• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. berjudul Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan. Tunangan Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ABSTRAK. berjudul Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan. Tunangan Studi"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

(3)

3 ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan Studi

Kasus Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam. Maksudnya adalah bagaimana pandangan masyarakat di nagari kapalo hilalang terhadap pergaulan pasangan tunangan. Skripsi ini disusun oleh Rahmiyatur Rusydi, Nim : 1117051 Prodi Hukum Keluarga ( Ahwal Al-Syakhsiyah). Fakultas Syari‟ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi 2021M/1442 H.

Adapun latar belakang penulis melakukan penelitian ini karena terdapat pergaulan pasangan tunangan yang ada di nagari kapalo hilalang. Etika pergaulan laki – laki dan perempuan dalam Islam dapat dipahami sebagai tata cara bergaul dengan lawan jenis serta batasan – batasanya yang sesuai dengan hukum dan aturan – aturannya dalam Islam. Pergaulan selama masa tunangan baik dari keluarga elit agama maupun masyarakat biasa. Upacara pinangan dilakukan dengan berbagai variasi, dan cara yang paling sederhana, baik orang tua calon mempelai laki – laki mendatangi pihak calon mempelai perempuan untuk meminang. Setelah terjadi pinangan, dan pasangan itu diterima oleh pihak yang dipinang, berarti secara tidak langsung kedua belah pihak dengan persetujuan disertai kerelaan hati telah mengadakan perjanjian yang langsung atau tidak langsung. Hal itu berarti calon mempelai telah terikat dengan pertunangan.

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif adalah Metode yang menggunakan proses data – data yang berupa angka sebagai alat menganalisis dengan menggunakan metode – metode penelitian yang valid.

Penelitian ini dilakukan di Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam.

Dan metode pengumpulan data Yang pertama wawancara, metode wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Kedua angket, metode angket adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada narasumber untuk menjawab.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, pergaulan pasangan tunangan di Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam menurut sebagian besar masyarakat menyatakan bahwasanya adanya pergaulan pasangan setelah bertunangan dilatar belakangi pada faktor perkembangan zaman, faktor keluarga dan pergaulan yang diluar batas wajar. Sedangkan menurut hukum islam laki-laki boleh melihat perempuan yang dipinangnya karena terdapat maslahat.

(4)

4

(5)

5

(6)

6 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRAK………...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...

D. Metode Penelitian...

E. Penjelasan Judul ...

F. Tinjauan Pustakaan dan Penelitian Terdahulu ...

G. Sistematika Penulisan ...

BAB II LANDASAN TEORIS ...

A. Khitbah dalam Hukum Islam

1. Pengertian dan Dasar Hukum Pinangan ...

(7)

7

2. Aturan Pergaulan Laki-laki dan Perempuan dalam Islam ...

3. Wanita yang boleh dipinang ...

4. Adab – adab meminang ...

B. Etika Pinangan Menurut Adat

1. Tradisi meminang ...

2. Tujuan dan hikmah pinangan ...

3. Larangan menyendiri dengan pinangan ...

4. Tatacara meminang ...

5. Akibat membatalkan pinangan ...

BAB III PANDANGAN MASYARAKAT TEHADAP PERGAULAN

PASANGAN TUNANGAN STUDI KASUS NAGARI KAPALO HILALANG KECAMATAN 2X11 KAYUTANAM

A. Monografi Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam Kabupaten Padang Pariaman

B. Pendpat msyrakat tentangPergaulan Pasangan Tunangan di Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan di Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ...

(8)

8

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

DAFTAR RIWAYAT PENULIS ...

(9)

9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan Tuhan berpasang-pasangan, ada beberapa proses yang harus dilalui dalam mencari jodoh hingga hukum menyatakan jodoh itu sah. Dalam Islam disebutkan bahwa untuk berhasil dalam mahligai rumah tangga harus melalui beberapa tahapan, seperti khitbah atau lamaran.

Pinangan atau khitbah dikenal karena pembukaan untuk menggelar pernikahan. Peminangan atau khitbah adalah mengungkapkan sebuah perkawinan. Peminangan atau khitbah adalah adalah ungkapan keinginan untuk menikahi seorang wanita dan walinya.1 Keinginan ini akan dilakukan secara langsung atau melalui individu yang dipercayainya. Ditentukan bahwa sebelum ada ikatan suami istri saat memasuki pernikahan, didukung kemauan yang diperoleh dari penelitian, pengetahuan, dan kesadaran dari setiap pihak.

Terkadang pernyataan keinginan dilupakan dengan bahasa yang jelas dan tegas atau bisa juga dengan sindiran.

Pelaksanaan khitbah terkadang di mana masing-masing pihak saling menjelaskan kasus calon pasangan dan keluarganya, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak. cara melamar atau khitbah sudah

1 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu , Jilid 9 ,pernikahan, Talak, Khuluk, Meng- illa’istri Li’An, Zhihar, Masa Iddah, Terj. Abdul Hayyie Al-Kattani et al, ( Depok : Gema Insan) 2011, h.20

(10)

10

menjadi konvensi atau adat dan kebiasaan, jika yang lebih tua sudah menjodohkan anak-anaknya dan karena itu kedua anaknya sudah saling mengenal, maka orang tua laki-laki akan memasukkan lamaran untuk meminta persetujuan dari orang tua gadis itu.

Etika pergaulan laki – laki dan perempuan dalam Islam dapat dipahami sebagai tata cara bergaul dengan lawan jenis serta batasan – batasanya yang sesuai dengan hukum dan aturan – aturannya dalam Islam, yaitu beasarkan Al – Qur‟an dan Hadits.

Etika pergaulan laki –laki dan perempuan dalam Islam:

1. Menundukan pandangan dan menjaga kemaluan

Laki – laki dan perempuan harus dapat menundukan pandangan matanya dan memelihara nafsu seksualnya sebagaimana yang diperintahkan dalam QS. An-Nur/24:31

ُرُـف َنۡظَفَۡيََو َّنِىِراَصۡبَا ۡنِم َنۡضُضۡغَـي ِتٰنِمۡؤُمۡلـِّل ْلُقَو اَه ۡـنِم َرَهَظ اَم َّلَِا َّنُهَـتَـنۡـيِز َنۡيِدۡبُـي َلََو َّنُهَجۡو

ىٰلَع َّنِىِرُمُِبِ َنۡبِر ۡضـَيۡلَو

َّنِِبِۡوُـيُج ِههِٕٮاَنۡـبَا ۡوَا َّنِهِتَلۡوُُُـب ِِٮََٰا ۡوَا َّنِههِٕٮََٰا ۡوَا َّنِهِتَلۡوُُُـبِل َّلَِا َّنُهَـتَـنۡـيِز َنۡيِدۡبُـي َلََو ۡـبَا ۡوَا َّن

ۡۤۡ ِنَب ۡوَا َّنِِنِاَو ۡخِا ۡوَا َّنِهِتَلۡوُُُـب ِِٮاَن

وُا ِۡيَۡغ َ ۡيُِِۡبّٰتلا ِوَا َّنُهُـناَ ۡيَۡا ۡتَكـَلَم اَم ۡوَا َّنِههِٕٮاَسِن ۡوَا َّنِِتِٰوَخَا ِۡۤۡنَب ۡوَا َّنِِنِاَوۡخِا َۡلَ َنۡيِذَّلا ِل ۡفِّطلا ِوَا ِلاَجِّرلا َنِم ِةَبۡرِۡلَا ِلِ

اۡوُرَه ۡظَي ِِٮاَسِّنلا ِتٰرۡوَع ىٰلَع َّنِهِتَنۡـيِز ۡنِم َ ۡيِۡفُُۡ اَم َََلُۡـُيِل َّنِهِلُجۡرََِ َنۡبِر ۡضَي َلََو

اۡۤۡوُـبۡوُـتَو ؕ َلِِا ِّٰللا َُۡكَّلََُل َنۡوُـنِمۡؤُم ۡلا َوُّيَا اًُۡـيَِجَ

َنۡوُحِل ۡفُـت

(11)

11

Artinya: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan “memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan “janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau “putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau “putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan “mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba “sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti “tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu “semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”

2. Menutup aurat

Dalam QS. An-Nur/24:31 ada perkara yang patut diketahui oleh wanita muslimah, yaitu aurat.

Aurat tidak boleh terlihat dihadapan orang lain atau non muhrim, sebagaimana juga dipertegas dalam Q.S Al-Ahzab/33:59.

ِنِمْؤُمْلا ِِاَسِنَو َكِتاَنَـبَو َكِجاَوْزَِلِ ْلُق ُِّبَِّنلا اَهُّـيَأ َيَ

َناَكَو ۗ َنْيَذْؤُـي َلََف َنْفَرُُْـي ْنَأ َٰنَْدَأ َكِلَٰذ ۚ َّنِهِبيِب َلََج ْنِم َّنِهْيَلَع َيِۡنْدُي َيۡ

اًميِحَر اًروُفَغ َُّللا

Artinya: Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

3. Tidak tabarruj.

Tabarruj adalah bahwa tindakan seorang wanita mengungkapkan hal-hal yang harus ditutupi sebelum laki-laki yang

(12)

12

tampaknya bukan mahramnya. barang-barang ini termasuk perhiasan yang dikenakannya, bagian tubuhnya yang memikat orang lain, lengannya, betisnya, dadanya, dan lehernya . 2

4. Tidak bersentuhan dengan yang bukan muhrim

هَل ُّل ِحَت َلا ًةَأ َرْما َّسُمَيْوَأ ْهِم ُهَل ٌرْيَخ ٍدْيِدَح ْهِم ِطَيْخِمِب ٍلُج َر ِسْأ َر يِف َهِعْطُي ْنَلا Maqil ibn Yasar barkata, Rasulullah saw bersabda, “jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, itu lebih baik baginya dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”3 5. Tidak berkhalwat (berdua – duaan)

ٌلُج َر َّن َىُلْخَي َلا ٍم َرْحَم وُذَاهَعَم َوَّلاِإ ٍةَأ َرْماِب

Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW bersabda, “janganlah seorang laki – laki berkhalwat dengan seorang wanita kecuali mahramnya”

Rasulullah melarang hal ini sebab perzinaan diawali dengan berkhalwat atau berdua – duaaan.

6. Tidak ikhtilath

Ikhtilath ialah berkumpulnya seorang lelaki dengan perempuan yang bukan muhrimnya. Atau berkumpulnya beberapa orang perempuan dengan beberpa orang laki – laki pada suatu tempat yang memungkikan untuk saling bertemu pandangan, atau dengan menggunakan bahasa isyarat atau bercakap – cakap secara langsung.

2 Haya Mobarak. Ensiklopedi Wanita Muslima, (Jakarta :Darul Falah), 2000 h. 153

3 Abu Malik Kamal,Fikih Sunnah Wanita(Referensi Fikih Wanita Terlengkap), (Jakarta:Qisthi Press), 2013 h.437

(13)

13

Dalam fikih Islam proposal ini disebut Khitbah, kata ini terlihat dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Nabi yang berbicara tentang lamaran.

Perlu dijelaskan selain lamaran, dalam masyarakat ada istilah yang disebut tunangan. Biasanya tunangan ini adalah masa antara lamaran dan pernikahan.

Uniknya kendatipun dikenal dalam islam namun tidak dikenal. Mungkin juga makna runangan termasuk didalamnya pinangan sebagaimana yang ditafsirkan oleh Jafizham dalam disertasinya. 4

Perkawinan merupakan ibadah yang termasuk dalam kategori ibadah umum, oleh karena itu dalam menutup perkawinan harus diketahui dan dilaksanakan asas-asas perkawinan dalam hukum Islam.5 Sebelum menikah, hal utama yang harus diperhatikan adalah kedua belah pihak harus dapat mengenal satu sama lain secara pribadi, baik itu karakter, agama, kehormatan, garis keturunan atau garis keturunan, namun sebagai kecantikan atau daya tarik. “Dalam hal ini, Islam menganjurkan agar calon “istri atau suami dipilih karena agamanya, bukan hanya karena kecantikan, kekayaan, “dan kedudukannya. Dengan agama dan akhlak yang baik, seorang “individu akan

4 Amiur Nuruddin dan Azhari azmal Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia Cet ke-5 ( Jakarta : PT.Kencana PernadaMedia Group) 2014, h.86

5 Shomad, Abd. Hukum Isl.am (Pesona Prinsip Syari‟ah dalam Hukum Indonesia), (Jakarta:

Kencana),2010 h.275

(14)

14

dengan mudah mencapai maqashid syariah dari sebuah pernikahan, sehingga ia dapat menjaga hak dan kewajibannya”.6

“Dalam hukum islam, tidak dijelaskan tentang tata cara “bertunangan.

Hal ini memberikan kesempatan bagi kita untuk bertahan dengan “adat yang berlaku selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dimana pergaulan

“selama masa tunangan baik dari keluarga elit agama maupun masyarakat

biasa. Upacara lamaran dicairkan dengan berbagai variasi, dan oleh karena itu cara yang paling mudah “adalah, kedua orang tua dari calon mempelai pria datang ke calon mempelai wanita “untuk membangkitkan tangan.7

Setelah lamaran terjadi, dan oleh karena itu pasangan diterima oleh pihak yang dilamar, hal ini menyiratkan bahwa secara tidak langsung kedua belah pihak dengan kesepakatan di tengah kerelaan telah membuat kesepakatan secara langsung maupun tidak langsung. Ini menyiratkan bahwa pengantin terikat oleh pertunangan.

Meminang termasuk usaha pendahuluan dalam rangka perkawinan. Allah menggariskan agar masing – masing pasangan yang mau kawin, lebih dulu saling mengenal sebelum dilakukan aqad nikahnya, sehingga pelaksanaan

6 Syaltut, Mahmud. Akidah dan Syari‟ah Islam (alih bahasa fachruddin Hs), (Jakarta: Bumi Aksara). 1998 h.158

7 Saebani, Beni Ahmad. Fiqh Munakahat 1, (Bandung: Pustaka Setia), 2001 h. 146-147

(15)

15

perkawinannya nanti benar – benar berdasarkan pandangan dan penilaian yang jelas.8

Nagari Kapalo Hilalang adalah nagari yang berada di kecamatan 2X11 Kayutanam kabupaten Padang Pariaman. Sebagian masyarakatnya menganggap setelah melakukan peminangan sudah membolehkan hubungan laki – laki dan perempuan, tidak sedikit yang membiarkan anak – anak mereka melakukan hal yang belum halal secara syari‟at seperti pergi berdua tampa mahram.

Penelitian ini mengambil data dari kantor wali nagari kepalo hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam, data dari 2018 samapai dengan data 2020 dengan jumlah pasangan 57 pasang.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian, skripsi dengan judul “Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan Studi Kasus Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

8 Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah, (Bandung: PT Alma‟arif) 1980, h..38

(16)

16

1.

Bagaimana Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangandi nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam?

2.

Bagaiamana pandangan hukum Islam tentang Pergaulan Pasangan Tunangan di nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam?

C. Tujuan dan ke gunaan 1. Tujuan

1) Untuk mengetahui Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan di nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

2) Untuk mengetahui pandangan hukum islam tentang Pergaulan Pasangan Tunangan di nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

2. Kegunaan

1) Untuk memenuhi salah satu persyaratan agar bisa membuat tugas akhir mendapatkan gelar sarjana di jurusan Hukum keluarga islam.

2) Meluruskan Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan.

3) Untuk menambah koleksi di perpustakaan.

D. Metode penelitian

(17)

17

Penulis pada penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data guna mencapai tujuan dan mengungkap formulasi yang ideal mengenai variable yang diteliti. Tujuannya untuk mengetahui pokok permasalahan dalam permasalahan penelitian ini haruslah dicapai dengan menggunakan metode atau cara-cara yang akurat .

Metode merupakan serangkaian alur penggambaran teknik yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif, Bersifat ilmiah. Metode penelitian kuantitatif menggunakan proses data – data yang berupa angka sebagai alat menganalisis dengan menggunakan metode – metode penelitian yang valid. Penelitian ini dilakukan di Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam.

Data masyarakat dari 2018 sampai dengan 2020 di nagari kapalo hilalang Data 2018

Jumlah penduduk Jumla perkorong

6890 Pasa limau Pincuran tujuh Simpang balai kamih

Tarok

1075 780 2322 2713

Laki- Perempuan Laki peremp Laki- perem Laki- perem Laki- Peremp

(18)

18

laki -laki uan laki puan laki puan laki uan

3.446 3.444 507 568 330 450 1122 1200 1435 1278

Data 2020

Jumlah penduduk Jumla perkorong

6890 Pasa limau Pincuran tujuh Simpang balai kamih

Tarok

1128 905 2009 2848

Laki- laki

Perempuan Laki -laki

peremp uan

Laki- laki

perem puan

Laki- laki

perem puan

Laki- laki

Peremp uan

3.446 3.444 573 555 443 462 993 1016 1447 1401

Data 2021

Jumlah penduduk Jumla perkorong

7.470 Pasa limau Pincuran tujuh Simpang balai kamih

Tarok

1423 793 2325 2929

Laki- laki

Perempuan Laki -laki

peremp uan

Laki- laki

perem puan

Laki- laki

perem puan

Laki- laki

Peremp uan

3.744 3.726 700 723 433 360 1120 1205 1510 1419

Penelitian ini mengambil data dari kantor wali nagari kepalo hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam, data dari 2018 samapai dengan data 2021 dengan jumlah pasangan 57 pasang.

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan.

3. Sifat penelitian

(19)

19

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian untuk menyelesaikan masalah dengan cara mendeskriptifkan masalah melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan data, kemudian dijelaskan data yang diperoleh adalah hasil dari metode pengumpulkan data kuantittif. Metode kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan aspek data dan pemahaman terhadap sesuatu masalah dengan menganalisa permasalahan tersebut serta bertujuan agar memberikan pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan tersebut.Dalam penelitian ini penulis berusaha mengumpulkan, menyusun kemudian memaparkan serta menjelaskan Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan Tunangan.

4. Metode Pengumpulan Data

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data Yang pertama wawancara, metode wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring berkembangnya teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media – media tertentu, misalnya telepon, email dan lainnya.

Wawancara terbagi atas dua kategori, yaitu wawancara terstuktur dan tidak terstuktur. Wawancara terstuktur adalah peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi yang hendak digali dari narasumber, sedangkan tidak terstuktur adalah wawancara bebas dan

(20)

20

hanya membuat memuat poin – poin penting dari masalah yang digali.

Kedua “angket, metode angket adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi “seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada narasumber untuk menjawab. Angket terbagi atas dua jenis, yaitu angket terbuka dan angket tertutup”.

Angket terbuka adalah angket yang memberikan kebebasan kepada objek peneliti “untuk menjawab. Sedangkan angket tertutup adalah angkat yang telah menyediakan “pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian”.

5. Analisis Data

“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian “dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian seperti yang didasarkan oleh data”. Analisis data yang penulis gunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan analisis deduktif, yaitu cara berfikir yang berangkat dari teori atau kaidah yang penulis juga menggunakan analisis induktif, yaitu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus dan peristiwa- peristiwa kongkrit kemudian digeneralisasikan.

6. Pendekatan penelitian.

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah normarive yuridis dimana penelitian ini didasarkan pada Nash (Al-

(21)

21

Qur‟an dan hadits). Kaidah fiqiyah dalam hal ini penulis menggunakan prespektif hukum Islam, aturan yuridis lain yang berlaku. Dan penelitian kuantitatif yaitu merupakan data deskriptif, sebab jika ditelurusi, penelitian kuantitatif merupakan penelitian bentuk penelitian yang memerlukan proses reduksi yang berasal dari hasil wawancara, observasi atau sejumlah dokumen.

E. Penjelasan judul

Penjelasan judul sangat penting, artinya untuk mempertegas tujuan penulisan serta memudahkan penjangkauan makna secara luas. Adapun pengertian yang terkandung dalam judul proposal yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut:

Pandangan “Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pandangan adalah hasil perbuatan memandang, memperhatikan, melihat “benda atau orang yang dipandang (disegani, dihormati)”.9

Masyarakat “dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sejumlah orang atau manusia dalam arti “seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama”.

Terhadap adalah kepada

Pergaulan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah perihal bergaul

9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,Edisi Ke Empat, (Jakarta: Garamedia Pustaka Utama,), 2011 h. 1011.

(22)

22

Selanjutnya pasangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berdua antara laki-laki dan perempuan

Tunagan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah calon suami atau istri.

Dan maksud dari judul secara keseluruhan adalah orang yang dipandang oleh masyarakat terhadap pergaulan pasangan calon suami istri.

F. Tinjauan pustakaan dan penelitian terdahulu

Tinjauan kepustakaan merupakan kajian teori-teori dari pustaka-pustaka yang berkaitan dan mendukung dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan beberapa kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan peminangan dan penelitian yang sebelumnya.

Penelitian pertama ditulis oleh Anita Dwi Karina Nim 1323201001 dalam skripsinya yang berjudul “Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Muda Mudi Pasca Khitbah (Studi Kasus Desa Kuta, Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang). Menjelaskan tentang Faktor-faktor yang paling dominan yang melatar belakangi kurangnya pemahaman masyarakat Desa Kuta terhadap khitbah/tunangan itu sendiri, sehingga terjadi pergaulan yang melanggar nilai- nilai Agama.

Penelitian kedua ditulis oleh Evi Susanti Nim 140101077 dalam skripsinya yang berjudul “Pandangan Masyarakat Dan Hukum Islam Tentang Pergaulan Calon Pengantin Pasca Pertunangan(Studi Kasus di Kecamatan

(23)

23

Teupah Selatan Kabupaten Simeulue). Menjelaskan tentang dampak negative pergaulan laki – laki dan perempuan pasca pertunangan karna menimbulkan godaan syahwat lebih besar, merusak moral dan bisa menjadi hamil di luar nikah.

Penelitian ketiga ditulis oleh Abd Qorib Hidayattullah Nim 05210056 dalam skripsinya yang berjudul “Pandangan Ulama Terhadap Pergaulan Laki – laki dan Perempuan Selama Masa Bhekalan (Kasus di Desa Sumber Kerang Gending Probolinggo). Mempertanyakan dua hal yaitu, Bagaimana fenomena tradisi bhekalan di Desa Sumber Kerang Gending Probolinggo. Kemudian bagaimana pandangan ulama terhadap pergaulan laki – laki dan perempuan selama masa bhekalan di Desa Sumber Kerang Gending Probolinggo. Dan akhir dari kesimpulannya bahwa tradisi bhekalan di Desa Sumber Kerang Genting Probolinggo seolah mengalahkan hukum agama.dan beberapa ulama berpandangan bahwa tradisi bhekalan itu hendaknya dilangsungkan dengan nikah sirri, da nada juga yang berpendapat kalau nikah sirri maka pihak perempuan akan dirugikan dan menjadi korban, bahkan ada ulama lain berpendapat dalam masa bhekalan hendaknya mereka menghadirkan muhrim apabila mereka bertemu.

Penelitian keempat di tulis oleh Dewi Setianingsih Nim 1522302046 dalam skripsinya yang berjudul “Persepsi Pemuda Dan Pemudi Tentang Pergaulan Sebelum Dan Sesudah Khitbah (Studi Kasus di Desa Purwasaba Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara). Mempertanyakan dua hal

(24)

24

yaitu, Bagaimana persepsi pemuda dan pemudi Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara mengenai pergaulan sebelum dan sesudah khitbah. Kemudian bagaimana pandangan hukum Islam terhadap persepsi pemuda dan pemudi sebelum dan sesudah khitbah. Dan akhir dari kesimpulannya bahwa persepsi pemuda dan pemudi tentang pergaulan sebelum khitbah yakni dengan tidak lain bertujuan untuk mengetahui karakter masing-masing pasangan yang hendak dipilih untuk menjadi pasangan dalam perkawinan.

Abd Shomad dalam bukunya Hukum Islam (Pesona Prinsip Syari‟ah dalam Hukum Indonesia) menjelaskan bahwa perkawinan itu merupakan sebuah ibadah.

Mahmud Syaltut dalam bukunya Akidah dan Syari‟ah Islam (alih bahasa fachruddin Hs) menjelaskan sebelum pernikahan hendaknya mengenal pribadi masing – masing.

Beni Ahmad Saebani Fiqh Munakahat 1 yang menjelaskan sebelum pernikahan orang tua mempelai datang untuk meminang.

Mahmud Yunus dalam bukunya Kamus Arab – Indonesia yang menjelaskan tentang kata meminang.

Sayyid sabiq dalam bukunya fikih sunnah yang menjelaskan tentang meminang dan melihat pinangan.

G. Sistematika Pembahasan

(25)

25

Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan 4 bab

BAB I akan dijelaskan latar belakang masalah yang memotivasi penulis meneliti judul ini, di samping itu juga ada rumusan masalah , tujuan dan kegunaan, metode penelitian, penjelasan judul, tinjauan kepustakaan dan sistematika pembahasan.

BAB II akan di bahas tentang landasan teoris Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan di Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

BAB III akan dibahas kasus Pandangan Masyarakat Terhadap Pergaulan Pasangan di Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayutanam

BAB IV kesimpulan dari penelitian ini akan dikemukakan dengan saran – saran dari penulis.

(26)

26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Khitbah dalam Hukum Islam

1. Pengertian dan Dasar Hukum Pinangan

Secara bahasa هبطخ (khitbah) berasal dari bahasa arab ابطخي بطخي بطخ yang berarti bicara. Khitbah bisa juga diartikan sebagai ucapan yang berupa nasehat, ceramah, pujian dan lain sebagainya. Pelaku khitbah disebut khatib/khitb, yaitu orang mengkhitbah perempuan. Kata khitbah merupakan sebuah aksi (fi‟lah), ikatan („iqdah), dan posisi ( jilsah).

Khitbah secara etimologis bermakna permintaan. Khitbah secara sederhana diartikan sebagai "menyampaikan keinginan untuk menikah.

Secara terminologi, khitbah mungkin merupakan langkah awal menuju perjodohan antara seorang pria dan wanita.10

Menurut kompilasi hukum, khitbah adalah bidikan menuju terjadinya perjodohan antara seorang pria dengan seorang wanita.11 Khitbah adalah mengungkapkan keinginan untuk menikahi wanita tertentu dan memberitahukan keinginan itu kepada gadis dan walinya.12

Adapun dasar hukum dari khitbah adalah Alquran surat albaqarah ayat 235:

10 Abdul Azis Dahlan, Al-Qur‟an dan Terjemahan, (Semarang: CV. Toha Putra), t,t h.57

11Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, ( Bandung : Nuansa aulia ) 2008 h.1

12 Prof.DR.Wahbah Az-Zuhaili,op.cit, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid 9, h.20

(27)

27

وِب َُْتْضَّرَع اَمْيِف َُْكْيَلَع َحاَنُج َلََو ْنِم

ِةَبْطِخ َا ِِ ۡۤا َسِّنلا َّلَ ْنِكٰلَو َّنُهَـنْوُرُكْذَتَس َُْكَّنَا ُّٰللا ََِلَع ۗ َُْكِسُفْـنَا ٮِْف َُْتْـنَـنْكَا ْو

َغُلْـبَـي ّٰتَّح ِحاَكِّنلا َةَدْقُع اْوُمِزَُْـت َلََو ۗە اًفْوُرَُّْم ًلَْوَـق اْوُلْوُقَـت ْنَا ٮَّلَِا اِّرِس َّنُىْوُدِعاَوُـت ۗ وَلَجَا ُُٰتِكْلا

اٮْوُمَلْعاَو ٮِْف اَم ََُلَُْـي َّٰللا َّنَا

ٌَْيِلَح ٌرْوُفَغ َّٰللا َّنَا اٮْوُمَلْعاَوۚ ُهْوُرَذْحاَف َُْكِسُفْـنَا

Artinya : Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pda itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secararahasia, kecuali sekedar mengucapkan ( kepada mereka ) perkataan yang ma‟ruf. Dan janganl;ah kamu ber‟azam (bertetap hati) untuk berakat nikah, sebelum habis iddahnya. Dan ketahuilah bahwasannya allah mengetahui apa yanga da di dalam hatimu maka takutlah kepadanya dan ketahuilah bahwa allah maha pengampun lagi maha penyantun.

Firman Allah SWT di atas adalah bahwa sahnya seseorang yang pergi untuk membujuk menikah disarankan untuk memecat calon istri untuk dinikahi. Usulan atau khitbah disinggung di dalam Al-Qur'an dan juga Hadits Rasulullah SAW, tetapi tidak ada perintah atau larangan yang jelas untuk melakukan khotbah. Namun, syariat juga menganjurkan untuk memperhatikan perempuan yang berdakwah terlebih dahulu. Namun syariat juga menganjurkan untuk melihat dahulu perempuan yang akan dikhitbahnya. Jabir bin Abdullah meriwatkan bahwa rasulullah bersabda:

تّح الهابتخا تنكف ةيراج تبطخف لاق لُفيلف اهحاكن لِا هوعدي ام لِا رظني نا عاطتسا ناف ةأرلما َكدحا ُطخ اذا اهتجوزتف اهجوزت و اهحاكن لِا نياعد ام اهنم تيار )دواد وبا هاور(

Artinya : Ketika salah seorang di antara kalian ingin melamar seorang wanita, kemudian dia melihat sesuatu yang mendorongnya untuk menikahinya, lakukanlah. Jabir berkata: “Saya pernah melamar seorang gadis, saya menyembunyikan diri darinya sampai saya bisa melihat darinya sesuatu yang mendorong saya untuk menikahinya, lalu saya menikahinya” (HR. Muslim).13.

13Syikah Kamil Muhammad „Uwaidah,Fiqih Wanita (Berut,Libanon: Darul Kutub Al-Ilmiah) 1996 h.399

(28)

28

Oleh karena itu, tidak ada ulama yang mengutuk khitbah sebagai wajib, dengan kata lain hukum khitbah diperbolehkan tetapi dilarang bagi seseorang untuk mengabarkan Injil kepada seorang gadis yang telah dikhotbahkan oleh pria lain karena sama saja dengan menjatuhkan hak-hak orang lain. laki-laki. orang utama yang telah berkhotbah kepadanya dan memperlakukannya dengan buruk.

يضر رمع نبا نع نذيأوا ولبق ُطالخا كتري ّتّح ويخا ةبطخ ىلع لجرلا ُطُ لَ : م.ص الله لوسر لاق , ونع الله

)َلسم و يرابِ هاور ( .ُطالجا ول

Artinya :Janganlah seseorang laki-laki meminang wanita yang telah dipinang saudaranya hingga menjadi jelas apakah yang meminang sebelumnya meninggalkannya ataukah yang meminang pertama mengizinkannya. ( HR.Bukhari Muslim).14

Ibnu Rusyd mengatakan bahwa menurut mayoritas ulama, khitbah seperti yang telah dilakukan Rasulullah (SAW) tidak kewajiban.15 Sedangkan menurut Imam Abu Daud Az-Zahiri, hukum khitbah hukumnya wajib, karena melamar adalah perbuatan menuju kebaikan. Meskipun para ulama mengatakan itu pilihan, khitbah hampir dijamin akan tersalurkan, dalam keadaan mendesak atau dalam kasus “kecelakaan..16 Perbedaanpendapat di antara mereka adalah karena perbedaan pendapat tentang khitbah yang diturunkan oleh Rasulullah, yaitu apakah perbuatan beliau mengindikasikan pada kewajiban atau pada kesunnahan. Imam

14,Abu Abdullah Muhammad bin ismail Al-Bukhari, Ensiklopedia Hadis 2 : shahih albukhari 2, penerjemah : subhan Abdullah dkk,( Jakarta Timur :almahira),2012, h.346

15 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid, juz 2, Penerj: Abdul Rasyad Siddiq (Jakarta: Akbar Media),2005 h. 3.

16 Beni Ahmad Saebani, op.cit, Fiqh Munakahat 1, h.147

(29)

29

Nawawi menyatakan bahwa hukum pernikahan adalah sunnah, tetapi Imam An- Nawawi menegaskan bahwa pendapat dalam mazhab Syafi'iyah menghukum proposal sebagai sesuatu yang diperbolehkan. Syekh Nada Abu Ahmad berkata bahwa pendapat yang diyakini oleh para pengikut Syafi'iyah adalah bahwa pendapat yang mengatakan bahwa hukum khitbah adalah sunnah. konsisten dengan perbuatan Rasulullah SAW melamar Aisyah binti Abu Bakar. Sedangkan ulama lain berpendapat bahwa hukum khitbah adalah sama karena hukum perkawinan, yaitu, wajib, sunnah, makruh, haram, atau boleh.

Melamar adalah sunnah jika orang yang pergi melamar termasuk laki laki yang sunnah dinikahi, bagaimana jika itu orang yang akan membangkitkan tangan? makruh menikah, karena hukum sarana mengikuti hukum tujuan. Khitbah dianggap haram ketika melamar seorang wanita, melamar seorang gadis yang telah diceraikan oleh Raj'i sebelum akhir masa iddahnya, dan proposal yang dibuat oleh seseorang yang telah memiliki empat istri. Khitbah menjadi wajib bagi mereka yang khawatir akan berzina jika tidak segera melamar dan menikah. Sedangkan khutbah dianggap halal jika wanita yang dilamar tidak terlalu nikah atau dan tidak ada halangan apapun untuk melamar.

2. Aturan Pergaulan Laki-laki dan Perempuan dalam Islam

(30)

30

Islam bisa menjadi agama yang memadukan idealisme dan realitas.

Karena Islam mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan pada gagasan kehati-hatian, kebutuhan, toleransi, memperhatikan situasi dan kondisi, menghindari dosa. Selalu bertakwa dan bertakwa kepada Allah SWT dalam keadaan sepi atau ramai, sehingga dapat mencegah seseorang terjerumus ke dalam yang haram dan karenanya dari ancaman maksiat.

Pengaturan hubungan laki-laki dan perempuan mungkin merupakan fakta yang terbukti bahwa perempuan dapat membangkitkan naluri seksual laki-laki atau sebaliknya tidak dapat dijadikan alasan untuk benar-benar memisahkan laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain, tidak benar jika dikira potensi yang dapat membangkitkan naluri seksual bisa menjadi penghalang bagi pertemuan pria dan wanita dalam kehidupan publik dan juga penciptaan kemitraan. Faktanya, fakta telah menunjukkan bahwa, kehidupan publik, pertemuan seseorang dan seorang gadis bisa menjadi kualitas dan setiap orang harus bekerja sama. Sebab, kerjasama mungkin merupakan syarat yang sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan sistem semacam ini, laki-laki dan perempuan masing-masing berinteraksi dalam kehidupan publik dan bekerja sama tanpa ada larangan sedikit pun, satu- satunya sistem yang dapat menjamin kehidupan yang damai dan dapat mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan pengaturan alam hanyalah sistem pergaulan antara laki-laki dan perempuan. dalam Islam.

(31)

31

Struktur laki-laki dan perempuan dalam Islam yang menghasilkan aspek spiritual prinsip dan hukum syariah sebagai tolak ukur dengan hukum yang mampu menciptakan nilai-nilai moral yang luhur. Sistem interaksi Islam memandang manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai kerabat yang memiliki naluri, perasaan, kecenderungan, dan akal.

Islam telah menjadikan kerjasama antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan lebih jauh sebagai interaksi antar massa sebagai hal yang penting semua diceritakan muamalat. Karena, mereka semua adalah hamba Allah swt, dan masing-masing menjamin satu sama lain untuk mewujudkan kebaikan dan bertakwa dan bertakwa kepada-Nya.17

Kekeliruan yang sering sekali terjadi di masyarakat, yaitu tentang pertunangan dianggap bahwa laki-laki dan perempuan yang telah melangsungkan peminangan maka boleh melakukan sebagian aktivitas seperti suami istri , tetapi tidak melewati batas yang seharusnya. Misalnya jalan berduaan, ngombrol berduaan, dan berbagai bentuk maksisat lainnya yang jelas diharamnkan dalam agama islam.

3. Wanita yang boleh dipinang

Wanita yang boleh dipinang sudah memenuhi syarat – syarat sebagai berikut:

17 Jurnal:Penelitian Medan Agama Vol 10, No.2, 2019

(32)

32

1) Syarat mustahsinah (Wanita yang baik

adalah suatu syarat dalam bentuk anjuran kepada seseorang yang akan melamar seorang wanita agar ia meneliti gadis yang akan dilamarnya terlebih dahulu, sehingga ia dapat menjamin kelangsungan rumah tangga di masa yang akan datang. Syarat-syarat mustahsinah antara lain:

a. gadis yang dimintai lamaran harus memadai bagi orang yang melamarnya, seperti keduanya dalam keadaan baik, sama-sama berilmu dst. Adanya keharmonisan yang harmonis dalam kehidupan suami istri sangat mendukung tercapainya tujuan dalam sebuah pernikahan. gadis yang dilamar harus memiliki sifat penyayang dan mampu memberikan keturunan. Sesuai dengan anjuran Rasulullah saw:

انيصتخ لَ ول نذأ ولو لّتبتلا نوُظم نب نامثع ىلع م.ص الله لوسر ّدر : لاق وصقو بيا نب دُس نع .

)َلسم و يرابِ هاور (

Artinya : Dari Sa‟ad bin Abi Waqqash ia berkata : “ Rasulullah saw pernah melarang Utsman bin Mazhun untuk hidup membujang. Setidanya Rasulullah mengizinkan dia membujang , tentu kami telah berkebiri. ( HR.Bukhari dan Muslim)

b. wanita yang akan dilamar harus lepas dari hubungan darah dengan orang yang melamarnya. Agama melarang seseorang untuk menikahi seorang gadis yang memiliki hubungan darah

(33)

33

yang sangat dekat. Sedangkan Umar bin Khaththab selama ini menyatakan bahwa perkawinan antara orang yang dekat hubungan darah akan mengurangi keturunan yang lemah jasmani dan rohani.

c. wanita yang akan dilamar harus lepas dari hubungan darah dengan orang yang melamarnya. Agama melarang seseorang untuk menikahi seorang gadis yang memiliki hubungan darah yang sangat dekat. Sedangkan Umar bin Khaththab selama ini menyatakan bahwa perkawinan antara orang yang dekat hubungan darah akan mengurangi keturunan yang lemah jasmani dan rohani.18

2) Syarat lazimah

Adalah syarat yang wajib dipenuhi sebelum peminangan dilakukan. Sahnya peminangan tergantung kepada adanya syarat – syarat lazimah. Adapun yang termasuk syarat lazimah ada tiga yaitu:

a. Wanita yag dipinang tidak dipinang oleh laki – laki lain atau apabila sedang dipinang oleh laki – laki lain, laki – laki tersebut telah melepaskan hak pinangannya.

18 Kamal Muchtar, Asas – Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan,(Jakarta:bulan bintang)1993, h.28

(34)

34

Wanita yang sudah dipinang orang dan pinangannya tersebut sudah diterima walinya, tidak boleh lagi dipinang oleh orang lain, karena akan menyakiti hati orang yang lebih dahulu meminangnya, berdasarkan sabda Nabi SAW:

يَ لَف نؤلما وخا نمؤلما: م.ص الله لوسر نا لوقي برنما ىلع رماع نب ةبق لَو ويجا يب ىلع عاتبي نا نمؤنلل ل

ردي تّح ويخا ةبطخ ىلع ُطُ

Artinya: “dari „Uqbah bin „Umar bahwasanya rasulullah SAW bersabda: “orang mu‟min adalah saudara orang mu‟min yang lain.

Maka tidak halal bagi seorang mu.min menjual barang yang sudah dibeli saudaranya, dan tidak halal pula meminang wanita yang sudah di[inang saudaranya, sehingga saudara itu meninggalkannya”.

بيا نب ديُس نيبرخا لاق باهش نب نع سنوي ني برخا لاق ُىو نب انثدح لاق ىلعلَا دبع نب سنوي نيبرخا َكدحا ُطُ لَ : م.ص الله لوسر نا ةريرى كتري وا حكتي تّح ويخا ةبطخ ىلع

Artinya : memberi kabar kepada saya Yunus bin Abdil A‟la, ia berkata : bercerita kepada saya Wahb, ia berkata: memberi kabar kepada saya Yunus dari Shihab, ia berkata: memberi kabar kepada saya Sa‟id bin Musayyab dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW beliau bersabda: jangan hendaknya lelaki meminang wanita yang telah dipinang oran g lain, sehinggang orang itu melangsungkan perkawinan atau meninggalkan. 19

b. Wanita yang tidak dalam masa iddah

19 Ahmad Bin Syu’aib Abu Abdir Rahman an Nasa’I, Sunan An-Nasa’I, Cet II,Juz VI (Haib:Maktab al-Madbut

al-Islamiyah),1986 h.73

(35)

35

Haram hukumnya meminang wanita yang dalam masa iddah talak raj‟i. sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

اًح َلَْصِا اٮْوُداَرَا ْنِا َكِلٰذ ِْف َّنِىِّدَرِب ُّقَحَا َّنُهُـتَلْوُُُـبَو

….

Artinya: “Dan (bekas) suami mereka lebih berhak merujuki mereka (dalam masa iddah thalak raj‟i) itu, jika mereka menghendaki perdamaian.” (Q.S Al-Baqarah:228).

Dilarang meminang wanita yang menjalani masa iddah baik iddah karena suaminya meninggal atau karena talak. Dan tikdak ada bedanya apakah talak raj‟i maupun talak ba‟in.

Apabila iddah itu disebabkan oleh talak raj‟i mka itu haram untuk dipinang, karena belum lepas dari tanggung jawab suaminya bahwa bekas suami itu masing dapat rujuk kembali kapan saja ia masih dalam iddah, kebolehan meminang dengan sindiran tarhadap wanita yang menjalani masa iddah karena ditinggal mati oleh suaminya, sebagaiman yang disepakati oleh para ulama yang mengacu kepada firman alaah dalam surat Al- Baqarah ayat 235.

Adapun perempuan dalam masa iddah talak ba‟in menurut imam Syafi‟i boleh dipinang dengan kata – kata sindiran, karena diqiyaskan dengan perempuan yang ditinggal mati oleh

(36)

36

suaminya sebab kedua – duanya tidak dapat dirujuk oleh suaminya.20

Dari keterangan diatas maka dapat di simpulkan habwa meminang secata terang – terangan kepada semua perempuan yang masing menjalani iddah haram hukummnya, sedangkan dengan kata- kata sidiran terhadap wanita yang iddah karena ditinggal mati suaminya dan talak ba‟in boleh hukumnya.

c. Wanita yang dipinang itu hendaklah wanita yang boleh dikawini atau dengan perkataan lain bahwa wanita itu bukanlah menjadi mahram dari laki – laki yang akan meminangnya.

4. Adab – adab meminang

Adab – adab meminang yang harus dipatuhi:

a. Melihat wanita yang dipinang

Melihat wanita yang dipinang dimaksudkan untuk melaksungkan hubungan kedua belah pihak dan menguatkan tekad berumah tangga

Rasulullah saw bersabda,

امكنيبم دْوينىأ رح أنِْاف , اهيلا رظنا

Artinya : lihatlah wanita tersebut sebab hal itu lebih patut melanggengkan ( cinta kasih) antara kalian berdua

20Imam Syafi‟I, Ringkasan Kitab Al-Umum (Jakarta:Pustaka Azzam), jilid II, 2007, h.377

(37)

37

Dalam melihat wanita yang akan dipinang, seorang peminang harus mematuhi ketentuan adab berikut ini:

 Tidak boleh melihat wanita yang dipinang kecuali setelah mengambil kepastiannya untuk menikah.

 Tidak boleh melihat wanita pinangan kecuali wajah dan kedua tangannya.

 Boleh melihat berkali – kali selama belum jelas.

 Boleh kedua belah pihak melakukan pembicaraan di dalam majlis peminangan.

 Tidak boleh berjabat tangan dengan wanita pinangan.

 Tidak boleh berkhalwat dengan wanita pinangan dan harus ada

mahramnya setiap kali bertemu dan berkunjung.

b. Tidak meminang wanita yang sudah dipinang:

Rasulullah saw bersabda:

ُطالخا ول نذ يأ وأ ولبق ُطالخا ك تري تّح , ويخأ ةبطخ ىلع لخ رلا ُطُ لَو

Artinya : janganlah salah seorang dari kalian meminang pinangan saudaranya sehingga pinangan sebelumnya meninggalkannya atau mengizinkannya.

c. Meminang dengan sindiran atau isyarat pada wanita beriddah.

Jika wanita sedang iddah, baik iddah karena kematian suaminya atau iddah thalak, maka seseorang tidak boleh

(38)

38

meminangnya sehingga berakhir masa iddahnya. Tetapi bagi orang yang ingin meminangnya boleh dengan cara menyindir atau memberikan isyarat bahwa dia ingin menikahinya, seperti mengutus orang yang menyampaikan perasaannya: “jika masa iddah mu telah berakhir, maka utuslah orang untuk mengabarkannya kepadaku.”21

B. Etika Pinangan Menurut Adat

Pinang-meminang lazimnya di prakarsai kerabat pihak perempuan,bila seorang gadis dipandang telah tiba masanya untuk berumah tangga, mulailah kerabatnya menyalangkan mata, yang artinya melihat-lihat atau mendengar-dengar jejak mana yang telah pantas pula untuk beristri dan yang kira-kira cocok bagi anak gadis mereka. Bila yang dicari telah ditemukan, berundinglah para kerabat untuk memperbincangkan keadaan calon yang diincar itu. Bila rundingan itu lancar, barulah ditugasi seseorang untuk melakukan penyelidikan, apakah pihak sana mau menerima pinangan mereka.

Jika hasil penyelidikan itu memberi angin, berulah dikirim utusan untuk melakukan pinangan. Utusan itupun dipimpim oleh mamak di gadis.

Namun, sebelum pinangan resmi disampaikan, beberapa penghubung telah pergi bolak-balik kerumah pihak laki-laki untuk merundingkan waktu dan

21Haya.Mubarok op.cit , Ensiklopedi Wanita Muslima, h.105-106

(39)

39

cara peminangan yang akan dipakai. Mamak yang datang untuk meminang itu diiringi beberapa orang laki-laki dan perempuan. Sedangkan dirumah orang yang akan pinangan telah menanti kerabat terdekatnya dengan pimpinan mamaknya.

Kepastian hasil dalam pinang meminang itu belum diambil. Pihak laki-laki akan merundingkan lebih dshulu masalahnya dengan semua kerabat. Beberapa hari berikutnta dikirim lsgi oleh pihak perempuan seorang utusan unnuk menanyakan kapankah harinya pihakpermpusn bisa diterima untuk menerima hasil keputusan. Pada hari yang disepakati kedua belah pihak, utusan pihak perempuan datang lagi untuk menemui pihak kerabat laki-laki untuk mendengarkan pinangan mereka diterima atau tidak.22

Kemudian terdapat dalam buku sumbang 12 membahas tentang sumbang bajalan dan bagaua, adapun sumbang bajalan adalah kejanggalan yang dilakukan oleh perempuan minang ketika berjalan tidak sewajarnya perempuan. Misalnya cara berjalan yang sering melihat kebelakang, berjalan, “basigageh” atau tergesa gesa atau berlari-lari. Begitu juga kalau perempuan berjalan dimalam hari sendirian tamapa alat penerang, atau berjalan sendiri ditempat sepi dan lain-lain. Juga janggal bila seorang perempuan berjalan bersama laki-laki dan bukan muhrimnya, sumbang

22 A. A. Navis, Alam Terkembang Jadi Guru Adatdan Kebudayaan Minangkabau, (Jakarta:

Grafiti), 1984, h. 199

(40)

40

berboncengan motor berkelebihan atau berkendaraan bukan dengan mahramnya.23 Dan sembang bagaua adalah perempuan minang harus bergaul dengan sesama perempuan, bukan bergaul dengan laki-laki walaupun dunsanak sendiri. Apalagi kalau duduk bersama laki-laki, berbicara bersama-sama yang tidak berguna, duduk dipersimpangan jalan atau ditempat ramai, tertawa terbahak bahak, bermain bersama, berjalan bersama-sama.24

Etika peminangan adalah tata cara atau sopan santun di dalam peminangan antara peminang dengan yang di pinang atau walinya yang dipinang, tentu merupakan rangkaian yang bersamaan dengan syaratnya.

Seorang laki –laki yang akan meminang seorang wanita di anjurkan meneliti terlebih dahulu wanita yang akan dipinangnya itu, sehingga dapat menjamin kelangsungan hpidup berumah tanggayang bahagia dan sejahtera.

1. Tradisi meminang

Tradisi meminang yang ada dimasyarakat sangat beragam diantaranya adalah:

a. Laki-laki meminang perempuan, jenis peminangan ini adalah peminangan yang dilakukan oleh pihak laki-laki kepada pihak

23 Muhammad Jamil Labai Sampono,S.Ag, Sumbang 12, (Pandai Sikek: Cinta Buku Agency Bukitinggi), 2018, h.79

24 Ibid, h.90

(41)

41

perempuan dan jenis ini yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat.

b. Peminangan yang dilakukan oleh ayah si perempuan, jenis peminangan ini juga sangat jarang ditemukan di masyarakat. Peminangan ini dilakukan karena akibat rasa kekhawatiran orang tua terhadap jodoh anak perempuannya. Diantara tanggung jawab dan kewajiban orang tua terhadap anaknya ialah menikahkannya atau mencarikan jodoh. Orang tua mempunyai beban jika anaknya belum menikah, oleh karena itu wajiblah bila orang tua mencarikan jodoh untuak anaknya. Mencarikan jodoh bukanlah perbuatan yang hina, akan tetapi merupakan perbuatan yang terpuji karena hal itu dapat membantu orang lain terutama anaknya sendiri untuk mendapatkan jodohnya.

c. Perempuan meminang laki – laki, peminang ini merupakan kebalikan dari tradisi peminangan yang diatasnya yaitu, peminangan yang dilakukan oleh pihak perempuan kepada pihak laki – laki. Peminang ini sangat jarang dilakukan oleh masyarakat, hanya masyarakat daerah tertentu saja yang mempunyai tradisi seperti ini. Peminangan perempuan kepada laki – laki dilator belakangi oleh kebiasaan atau tradisi warisan nenek moyang mereka yang masih tetap berlaku di kalangan masyarakat sampai sekarang. Hal ini disababkan karena adat tersebut telah menyatu danmendara daging dengan masyarakat sehingga sulit sekali untuk dilepaskan.

(42)

42 2. Tujuan dan hikmah pinangan

1) Tujuan pinangan

Peminangan merupakan proses pengenalan bagi seorang laki-laki kepada seorang perempuan yang dipinang untuk mengetahui keadaan si wanita yang dipinang tersebut. Hal ini dianggap penting karena dalam mencari pasangan yang ideal perlu sebuah pengetahuan dan pengenalan yang cukup dari masing-masing pihak, supaya dalam kehidupan rumah tangga nanti tidak timbul rasa penyesalan karena kesalahan dalam memilih pasangan. Karena dengan cara inilah seseorang dapat menentukan jalan pilihannya yang cocok dalam mencari pasangan yang ideal.Bahkan peminang seharusnya mendampinginya dan tahu pula kekurangan dan kelebihannya.

Mengingat pentingnya peminangan tersebut, maka hendaknya setiap orang mengetahui tujuan dilakukannya peminangan, antara lain:

a. Karena ingin menjamin perkawinan yang di kehendaki itu sudah dapat dilangsungkan dalam waktu dekat.

b. Sekedar untuk membatasi pergaulan kedua belah pihak yang telah di ikat.

c. Memberi kesempatan kedua belah pihak untuk saling lebih mengenal sehingga kelak mereka sebagai suami istri menjadi satu pasangan yang harmonis.

(43)

43

d. Agar masing-masing pihak yang hendak melakukan pernikahan lebih dulu saling mengenal sebelum dilakukan akad nikah, sehingga pelaksanaan dan penilaian yang jelas.25

e. Untuk mengetahui dengan cermat kekurangan dan kelebihannya dari masing-masing calon pasangan hidup sebelum pernikahan dilakukan.

f. Agar masyarakat mengetahui seorang wanita sedang dalam pinangan orang, sehingga orang lain tidak boleh meminangnya sebelum peminangan awal dilepaskan (dibatalkan).

Dari beberapa tujuan peminangan di atas menunjukkan betapa pentingnya untuk peminangan dilakukan oleh masing-masing pihak yang hendak melangsungkan pernikahan, supaya pasangan yang di milikinya nanti merupakan pasangan ideal dan cocok bagi dirinya.

2) Hikmah pinagan

Setiap hukum yang disyariatkan, meskipun hukumnya tidak sampai pada tingkat wajib, selalu mempunyai tujuan dan hikmah.

Adapun hikmah dari adanya syariat peminangan adalah untuk lebih menguatkan ikatan perkawinan yang diadakan sesudah itu, karena dengan peminangan itu kedua belah pihak dapat saling mengenal. Hal ini dapat disimak dari sepotong hadis Nabi dari Al-Mughirah bin Al-

25 Sayyid Sabiq, op.cit, Fiqh Sunnah Juz VI, h.38.

(44)

44

Syu‟bah menurut yang di keluarkan Al-Tirmidzi dan Al-Nasaiy yang berbunyi:

َرْحَأ ُوَّنِإَف اَهْـيَلِإ ْرُظْن

ا

اَمُكَنْـيَـب َمَدْؤُـي ْنَأ ى

Artinya: “Nabi Saw bersapda lihatlah dia, Karena hal itu akan melanggengkan perkawinan kalian berdua.”26

Segala sesuatu yang ditetapkan syari‟at Islam pasti memiliki hikmah dan tujuan, termasuk khitbah. Adapun hikmah dari adanya khitbah adalah untuk lebih menguatkan ikatan perkawinan yang dilakukan setelahnya, karena dengan khitbah, pasangan yang menikah telah saling mengenal sebelumnya.

Sebagaimana sebuah tuntutan, peminangan memiliki banyak hikmah dan keutamaan. Peminangan bukan sekedar peristiwa sosial, juga bukan semata-mata peristiwa ritual. Ia memiliki sejumlah keutamaan yang membuat pernikahan yang akan dilakukan menjadi lebih barakah. Diantara hikmah yang terkandung dalam peminangan (khitbah) adalah:

a. Memudahkan jalan perkenalan antara peminang dan yang dipinang beserta kedua belah pihak. Dengan pinangan, maka kedua belah pihak akan saling menjajaki kepribadian masing-masing dengan mencoba melakukan pengenalan secara mendalam. Tentu saja

26Abu Isa Muhammad Bin Isa At-Tirmidzi, Ensiklopedia Hadist 6; Jami‟ At-Tarmidzi, Penerjemah: Tim Darusunnah, (Jakarta: Almahira,),2013 h. 381.

(45)

45

pengenalan ini tetap berada dalam koridor syria‟at, yaitu memperhatikan batasan-batasan interaksi dengan lawan jenis yang belum terikat oleh pernikahan.

b. Menguatkan tekad untuk melaksanakan pernikahan. Pada awalnya laki-laki atau perempuan berada dalam keadaan bimbang untuk memutuskan melaksanakan pernikahan. Mereka masih memikirkan dan mempertimbangkan banyak hal sebelum melaksankan keputusan besar untuk menikah. Dengan khitbah, artinya proses menuju jenjang pernikahan telah dimulai.

c. Menumbuhkan ketentraman jiwa. Dengan peminangan, apalagi telah ada jawaban penerimaan, akan menimbulkan perasaan kepastiaan pada kedua belah pihak. Prempuan merasa tentram karena telah terkirim padanya calon pasangan hidup yang sesuai harapan. Kekhawatiran bahwa dirinya tidak mendapat jodoh terjawab sudah. Sedang bagi laki-laki yang meminang, ia merasa tentram karena perempuan ideal yang diinginkan telah bersedia menerima pinangannya.

d. Menjaga kesucian diri menjelang pernikahan, dengan adanya peminangan masing-masing pihak akan lebih menjaga kesucian diri. Mereka merasa tengah mulai menapaki perjalanan menuju kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu mencoba senantiasa menjaga diri agar terjauhkan dari hal-hal yang merusakkan

(46)

46

kebahagiaan pernikahan nantinya. Kedua belah pihak dari yang meminang maupun yang dipinang harus berusaha menjaga kepercayaan pihak lainnya.

e. Melengkapi persiapan diri, pinangan juga mengandung hikmah bahwa kedua belah pihak dituntut untuk melengkapi persiapan diri guna menuju pernikahan. Masih ada waktu yang bisa digunakan seoptimal mungkin oleh kedua belah pihak untuk menyempurnakan persiapan dalam berbagai sisinya. Seorang laki- laki bisa mengevaluasi kekurangan dirinya dalam proses pernikahan, mungkin ia belum menguasai beberapa hukum yang berkaitan dengan keluarga, untuk itu bisa mempelajari terlebih dahulu sebelum terjadinya akad nikah.

Agar lancar kegiatan pinangan, peminang melihat dan berkenalan dengan calon yang ia kehendaki, supaya mereka dapat saling memahami pribadu masing – masing dan dapat mengerti kelebihan dan kekurangan masing - masing yang berupa material maupun immaterial.

Setelah proses ini mereka diharapkan semakin mantap untuk menuju ke jenjang perkawinan, sehingga kelak dapat di hindari hal – hal yang tidak diharapkan.27

3. Larangan menyendiri dengan pinangan

27 Abdul Hadi, Fiqih Munakahat (semarang :Duta Grafika), seri I, 1989 h.27

(47)

47

Menyindiri denagn tunanagnb hukunmnya haram, karena ia bukan muhrimnya. Ajaran islam tidak memperkenankan melakjukan sesuatu terhadap pinangannya kecuali melihat. Hal ibi dikatrenakan menyendirin dengan pinangan akan menimbulkan perrbuatan yang dilarang agama.akan tetapi, bila ditenmi dengan salah seorang mahramnya untuk mencegah terjadinya perbuatan-perbuatan maksiat. Maka dibolehkan.28 Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda:

( مرمح يذ م لَا ةأرمَ لجر نولُ لَ :لاق م.ص بِنلا نع رضي الله عنه سابع نب نع )يراخبلا هاور

Artinya : Dari Ibn Abbas Dari Nabi SAW bersabda : “ janganlah seorang laki-laki bersama dengan seorang perempuan, melaikan ( hendaklah) besertanya ( ada) mahramnya (HR. Bukhari).29

Diharmakan duduk berduaan, bahkan ditemani mahram perempuan pun masih dapat mendatangkan fitnah. Oleh karena itu,ketika Syaikh Muhammad Bin Shalih al utsaimin rahimhullah ditanya: “Aku telah memin`ang wanita dan aku membacakankan padanya 20 juz alquran selama masa peminangan.

4. Tata cara meminang

Adapun meminang artinya perminbaan seorang laki-laki kepada anak perempuan orang lain atau seorang perempuyan yang dibawah perwalian untuk dikawini, sebagai pendahuluan nikah. Tatacara peminagan dalam

28Ab.Rahman Ghazali, Fikih Munakahat , (Bogor : Kencana ),2003 h.83-84

29 Abu Abdullah Muhammad bin ismnail al-Bukhari, op.cit, Ensiklopedia Hadis 2 : shahih albukhari 2, penerjemah : subhan Abdullah dkk, h. 367

(48)

48

perkawinan dillaukuan sbeblum terjadinya akad nikah dan setelah dipilih matang-matang.

Meminang harus mnemenuhi dua syarat :

a) Tidak didahului oleh peminangan oleh laki-laki lain saecara syar‟I, berdasarkan sabda Rasululklah SAW :

يب ىلع عاتبي نا ول ليَ لَف نم ْولما وخا نم ْولما : لاق م.ص بِنلا نا ونع الله يضر ةريرى بيا نع لَو ويخا

رذي تّح ويخا ةبطخ ىلع ُطُ

) )َلسم و دحما هاور

Artinya : Dari Abu Hurairah R.a bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : “Orang Mukmin adalah saudara bagi orang beriman lainnya. Karena itu, orang beriman tidak boleh membeli sesuatu yang telah dibeli oleh saudaranya dan tidak boleh meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya”. ( HR. Ahmad dan Muslim).30

b) Perempuan yang dipinang tidak terhalang oleh halanganb syar‟I, yang menyebabkan btidak dapat dinikahi, sedang perempuan yang dapat dinikahi syaratnya :

a. Tidak bersuami.

b. Perempuan itu bukan orang yang haram dinikahi untuk waktu tertentu atau selamanmya.

c. Tidak dalam iddah, baik iddah ditinggal mati suami,, talak raj‟I ataupun talak Ba‟in

30 H.S.A.Alhamdani, Risallah Nikah ,hukum perkjawinan iskllam dilampiri kompilasi hukum islam ( Cet.II: Jakarta : Pustaka Amani)2002 h.31

(49)

49

Kompilasi hukum islam menjabarkan peraturan tentang peminangan sebagai berikut :

a. Pada prinsipnya secara utuh diambil Dari ajaran alquran ditambah dengan ajaran fikih standar, setelah dimodifikasikan kearah ketentuan yang Rasional praktif dan actual

b. Selain dari pada itu, niali-nilai etika dan yuridis adat digabung didalamnya, sehingga tatatertib peminangan yang hidup menurut adat dan budaya masyarakat, tidak halangi penerapannya.

Dalam KHI dijelaskan mengenai tata cara peminangan pada BAB III pasal 11 yang berbungi “ peminangan dapat langsung dilakukan oleh orangyang berkehendak mencari pasangan jodoh, tapi dapat pula dilakukan oleh perantara yang dapat dipercaya

Dalam hukum islam terdapat aturan siapa yang boleh dipinang dan siapa yang tidak boleh dipinang. Seseorang yang boleh dipinang apabila memnuhi dua syarat :

a. Pada waktu dipinang tidak ada halangan yang mrlarang dilangsungkannya perkawinan

b. Belum dipinang orang lain secara sah

Yang dimaksud dengan tidak ada larangan hukum yang dilarang dilangsungkannya perkawinan adalah :

(50)

50

a.wanita itu tidak terikat perkawinan yang sah

b. wanita bukan mahram yang haram dinikahi untuk semetara atau selamanya.

c. wanita itu tidak dalam masda iddah.

Adapun mengenai tata cara peminangan menurut hukum islam dijelaskan dalam pasal 12 KHI:

1. Peminangan dapat dilakukan pada seorang wanita yang masih perawan atau janda yang masih habis masa iddahnya.

2. Wanita yang ditalak suami yang masih beradadalam masa iddah raj‟I haram dan dilarang untuk dipinaang.

3. Dilarang untuk meminang seorang wanita yang sedang dipinang oleh pihak lain, selama pinangan itu belum putus.

4. Putusnya pinangan pihak pria, karena adanya pernyataan tentang putusnya hubungna pinangan atau secara diam-diam pria yang meminangnya telah menjauhi wanitra yang dipinang.31

Kemudian pada pasal 13 ayat 1 dan 2 mengenai peminangan yang berbunyi :

31Muhammad Amin Suma, Himpunan Undang-0Undang Perdata ISLAM & Peraturan Pelaksanaan Lainnya Di Nagara Hukum Indonesia ( Cet.1 : Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada) 200, h.375

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI

Kesimpulannya bahwa adanya aplikasi BMW dapat diterima dengan baik oleh warga Sukodono karena proses pelayanan dapat dilakukan dengan cepat, dengan menggunakan sistem

Tujuan dari dilakukannya penulisan tugas akhir ini adalah menghitung besarnya suplai daya listrik yang di tinjau dari Gardu induk Talang Ratu untuk suplai beban

Suatu organisasi sangat bergantung kepada keupayaan organisasi tersebut bekerjasama dengan organisasi-organisasi lain di dalam negara maupun di peringkat

• Untuk bongkar muat barang di Xanadu ini, setiap kali ada motor baru datang, jika kiriman yang datang masih belum jadi (berupa mesinnya saja, atau masih perlu

Konsep kafe yang kedua kafe ini lakukan berbeda, Selaz Café & Resto berbeda, kafe ini lebih menonjolkan konsep tradisional dengan pemilihan hiasan dinding

terhadap implementasi strategi sebesar 11,600%. Total pengaruh yang diberikan oleh variabel berbagi pengetahuan terhadap implementasi strategi sebesar 24,800%. Berdasarkan

Teknik analisis pengolahan data dari kuesioner ini meliputi analisis bentuk peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasanjuga