• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LAPORAN HASIL PENEL1TIAN

4. Keadaan Guru dan Karyawan

B. Hasil Penelitian

1. Data Hasil Dokumentasi tentang Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

2. Data Hasil Angket tentang Perilaku Keagamaan siswa MTs NU Salatiga

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama B. Analisis Kedua C. Analisis Ketiga D. Analisis Lanjut BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Diskiisi C. Saran-Saran D. Penutup

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prcstasi Bclajar Aqidah Akhlak 1. Pengertian

a. Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).1 Dalam kaitannya dengan penelitian ini, prestasi belajar aqidah akhlak yang merupakan bagian dari jenis pendidikan umum dalam struktur Madrasah Tsanawiyah (MTs).

b. Belajar

Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.2

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai sikap perubahan itu bersifat relatif konsisten dan berbekas.3 Pendapal Morgan dalam buku Psikologi Pendidikan oleh Ngalim Porwanto mengemukakan belajar adalah setiap perubahan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 2, Balai Pustaka Jakarta, 1989, him. 700

2 Ibid., him. 700

3 W.S. Winkel, Psikologi Pegajaran, Gramedia, Jakarta, 1987, him. 36.

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.4

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perbahan tingkah laku seseorang termasuk pikirannya, melalui nelaihan dan pengalaman yang sifatnya konstan.

c. Aqidah

Aqidah adalah keyakinan yang tersimpul dalam kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung suatu perjanjian.5 Atau dengan kata lain bahwa aqidah adalah membahas masalah keimanan. Dalam aqidah ini merupakan pangkal atau pokok dalam menentukan keimanan seseorang.

Dalam masalah aqidah, kita sebagai hamba Allah SWT, diperintahkan untuk senatiasa mengesakan bahwa Allah SWT itu satu tidak mempunyai sekutu. Sebabagimana firman Allah :

/

CfJ) H jJ jjj a)j p

Artinya : Katakanlah: "Dici-lah Allah, vang Maha Esa, Allah adalah l uhan yang herganlung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia"6

4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997, him. 84.

5 Abdul Qadir Atha, Rambu-Rcimbu Aqidah, Media Idaman, Surabaya, 1993, him.8. 6 Departemen Agama Republik Indonesia, A t Q ur’an dan Terjemah, Toha Putra, Semarang, 1979, him. 151

15

d. Akhlak

Men irut etimologi, kata akhlak berasal dan bahsa Arab

akhlakun yang merupakan bentuk jamak dari mufrod khuluk, yang berarti tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral, etika, atau budi pekerti.

Berikut ini penulis akan paparkan tentang pengertian akhlak menurut para ahli:

1) Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Taumi A1 Syaibany

Akhlak adalah kebiasaan sikap atau sikap yang mendalam dalam jiwa mana timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang.7 8

2) Ibnu Muskavvih

Akhlak adalah keadain jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan lanpa melalui pertimbangan

n

pikiran terlebih dahulu.

Berdasarkan pengertian akhlak di atas maka penulis dapat menyimpulan bahwa akhlak adalah suatu kondisi atau si fat yang ada pada jiwa, menjelaskan arti baik dan sehirgga menjadi . kepribadian yang dari situ dapat menimbulan berbagai perbuatan

yang seharusnya diperbuat.

7 Omar Muhammad Al-Taumi A1 Syaibany, Filsafat Pendiclikcm Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, him. 319.

8 Muhammad Amin, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, 1KIP Semarang Press, 1991,him. 151.

2. Dasar Pendidikan Aqidah Akhlak

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia mempunyai dasar-dasar yang cukup kuat. Dasar-dasar tersebut dapai ditinjau dari segi:

a. Yuridis atau Hukum

Yakni dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan perundang-udangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah- sekolah atau lembaga-lembaga formal di Indonesia.

Adapun dasar yuridis formal tersebut adalah sila pertama dari Pancasila yang berbunyai “Ketuhanan Yang Maha Esa”.9 Hal ini mengcmdung pengertian bahwa seluruh bangsa indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk merealisasi hal tersebut maka perlu adanya pendidikan agama pada anak-anak karena tanpa adanya pendidikan agama akan sulit untuk mewujudkan sila pertama dari paneasila.

Dalam UUD 1945 pada bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 berbunyi: 1) Negara berdasarkan alas Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk benoadat menurut agama dan kepercayaan ilu10

Dari pasal tersebut mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama, melindungi umat beragama, menunaikan 9 ... Undang-Undone Dasar 1945 Hasil Amandemen l i 92-2002, Solo, him. 49.

17

ajaran agama dan beribadah menurut agamanya masing-masing schunga diperlukan pendidikan agama.

b. Religius

Yaitu dasar dasar yang bersumber ^ari agama Islam yang tertera dalam A1 Qur'an maupun hadist. Menuiut ajaran Islam, melaksanakan pendidikan agama merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepadanya sebagaimaua tersirat dalam:

1) Surat An-Nahl 125

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu den gem hikmah dan pel ajar an yang baik dan ban tab lah mereka dengan car a yang baik. 11

2) Surat Al-Imron 104

-u ' ' ,r7T n " >

(J j A* I j S s l J j

Artinya: Dan hendaklah ada di anlara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yewr mf dan mencegah dari yang munkar12

3) AI hadist diriwayatkan oleh Imam Muslim:

o^aA\ P jJj j )l\ y L* Artinya : Tidaklah anak dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah, maka kedua orang tualah yang menjadikan anak

11 Departemen Agama Rcpublik Indonesia, op. cit., him. 421 12 Ibid., him. 93

tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun beragama Majusi.13

4) Sosial Psikologis

Semua manusia selalu membutuhkan adan>a pegangan hidup yaitu agama. Mereka mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, yaitu tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Mereka merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan diri dan mengabdi kepauaNya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah surat Ar-Ra’du ayat 28:

j J i J 1 jjjl u Artinya : Ingatlah, Many a dengan mengingat: Allah-lah hati

menjadi tenleram.14

Karena itu manusia selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, hanya saja cara mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa itu berbeda-beda sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Itulah sebabnya bagi umat muslim diperiukan adanya mata mata pelajaran agar dapat mengarahkan fitrah manusia ke arah yang benar.

3. Pqntingnya Pendidikan Akidah Akhlak

Dalam Islam aqidah ialah iman atau kepercayaan. lman ialah segi teoritis yang ditunlut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuai untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh lj Achmad Sunarto dkk, Tarjamah Shahih Bukhori, Asy Syifa’, Semarang, 1993, 14 Dcparlemen Agama Rcpublik Indonesia, op. cit., him. 373

19

keragu-raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan selain manusia harus memiliki kepercayaan yang benar, kepercayaan (iman) itu sendiri sangat perlu bagi manusia dalam hidupnya. Kepercayaan merupakan pelita hidup, tanah tempat berpijak dan tempat bergantung. Banyak manusia yang kehilangan lujuan hidup menjadi sesat karena ketiadaan iman.

Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan akhlakul karimah adalah faktor penting dalam membina suatu ummat atau membangun suatu bangsa. Akhlak dari suatu bangsa itulah yang menentukan sikap hidup dan laku perbuatan.15

Di sekolah madrasah tsanawiyah pelajaran aqidah akhlak dalam satu minggu ada dua kali pertemuan, materinya meliputi tentang peningkatan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT, meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah SW I', memakai mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya, dan perilaku kehidupan Nabi Muhammad saw dengan tujuan agar siswa, antara lain :

a. Menjelaskan tentang kitab dan shuhuf b. Menyebutkan keislimewaan Al Qur'an

c. Mempertebalkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah SWT d. .Meneladani sifat-sifat Rasul Allah SWT

e. Menunjukkan contoh mu’jizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul

f. Mengetahui si fat-si fat utama Nabi Mahammad saw yang patut diteladani.16

Dengan materi di atas siswa akan mengetahui dan memahami tentang kitab-kitab Allah yang lain selain A1 Qur'an, dan sifat-s'fat Rasul Allah SWT yang belum diketahui oleh siswa dengan ini siswa bisa mencontoh si fat-si fat Rasul kesehariannya, baik di sekolah maupun di rumah.

4. Tujuan Pendidikan Akidah Akhlak

Setiap aktifitas pasti mempmyai tujuan, demikian pula mala pelajaran juga mempunyai tujuan. Adapun yang menjadi tujuan mata pelajaran adalah mencapai kebahagian hidup di dunia maupun akhirat.

1 lal ini sesuai dengan firman Allah SWT surat A1 Baqarah ayat 201:

O l j - P G ij l o j j l G

j

I*. G

j j

<7^

j U I

*

Artinya : “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" 17

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dal am rangka mencerdaskan kehidupm bangsa, bertujuan utuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

16 T.p., Fatwa (Faham, Terampil, Tuqwa) Materi Aqidah Akhlak (LKS), PT. Obor Sewu Mandiri, Surakarta, t.t.

21

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggug jawab.

B. Perilaku Keagamaan 1. Pengertian

Menurut pengertian bahasa perilaku adalah tantangan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan. Secara istilah perilaku identik dengan tingkah laku dan perbuatan. Tingkah laku hubungannya dengan menggunakan sikap. Dimana sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara- cara tertentu. Karena kecenderungan untuk memotifikasikannya sehingga timbul perbuatan. Jadi perbuatan adalah aktivitas tubuh yang mempunyai tujuan tertentu baik berupa gerakan tangan, bibir, maupun anggota badan lainnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan keagamaan adalah segala aklilitas baik yang berkenaan dengan sikap perasaan, eara berfikir, maupun perbuatan dengan berdasark in peraturan yang diajarkan oleh Islam, karena didorong oleh keyakinan dan kitaqwaan terhadap nilai-nilai kebenaran yang d.kandungnya.

Dengan kata lain perilaku keagamaan adalah perbuatan seseorang dalam bentuk pengabdian kepada Allah atau ibadah ritual dan perbuatan *

ls Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, cet. Ill, 1990,

seseorang dengan sesama manusia atau muamalah, berarti pengertian perilaku keagamaan dapat pula disebut sebagai aktivitar. ibadah.

2. Macam-macam perilaku keagamaan

Dalam konsep Islam, pendidikan dimulai dari buaian ibu dan berakhir hingga Hang lahat. Pendidikan seumur hidup (life long education) jelas mengakui pendidikan dalam keluarga yang merupakan pendidikan avval dan menempati posisi yang sangat penting dan mendasar sebagai pondasi atau penyangga pendidikan anak.

Adapun macam-maeam perilaku keagamaan adalah : a. Menjalankan shalat

Shalat adalah merupakan ibadah yang sangat utama, yakni sebagai barometer tingkat keagamaan seseorang.

Shalat yang dikerjakan dengan baik akan menjadikan pribadi yang berperilaku baik serta akan menjauhi dari segala kemungkaran ataupun kekejian dan shalat hendi.knya dikerjakan tepat waktu. Allah berfirman:

Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya alas orang-orang yang beriman.

Setelah membiasakan anak shalat tepat waktu, hendaknya anak dilatih untuk shalat beijama’ah. 19

23

Rasulullah bersabda:

y / u * * jJjJl o )h * £ > JJaA AP 1*^-1 o ) h + 0 Artinya : Shalat jama 'ah itu melehihi shalat sendirian dengan dua

puluh iujuh derajat.

b. Puasa

Puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, menahan bicara (yang tidak baik), dan segala sesuatu yang membatalkan puasa. Sedangkan menurut agama Islam puasa adalah menahan diri dari suatu yang membukakan, satu hari lamanya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.21

Allah SWT berfirman :

> f J j a J k c 4 i.

(cj|5 0 ^ 4 ^ 1 :3 ^ ^ jjA ]' Artinya : llai orang-orang yang beriman, diwajibkan alas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan alas orang-orang sc be I urn kamu agar kamu berlakwa22

l)i samping puasa vvajib Rasul juga menganjurkan kepada * kaum muslim untuk melaksanakan puasa sunah yang mana vvaktunya

sudah ditentukan.

11 Achmad Sunarlo, dkk., Terjemah Shuhih Bukhari, Asy Syifa’, Semarang, 1992, 1 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Sinar Baru, Bandun», .989, him. 210

: Dcpartemcn Agama RI, up. cil., him. 44

c. Mengikuti pengajian

Mengikuti pengajian meiupakan kegialan keagamaan yang penting bagi umat Islam. Memberi contoh anak mengikuti pengajian adalah salah satu bentuk mendidik anak. karena dengan pengajian akan menambah pengetahuan anak tentang nilai-nilai ajaran agama yang harus dilaksanakan dan tingkatnya, dalam kehidupan sehari-hari.

Mengajak anak mengikuti pengajian merupakan salah satu anjuran untuk berbuat kebaikan.

Allah berfirman : is

Artinya : Serulah (manusia) kepada ja lrn Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan car a yang baik.~}

d. Membaca A1 Qur'an

A1 Qur'an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah dan isinya mencakup pokok-pokok syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya. A1 Qur'an adalah merupakan sebaik-baik bacaan bagi orang-orang mukmin pada waktu susah atau pun gembira. Karena itu setiap orang yang mempercayai A1 Qur'an akan bertambah cinta kepadanya, sedans untuk membaca memahami, mengamalkan serta mengajarkannya.

25

Rasulullah saw. bersabda:

Ajljs *lj3\ jJ —'J ^ V-^*^S*

Artinya : mendengar Rasulullah saw bersabda : “Bacalah Al Qur'an karena pada ha, i kiamat kelak ia akan memberikan syafa ’al kepada orang-orang yang membacanya”.24

Dengan demikian jelaslah membaca Al Qur'an itu merupakan amalan utama yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Orang yang membaca Al Qur'an pada hari qiyamat akan memperoleft pembelaan dari Al Qur'an.

e. Membiasakan perilaku jujur

Yang dimaksud jujur adalah pemyataan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. Jujur merupakan akhlak utama dalam ajaran Islam, yang harus ditanamkan pada anak sedini mungkin, karena dengan bekal jujur inilah orang-orang akan percaya kepadanya.

Allah berfirman :

^ *0^ \)&\ lyw-l l> Artinya : “Hai orang-orang yang beriman berta/cwalah kepada Allah

dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar"25

24 Adib Bisri Mustofa, Terjemah Shahih Muslim, Jilid I, CV. Asy Syifa’, Semarang, 1992, him. 972

Oleh sebab itu bersikap jujur kepada anak merupakan salah satu hal yang dapat menunjukkan kepada kebaikan. Sedangkan dusta atau berptira-pura akan menyesatkan dan mencelakakan anak.

f. Tolong menolong dengan orang Iain

Memberi bantuan kepada orang lain dan saling tolong menolong dalam kebaikan sangat dianjurkan, sebab seseorang akan saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain, sesuai dengan ajaran Islam kita dianjurkan untuk saling membantu sesama muslim. Karena sangat diperlukan dalam hidup dan kehidupan manusia, mengingat manusia tidak bisa hidup tanpa pertolongan orang lain.

Allah her firman :

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mongerjakan) kebajikan dan ta/cwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. 26

g. Menanamkan Si fat Sabar

Arti sabar secara hakiki adalah menyerah kepada Allah dan menerima keletapan Allah dengan ridho Jan lapang dada.27 Manusia menjadi kuat dan teguh tatkala menghadapi bencana (musibah) Dengan kesabaran juga akan dapat mengendalikan diri dari rasa putus asa. Putus asa adalah suatu penyakit yang membahayakar pribadi setiap manusia.

26 Ibid., him. 137

27

Allah dalam satu firmannya, mempersamakan antara si fat putus asa dengan sifat kekafiran. Sebab orang yang seperti itu tidak lagi mempunyai motif dalam hidupnya untuk berbuat baik atau untuk menghindari dosa kecil atau besar serta perbuatan-perbuatan lain yang tercela.

Allah berfirman :

Artinya: Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Haji adalah rukun Islam yang kelima, suatu ibadah berkunjung ke ka’bah di tanah suci pada suatu masa tertentu untuk dengan sengaja mengerjakan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu dan atas dasar menunaikan panggilan perintah Allah SWT dan mengharap ridhaNya.

Haji diwajibkan kepada setiap muslim yang telah memenuhi beberapa syarat-syarat itu ialah orang-orang Islam yang telah baligh, berakal sehat, mempunyai kebebasan dan kemerdekaan penuh serta memiliki kemampuan materiil yaitu kemampuan fisik, keuangan dan alat-alat transport, kewajiban mana adalah sekali dalam seumur hidup. Sebagaimana firman Allah SWT : *

2S Departcmen Agama Republik Indonesia, up. cit., him. 362

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir}*

e ^

^33

a

J) ^IJaLufi I ^HM J-P

a

JJ

j

Artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadalxtn perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesun^guhnya Allah Maha Kay a (lidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Ibadah haji mencerminkan kepulanganmu kepada Allah yang mutlak, yang tidak memiliki keterbatasan dan yang tak diserupai oleh sesuatupun jua. Pulang kepada Allah adalah sebuah gerakan menuju kesempumaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, nilai dan fakta-lakta. Dengan melakukan peijalanan menuju keabadian ini engkau tidak akan sampai kepada Allah, Dia hanya memberikan petunjuk yang benar tetapi Dia bukan merupakan tujuan yang hendak dicapai.29

i. Zakat

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima. Demikian pentingnya ibadah ini, ia menduduki posisi ketiga sesudah shalat. Apabila kita perhatikan kedudukan zakat dun shalat di dalam rangka- rangka perumahan Islam, kita dapatilah bahwa kedua pokok ibadah ini .sangat benar berdampingannya. Tidak kurang dari 82 kali (tempat) Allah menyebutkan zakat beriringan dergan menyebut shalat, seperti salah satu firman Allah :

2<)

f U l > ^ 4lil !j 1 'X ^ 1 LI .* i

-Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan kelaalan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zalcat; dan yang demikian Ilulah agama yang lurus.™

Hal ini memberi pengertian dan menunjukkan kepada kesempumaan perhubungan antara d’ia ibadat ini dalam hal keutamaannya dan kepentingannya yang pertama (yakni zakat) seutama-utama ibadat maliyah dan yang kedua (yakni shalat) seulama- utama ibadat badaniyah.'1

Zakat hanya diperlukan kalau jumlah harta kekayaan sampai pada nilai tertentu, balas minimal (nishab), dari tiap-tiap jenis barang yang divvajibkan pemungutan zakat tiu atau telah dimiliki oleh seseorang dalam tempo cukup setahun.

Zakat mengandung berbagai hikmah antara lain :

1) Sebagai manivestasi rasa syukur dan pemyataan terima kasih hamba kepada Khalik yang telah menganugrahkan rahmat dan nikmatNya berupa kekayaan.

2) Mendidik manusia membersihkan rohani dan jiwanya dari si fat bakhil, kikir dan rakus. Sebaliknya mendidik manusia menjadi dermawan, pemurah, latihan disiplin dalam menunaikan kewajiban 30 Departemen Agama, op. cit., him. 1084

dan amanah vang berhak dan yang berkepentingan suatu pendidikan akhlak mulia.

3) Di dalam struktur ekonomi Islam maka sistem zakat menunjukkan bahwa sifat perjuangan Islam selalu berorientasi kepada kepentingan kaum dhu’afa (kaum lemah).-**

3. Fr.ktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan a. Keluarga

Pendapat Coleman dalam buku Pendidikan Seumur Hidup suatu Analisis Psikologis oleh A J. Cropley mengemukakan keluarga

berlungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu yang si lam. Dia mengemukakan bahwa situasi ini telah berubah sekarang, sehingga keluarga sedikit demi sedikit berkurang peranannya dalam mendidik anak-anak.33

Keluarga adalah merupakan basis pertama bagi perkembangan dan pertumbuhan serla pendidikan bagi anak, sekaligus merupakan pondasi bagi pertumbuhan masyarakat.

Lingkungan keluarga bertugas untuk melelakkan dasar-dasar pertama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, yang akan diisi . dan divvamai oleh pendidikan yang dialami dalam kehidupannya baik

dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan dalam keluarga merupakan landasan pembentukan kenribadian anak. Dengan kata Iain bahw.’ kepribadian seorang anak “ Nasruddin Rozak, op. cit.. him. 193-194

A J. Cropley, Pendidikan Seumur Hidup Suatu Analisis Psikologis, Usaha Nasional, Surabaya, t.t., him. 36

m

sangat dipengaruhi dalam keluarganya. Hal ini sebagaimana dengan yang dikemukakan olch pemyataan Zakiyah Daradjat sebagai bcrikut:

I lubungan orang tua dengan sesama mereka sangat mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak hubungan yang serasi, penuh pengertian, penuh kasih sayang akan membawa pada pribadi yang tenang, terbuka, dan mudah dididik karena ia mendapat kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang. Tapi hubungan orang tua yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percecokan akan membawa anak pada pertumbuhan pribadi yang sukar dibentuk, karena ia tidak mendapat suasana yang baik untuk tumbuh dan berkembang.34 Orang tua yang bijaksana maka akan memberikan bimbingan dan pengawasan pada anak dengan penuh kasih sayang dalam scgala hal dan tidak akan memaksakan kchendak tan pa alasan yang jelas. Jadi jelaslah apabila kita menginginkan anak tumbuh dengan baik shaleh

shalehah yang pertama kita perbaiki adalah situasi rumah tangga. b. Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara tcratur dan terencana melakukan pembinaan terhadap generasi muda.35

Sekolah mcrupakan tempat dimana siswa belajar dan menggunakan sebagian waktunya dalam sehari-hari. Tugas sekolah yaitu meneruskan pendidikan yang telah diterima anak dalam keluarga agar pertumbuhan pribadinya sesuai dengan taraf perkembangan. Oleh karena itu disamping sekolah mengajar anak mclalui beberapa mata pelajaran juga hams mendidik dan membina pribadinya dari segala

Dokumen terkait