• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Sebagai PKL yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

skala kab./kota atau beberapa kecamatan, sehingga diperlukan pengembangan prasarana dan fasilitas pendukung

b. Pengembangan kegiatan agropolitan.

c. Pusat perdagangan keluar masuk Wilayah Kabupaten Lebak dengan skala

pelayanan regional

4. Kawasaan Perkotaan Bayah

a. Sebagai PKL yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

skala kab./kota atau beberapa kecamatan, sehingga diperlukan pengembangan prasarana dan fasilitas pendukung

b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi dengan mengembangkan

kegiatan pariwisata dan agropolitan

c. Pusat perdagangan keluar masuk Wilayah Kabupaten Lebak dengan skala

pelayanan regional

Di kawasan-kawasan tersebut, tingkat kepadatan penduduk tinggi, begitu pula lokasi-lokasi permukiman kumuh yang berhasil diidentifikasi. Kekumuhan ini terkait dengan kegiatan utama perdagangan jasa disekitar kawasan permukiman yang merupakan magnet penduduk untuk bermukim di kawasan tersebut. Bangunan rumah yang ditempati tidak jarang merupakan rumah sewa dimana mata pencahariannya kadang tidak menentu hasilnya, sehingga menjaga lingkungan permukiman bukan merupakan suatu prioritas bagi mereka.

Program-program penataan kualitas lingkungan dapat diarahkan pada lokasi-lokasi prioritas tersebut. Namun demikian, yang tak kalah penting adalah bagaimana mengupayakan peningkatan kualitas hidup warga permukiman kumuh tersebut, khususnya yang terkait dengan peningkatan kondisi perekonomian secara berkelanjutan tanpa mengakibatkan ketergantungan masyarakat terhadap dana-dana bantuan. Peningkatan perekonomian akan meningkatkan pula kualitas hidup yang pada akhirnya akan mengarah pada upaya menjaga kualitas lingkungan warga.

Rendahnya Kemampuan Masyarakat dalam Pemenuhan Rumah

Pemerintah Kabupaten Lebak bersama-sama dengan stakeholder terkait

– pihak pengembang – selama ini telah melakukan berbagai upaya penanganan penyediaan perumahan. Meskipun demikian pada kenyataannya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan belum sepenuhnya terpenuhi.

Seringkali program terkait penyediaan perumahan masih sebatas pada pembangunan perumahan / permukiman baru. Sementara masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap – umumnya bermukiman di lingkungan kurang layak huni (kampung kota) –belum tersentuh bantuan pemerintah secara memadai. Meskipun demikian, keberadaan permukiman-permukiman kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak tetap dalam bentuk kampung kota merupakan bukti bahwa mereka pun mampu mewujudkan rumahnya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya.

Penurunan Kualitas Lingkungan Permukiman

Permasalahan yang perlu diantisipasi terkait perumahan dan permukiman di Kabupaten Lebak adalah penurunan kualitas lingkungan yang terjadi di Kawasan Permukiman Pendukung Kegiatan Home Industri , terutama di kawasan-kawasan yang dekat dengan pusat kegiatan seperti di Kawasan Jombang yaitu Kelurahan Jombang Wetan-Masigit.

Permukiman Pendukung Kegiatan Home Industri yang sekaligus berfungsi sebagai workshop dan showroom di tepi jalan di pusat kegiatan yang peruntukannya tidak saling menunjang dan tidak sesuai dengan fungsi kawasan tersebut ditata melalui Urban Redevelopment.

Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

o Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan

adaptasi terhadap perubahan iklim.

o Percepatan pencapaian target MDGs yaitu penurunan proporsi rumahtangga kumuh

perkotaan.

o Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang

tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

o Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua,

dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

 Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

o Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah

dibangun.

o Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam

pengembangan kawasan permukiman.

o Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya

manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Tabel 2.22 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Lebak

No Isu Strategis Keterangan

Terkonsentrasi pada pusat kota yaitu pada kawasan

pemerintahan, perdagangan, dan jasa yang terletak di

1 Persebaran permukiman masih Kelurahan MC Barat, MC Timur, Cijoro Lebak, dan

terkonsentrasi pada pusat kota Rangkasbitung Barat.

Persebaran permukiman cenderung linier (mengikuti

jaringan jalan utama).

Kebutuhan permukiman yang

semakin meningkat tidak Kondisi ini dapat diketahui dari bentuk bangunan 2 dibarengi dengan pembangunan permukiman yang tidak berpola. Hal ini mengakibatkan

permukiman. bangunan permukiman tidak tertata dengan baik.

Kawasan perkotaan Rangkasbitung, Maja, Malingping, dan

Lahan untuk kawasan Bayah masih memiliki lahan yang luas untuk 3 permukiman masih tersedia. dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan.

Dengan demikian, kawasan permukiman perkotaan

berpotensi untuk dikembangkan di kawasan tersebut.

Sebagian besar rumah tangga di kawasan perkotaan

Pembiayaan pembangunan Kabupaten Lebak termasuk dalam golongan keluarga

miskin (Pra KS dan KS I), kecuali pada Kawasan Perkotaan

permukiman untuk masyarakat

Malingping sebesar 56,16% termasuk pada tingkat 4 dengantingkat pendapatan

keluarga sejahtera II. Kondisi ini menunjukkan perlunya

menegah ke bawah belum ada.

pembangunan permukiman untuk keluarga dengan

pendapatan menegah ke bawah, sehingga pemenuhan

permukiman bagi penduduk dapat terlayani.

5

Terdapat titik-titik lokasi

Sebagian besar permukiman yang berada di bantaran

kawasan kumuh pada kawasan sungai memiliki kondisi cenderung kumuh. Demikian juga permukiman, bantaran sungai, dengan permukiman di sepanjang rel kereta api cenderung sempadan rel kereta api, dan tidak teratur.

sempadan lainnya. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Kabupaten Lebak sebagianbesarberadadiKawasanPerkotaan

Rangkasbitung terutama di Kelurahan Muara Ciujung Timur dan Kelurahan Cijoro Lebak. Selain itu, kawasan perkotaan Malingping juga terdapat kawasan kumuh terutama pada kawasan nelayan di Desa Sukamah. Terdapat kawasan rawan banjir Kawasan permukiman di kawasan perkotaan terdapat

beberapa lokasi yang rawan banjir. Kawasan permukiman 6 pada kawasan permukiman.

dengan kondisi rawan banjir ini berdapak pada semakin menurunnya sanitasi lingkungan di kawasan tersebut. sarana dan prasarana dasar belum tersedia secara merata dan belum lengkap. Prasarana drainase di beberapa lokasi kawasan kajian belum dibangun dan/atau dalam kondisi Sarana dan prasarana dasar rusak, sehingga mengakibatkan genangan maupun banjir. 7 perumahan belum tersedia Selain itu, pengelolaan sampah terutama di pusat kota

secara merata. Rangkasbitung belum dikelola dengan baik karena penduduk sekitar masih membuang sampah di lahan kosong maupun sungai. Sanitasi lingkungan terutama di kawasan kumuh dalam kondisi yang tidak layak dan tidak sesuai dengan syarat kesehatan.

Arahan pembangunan Berdasarkan RTRW Kabupaten Lebak tahun 2008-2028 permukiman dari kebijakan sudah direncanakan kawasan permukiman termasuk perencanaan pembangunan kawasan permukiman di perkotaan. Hal ini sebagai salah 8 maupun penataan ruang perlu satu acuan dalam pengembangan kawasan permukiman

diselaraskan sehingga yang dijabarkan ke dalam rencana pembangunan. Dengan pembangunan dapat lebih demikian, terdapat keselarasan perencanaan pembangunan optimal. dan penataan ruang.

Sumber : SPIPP Tahun 2011

Dokumen terkait