• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Keabsahan Data

Keabsahan data penelitian ini diperoleh dengan beberapa cara yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. Guba (1981) (dalam Idrus, 2009: 145) memberikan 3 teknik untuk memperoleh reliabilitas dari data dalam metode kualitatif, yaitu: (a) memperpanjang waktu penelitian; (b) observasi lebih tekun dan (c) melakukan triangulasi.

Denzin (1978 dalam Idrus, 2009: 145) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan triangulasi adalah: menggunakan sumber lebih dari satu/ganda; menggunakan metode pengumpulan data lebih dari satu, dan menggunakan peneliti lebih dari satu/ganda.

Maka dari itu, untuk memperoleh keabsahan data kualitatif dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi yang diberikan oleh Denzin dengan cara menggunakan significant person. Significant person tersebut adalah orang lain yang dapat dipercaya dalam memberikan data yang valid selain dari responden, seperti keluarga responden, kerabat dekat, sahabat, atau tetangga sekitar tempat tinggal subjek.

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan oleh peneliti, mulai dari tahap menemukan masalah, mencari data tentang permasalahan, menelusuri dan mendalami data tersebut hingga mengolahnya untuk disajikan sebagai hasil dari sebuah penelitian. Awal mula ide mengenai penelitian ini didapatkan oleh peneliti dari obrolan ringan bersama teman yang menceritakan kisah kakek (lansia laki-laki) temannya yang mengalami stres karena kematian istrinya, padahal saat itu sudah berjalan 3 tahun.

Peneliti mencoba melakukan wawancara kepada cucu kakek dengan inisial K tersebut yang merupakan teman peneliti di kampus. Sembari proses pencarian data mengenai kondisi lansia tersebut, peneliti membaca beberapa jurnal mengenai resiliensi lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya. Rata-rata dari sekian banyak jurnal dan skripsi mengenai tema tersebut, subjeknya adalah lansia perempuan, bukan laki-laki. Sehingga hal itu membuat peneliti semakin tertarik untuk meneliti mengenai resiliensi pada lansia laki-laki yang ditinggal mati pasangan hidupnya. Dukungan dari dosen pembimbing juga memperkuat keinginan peneliti untuk melanjutkan tema penelitian “Resiliensi pada Lansia Laki-laki yang Ditinggal Mati Pasangan Hidupnya” ini.

Seiring berjalannya waktu, sekitar pertengahan bulan November 2016, terjadi perubahan konsep, yang mulanya subjeknya adalah Kakek K tersebut diganti menjadi Kakek M dan Kakek J. Alasan perubahan subjek tersebut karena jarak lokasi kediaman Kakek K yang jauh menyulitkan peneliti untuk mendapatkan data. Selain itu, kondisi Kakek K yang juga kurang memungkinkan untuk diajak wawancara dan didekati, menjadi hambatan yang cukup serius dalam penelitian jika dipaksakan. Sehingga kasus yang terjadi pada kakek K tersebut sebatas menjadi contoh kasus untuk penelitian peneliti.

Peneliti mendapatkan subjek penelitian tersebut dengan bantuan teman kuliah yang merupakan tetangganya. Kediaman kedua subjek pun cukup dekat dan secara kebetulan mereka memiliki suku bangsa yang sama dengan peneliti yaitu Madura. Hal itu menjadikan peneliti mudah dalam melakukan raport sehingga tidak membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa akrab dengan masing-masing subjek.

Peneliti memilih 2 subjek dengan beberapa kriteria berbeda dalam penelitian ini untuk dijadikan perbandingan. Beberapa perbedaan pada subjek penelitian terletak pada lama waktu kematian istri dan usia subjek. Keterbatasan subjek penelitian juga menjadi faktor dalam memilih 2 subjek tersebut. Keterbatasan terletak pada jumlah lansia laki-laki yang mengalami peristiwa kematian istri dan tidak menikah lagi. Selain itu, pendekatan dan cara mengajukan pertanyaan pada lansia membutuhkan kehati-hatian yang ekstra agar tidak terjadi kesalahpahaman serta menimbulkan kesedihan lagi akibat mengingat keadaan dirinya yang sudah ditinggal oleh istrinya.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Januari sampai April 2017. Proses ini terhitung sejak awal melakukan proses

44

penggalian data hingga akhir pengumpulan data. Selama 4 bulan tersebut peneliti tidak setiap hari 24 jam bisa bersama subjek, waktu wawancara menyesuaikan waktu yang subjek sediakan, terkadang 1 minggu satu kali, terkadang juga bisa 2 minggu satu kali. Disamping itu, selama 4 bulan penelitian juga digunakan untuk mendapatkan data yang benar-benar apa adanya. Oleh karena itu, pengambilan data tidak hanya dilakukan kepada subjek tapi juga kepada orang terdekat yang merawatnya setiap hari, yaitu anak kandungnya sendiri.

Proses pengumpulan data dengan wawancara dilakukan menggunakan panduan wawancara dan alat perekam. Panduan wawancara yang dibuat oleh peneliti tidak membatasi peneliti dalam mengajukan pertanyaan dan menggali data, justru membantu peneliti untuk mendalami kasus dan memperoleh data yang lebih dalam dari subjek. Sedangkan alat perekam digunakan untuk membantu peneliti menyusun transkrip.

B. Lokasi Penelitian 1. Subjek 1

a. Kediaman subjek 1

Subjek 1 (Kakek M) tinggal bersama anak terakhirnya (Mbak N) yang merawatnya, suami dari anaknya, dan juga bersama 1 cucunya yang masih berusia sekitar 3 tahunan di rumahnya yang terleta di daerah Dinoyo, Lowokwaru, Malang. Rumah tersebut merupakan rumah yang ditempati subjek bersama istrinya saat masih hidup.

Rumah yang ditempati sekarang terdiri dari dua lantai, dimana lantai dua ditempati oleh Mbak N bersama keluarga kecilnya, dan lantai satu

menjadi tempat subjek bersama istrinya. Hingga saat ini pun subjek tetap di lantai satu.

Kediaman subjek terletak menjorok ke dalam dari jalan gang rumahnya, sehingga suasananya sepi dan tenang. Rumah subjek tidak memiliki halaman, depan rumahnya langsung jalan gang yang berpaving. Di samping kanan rumah subjek adalah kos perempuan dan di depannya adalah tembok belakang rumah tetangga. Dinding rumah subjek khususnya di ruang tamu banyak hiasan foto wisuda anaknya, juga foto subjek bersama istri dan cucunya.

b. Tempat kerja subjek 1

Sebenarnya status subjek 1 (Kakek M) sudah tidak bekerja, sehingga tempat kerjanya saat ini adalah tempat kerja Mbak N. Namun, karena subjek tidak mau hanya diam sendiri di rumah, dia berinisiatif untuk tetap beraktifitas membantu Mbak N di warung yang dulunya memang pekerjaan pokok subjek bersama istrinya.

Tempat kerja subjek terletak di jalan Si Gura-gura Lowokwaru, Malang. Subjek bekerja sebagai penjual nasi dan minuman. Tempat kerja subjek terletak sedikit menjorok ke dalam dari jalan raya. Warung subjek ini juga diapit oleh 2 toko makanan ringan dan sembako. Walaupun letak warungnya tidak berada pas di pinggir jalan, namun tetap terlihat jelas dari arah timur. Karena warungnya menghadap ke arah timur.

Dulu warung subjek berada pas di pinggir jalan, menghadap ke arah jalan raya di Daerah Si Gura-gura juga, namun karena ada kebijakan

46

pemerintah yang melarangnya sehingga subjek pindah ke tempat kerja yang sekarang. Saat pindah tempat kerja, istri subjek masih ada, kemudian sekitar 4 tahun pindah ke tempat yang saat ini, istri subjek meminggal dunia.

Suasana di warung subjek ini juga sejuk, ada pohon di halaman warungnya, namun lumayan bising dengan suara kendaraan. Menurut subjek sendiri, saat ini suasana pembeli warungnya biasa saja, artinya tidak seramai dulu semasa masih ada istrinya.

Warung subjek ini terletak sekitar 3 km dari rumahnya. Subjek menempuh perjalanan dari rumah menuju warung dengan bersepeda gayung, karena subjek tidak bisa mengendarai sepeda motor. Subjek juga tidak mau dibonceng sepeda motor oleh anaknya, karena subjek ingin tetap sehat dengan bersepeda gayung. Subjek sendiri yang melayani pembeli, dia membuatkan minum, menyajikan makanan dan terkadang memecahkan es sendiri tanpa bantuan anaknya.

Warung subjek tidak begitu luas, sekitar 3 x 4 meter. Terdapat satu ruangan kecil di bagian pojok barat kiri warungnya yang digunakan sebagai tempat istirahat. Bagian pojok barat kanan warungnya digunakan sebagai tempat meracik minuman dan tempat membersihkan peralatan dapur. Sedangkan, etalase untuk menu lauk makanan terletak di bagian depan pojok timur kanan dan 1 kursi juga 1 meja panjang di sampingnya.

Subjek membuka warungnya mulai pukul 08.00 wib sampai 15.00 wib. Aktifitas persiapan menuju warung sudah dilakukan subjek sejak pukul 06.00 wib, yaitu pergi ke pasar bersama menantunya. Saat menunggu

pembeli, subjek sering duduk di kursi kecil depan warungnya dan terkadang bermain bersama cucu dari anak terakhirnya (Mbak N). Subjek membuka warungnya setiap hari tanpa ada hari libur. Menurut Mbak N, subjek tidak pernah mau bila diajak libur dari pekerjaannya. Subjek sendiri pun mengatakan bahwa dirinya tidak boleh libur bekerja. Karena menurutnya, dengan begitu subjek memberikan contoh kepada anaknya, bahwa bekerja harus rajin dan sungguh-sungguh. Subjek sempat tidak bekerja, itupun karena dirinya sakit dan tidak kuat untuk melakukan apa-apa.

2. Subjek 2

a. Kediaman subjek 2

Subjek 2 (Kakek J) tinggal bersama anak pertamanya (Mbak S) yang saat ini merawatnya di rumahnya sekitar daerah Dinoyo Malang. Selain tinggal bersama Mbak S, subjek juga tinggal bersama suami Mbak S, ketiga cucunya dengan variasi umur. Cucu pertamanya sudah duduk di bangku SLTP, cucu kedua usia SD, dan cucu terakhir masih di tingkat PAUD. Terkadang, ada mertua subjek (Ibu istri subjek) yang menginap dan setiap minggu ada anak-anak subjek juga berkumpul bersama di rumahnya.

Dulu subjek bertempat tinggal di Madura, namun karena ada masalah dengan perekonomian, subjek bersama istri dan anak-anaknya diminta pindah oleh adik perempuannya ke Malang. Rumah yang saat ini ditempati oleh subjek sekeluarga adalah rumah adik perempuannya yang diberikan kepada subjek sejak subjek pindah ke Malang.

48

Kediaman subjek ini sekaligus dijadikan tempat bekerja yaitu toko sembako yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti makanan pokok, sayur, dan bahan memasak lainnya. Setiap harinya, subjek hanya membantu Mbak S melayani pembeli, karena saat ini status subjek sudah tidak bekerja. Tokonya dibuka mulai pukul 6 pagi hingga menjelang salat

maghrib. Memang awalnya toko sembako tersebut adalah milik subjek yamg

kemudian diserahkan kepada Mbak S.

Anak-anak subjek sudah melarangnya untuk bekerja karena semua anaknya sudah berpenghasilan dan mengingat usia subjek yang sudah lanjut usia. Anak-anaknya merasa kasihan dan menurut Mbak S, anak yang serumah dengan subjek, saat ini sudah waktunya bagi subjek untuk istirahat serta hanya fokus beribadah pada Allah.

Suasana rumah subjek lumayan bising dengen suara kendaraan, karena lokasinya berada di pinggir jalan. Namun, walaupun begitu, suasana kekeluargaan tetap terlihat indah dan nyaman. Kesederhanaan rumah subjek diselimuti oleh keharmonisan keluarga yang tercipta setiap harinya. Rumah yang sederhana dan tidak terlalu luas tersebut terkadang sedikit terkesan sempit karena banyaknya dagangan untuk dijual.

Rumah subjek terdiri dari 2 lantai, dimana lantai 1 digunakan sebagai toko, dapur dan 1 kamar untuk Mbak S sekeluarga. Sedangkan di lantai 2 merupakan kamar subjek Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain cukup berdekatan dan rumah subjek juga dekat dengan mushallah.

C. Paparan Data Hasil Penelitian

Dokumen terkait