• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Desain Kontrol

4 Managed and Measurable Pada level ini, perusahaan melakukan pengawasan dan

2.2 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada dasarnya adalah suatu upaya pemerintah guna melakukan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia yang dilakukan dalam bentuk

pemusatan pengembangan kawasan tertentu. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.

KEK ditentukan, difungsikan dan dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Suatu KEK, dapat terdiri dari satu atau lebih zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan/atau ekonomi lain. Selain itu, dalam suatu KEK juga dapat terdiri dari satu atau lebih fasilitas pendukung, seperti perumahan bagi pekerja, lokasi usaha UMKM dan fasilitas pendukung lainnya. Dalam rangka penyelenggaraan pengembangan KEK telah dibentuk Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus melalui Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2010. Sesuai dengan Keputusan Presiden tersebut, susunan keanggotaan Dewan Nasional KEK sebagai berikut:

a. Ketua merangkap Anggota :

- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; b. Anggota :

1. Menteri Keuangan; 2. Menteri Perdagangan; 3. Menteri Perindustrian; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Menteri Pekerjaan Umum; 6. Menteri Perhubungan;

7. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

8. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

9. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. c. Sekretarian Dewan Nasional KEK

Untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas Dewan Nasional KEK, dibentuk Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus yang diatur melalui Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Nomor 7 Tahun 2010.

Sekretariat Dewan Nasional KEK mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan dan pelayanan di bidang teknis operasional dan administratif kepada Dewan Nasional KEK, serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan Sekretariat Dewan Nasional KEK. Dalam melaksankan tugas tersebut Sekretariat Dewan Nasional KEK menyelenggarakan fungsi:

 pemberian dukungan teknis operasional kepada Dewan Nasional KEK;

 pemberian pelayanan administrasi penyusunan rencana dan program kerja Dewan Nasional KEK;

 penyelenggaraan kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi administrasi kegiatan dan tindak lanjut pelaksanaan tugas Dewan Nasional KEK;

 pemberian pelayanan administrasi kerjasama Dewan Nasional KEK dengan lembaga dan pihak lain yang terkait;

 pemberian pelayanan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian serta penyusunan laporan kegiatan Dewan Nasional KEK; dan

 penyelenggaraan administrasi keanggotaan Dewan Nasional KEK serta pembinaan organisasi, admiistrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana Sekretariat Dewan Nasional KEK.

Secara sederahana, susunan organisasi Dewan Nasional KEK itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Selain pembentukan Dewan Nasional KEK, pada setiap provinsi/daerah yang sebagian wilayahnya ditetapkan menjadi KEK, dibentuk Dewan Kawasan KEK yang bertanggung jawab kepada Dewan Nasional KEK. Selanjutnya pada setiap wilayah yang ditetapkan menjadi KEK, dibentuk Administrator oleh Dewan Kawasan yang bertugas untuk melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagi pelaku usaha, memonitor dan mengendalikan operasionalisasi KEK, serta menyampaikan laporan operasionalisasi KEK kepada Dewan Kawasan. Selain itu, pada setiap KEK terdapat Badan Usaha yang akan melakukan pembangunan dan pengelolaan KEK yang pelaksanaan operasionalisasinya dimonitor dan dikendalikan oleh Administrator untuk dilaporkan kepada Dewan Kawasan KEK.

Proses Penyelenggaraan KEK 2.2.1

panjang dan melibatkan banyak pihak. Secara garis besar, proses-proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

2.2.1.1 Pengusulan

Usulan pembentukan KEK pada dasarnya dapat diajukan oleh 3 (tiga) pihak, yaitu: (1) Badan Usaha, (2) Pemerintah Kabupaten/Kota, dan/atau (3) Pemerintah Provinsi. Prosedur dan syarat penyampaian usulan KEK ini telah diatur secara rinci dan jelas dalam aturan hukum yang berlaku, sehingga tidak perlu dibahas lebih lanjut.

Setiap usulan pembentukan KEK ini harus memenuhi beberapa kriteria dasar yang antara lain yaitu:

 sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung;

 pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung KEK;

 terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; dan

 mempunyai batas yang jelas.

Gambaran akan kunci sukses penetapan akan usulan suatu kawasan menjadi KEK dapat dilihat sebagai berikut:

2.2.1.2 Penetapan

Proses Penetapan atas usulan pembentukan KEK merupakan hak dan wewenang penuh Dewan Nasional KEK setelah melakukan pengkajian terlebih dahulu. Jika Dewan Nasional KEK menyetujui usulan pembentukan KEK, maka Dewan Nasional KEK wajib mengajukan rekomendasi pembentukan KEK kepada Presiden; untuk selanjutnya ditetapkan melalui suatu Peraturan Pemerintah. Sebaliknya, jika Dewan Nasional KEK menolak usulan pembentukan KEK, penolakan harus disampaikan kepada pengusul disertai dengan alasannya.

2.2.1.3 Pembangunan

Setelah usulan pembentukan KEK disetujui dan ditetapkan dengan diterbitnya Peraturan Pemerintah, maka proses selanjutnya dalam penyelenggaraan KEK ini yaitu pembangunan dan pengoperasian KEK. Pembangunan dan pengoperasian KEK ini dilaksanakan oleh Badan Usaha atau perwakilan-nya; yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pada proses Pembangunan dan pengoperasian KEK ini, Dewan Nasional KEK berkewajiban untuk melakukan pengawasan dan melakukan evaluasi tahunan guna memastikan pembangunan dan pengoperasian KEK ini sesuai dengan yang disyaratkan.

2.2.1.4 Pengelolaan

Setelah KEK dioperasikan, maka proses selanjutnya dalam penyelenggaraan KEK ini yaitu pengelolaan KEK yang dilaksanakan oleh Badan Usaha atau perwakilan-nya; sesuai dengan usulan dan penetapan.

2.2.1.5 Evaluasi Pengelolaan

Pada proses pengelolaan KEK ini, Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK berkewajiban untuk melakukan pengawasan dan melakukan evaluasi pengelolaan KEK, guna memastikan pengelolaan dan pengoperasian KEK ini sesuai dengan yang disyaratkan.

Pemanfaatan Teknologi Dan Sistem Informasi 2.2.2

Berdasarkan proses penyelenggaraan KEK tersebut di atas, terutama pada proses pengusulan, penetapan dan evaluasi; perlu dibuat sebuah sistem yang dapat memudahkan Dewan Nasional KEK dalam melakukan pengawasan dan evaluasi; efektif, efisien dan ekonomis. Atas dasar itu lah, kegiatan Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Sekretariat Dewan Nasional KEK ini ada; yaitu pemanfaatan teknologi dan sistem informasi guna efektivitas dan optimalisasi pelaporan dan penyajian data terhadap pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan KEK.

Penjelasan dan paparan kami lebih rinci mengenai bagaimana ide, gagasan, pendekatan dan metodologi serta rencana dan program kerja kami terkait pengembangan aplikasi/sistem monitoring dan evaluasi KEK berbasis web ini dapat dilihat pada bagian-bagian atau sub-bab sebelum ini.

Dokumen terkait