3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
3.4.2. Sektor Pertanian
3.4.2.2. Kawasan Lindung
Pengembangan kawasan lindung diarahkan dengan mengembangkan kawasan lindung yang telah ditetapkan, dan kawasan-kawasan lain yang dapat berfungsi lindung (pertanian, perkebunan), serta mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan pada kawasan lindung.
Pengembangan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya dilakukan dengan mempertahankan dan mengfungsikan kembali kawasan resapan air untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi.
Untuk kawasan perlindungan setempat, pengembangannya adalah dengan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi lahan, serta mengembangkan kawasan yang potensial sebagai jalur hijau, terutama sempadan sungai. Untuk kawasan pelestarian alam, pengembangnnya adalah dengan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi lahan. Ketentuan penguasaan tanah di kawasan lindung adalah:
1. terhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak atas tanahnya dapat diberikan hak atas tanah kecuali pada kawasan hutan
2. terhadap tanah dalam kawasan cagar budaya yang belum ada hak atas tanahnya dapat diberikan hak atas tanah tertentu sesuai dengan peraturan perundangan – undangan yang berlaku kecuali pada lokasi situs
3. Penguasaan tanah pada kawasan yang ditetapkan berfungsi lindung yang dikuasasi oleh masyarakat yang pemanfaatan tanahnya tidak sesuai dengan rencana tata ruang disesuaikan melalui penyelenggaraan penatagunaan tanah;
4. Penguasaan tanah pada bidang-bidang tanah yang berada di sempadan danau buatan, sungai, dan/atau jaringan prasarana lainnya, penggunaan
101 dan pemanfaatan tanahnya harus memperhatikan kepentingan umum dan terbuka untuk umum serta kelestarian fungsi lingkungan;
5. Kegiatan dalam pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah dapat dilakukan pemanfaatannya sepanjang sesuai dengan rencana tata ruang Penggunaan tanah di dalam kawasan lindung harus sesuai dengan fungsi lindung. Ketentuan pemanfaatan tanah dalam kawasan lindung adalah:
1. Di dalam kawasan non-hutan yang berfungsi lindung diperbolehkan kegiatan budidaya yang tidak mengganggu fungsi lindung secara terbatas dengan tetap memelihara fungsi lindung kawasan yang bersangkutan serta wajib melaksanakan upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup; 2. Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung dan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup, serta dapat mengganggu fungsi lindung harus dikembalikan ke fungsi lindung secara bertahap sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Kawasan Lindung (secara umum)
• Rehabilitasi, konservasi, dan pengelolaan kawasan lindung dalam rangka mempertahankan, fungsi dan kualitas lindung di Kabupaten Bandung
• Mengarahkan secara bertahap kawasan-kawasan yang sesungguhnya sesuai untuk kawasan lindung dan secara kriteria lokasi dan standar teknis memenuhi untuk ditetapkan sebagai kawasan lindung pada Kawasan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan rakyat, pertanian tanaman tahunan (perkebunan/tanaman keras) pada lokasi lebih terperinci di bawah.
• Pelarangan kegiatan budidaya pada kawasan lindung mencakup kawasan hutan lindung, hutan konservasi , cagar alam, kawasan
102 cagar budaya dan ilmu pengetahuan, kawasan rawan bencana gunung berapi dan kawasan rawan gerakan tanah, kecuali tidak mengganggu fungsi lindung kawasan tersebut.
• Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang ditetapkan dapat diteruskan sejauh tidak mengganggu fungsi perlindungan.
• Kegiatan budidaya yang mengganggu dan atau terpaksa mengkonversi kawasan berfungsi lindung, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada peraturan pemerintah No.29/1986, maka harus dikembalikan fungsinya semula sebagai kawasan lindung.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya. • Pengawasan keberadaan vegetasi dan fauna, serta
pengendalian aktivitas di atasnya di Kecamatan Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung, Cicalengka dan Cikancung.
• Pengaturan kepadatan bangunan, vegetasi dan pembuatan parit resapan, sumur resapan di Seluruh kecamatan, khususnya di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Cileunyi.
c. Kawasan Perlindungan Setempat
• Inventarisasi, evaluasi garis sempadan danau / situ sesuai dengan karakteristiknya, serta rehabilitas lahan di sepanjang garis sempadan tersebut dengan lokasi Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun, Danau Patengang di Kecamatan Ciwidey, dan waduk yang terdapat di Kecamatan Rancabali.
103 • Inventarisasi, evaluasi garis sempadan sungai sesuai dengan karakteristiknya, serta rehabilitas lahan di sepanjang garis sempadan tersebut di sebagai berikut : Sungai utama (Sungai Citarum), dan anak sungai Citarum yaitu Sungai Cimahi, Sungai Citarum Hulu, Cisangkuy dan Ciwidey; yang melewati Kecamatan : Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang, Margahayu.
• Inventarisasi, evaluasi garis sempadan mata air sesuai dengan karakteristiknya, serta rehabilitas lahan di sepanjang garis sempadan tersebut dengan lokasi di Mata air sekitar perbukitan utara, timur dan selatan Kabupaten Bandung.
• Penataan dan perbaikan lingkungan kawasan sempadan sungai, danau/situ, mata air yang telah tebangun secara tidak tertata di daerah sempadan sungai, danau/situ, mata air di Kabupaten Bandung.
• Pengendalian kegiatan yang mempengaruhi fungsi DAS di daerah Das Citarum Hulu.
d. Kawasan Pelestarian Alam.
• Pengembangan dan pemeliharaan taman hutan raya melalui perlindungan fauna, satwa, dan ekosistem khas melalui sistem zonasi untuk tujuan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi di lokasi THR Juanda di Kecamatan Cimenyan, Kawah Putih dan Ranca Upas di Kecamatan Rancabali, Cibolang dan Cileunca di Kecamatan Pangalengan.
• Pengembangan dan pemeliharaan kawasan suaka alam yaitu cagar alam dan taman wisata alam di Kecamatan Pasirjambu, Rancabali, Pangalengan, Cimaung.
104 e. Kawasan Rawan Bencana Alam.
• Pengendalian kawasan rawan bencana longsor di Kecamatan Cimenyan, Cicalengka, Banjaran, Arjasari, Ciparay, Ibun dan Pacet;
• Pengendalian kawasan bencana banjir di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Dayeuhkolot, Ciparay, Rancaekek, Majalaya, Cikancung, Paseh, Banjaran dan Solokanjeruk
• Normalisasi sungai dan pembuatan embung di Kecamatan Bojongsoang, Rancaekek, Majalaya, Cikancung, Cicalengka, Paseh, Nagreg, Cimenyan dan Sub DAS Cirasea (Ibun, Kertasari, Pacet, Ciparay, Baleendah, Arjasari)