• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Bulukumba terdiri dari 109 desa, salah satunya Desa Bonto Baji merupakan yaitu desa yang terletak di Kecamatan Kajang yang dahulunya termasuk dalam wilayah Desa Tambangan Kecamatan Kajang yang dimekarkan menjadi 3 (tiga) desa, dari hasil pemekaran tersebut maka struktur penduduk di Desa Bonto Baji yaitu :

39 Tabel 6. Jumlah Penduduk Seluruhnya di Desa Bonto Baji, Kecamatan Kajang,

Kabupaten Bulukumba.

No Uraian Nilai

1 2

Laki-laki Perempuan

1.504 1.602

3 Jumlah KK 1.415

Sumber : Data profil Desa Bonto Baji dalam angka, 2020

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang ada di Desa Bonto Baji Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba berdasarkan jenis kelamin yaiu berjumlah 3.106 jiwa dengan jumlah KK (kartu keluarga) sebanyak 1.415 terdiri dari 1.504 jiwa laki-laki dan 1.602 jenis kelamin perempuan.

Selain itu, masyarakat harus ikut dalam pemerataan sosialnya baik pada lingkungan desa masing-masing dikarenakan jumlah sumber daya manusianya yang banyak mampu untuk memberikan dampak positif dari segi pertanian maupun peternakan. Hal ini setara dengan pandangan sosial masyarakat dimana masyarakat pedesaan secara bersama-sama melakukan urbanisasi ke kota mengharapkan mendapatkan pekerjaan yang layak, dan kehidupan yang lebih baik namun realita yang ada justru sumber daya alam yang melimpah terdapat pada daerah-daerah terpencil yang bias dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berkarya maupun melestarikan suatu budaya daerahnya masing-masing.

40 Tabel 7. Jumlah Penduduk dan KK per Dusun

No Nama Dusun

Jenis Kelamin Jumlah L+ P

Sumber : Data profil Desa Bonto Baji dalam angka, 2020

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk per KK 1.415 dengan berdasarkan jenis kelamin dimana jenis kelamin laki-laki sebanyak 1.504 dan jenis kelamin perempuan sekitar 1.602 jadi jumlah keseluruhan dari 8 Dusun sebanyak 3.106 orang.

41 Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

No Interval Kelas (umur) Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Sumber : Data profil Desa Bonto Baji dalam angka, 2020

42 Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa sumber daya manusia yang terdapat di Desa Bonto Baji Kecamatan Kajang Kabupaten Bulumba, mampu untuk mendorong perekonomian pada sektor pertanian maupun peternakan dimana kehidupan masyarakat Desa Bonto Baji, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba dengan skala ekonomi masyarakatnya berada pada tingkat menengah kebawah sehingga pencaharian masyarakat Desa Bonto Baji Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dapat di klasifikasikan dalam dua bagian usaha yakni usaha sampingan dan usaha inti. Usaha inti terdiri dari jenis usaha perdagangan peternakan dengan pertanian, sedangkan pada usaha perdagangan sebagian masyarakat desa memproduksikan hasil penjualannya pada hari-hari pasar tertentu. Adapun jenis barang yang dapat dijual oleh para pedagang secara umum biasanya terdiri dari kebutuhan pokok sehari-hari atau bahan pokok seperti bahan makanan, kebutuhan rumah tangga, bangunan serta pakaian.

Pada skala usaha peternakan ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ternak itik petelur juga menjadi bagian inti dari perekonomian masyarakat Desa Bonto Baji sehingga jenis usaha yang mereka lakukan memiliki nilai ekonomis, selain itu yang paling utama dari segi usaha pertaniannya dengan jagung dan padi sedangkan usaha sampingannya berupa buruh tani dan bangunan. Suatu daerah atau desa dikatakan maju apabila dilihat sumber daya alam dan aspek yang dapat dikembangkan oleh manusia itu sendiri dan bagaimana sarana dan prasarana yang berkaitan satu dengan lainnya untuk memberi dampak yang baik bagi aktivitas masyarakat Desa Bonto Baji Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

43 Tabel 9. Sarana dan Prasarana Pendidikan yang Tersedia di Desa Bonto Baji.

NO Sarana Prasarana dan Pendidikan

Ketersediaan Tenaga Pengajar (Guru)

Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) dalam angka 2016.

Beberapa sarana dan prasarana tidak terdapat pada Desa Bonto Baji, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. seperti Gedung Madrasah Aliyah, Gedung SMA Negeri, Gedung MTs dan Gedung Madrasah Ibtidayah. Selain itu jumlah infrastruktur pendidikan di Desa Bonto Baji sebanyak 5 gedung yang terdiri dari 1 gedung TK, 1 Sekolah Dasar, 1 gedung Inpres dan 1 gedung SMP (sekolah menengah pertama). Dimana pendidikan informal lebih banyak terdapat pada tingkat pendidikan rendah yakni tidak tamat SD hingga tamat SD di Desa Bonto Baji. Sehingga pada bagian pendidikan yang terhitung rendah dominan bekerja sebagai petani dan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian maka petani harus mampu menjadi tembok dan penopang dengan sumber daya alam yang ada.

44 4.3 Keadaan Pertanian

Pertanian merupakan hal yang paling utama dalam pemenuhan kebutuhan pokok dimana masyarakat yang cenderung pada persoalan pangan setiap harinya, salah satu sektor pertanian di daerah Kabupaten Bulukumba juga mengarah pada persoalan tenaga kerja pada sektor pertanian. Secara tidak langsung kontribusi pada sektor pertanian memiliki penyerapan tenaga kerja yang nilainya hampir mencapai 50% yang mengarah ke sektor lainnya sehingga sektor lain seperti perdagangan juga ikut didalamnya dengan tenaga kerja yakni industri pengolahan.

Selain terkonfirmasi dimana penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Bulukumba cukup berpengaruh terhadap perekonomian dan penghidupan masyarakat Kabupaten Bulukumba terutama pada Desa Bonto Baji secara keseluruhan.

Dengan kata lain sektor perdagangan tidak seantusias yang dimiliki dengan sektor pertanian persoalan penyerapan tenaga kerja sehingga dari kedua sektor tersebut dimana pada sektor perdagangan akan menjadi sektor alternatif yang kedua untuk masyarakat Kabupaten Bulukumba, apabila dilihat dari segi tingkat pendidikan untuk melihat peran tenaga kerja serta rata-rata tingkat pendidikan yang ditempuh yang lebih banyak bekerja pada bidang pertanian di Kabupaten Bulukumba yakni pendidikan yang ditamatkan pada tingkat SD (sekolah dasar) sebesar 47.487 orang sedangkan untuk tingkat ditamatkan dengan angka terendah yaitu D1/II/III dengan jumlah 4.089 orang, sehingga dapat ditarik kesimpulan dimana rata-rata penduduk di Kabupaten Bulukumba yang tingkat pendidikan SD (sekolah dasar) yang lebih tinggi dengan jumlah masyarakat yang

45 ada maka penyarapan tenaga kerja pada sektor pertanian dapat dikatakan lebih banyak dibandingkan dengan sektor perdagangan maupun industri (Bulukumba dalam angka 2017).

Beberapa komoditi yang terdapat pada sektor pertanian yang memiliki tingkat produktivitasnya mencapai 145,1 kw/ha dengan komoditi ubi kayu, apabila dilihat berdasarkan kecamatan maka yang turut menyumbang penghasilan ubi kayu yakni Kecamtan Kajang antara tahun 2005-2014 dengan luas lahan sebesar 124,6 kw/ha dengan total produksi yaitu 7.182 ton. Selain itu untuk daerah penghasil padi sawah dan juga ubi jalar dimiliki oleh Kecamatan Gantarang dengan rata-rata produktivitasnya padi sawah mencapai 64 kw/ha selanjutnya pada komoditi ubi jalar juga memiliki rata-rata produktivitas sebesar 121 kw/ha. Selain dari ketiga komodi diatas memiliki hal menarik dimana pembagiannya berdasarkan dua kecamatan dengan tingkat produktivitas yang berbeda pada setiap komoditi sehingga menarik untuk dijadikan sebagai pengembangan ekonomi dengan basis komoditi unggulan untuk mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Bulukumba dimana rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai seorang petani (BPS Kabupaten Bulukumba).

46 4.4 Keadaan Peternak

Umumnya masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang cenderung mengarah kepada cara tradisonal termasuk pada sektor peternakan juga ikut didalamnya, namun demikian pada sektor peternakan sendiri mampu memenuhi kebutuhan protein hewani serta mampu menyumbang pandapatan domestik bruto dari sektor pertanaian. Dengan kelebihan ini maka pemerintah mencadangkan adaanya pembagian peternak di pedesaan dengan dibentuknya tani-ternak dengan tujuan untuk membina masyarakat yang bekerja pada sektor peternakan untuk lebih meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pengetahuan dalam pembinaan peternak oleh instansi atau lembaga. Dari hal tersebut sehingga para peternak mampu untuk mengantisipasi risiko-risiko yang akan terjadi kedepannya, serta mempermudah mendapatkan peluang dan terus dapat berkembang di bidangnya.

Pada daerah Kecamatan Kajang dimana pola masyarakatnya melakukan pengembangan peternak khususnya peternak itik Mojosari dengan cara intensif artinya dengan cara kandang dengan sistem lantai, dengan memanfaatkan halaman belakang rumah untuk beternak, masyarakat di Kecamatan Kajang sudah beternak itik jauh sebelum peternakan itik mulai diminati. Selain itu masyarakat sekitar juga mengembala seperti mengembala sapi, kuda, kambing, ayam kampung maupun ayam broiler sehingga sering kali ditemukan cara-cara tradisional maupun modern yang terdapat didaerah tersebut. Di sisi lain perencanaan pemerintah pada bidang peternakan mendorong tumbuhnya masyarakat yang lebih

47 aktif dan sesuai dengan kondisi lokal yang ada (Dinas Peternakan Sulawesi Selatan, 2003).

Memiliki kemampuan dalam melakukan akses dengan sumber daya yang ada dengan memanfaatkan sumber daya alam sehingga pengembangan kelembagaan pada bidang peternakan dilaksanakan dengan kesadaran penuh untuk memajukan perekonomian dan sosial masyarakat desa dengan kemampuan masyarakat sehingga sumber informasi, sarana dan prasarana juga mampu bekerja sama dengan pengembangan peternakan khususnya pada peternak itik (Direktorat Pengembangan Peternakan 2002).

48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait