : Perkebunan Pulukan, Perkebunan Sanghyang Melaya ;

6. DTW Tirta : Teluk Gilimanuk (snorkling, diving), Pantai Medewi (surfing), Bendungan Palasari, Bendungan Benel;

7. DTW Taman Rekreasi : Taman Pecangakan, Areal Gedung Kesenian Bung Karno, Taman Tirta Samudra Delodberawah

8. DTW Spiritual: Kawasan Pura Rambut Siwi, Pura Gde Perancak, Gereja Katolik Desa Ekasari, Gereja Protestan Desa Blimbingsari

9. DTW Kuliner : Gilimanuk, Pantai Pebuahan

10. DTW olah raga, petualangan, dan pendidikan : Stadion Pecangakan, GOR Kresna Jvara, TNBB (treeking, bird watcing, camping), Kawasan Bendungan Palasari (off Road), Pusat Penelitian Kelautan Perancak.

11. DTW Desa Wisata dikembangkan tersebar sesuai potensinya

Arahan pengelolaan Kawasan Peruntukan Pariwisata mencakup :

a. Pada Kawasan Pariwisata dan KDTWK, dikembangkan dengan ketentuan, meliputi :

 seluruh kawasan tidak seluruhnya dapat dikembangkan sebagai kawasan yang boleh dibangun fasilitas akomodasi dan fasilitas penunjang pariwisata, namun juga mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya lainnya di luar kawasan peruntukan pariwisata yang pengaturannya dilaksanakan dengan menetapkan Kawasan Efektif Pariwisata (KEP), pada beberapa bagian blok kawasan;

 KEP dikembangkan sebagai peruntukan akomodasi wisata beserta fasilitas pendukung lainnya sesuai potensi, daya dukung dan daya tampung kawasan yang dapat dikelola sebagai blok KEP tertutup, terbuka, maupun kombinasi keduanya;

 penetapan KEP beserta peruntukan lainnya baik peruntukan kawasan lindung maupun kawasan budidaya lainnya, lebih lanjut diatur dalam rencana rinci tata ruang yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

b. Pengembangan KDTW didasarkan atas pengembangan pariwisata kerakyatan berbasis kearifan lokal dan masyarakat setempat, yang ditunjang pengembangan fasilitas penunjang pariwisata seperti jasa pelayanan makan

dan minum, akomodasi wisata kerakyatan, agrowisata, ekowisata, desa wisata, wisata spiritual, wisata bahari dan lainnya;

c. Pengembangan KEP pada KDTW yang berupa kawasan fungsional atau keseluruhan satu desa, dapat dikembangkan secara tersebar dan terbatas, di luar kawasan lindung dan kawasan lahan pertanian berkelanjutan sesuai ketentuan peraturan zonasi KDTW;

d. Pengembangan prasarana dan sarana transportasi untuk mempermudah akses keseluruhan KEP pada Kawasan Pariwisata dab KDTWK serta DTW e. Penataan ruang Kawasan Efektif Pariwisata di Kawasan Pariwisata, KDTW

dan DTW didasarkan atas Peraturan Daerah tentang RDTR Kawasan yang lebih luas, selanjutnya dilengkapi dengan Peraturan Zonasi.

5) Kawasan peruntukan pertambangan, meliputi :

Kawasan peruntukan kegiatan pertambangan ditetapkan dengan kriteria:

a. Memiliki potensi pertambangan, diutamakan terutama pada cadangan akibat letusan gunung berapi yang terdiri dari pasir dan batu;

b. Berada dalam zonasi pertambangan yang telah ditetapkan;

c. Kegiatan eksploitasi dibatasi sampai dengan upaya untuk mengembalikan rona awal lahan di tempat galian c tersebut;

d. Tidak menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan; dan

e. Eksplorasi bahan tambang di luar dapat dikembangkan secara terbatas sesuai dengan potensi yang ada, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Kawasan peruntukan pertambangan meliputi:

a. Lokasi kegiatan pertambangan pengambilan air bawah tanah tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan pemanfaatan secara terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Lokasi kegiatan pertambangan skala kecil terbatas berupa pertambangan batuan, pada kawasan yang potensial dengan memperhatikan kelestarian lingkungan berlokasi di kecamatan melaya.

Pengelolaan peruntukan kawasan pertambangan adalah :

a. Pengendalian kegiatan pertambangan rakyat berupa pengambilan batu padas, tanah liat dan pasir, pada kawasan yang potensial dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; dan

b. Pelarangan kegiatan pengambilan batu padas, pasir dan batu pada kawasan-kawasan tebing sungai.

6) Kawasan Peruntukkan Industri

Kawasan peruntukan industri, meliputi: a. Kawasan Industri; dan

b. Pengembangan sentra-sentra industri kecil.

Kawasan Industri diarahkan berupa Kawasan Industri khusus menengah berbasis sumber daya perikanan dan kegiatan industri lainnya di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara berupa Kawasan Industri Pengambengan yang sekaligus merupakan Kawasan Strategis Provinsi Bali yang dialokasikan seluas kurang lebih 625 hektar.

Pengembangan sentra-sentra industri usaha mikro, kecil dan menengah non polutif yang potensi dan sebarannya, meliputi :

a. Industri kecil dan menengah kemaritiman pembuatan perahu dan kapal nelayan di Desa Perancak

b. Indutri kecil kerajinan Rakyat ;

1. Tenun cagcag: Desa Baluk, Loloan Timur, Kaliakah, Sangkar Agung, Budeng, Dauhwaru, Batu Agung, Dangin Tukadaya, Yeh Embang, Poh Santen, Mendoyo Dauh Tukad, Mendoyo Dangin Tukad dan Penyaringan. 2. Rajut Tas: Desa Melaya Pantai, Manistutu, Gilimanuk, Baluk, Cupel, Loloan

Timur, Pulukan, Medewi, Melaya, Yeh Sumbul. 3. Kerajinan Semat: Mendoyo Dauh Tukad

c. Indutri pengolahan makanan dan bahan makanan; 1. Sentra Industri Pindang Ikan : Desa Perancak

2. Sentra Industri Gula Merah : Desa Pangkung Tanah, Tuwed Pekutatan, Candi Kusuma, Nusa Sari Pebuahan dan Tegal Cangkring

3. Sentra Industri makanan khas : Gilimanuk, Negara

d. Indutri kecil bahan bangunan ;

1. Sentra Industri Meubeler : Desa Melaya

2. Sentra Industri Bata Merah : Desa Tegal Badeng Timur, Baluk, Cupel, Tegal Badeng Barat, Lelateng, Mendoyo Dangin Tukas dan Air Anakan.

7) Kawasan Peruntukkan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria:

a. Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial;

b. Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga.

Rencana pola ruang kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan permukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian yang diarahkan seluas kurang lebih kurang lebih 6.497 hektar atau kurang lebih 7 persen dari total luas wilayah, mencakup:

Dalam dokumen 2.1. Kondisi Geografi (Halaman 44-48)

Dokumen terkait