• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan Studi Kasus Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

5. Keadaan Ekonomi

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah bertani, namun tidak semua petani memiliki tanah garapan pribadi. Ada sebagian masyarakat yang mengandalkan kehidupannya hanya sebagai buruh tani karena tidak mampu memilki tanah sendiri untuk digarap.

Dalam bidang ekonomi adanya home industry yang dilaksanakan masyarakat seperti industry konveksi dan makanan. Adanya lembaga keuangan BMT untuk membantu pemberian pinjaman kepada masyarakat.

B. Pandangan masyarakat tentang pergaulan pasangan tunangan di Nagari Kapalo

Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

Setelah penilisan mengemukakan monografi Nagari Kapalo Hilalang penulis selanjutnya akan menguraikan bagaimana pandangan masyarakat Nagari Kapalo Hilalang terhadap pergaulan pasangan tunangan yang mana

62

penulis melakukan wawancara langsung dengan niniak mamak, alim ulama, bundo kanduang dan beberapa masyarakat.

Melihat dari beberapa kejadian yang ada pada masyarakat yaitu di antaranya pasangan yang beranggapan mereka yang sudah melakukan pinangan merasa dirinya sudah muhrim.

Hukum merupakan aturan yang berasal dari norma-norma yang berkembang ditengah-tengah masyarakat. Semua penduduk Nagari Kapalo Hilalang beragama islam. Hal ini berarti masyarakat muslim harus menjalankan syari‟at islam yang dianutnya. Tapi ada beberapa masyarakat Nagari Kapalo Hilalang yang melenceng dari syari‟at islam tentang pasangan yang tunangan yang beranggapan sudah muhrim antar pasangan, dan berikut pandangan alim ulama Nagari Kapalo Hilalang, yaitu:

“Khitbah itu adalah laki-laki menyampaikan maksudnya untuk melamar perempuan ataupun pasangan yang ingin di lamar, tujuan terjadinya pinangan ini adalah untuk saling mengenal lebih dekat sehingga ketika mereka menjalin hubungan sah suami istri mejadi pasangan yang harmonis. Kita tidak boleh meminang wanita yang dipinang oleh laki-laki lain.Menurut saya sebenarnya dalam islam kita disuruh untuk berkhitbah, dalam syari‟at islam khitbah itu laki-laki menyampaikan maksudnya untuk melamar perempuan ataupun pasangan yang ingin di lamar, tapi kalau diminang sebaliknya,bukan si calon pengantin,tapi niniak mamaknya adat, jadi masalah adalah pasangan pengantin yang menganggap bahwasannya dengan sudah bertunangan sudah

63

satu langkah kaki menuju jenjang pernikahan, sebenarnya pasangan yang pergi kemana berduaan itu adalah hal yang salah, makanya zaman dulu sebenarnya minangkabau ini yang adat basandi syarak syarak basandi kitabullah. Setelah orang ini khitbah atau bertunangan ada istilahnya orang ini dipingit sampai pernikahannya,tidak boleh ada ketemuan,dulukan hp tidak ada,tidak seperti sekarang, kalau sekarang bisa videocall, jadi itu yang salam dalam masyarakat kita. Secara agama ini sudah salah,orang yang khitbah pergi berduan,pendapat pasangan itu,mereka udah mau menikah kan,sudah mau sah, padahal itu sudah perbuatan yang salah. Ditambah dengan adat minangkabau bertunangan atau tukar cincin datang pihak perempuan kepada laki-laki, maka sesuda itu sang pengantin tidak boleh ketemu sebenarnya dan tidak boleh komunikasi dan benar – benar menjaga diri , karena pantangan – pantangan pernikahan ini banyak, dengan pergi berdua-dua kan kita seorang manusia pasti ada khilafnya, itu makanya dengan seseorang telah melakukan khitbah secara agama, atau khitbah secara adat itu ujiannya semakin berat, jangan sampai disalah artikan masalah khitbah ini, jadi masyarakatyang sudah pianngan dan pergi kemana-mana harus di arahkan oleh niniak mamak setempat. Faktor awal yang mempengaruhi terjadinya masalah ini adalah perkembangan zaman, karana memang muda mudi ini tantangannya begitu banyak dan semakin canggih teknologi dan semakin besar ujianmya. Dan faktor kedua adalah faktor keluarga karena seseorang dibentuk oleh keluarga kalau keluarganya tidak menerapkan nilai – nilai tatakrama, etika dalam

64

pergaulan pasti yang lahir itu anak kurang etika, tetapi jika orang tua itu menerapkan pendidikan islami kepada anaknya, dan di pantau terussama orang tuanya dandiawasi oleh ayahdan isya allah anak – anak solehah dan sholeh yang terlahir.”34

Menurut beliau di dalam islam kita disuruh untuk berkhitbah, tujuan terjadinya pinangan ini adalah untuk saling mengenal lebih dekat sehingga ketika mereka menjalin hubungan sah suami istri mejadi pasangan yang harmonis. Kita tidak boleh meminang wanita yang dipinang oleh laki-laki lain. Pasangan yang pergi kemana berduaan itu adalah hal yang salah, Setelah orang ini khitbah atau bertunangan ada istilahnya orang ini dipingit sampai pernikahannya,tidak boleh ada ketemuan dan benar – benar menjaga diri, karena pasangan yang sudah bertunangan sudah salah artikan kalau mereka berpendapat boleh berpergian setelah adanya peminangan karena manusia bisa khilaf akan sifatnya, masyarakat yang sudah pinangan dan pergi kemana-mana harus di arahkan oleh niniak mamak setempat, faktor yang melatar belakangi adalah perkembangan zaman, dan faktor keluarga.

Berikut pandang bundo kanduang Nagari Kapalo Hilalang terhadap pasangan yang sudah bertunangan, yaitu:

“Khitbah/pinangan adalah sebuah ikatan agar kedua belah pihak dapat saling mengenal pasangannya lebih dekat lagi, tujuannya ya kita kembali kepada

34Hasil wawancara dengan Bapak Alahirnov SH selaku pegawai KUA 2X11 Kayutanam Nagari Kapalo Hilalang tanggal 27 september 2021

65

pengertian tadi yaitu untuk saling mengenal lebih dekat antara laki-aki dan perempuan atau pun pihak keluarga pasangan .di dalam masa pinangan kita tidak boleh menerima pinangan dari pihak lain atau tidak boleh meminang pinangan orang lain. Pinangan adalah sebuah ikatan agar kedua belah pihak dapat saling mengenal pasangannya lebih dekat lagi, sehingga jika ada seorang yang ingin meminangnya itu tidak boleh kecuali dibatalkan oleh sebelah pihak. Menurut saya ikatan pertunangan itu memiliki pertanggung jawaban atau niat baik ketika seorang laki-laki mengajak seorang wanita pinangannya pergi keluar rumah untuk alasan tertentu misalnya membeli keperluan perkawinan, maka dia akan bertanggung jawab pada keluarga perempuan jika ada terjadi sesuatu pada perempuan tersebut tetapi sebaiknya pasangan tersebut ditemani oleh saudara ataupun teman dari siperempuan.faktor utama yang melatar belakangi nya adalah faktor keluarga karena ada beberapa keluarga yang tidak memantau anaknya,dan faktor kedua adalam pergaulan, karenan dengan perkembangan zaman banyak yang salah pergaulan.”35

Menurut beliau pinangan itu adalah ikatan untuk mengenal pasangan lebih dekat lagi, tujuan pinangan untuk saling mengenal lebih dekat antara laki-aki dan perempuan atau pun pihak keluarga pasangan, di dalam masa pinangan kita tidak boleh menerima pinangan dari pihak lain atau tidak

35Hasil wawancara dengan Ibuk Yulisnidar selaku bundo kanduang Nagari Kapalo Hilalang tanggal 1 oktober 2021

66

boleh meminang pinangan orang lain. dan lelaki memiliki pertanggung jawaban kepada pihak perempuan,jika mereka ada keperluan keluarga sehendaknya mereka mengajak pihak ketiga atau pun teman dari perempuan, dalam hal ini ada faktor yang melatar belakangi yaitu faktor keluarga dan faktor pergaulan.

Berikut pandangan niniak mamak Nagari Kapalo Hilalang, yaitu:

“Peminangan adalah salah satu untuk menjalin silatuturrahmi antar keluarga calon mempelai pria dan keluarga calon mempelai wanita, tujuan dalam pinangan ya untuk mempererat tali silaturrahmi antara pihak keluarga, tujuan pinangan ini adalah untuk saling mengenal laki-laki dan perempuan.

Peminangan adalah salah satu untuk menjalin silatuturrahmi antar keluarga calon mempelai pria dan keluarga calon mempelai wanita di masa peminangan ini adalah ujian yang begitu parah dalam hubungan pasangan calon pengantin, pasangan calon pengantin berduaan, ngobrol masih diperbolehkan namun tidak boleh melampaui batasan. Karna tidak sedikit pasangan yang hamil di luar nikah jadi itu harus menjadi pelajaran ataupun rambu-rambu bagi pasangan lain untuk menjaga diri agar tidak melakukan hal-hal diluar batas. Orang tua harus ikut mengawasi anak-anaknya, menghidari hal-hal itu maka lebih baik pasangan jarang bertemu, jika ingin keluar rumah,hendaknya ada teman yang menemani mereka berdua. Dan faktor yang melatar belakangin hubungan ini adalah faktor keluarga, yang

67

orang tua beranggapan bahwasanya pergaulan anaknya biasa saja dan tidakdi pantau oleh orang tua.”36

Menurut beliau peminangan itu salah satu untuk menjalin silaturrahmi antar keluarga, tujuannya untuk mempererat tali silaturrahmi antara pihak keluarga, tujuan pinangan ini adalah untuk saling mengenal laki-laki dan perempuan. Dan pasangan tidak boleh melebihi batasnya, jika pasangan yang melebihi batas akan terjadi hamil di luar nikah, tidak banyak terjadi akan hal itu, dan ini menjadi pelajaran bagi kita jangan sampai terjadi hal tersebut kepada kita. Faktor yang mempengaruhi adalah keluarga,orang tua harus mengawasi perkembangan dan pergaulan sang anaknya.

Wawancara dengan pemangku adat dengan bapak Muhammad jamil labai sampono,S.Ag:

“Meminang adalah pihak perempuan meminang pihak laki-laki untuk mengenal ataupun keinginan menikah dan langkah sebelum pernikahan.

Kenapa terjadi pergaulan pasangan setelah pinangan, kenapa orang pinangan itu masih bargaul atau pacaran, karena ditengah-tengah nagari tidak duduk persoalan adaik dan sabana adaik karena yang berkembang di nagari adalah adat yang diadatkan, tetapi mereka yang melakukan ini mereka itu sebenarnya tahu kalau berduaan itu dosa. Karena itu hanya sekedar ilmu bagi mereka tidak ada melekat pada diri mereka. Adat itu ada 4 yaitu: (1) Adat nan

36 Hasil wawancara dengan Bapak Syamsuanwar selaku Niniak Mamak Nagari Kapalo Hilalang tanggal 9 oktober 2021

68

sabana adat adalah adat takambang jadi guru,sebelum islam masuk orang minang ini belajar hanya dengan alam tetapi sudah masuk islam mereka menyesuaikan. (2)Adat yang diadatkan adalah kebiasaan yang di adatkan.(3) Adat nan taradat adalah adat yang dibuat dalam lingkungan nagari sesuai kebutuhan nagari, dibuat oleh pemuka adat. Semakin bagus pemahaman dan ilmu pemuka adat nagari ini maka semakin bagus lahir adat dinagari tersebut.

(4) Adat istiadat adalah yang dibuat oleh nagari tetapi menyangkut pada budaya, kebiasaan untuk pemuda seperti randai, tari piriang. Jadi 1 dan 2 itu wajib hukumnya dari segi agamanya kecuali allah berkehendak lain. tetapi adat 3 dan 4 bisa dirubah karena berpuatan manusia tidak kekal, tetapi merubahnya harus dengan pemuka adatnya dan bisa dirubah tergantung kesepakatan pemangku adat. Yang jadi permasalah utama yaitu orang yang sudah berpinangan itu termasuk adat 3 dan 4 tadi, dan bertentangan dengan adat 1 dan 2. Karena pengembangan edukasi adat nan sabana adat ini kurang di nagari. Faktor yang mempengaruhi karena adat di nagari itu sudah tidak jalan lagi di nagari.”37

Menurut beliau meminang adalah pihak perempuan meminang pihak laki-laki untuk mengenal ataupun keinginan menikah dan langkah sebelum pernikahan, ada 4 adat yaitu

37 Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad jamil labai sampono, S.Ag selaku Pemangku adat tanggal 23 oktober 2021

69 1. adat nan sabana adat

2. adat yang diadatkan 3. adat nan taradat 4. adat istiadat

Adat 1 dan 2 adalah adat yang wajib tetapi dimasyarakat adat yang 1 dan 2 udah mulai hilang,hanya adat 3 dan 4 yang di pakai, karena adat 3 dan 4 adalah perbuatan manusia da nada pemangku adatnya. Adapun perbuatan hubungan pasangan setelah pinangan ini sudah salah. Sebenarnya mereka tau kalau yang dilakukan pasangan itu salah, tetapi tidak melekat pada diri mereka. Faktor yang mempengaruhi karena adat di nagari itu sudah tidak jalan lagi di nagari

Berikut ada wawancara masyaraakat dan bagaimana pandangannya terhadap terhadap pasangan tunangan tersebut:

Wawancara dengan ibuk syamsuarni

“Pinangan adalah suatu adat yang membuat suatu perjanjian antara laki-laki dan perempuan, ikatan sakral untuk secara adat, tujuan pinangan untuk memastikan hubungan yang kuat, atau pendekatan untuk kejenjang perbikahan. Menurut saya pertunangan itu adalah adat Cuma mengikuti adat di daerah minangkabau, orang yang tunangan itu belum sah dan juga menurut agama kita agama islam, tapi kalau sudah ada pernikahan antara pasangan itu baru sah,sudah terjadi ijab Kabul nya, tetapi baru bertunangan

70

belum sah, pasangan tunangan yang sudah pergi berduan kemana-mana itu sudah di akui oleh kedua belah pihak antara pihak laki-laki dan pihak perempuan,disanalah sudah terjadi pendekatan. Kalau mereka berpergian ketempat terbuka atau keramaian itu tidak apa-apa,tetapi kalau perbuatanyan melewati batas ya tidak boleh. Faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan ini adalah keluarga karena orang tua kurang pemantauan terhadap anaknya.”38

Menurut beliau peminangan adalah suatu adat yang ada dimasyarakat, ataupun ikatan sakral antara laki-laki dan perempuan, tetapi orang yang bertunangan belum sah karena belum terjadi ijab Kabul antara dua pasangan. Orang yang bertunangan dan pergi berduaan itu boleh karena disitu bisa terjadi pendekatan akan tetapi perginya ke tempat terbuka. Dan adapun faktor yang mempengaruhinya adalah keluarga.

Wawancara dengan ibuk ratih syafitri anni

“Pinangan adalah taliikatan sebelum pernikahan, tujuannya untuk saling mengenal antar laki-lai dan perempuan lebih dekat,agar tidak menyesel jika sudah menikah. Pinangan adalah tali ikatan sebelum pernikahan, orang yang sudah berpinangan sudah mempunyai pertanggung jawaban, jika ingin berduan keluar rumah boleh saja,asalkan mereka pergi ketempat keramainan atau ketempat terbuka, asalkan tidak melanggar ketentuan agama , dan

38Hasil wawancara dengan Ibuk Syamsuarni selaku masyarakat Nagari Kapalo Hilalang tanggal 27 september 2021

71

pasangan calon pengantin itu tidak melewati batasannya seperti melakukan hubungan suami istri. Faktor yang melatar belakangi adalah faktor keluarga, karena orang tua berperan penting atas perkembangan anak”39

Menurut beliau pinangan bertujuan untuk saling mengenal antara pasangan tunangan agar tidak ada penyesalan ketika sudah menikah, adapun akan pertanggung jawaban laki-laki kepada perempuan akan tetapi jika ingin keluar rumah boleh saja,tetapi harus ketempat keramaian ataupun terbuka.

Agar tidak melanggar ketentuan agama. Dan faktor yang mempengaruhi adalah faktor keluarga.

Wawancara dengan wahyuni yuliandari

“Pinangan adalah adat yang ada pada masyarakat, pinangan juga merupakan ikatan tali antara laki-laki dan perempuan sebelum melakukan perbikahan, tujuan melakukan pinangan ini adalah sepaya mereka saling mengenal lebih dekat lagi. Pinangan adalah adat masyarakat minangkabau dan ajaran agama islam, pasangan yang sudah berpinangan boleh saja keluar rumah dengan alasan yang jelas, dan calon pasangan ini harus tahu batasan-batasannya, serta jarak dengan pasangannya. Ada orang tua yang melarang anaknya pergi-pergi berduan keluar rumah, ada juga orang tua yang bolehkan

39Hasil wawancara dengan Ibuk Ratih Syafitri Anni selaku masyaratakat Nagari Kapalo Hilalang tanggal 27 september 2021

72

anaknya pergi keluar rumah berduan serta berpegang tangan. Faktor yang melatar belakangi adalah keluarga dan perkembangan zaman.”40

Menurut beliau, pinangan itu adalah adat yang ada pada masyarakat, dan tujuan pinangan adalah untuk saling mengenal pasangannya lebih dekat lagi, orang yang sudah berpinangan boleh keluar rumah dan bisa menjaga jarak antara mereka, dan tidak boleh melewati batas pasangan. Faktor yang melatar belakangi adalah faktor keluarga dan perekembangan zaman.

Wawancara dengan Najmiyatur Rusydi

Pinangan adalah datangnya seorang laki-laki kewali perempuan memintanya untuk menjadi istrinya. Khitbah ini dimaksudkan untuk mencari tau tentang calon pasangan, namun dalam kebiasaan setelah khitbah ini sudah merasa biasa untuk pergi berdua atau duduk berdua sementara dalam hukum islam belum dibolehkan karna belum ada ikatan yang menghalalkan.

Faktor terjadinya tersebet ada dua faktor, faktor yang pertama tidak adanya pengetahuan laki-laki dan perempuan tersebut tentang batasan wanita yang telah dipinang, faktor kedua faktor orang tua yang tidak mengetahui ilmunya itu sehingga membiarkan semua itu terjadi.

Menurut beliau, Pinangan adalah datangnya seorang laki-laki kewali perempuan memintanya untuk menjadi istrinya. kebiasaan setelah khitbah ini sudah merasa biasa untuk pergi berdua atau duduk berdua sementara

40Hasil wawancara dengan Wahyuni Yuliandari selaku masyarakat Nagari Kapalo Hilalang tanggal 27 september 2021

73

dalam hukum islam belum dibolehkan karna belum. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya ini adalah tidak tahu batasan sesudah pinangan dan faktor keluarga.

C. Tinjauan Hukum Islam Tentang Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan di Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

Ditinjau hukum islam, proses khitbah belum mepunyai akibat hukum antar laki-laki dan perempuan itu masih merupakan asing sehingga belum berlaku hak dan kewajiban antara keduanya, namun dalam pasal 13 KHI ini menyebutkan secara jelas mengenai akibat hukum dari suatu khitbah, antara lain:

1. Pinangan atau khitbah tersebut belum menimbulkan akibat hukum dan kedua belah pihak bebas untuk memutuskan hubungan khitbah.

2. Kebebasan untuk memutuskan hubungan khitbah dilakukan dengan cara yang baik yang sesuai dengan tuntunan agama dan juga kebiasaan didaerah tempat, sehingga dapat tetap terjalin kerukunan dan saling menghargai.41

Khitbah adalah mengungkapkan keinginan untuk menikah dengan seorang perempuan tertentu dan memberitahukan keinginan

41 Inpre RI No 1 Tahun 1997, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta:Departemen Agama RI)

74

tersebut kepada perempuan tersebut dan walinya. Pemberitahuan keinginan tersebut bisa dilakukan secara langsung oleh lelaki yang hendak mengkhitbah, atau bisa juga dengan cara memakai perantara keluarganya. Jika si perempuan yang hendak dikhitbah atau keluarganya setuju maka tunangan dinyatakan sah. Dengan demikian, hukum dan konsekuensi syari‟at yang akan saya sebutkan telah berlaku.42

Selama ini praktik yang terjadi di dalam masyarakat nagari kapalo hilalang ini menampakkan praktik yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam, sebelum peminangan dilakukan, laki-laki dan perempuan sudah terlebih dahulu mengenal lebih jauh dengan melalui proses yang sering disebut “pacaran”. Proses ini ditandai dengan seringnya mengadakan pertemuan ditempat yang tidak diketahui orang lain, tujuan pertemuan ini hanya untuk membicarakan persoalan pribadi masing – masing dan juga tidak sedikit hanya dengan tujuan menyalurkan hawa nafsu. Cara seperti ini tentu membawa efek negatif, yang pertama akan menimbulkan fitnah, yang kedua kecendrungan untuk melakukan perbuatan maksiat yang mengarah kepada zina, ketiga merupakan pelecehan

42 Prof.DR.Wahbah Az-Zuhaili, Op.cit, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid 9 , h.21

75

terhadap kesucian harkat dan martabat pemuda dan pemudi muslim yang pada hakekatnya berada dalam kesucian.

Laki-laki dan perempuan yang berada dalam ikatan peminangan status hukumnya adalah ajnabiyah artinya hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram mempunyai ketentuan atau batas-batas tertentu yang tidak boleh dilanggar. Pelanggaran terhadap hukum berarti telah melakukan perbuatan dosa,tidak bisa tawar-menawar dalam masalah hukum. Islam memberi hukum haram tidak akan berubah menjadi halal selama alasan yang diberikan tidak diterima oleh syara‟, namun dalam situasi dan kondisi tertentu atau dalam keadaan darurat, maka hukum memberi keloggaran dari yang tidak boleh menjadi boleh, akan tetapi wujud pembolehan ini juga harus melalui prosedur yang ditentukan oleh syara‟.

Pergaulan seseorang yang belum melakukan pernikahan, maka ada larangan – larangan baginya yang menjadi tolak ukur dalan mengadakan pergaulan kepada perempuan yang telah dipinang dan begitu sebaliknya. Pergaulan orang yang pada masa pinangan adalah terhalang mutlak secara syar‟I, untuk berduaan tanpa didampingi mahram si perempuan yang bijaksana dan mengerti batasan-batasan agama mengenai pergaulan antara laki- laki dan perempuan.

76

Sehingga keduanya diharapkan selama dalam ikatan khitbah untuk menjaga kehormatan, kemuliaan dan harga dirinya masing-masing.

Pada masa pinagan itulah kedua belah pihak memiliki kesempatan dan berusaha mengenal calon pasangan kehidupannya dengan batasan-batasan yang diatur oleh islam, kalau ternyata ada kesesuaian maka perkawinan dapat dilangsungkan, tetapi kalau terdapat ketidaksesuaian, peminangan dapat dibatalkan dengan cara yang arif.43 Islam dengan tegas melarang laki-laki dan perempuan berdua-duaan tampa adanya mahram meskipun sudah berpinangan sampai ada ikatan suami istri. Orang yang berkhalwat (berduaan) dikhawatirkan mudah melakukan sesuatu yang dilarang Allah SWT.

Sungguh ironis ketika mengamati praktikv khitbah di Nagari Kapalo Hilalang yang cenderung akan merubah status hukum dari peminangan yang sebenarnya menurut hukum islam menuju kepada praktik khitbah yang sesuai dengan kabiasaan yang berkembang di masyarakat. Observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti ternyata bisa diasumsikan bahwa dengan peminangan mereka sudah beranggapan memiliki hak tertentu terhadap pinangannya, walaupun tidak secara utuh sebagaimana laki-laki dan perempuan yang memiliki ikatan pernikahan secara sah. Dengan adanya sebagian hak

43 Harum Nasution. Islam Rasional: Gagasan danPemikiran, (Bandung: Mizan), 1995 h.438

77

inilah mereka mendapat pengakuan dari masyarakat sehingga perbuatan apa saja yang dilakukan semasa berada dalam ikatan peminangan, asalkan bukan berpuatanzina, masyarakat beranggapan bahwa itu adalah hal yang biasa.

Hukum dibuat oleh tuhan untuk mengatur manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam, kaitannya dengan peminangan merupakan hubungan manusia dengan sesama yang menghendaki adanya hubungan dengan berdamping secaradamai, harmonis dan jauh dari pelanggaran yang dapat merugikan diri sendiri danorang lain.

78

BAB IV

PENUTUP

PENUTUP

Dokumen terkait