• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis

DAS Krueng Peutoe yang luasnya 30.258 ha merupakan bagian dari DAS Jambo Aye. DAS ini berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, terletak pada96o52’00” – 97o31’00” Bujur Timur dan 04o46’00” – 05o00’40” Lintang Utara dan secara administrasi pemerintahan meliputi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Lhoksukon, Kecamatan Cot Girek dan Kecamatan Matang Kuli. Luas masing- masing kecamatan disajikan pada Tabel 2 dan Peta Lampiran 1.

Tabel 2. Luas Wilayah Bagian DAS Krueng Peutoe pada Masing- masing Kecamatan L u a s No. Kecamatan Ha % 1. Lhoksukon 8.808 29,1 2. Cot Girek 20.954 69,3 3. Matang Kuli 496 1,6 J u m l a h 30.258 100,0

Sumber : Hasil Analisis Peta

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan pada DAS Krueng Peutoe meliputi : pemukiman 729 ha, kebun campuran 11.620 ha, perkebunan 4.294 ha, semak belukar 1.987 ha dan hutan primer 11.628 ha (Tabel 3 dan Peta Lampiran 2).

Tabel 3. Luas Wilayah DAS Krueng Peutoe Berdasarkan Penggunaan Lahan.

L u a s

No. Jenis Penggunaan

Ha % 1. Pemukiman 729 2,4 2. Kebun campuran 11.620 38,4 3. Perkebunan 4.294 14,2 4. Semak belukar 1.987 6,6 5. Hutan primer 11.628 38,4 J u m l a h 30.258 100,0

Topografi

Bentuk wilayah pada dasarnya ada yang landai, berombak, bergelombang, berbukit, bergunung dan curam. Perbedaan dalam bentuk wilayah suatu daerah akan menyebabkan perbedaan dalam gerak air tanah bebas dan jenis-jenis vegetasi yang tumbuh di permukaan tanah tersebut. Hal ini mengakibatkan pengaruh yang berbeda dalam proses pembentukan tanah.

Selanjutnya Hakim et al. (1986) mengatakan topografi mempengaruhi perkembangan dan pembentukan profil tanah atas 3 hal yaitu : (1) mempengaruhi jumlah curah hujan teradsorbsi dan penyimpanannya di dalam tanah, (2) mempengaruhi tingkat perpindahan tanah atas oleh erosi dan (3) mempengaruhi arah gerakan bahan dalam suspensi atau larutan dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Keadaan topografi di lokasi penelitian sangat bervariasi, yaitu datar sampai sangat curam. Untuk lebih jelasnya keadaan topografi di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 dan Peta Lampiran 3.

Tabel 4. Keadaan Topografi dan Luas Penyebarannya Di DAS Krueng Peutoe.

L u a s

Kelas Le reng Kemiringan (%)

Ha % Datar 0 - 8 6.304 20,8 Landai 8 - 15 7.369 24,4 Curam 25 - 45 6.325 20,9 Sangat Curam > 45 10.260 33,9 J u m l a h 30.258 100,0

Sumber : Departemen Kehutanan (RLPS), 2006

Jenis Tanah

Berdasarkan peta jenis tanah, di lokasi penelitian dijumpai 5 (lima) jenis tanah, yaitu Dystropepts, Paleudults, Rendolls, Tropaquepts dan Tropudults. Jenis tanah Dystropepts dengan luasan 4.338 hektar (14,3%) terletak di tengah-tengah dari DAS Krueng Peutoe dengan kemiringan 25-45% dan membentang dari Timur ke Barat, jenis tanah Paleudults dengan luasan 1.691 hektar (5,6%) terletak di bagian Timur dan sebagian lagi di bagian barat dari DAS Krueng Peutoe, jenis tanah Rendolls terletak pada bagian hulu dari DAS Krueng Peutoe

dengan luasan 647 hektar (2,1%), jenis tanah Tropaquepts terletak pada bagian Utara dengan luasan 6.304 hektar (20,9%) dan jenis tanah Tropudults dengan luasan 17.277 hektar (57,1%) terletak pada bagian Selatan dan sebagian lagi di bagian Utara. Lebih jelasnya jenis tanah di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 5 dan Peta Lampiran 4.

Tabel 5. Luas Wilayah DAS Krueng Peutoe Berdasarkan Jenis Tanah.

L u a s

No. Jenis Tanah

Ha % 1. Dystropepts 4.338 14,3 2. Paleudults 1.691 5,6 3. Rendolls 647 2,1 4. Tropaquepts 6.304 20,9 5. Tropudults 17.277 57,1 J u m l a h 30.258 100,0

Sumber : Departemen Kehutanan (RLPS), 2006 Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam proses pembentukan tanah disamping menentukan pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Unsur iklim yang paling penting adalah suhu, curah hujan, kelembaban udara, kecapatan angin, penyinaran matahari dan tekanan udara.

Kondisi iklim di lokasi penelitian didekati dari hasil pencatatan data iklim selama 10 tahun (1993-2002) dari pantauan stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikussaleh, Kabupaten Aceh Utara (Lampiran 12). Analisis data klimatologi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya erosi dan potensi lahan dalam pengembangan tanaman. Rata-rata curah hujan, hari hujan, bulan kering dan bulan basah di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 6.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa rata-rata curah hujan tahunan selama 10 tahun di lokasi penelitian adalah sebesar 1.354,9 mm/tahun, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada Tahun 1993, yaitu 1.713 mm/tahun dan curah hujan terendah terjadi pada Tahun 2002 yaitu, 853 mm/tahun.

Tabel 6. Rata-rata Curah Hujan, Hari Hujan, Bulan Kering dan Bulan Basah Di DAS Krueng Peutoe Periode 1993 - 2002.

Tahun Curah Hujan Hari Hujan Bulan Kering Bulan Basah (mm) (hari) (bulan) (bulan) 1993 1.713 111 - 8 1994 1.534 74 3 6 1995 1.527 95 5 4 1996 1.328 80 1 8 1997 1.102 75 3 3 1998 1.389 82 4 6 1999 1.149 95 3 6 2000 1.380 99 4 5 2001 1.574 113 4 5 2002 853 102 9 3 Jumlah 13.549 926 39 54 Rata-rata 1.355 93 4 5

Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikussaleh Kab. Aceh Utara, 2006 (diolah)

Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidth dan Ferguson (1951 dalam

Handoko 1993) yang merupakan modifikasi dari sistem Mohr, maka untuk mengetahui tipe iklim di lokasi penelitian adalah dengan menentukan nilai Q, yaitu perbandingan rata-rata bulan kering (BK) dengan rata-rata bulan basah (BB) dikalikan 100%. Bulan kering (BK) adalah bulan dengan hujan lebih kecil 60 mm, bulan lembab (BL) adalah bulan dengan hujan antara 60 – 100 mm dan bulan basah (BB) adalah bulan dengan hujan lebih besar dari 100 mm. Dari hasil perhitungan didapat nilai Q = 80,0 % (tipe iklim D), yaitu daerah sedang dengan vegetasi hutan musim.

Suhu Udara

Suhu rata-rata di lokasi penelitian adalah 32,7oC, bulan dengan suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 34oC dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Januari dan Oktober sebesar 32oC. Dengan demikian suhu udara di lokasi penelitian relatif sama pada setiap bulannya. Hasil analisis suhu udara harian di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Temperatur Maksimum dan Minimum Di Kabupaten Aceh Utara Temperatur (oC) No. B u l a n 07.00 13.00 18.00 Max Min 1. Januari 23,5 30,1 28,2 32,0 21,2 2. Februari 22,9 29,2 27,6 32,8 20,1 3. Maret 23,9 30,3 28,2 32,6 22,0 4. April 23,7 31,2 28,8 33,0 21,2 5. Mei 23,9 31,1 29,0 34,0 21,6 6. Juni 23,6 31,7 29,9 33,2 21,0 7. Juli 23,6 30,0 26,4 32,4 22,0 8. Agustus 23,4 31,6 29,2 33,8 21,8 9. September 23,5 29,9 28,2 32,2 22,0 10. Oktober 23,4 29,9 28,6 32,0 21,6 11. Nopember 23,3 29,6 27,9 32,2 21,0 12. Desember 22,8 29,4 27,7 32,2 21,0 Rata-rata 23,5 30,3 28,3 32,7 21,4

Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofosika Malikussaleh Kab. Aceh Utara, 2006 Kecepatan Angin

Kecepatan angin rata-rata di lokasi penelitian berdasarkan pengamatan tahun 2004 adalah 6,9 km/jam. Bulan dengan rata-rata kecepatan angin terbesar terjadi pada bulan Mei, sebesar 7,9 km/jam, dan terendah bulan Agustus sebesar 6,0 km/jam. Dengan demikian kecepatan angin di lokasi penelitian relatif tidak berbeda pada tiap bulan.

Kelembaban Udara

Kelembaban nisbi udara rata-rata di lokasi penelitian adalah 73,7 %. Bulan dengan kelembaban udara terendah adalah bulan Juni, yaitu sebesar 69 % dan tertinggi bulan Nopember, sebesar 78 %. Dengan melihat kelembaban udara tertinggi dan terendah dapat diketahui bahwa di lokasi penelitian memiliki kelembaban udara relatif sama pada tiap bulannya. Hasil analisis kelembaban udara harian di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata - rata Tekanan Udara dan Kelembaban Nisbi Di Kabupaten Aceh Utara

Kelembaban Nisbi (%)

No. B u l a n Tekanan Udara (mb) 07.00 13.00 18.00 1. Januari 92 64 73 1.011,5 2. Februari 91 64 75 1.011,5 3. Maret 91 67 73 1.010,9 4. April 92 66 75 1.010,4 5. Mei 92 63 74 1.010,0 6. Juni 91 60 69 1.010,1 7. Juli 92 64 74 1.010,5 8. Agustus 92 56 69 1.010,9 9. September 93 65 75 1.011,4 10. Oktober 93 66 74 1.011,2 11. Nopember 93 70 78 1.010,4 12. Desember 94 66 75 1.010,9 Rata-rata 92,2 64,3 73,7 1.010,8

Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikussaleh Kab. Aceh Utara, 2006 Kependudukan dan Mata Pencaharian

Menurut data statistika desa, jumlah penduduk yang berada dalam wilayah DAS Krueng Peutoe secara keseluruhan adalah 32.637 jiwa dengan kepadatan penduduk 134,04 jiwa/km2 yang tersebar pada tiga kecamatan di DAS Krueng Peutoe. Kecamatan Lhoksukon dengan jumlah penduduk 12.639 jiwa terdiri dari 2.523 kepala keluarga, kecamatan Cot Girek dengan jumlah penduduk 19.169 jiwa terdiri dari 3.834 kepala keluarga dan kecamatan Matang Kuli dengan jumlah penduduk 829 jiwa terdiri dari 152 kepala keluarga. Secara rinci data jumlah dan kepadatan penduduk per kecamatan disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Di DAS Krueng Peutoe

No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Kependudukan (Km2) Penduduk (jiwa) (jiwa/Km2) 1. Lhoksukon 88,07 12.639 143,50 2. Cot Girek 209,54 19.169 91,48 3. Matang Kuli 4,96 829 167,14 Jumlah 302,57 32.637 Rata-rata 134,04

Menurut data yang ada (Dinas Infokom Kab. Aceh Utara, 2005) di Aceh Utara pada saat ini terdapat sekitar 44,75% warga masyarakat yang miskin. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensi dan multisektoral dengan beragam karakteristiknya sesuai dengan spesifik wilayah. Masalah kemiskinan juga menjadi sangat penting didahulukan penanggulangannya dalam setiap derap langkah pembangunan, karena bila tidak ditanggulangi secara sungguh-sungguh selain dapat menimbulkan kerawanan sosial, politik, juga dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.

Berdasarkan data survai lapangan, di lokasi penelitian terdapat 27,9% KK miskin. Hal ini bisa disebabkan karena produktivitas lahan yang rendah, lahan pertanian sempit, harga hasil pertanian rendah dan kesempatan kerja diluar usahatani atau pendapatan diluar usahatani sangat terbatas. Jumlah kepala

keluarga (KK) miskin dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah KK Miskin Di Lokasi Penelitian

No. Kecamatan Jumlah KK Jumlah KK Miskin Persentase (jiwa) (jiwa) KK Miskin (%)

1. Lhoksukon 2.523 1.000 55,1 2. Cot Girek 3.834 714 39,3 3. Matang Kuli 152 101 5,6 Jumlah 6.509 1.815 100,0 Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara, 2003 (Diolah)

Mata Pencaharian

Dilihat dari mata pencaharian penduduk di lokasi penelitian, sekitar 60% penduduknya bekerja di sektor pertanian, sehingga kegiatan usaha taninya sangat berkaitan dengan kepemilikan dan penggunaan lahannya. Lebih jelasnya jumlah pendduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah Penduduk Di Lokasi DAS Krueng Peutoe Berdasarkan Mata Pencaharian

J u m l a h

No. Tingkat Pendidikan

Jiwa % 1. Petani 19.637 60,18 2. Tukang 680 2,08 3. BUMN 582 1,78 4. Buruh 2.468 7,56 5. PNS 1.066 3,27 6. Pensiunan 706 2,16 7. Pengrajin 340 1,04 8. Peternak 236 0,72 9. Lain- lain 6.922 21,21 J u m l a h 32.637 100,00

Dokumen terkait