• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PENELITIAN

E. Keabsahan dan

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif mengguinakan beberapa istilah, yaitu uji kredibilitas, pemgujian

transferability, pengujian dependability, dan pengujian konfirmability.

1. Uji kredibilitas, uji kredibilitas berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengvan hasil yang dicapai. Dalam melakukan uji kredibilitas peneliti melakukan dengan cara:

a. Pendekatan kepada informan, peneliti disini beberapa kali kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan dan wawancara lagi. Dengan cara ini maka hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk.

b. Cara memperoleh, cara memperoleh data disini dilakukan dengan cara wawancara semiterstruktur.

c. Triangulasi, trianggulasi diartikan sebagai pengecekan data. Dalam hal ini, peneliti akan melaakukan pengecekan data yang diperoleh melalui berbagai sumber dan sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dalam waktu berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yamng berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

2. Pengujian transferability, adalah berkenaan dengan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2012:376).

3. Pengujian dependability,pengujian ini dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Untuk itu dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian (Sugiyono, 2012:377).

4. Pengujian konfirmability, dalam penelitian kualitatif, pengujian ini mirip dengan dependability, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan (Sugiyono, 2012:377).

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini dengan dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan sertelah di lapangan.

1. Sebelum di lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan yang akabn digunakan nuntuk menentukan fokus penelitian. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berubah ketika peneliti masuk dan selama di lapangan (Sugiyono, 2012:336).

2. Selama di lapangan, pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang dianalisis kurang memuaskan, maka peneliti akan mengajukan penelitian lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel (Sugiyono, 2012:337).

3. Setelah dilapangan, peneliti dalam melaksanakan analisis data setelah dilapangan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu berusaha memberikan gambaran secara sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat-sifat pupulasi tertentu (Zuriah, 2006: 14).

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dompet Dhuafa Yogyakarta

Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf) serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga. Kelahirannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap berinteraksi dengan masyarakat kaya. Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa. Pada 4 September 1994, empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika.Sejak saat itu, Erie Sudewo ditunjuk mengawal Yayasan Dompet Dhuafa dalam mengumpulkan dan menyalurkan danaZISWAF dalam wujud aneka program kemanusiaan, antara lain untuk kebutuhan kedaruratan, bantuan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan bagi kalangan dhuafa.

Profesionalitas DD kian terasah seiring meluasnya program kepedulian dari yang semula hanya bersifat lokal menjadi nasional, bahkan internasional. Tidak hanya berkhidmat pada bantuan dana bagi kalangan tak berpunya dalam bentuk tunai, DD juga mengembangkan bentuk

program yang lebih luas seperti bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.

1. Visi Dompet Dhuafa

Sebagai Lembaga Amil Zakat, visi dari didirikannya Dompet Dhuafa adalah terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis pada sistem yang berkeadilan

2. Misi Dompet Dhuafa

Sedangkan misi yang ingin dicapai oleh Dompet Dhuafa adalah:

a. Menjadi gerakan masyarakat yang mentransformasikan nilai-nilai kebaikan

b. Mewujudkan masyarakat berdaya melalui pengembangan ekonomi kerakyatan

c. Terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan dunia melalui penguatan jaringan global

d. Melahirkan kader pemimpin berkarakter dan berkompetensi global

e. Melakukan advokasi kebijakan untuk mewujudkan sistem yg berkeadilan

f. Mengembangkan diri sebagai organisasi global melalui inovasi, kualitas pelayanan, transparansi, akuntabilitas, indepedensi dan kemandirian lembaga

3. Tujuan Pendirian Dompet Dhuafa

Sebagai sebuah lembaga filantropi yang keberadaannya telah diakui oleh masyarakat maka dompet dhuafa memiliki beberapa tujuan yang telah ditetapkan diantaranya:

a. Terwujudnya organisasi DD dengan standar organisasi gobal b. Terwujudnya jaringan & aliansi strategis dunia yang kuat c. Terwujudnya perubahan sosial melalui advokasi

multi-stakeholder & program untuk terciptanya kesejahteraan masyarakat dunia

d. Menjadi lembaga filantropi Islam internasional yg transparan dan akuntabel.

e. Membangun sinergi dan jaringan global

f. Terwujudnya jaringan & aliansi strategis dunia yang kuat g. Menjadi lembaga rujukan di tingkat global dalam program

kemanusiaan dan pemberdayaan

h. Meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhadap program pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan

i. Mengokohkan peran advokasi untuk mewujudkan sistem yg berkeadilan

j. Menguatkan volunteerism dan kewirausahaan sosial dimasyarakat

k. Menumbuhkan kepemilikan asset dimasyarakat melalui pengembangan industri kerakyataan

l. Terwujudnya tata kelola organisasi berstandar internasional m. Terwujudnya kemandirian organisasi melalui intensifikasi,

ekstensifikasi & diversifikasi sumber daya organisasi

n. Terpeliharanya independensi lembaga dari intervensi pihak lain dan conflict of interest dalam pengelolaan lembaga

o. Menumbuh kembangkan semangat inklusifitas dan altruisme p. Membangun komunitas berbasis masjid

q. Melahirkan kader dakwah

r. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan nilai dasar Islam dalam kehidupan sehari-hari

4. Legalitas Dompet Dhuafa

Pada 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa Republika dikukuhkan untuk pertama kalinya oleh pemerintah sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil Zakat) oleh Departemen Agama RI. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.

Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat, DD merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang pengukuhan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional.

5. Program Kerja Dompet Dhuafa

Dompet dhuafa merupakan salah satu lembaga zakat yang dalam pengelolaan zakatnya memiliki beberapa program kerja yang akan dilaksanakan dalam upaya pengentasan kemiskinan di dalam masyarakat. Program kerja yang dilakukan oleh dompet dhuafa tersebut diantaranya:

a. Warung Beres

Program pemberdayaan ekonomi bagi pedagang kaki lima khususnya angkringan melalui pendekatan penerapan prinsip hidup bersih sehat.

b. Ekonomi Produktif

Program pemberdayaan ekonomi bagi usaha mikro untuk meningkatkan kecakapan berwirausaha disertai penguatan modal dan spiritualitas.

c. Kampung Ternak

Pelatihan penggemukan kambing dengan metode pakan fermentasi disertai hibah bantuan bibit kambing dan kandang dipadukan dengan pelatihan pemanfaatan limbah ternak.

d. Institut Mentas Unggul

Program pendidikan dan pelatihan untuk memberi keterampilan khusus bagi masyarakat dhuafa sehingga terbentuk kelompok usaha.

Peran dakwah sebagai proses perubahan sosial berfokus pada upaya perubahan nilai dalam masyarakat agar sesuai dengan nilai Islami. Dalam memerankan perubahan sosial tersebut, dakwah tidak hanya merupakan upaya yang terbatas pada penyampaian atau upaya penyadaran saja, tetapi dakwah juga merupakan upaya-upaya yang bersifat lebih sistematis seperti memberikan arahan umat dilanjutkan dengan upaya irsyad (membimbing), dan upaya himayah (advokasi) atau memberikan perlindungan, baik terhadap nilai-nilai ajaran dakwah itu sendiri, maupun terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya dalam menghadapi berbagai permasalahan sosial di masyarakat.

f. Pondok Smart

Program pendidikan karakter taqwa berasrama yang bertujuan untuk membangun peserta program menjadi pribadi disiplin, tanggap, sigap dan bertanggung jawab, berkemampuan mencipta dan mengelola dengan aktivitas yang meliputi: menyelenggarakan madrasah diniah, pemberian materi al Qiyadah al Islamiyah, menyelenggarakan bimbingan belajar, penugasan individu dan kelompok, pembiasaan amaliyah sunnah.

1) Layanan Mustahik

2) Masjid Berdaya

Program pendampingan berbasis masyarakat dengan menempatkan masjid sebagai pusatnya melalui pendekatan spiritual.

3) Bencana

Program caritas bagi masyarakat terdampak bencana

4) Beasiswa

Program pemberian bantuan biaya pendidikan untuk anak-anak dhuafa berprestasi disertai pendampingan pengembangan diri secara berkala.Program ini ditujukan bagi siswa tidak mampu/dhuafa yang memiliki semangat belajar tinggi di tingkat SLB, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK.

5) PAUD

Pembangunan sarana PAUD dan pelatihan tenaga pengajar

6) Guru Inspiratif

Program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru TK/TK baik dari segi konsep dasar pendidikan, kurikulum, media pembelajaran kreatif, penelitian tindakan kelas, gerak dan lagu serta menerapkan pendidikan karakter pada anak didik

sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak usia dini.

7) Kesehatan

a) Gerai Sehat LKC

Masyarakat semakin mudah mengakses fasilitas kesehatan dengan adanya klinik berobat dokter umum.Buka tiap hari Senin-Sabtu pukul 8:00-17:00. Tiap bulan melaksanakan Aksi Layanan Sehat di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta.

b) Thibbun Nabawi

Layanan kesehatan untuk masyarakat dengan metode pengobatan ala sunnah Rasulullah seperti bekam dan kiropraksi, berada di lantai 2 klinik pratama Gerai Sehat, klinik Thibbun Nabawi mempunyai jam buka Senin-Sabtu dari pukul 09.00-16.00. Tidak hanya mengobati, namun tim Thibbun Nabawi Dompet Dhuafa juga mengadakan pelatihan bekam untuk daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

c) Pos Sehat

Pola layanan kesehatan kuratif, promotif, dan preventif bagi dhuafa dengan sistem keanggotaan dengan lebih mengutamakan partisipsi masyarakat yang tergabung dalam kader kesehatan.

Dokumen terkait