• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN JANG MENDJADI TUDJUAN DAN PEMBIAJAAN

Dalam dokumen Jilid-15 Depernas 24-Bab-129 (Halaman 50-66)

Tarip jang akan berlaku (tarip jang sekarang berlaku mulai 1 Pebruari 1960)

KEADAAN JANG MENDJADI TUDJUAN DAN PEMBIAJAAN

§ 1619. Umum

a. Status Perusahaan Kereta Api,

1. Perusahaan Kereta Api, karena menguasai hadjat hidup orang banjak, sesuai pasal 33 (2) U.U.D. 1945 harus berstatus Perusahaan Negara,

2. Sebelas perusahaan kereta-api milik Belanda jang ada di Djawa & Madura (Nederlands Indische Spoorweg Mij, Semarang, Cheribon Stoomtram Mij dlsb.) dan Deli Spoorweg Mij jang ada di Sumatera, jang masing2 menurut Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1959 dan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1959 harus dinasionalisir, nasionalisasinja wadjib segera dilaksanakan. Perihal ganti kerugian dimaksud dalam Undang2 No. 86 tahun 1958 pasal 2 (I) jang harus dibajarkan kepada maskapai Belanda jang bersangkutan, sebaiknja baru dibitjarakan dengan maskapai2 tersebut setelah masalah Irian Barat beres.

b. Politik pengangkutan dengan kereta api.

1. Kereta-api sebagai alat pengangkutan Negara jang vital harus senantiasa mendjamin

(a) Kemungkinan pengangkutan satuan2 Angkatan Perang dan/ atau alat2-nja dengan aman serta tjepat guna kepentingan Negara.

(b) Pengangkutan barang2 sandang-pangan dari daerah2 pemberi ke-daerah2 jang membutuhkan. 2. Mengingat akan jang diuraikan diatas, maka

dalam lalu-lintas kereta-api :

(a) primair adalah angkutan barang2, chususnja barang2 san-dang-pangan; untuk ini perlu kiranja diadakan dengan segera kereta-api2 barang tjepat guna keperluan herdislokasi barang2 impor dari

(b) sekundair adalah angkutan penumpang, untuk angkutan mana wadjib diadakan perbedaan antara angkutan penumpang djarak djauh (jang lebih diutamakan) dan angkutan penumpang djarak pendek.

(c) Tarip pengangkutan dengan kereta-api ditetapkan dengan pedoman :

I. Untuk barang2 sandang-pangan diadakan tarip murah,

2. Untuk barang2 lainnja serta untuk penumpang ditetapkan tarip2 sedemikian rupa, sehingga dapat menutup „zelfkosten” nja.

§ 1620. Tindakan2 untuk meninggikan kemampuan mengangkut a. Lintas2 kereta-api.

1. Tubuh lintas2 perlu diperberat dan dinormalisir. Untuk ini harus diadakan penggantian „ballast” setjara berentjana serta merevisi lengkungan2. Sekedar guna mempermudah dan melantjarkan penggantian „ballast” perlu di-daerah2 diadakan dipo2 ballast jang akan melajani kebutuhan2 „ballast dari daerah2 jang ter-masuk lingkungannja. Guna perbaikan tubuh djalan kereta-api ini dibutuhkan biaja ± Rp. 700 djuta.

2. Bantalan2. rel2 wesel2 dan alat2 penambatnja jang sudah aus, perlu diganti

Untuk penggantian ini dipergunakan biaja ± Rp. 400 djuta. Dalam achir tahun 1966 diharapkan sudah selesai pemasangan sebagai berikut.

(a) Rel ukuran Rp 14 (= max. as druk 15 ton) dilintas2 jang terpenting, jaitu :  Djakarta-Semarang-Surabaja Pasarturi.  Djakarta-Bogor.  Tjikampek-Bandung-Jogja-Surabaja.  Surabaja-Malang.  Tjirebon-Kroja.

 Semarang – Solo – Balapan.

 Kertapati-Lahat.

(b) Rel ukuran R3 (= max. as druk 13 ton) dilintas² :

 Merak-Djakarta.

 Bangil-Banjuwangi.

 Prabumulih-Pandjang.

 Malang-Kertoseno.

(c) Peta sesudah selesai mendjadi sebagai berikut:

3. Dalam rangka meninggikan kemampuan pengangkutan ini, perlu djuga adanja perkuatan/penggantian djembatan². Sekedar supaja harmonis dengan penggantian/perkuatan rel tersebut diatas, maka sebaiknja :

(a) Pada lintas dengan rel ukuran R 14, djembatan2nja dengan kekuatan rentjana muatan 1921 (muatan 8.75 ton tiap meter ladjur atau 20 ton „aslast"),

(b) Pada lintas dengan rel ukuran R3, djembatan2 dengan ke-kuatan rentjana muatan 75% X 1921 (muatan 6.75 ton tiap meter ladjur atau 15 ton ,,,aslast").

4. Setaraf dengan perbaikan rel tersebut ajat (b) diatas maka penggantian/perkuatan djembatan2 di Djawa dan Madura pada achir tahun 1966 harus selesai sebagai dilukiskan dalam lampiran A (periksa lampiran A).

Djembatan2 di Sumatera jang masih terdiri dart besilapis akan diganti dengan badja lilih.

5. Untuk penggantian/penguatan djembatan2 tersebut dibutuhkan biaja ± Rp. 157.255.600 dibulatkan Rp. 160 djuta.

b. Pesawat2 keamanan perdjalanan kereta-api (signalwezen).

1. Pada lintas2 jang penting, harus dipergunakan pesawat² Siemens & Halske dengan pelajanan wesel2 dari Pusat. Menurut keadaan kebutuhan serta perkembangan perdjalanan kereta-api, di-lintas2

ini akan diadakan hubungan dengan pesawat keamanan blok. 2. Pada lintas2 tjabang. perkakas hendel2 kaju atau besi bentuk

„Alkmaar” dengan pelajanan wesel dari pusat.

3. Perbaikan2 tersebut diatas akan lebih mendjamin kelantjaran dan keamanan perdjalanan kereta-api serta akan sangat meng-hemat tenaga.

4. Biaja untuk penggantian pesawat2 Berta penjeragaman pemberian sembojan2 adalah Rp. 180,-- djuta

5. Untuk mengimbangi perbaikan2 diatas alat2. telekomunikasi jang kuno perlu diganti dengan „train dispatcher selector telephone system dan teleprinter”. Untuk keperluan ini dibutuhkan biaja Rp. 60,-- djuta.

c, Bakal pelanting.

Peremadjaan bakal pelanting berdasarkan pada :

— penggantian jang sudah berumur 41 tahun atau lebih (waktu penarikan dari peredaran setjara normal ialah setelah dipakai 40 tahun).

— Penambahan djumlahnja guna mentjukupi

kebutuhan angkutan jang ternjata makin meningkat.

1. Lokomotip.

Usia lokomotip2 pads tanggal 1-1-1960 adalah sbb.:

Lokomotip Uap Diesel Listrik Djumlah

(1) 0 — 10 tahun 100 122 — 222 (2) 10 – 20 ,, „ — — — — (3) 20 — 30 ,, 6 — — 6 (4) 30 — 40 ,, 205 — 8 213 (5) 40 — 50 „ 235 — — 235 (6) 50 — 60 ,, 138 — — 138 (7) Lebih 60 „ 267 — — 267

Mengingat keadaan ketel, rangka dan alat2 penggerak jang buruk, maka djumlah lokomotip2 dalam waktu 2 tahun perlu dihapuskan (= 515 lokomotip).

515 lokomotip uap jang dihapuskan ini perlu diganti dengan lokomotip diesel 390 buah di Djawa dan 51 lokomotip uap di Sumatera,

Untuk dapat mentjukupi kebutuhan akan tambahnja angkutan diperlukan tambahan pembelian baru lokomotip diesel 50 buah. Dengan demikian maka perlu dibeli baru lokomotip2 sbb.:

Matjam lokomotip Djumlah Taksiran C.i.f. + 10% *)

suku tjadangan Diesel (termasuk

,,railcars"), 440 $ 57.356,000

Uap (termasuk 10 buah lokomotip gigi untuk Sum. Barat dan 16 buah dengan lebar se-pur 0,75 meter).

51 $ 5.495.000

*) C.i.f. — Cost, insurance and freight harga, asuransi dan angkutan.

2. Kereta penumpang dan kereta bagasi.

Penambahan serta penggantian kereta penumpang dan kereta bagasi ini dimaksudkan untuk dapat memberi djaminan pelajanan jang normal terhadap kebutuhan angkutan penumpang jang menurut penjelidikan setiap tahunnja meningkat dengan djumlah rata2 6 djuta.

Menurut statistik djarak rata2 jang ditempuh tiap penumpang adalah di Djawa 34 km, di Sumatera Selatan 105 km di Sumatera Barat 17;4 km (banjak saingan bus, oplet dan taksi) dan di Atjeh achir2 ini sukar dapat diketahui.

Dengan mengambil faktor kepadatan 60% dan djarak rata2 jang ditempuh tiap kereta tiap hari di Djawa 200 km; di Sumatera Selatan 160 km; di Sumatera. Selatan 93 km serta memperhatikan pula tambahan 40% guna tjadangan bila ada kereta2 jang masuk dibengkel untuk pemeriksaan umum (p.a.) dan perbaikan priodik (p.b.), maka keadaan kereta penumpang dan kereta-bagasi akan mendjadi sbb.

Kereta penumpang

Kebu­ tuhan

Adanja kereta Dihapuskan kereta Diduga akan Dibeli untuk mengisi kebutuhan Taksiran c.i.f. + 10% suku tjadangan Daerah penumpang + kereta Makan umur 40 tahun atau lebih dihapuskan dalam tahun 1962 Djawa & Madura 3140 2257 1312 1352 2235 Sumatera Selatan 246 152 67 72 166 $ 104.740.000. Sumatera Barat Atjeh (dasar keadaan sebe­ 164 115 75 79 128 lum perang) Kereta Bagasi. 160 152 Djawa & Madura 627 598 399 413 442 Sumatera Selatan 49 33 22 24 40 $ 15421.000. Sumatera Barat Atjeh (dasar keadaan sebe­ 41 22 22 41 lum perang). 10 10

3. G e r o b a k .

Agar distribusi sandang-pangan dapat terselenggara setjara tjepat dan aman, maka kebutuhan akan gerobak ini adalah merupakan faktor jang sangat penting,

(a) Mengingat akan perkembangan angkutan barang² pada saat ini, maka diduga dalam tahun² j.a.d. ini volume muatandi : Djawa & Madura akan menjapai 6.947.000 ton

Sumatera Selatan „ 418.000 „ Sumatera Barat „ 368.000 ,,

Atjeh sukar untuk menaksirnja karena keadaan belum me-mungkinkan.

(b) Dengan memperhatikan faktor² dibawah ini, jaitu :

Tambahan 20% untuk tjadangan gerobak² jang masuk bengkel untuk pemeriksaan atau perbaikan.

Jang perlu dihapuskan karena usianja telah 41 tahun atau lebih berdjumlah 15371 jakni:

di Djawa & Madura 13.256 di Sumatera Selatan 885

di Sumatera Barat 751

di Atjeh 479

Djarak rata² tiap ton muatan adalah : 150 km di Djawa

200 km di Sumatera Selatan 41 km di Sumatera Barat

(c) maka perlu diadakan pembelian gerobak² baru di: Djawa & Madura 18.411

Sumatera Selatan 1.200

Sumatera Barat 900

Atjeh 772

Djumlah : 21.283 buah

(d) Untuk pembelian gerobak sedjumlah itu dibutuhkan biaja $ 85.132.000(taksiran C.i.f. + 10% suku tjadangan).

4. Kereta listrik (Electric trainset).

Untuk menampung kebutuhan pengangkutan didaerah Djakarta-Raya dan sekitarnja jang karena derasnja urbanisasi makin hari mendjadi makin meningkat dibutuhkan kereta listrik (electric train-set) baru 10 buah. Pembelian kereta listrik ini akan meminta biaja $ 10.000.000 (taksiran C.i.f. + 10% suku tjadangan).

5. Kapa12 tabangan (train ferry boats).

Kenjataan membuktikan, bahwa permintaan angkutan barang antara Djawa dan Sumatera Selatan makin meningkat. Guna dapat

menje-lenggarakan angkutan barang² ini setjara aman dan tjepat, maka antara Merak dan Pandjang dianggap perlu diadakan hubungan dengan kapal tambangan. Menurut penjelidikan untuk keperluan ini dibutuhkan 3 buah kapal tambangan, masing² dengan daja-ang-kut 30 gerobak dari 12 ton berat muat (berat kosong gerobak 6,5 ton).

Untuk pembelian tiga kapal tambangan ini ditaksir dibutuhkan beaja $ 4.200.000 (taksiran C.i.f. + 10% suku tjadangan).

6. Frekwensi lalu lintas kereta-api.

Mengingat fungsi kereta api adalah primitif sebagai alat distribusi; sandang-pangan dan umumnja alat distribusi barang² lain²nja serta sekundair sebagai alat pengangkutan penumpang djarak djauh, maka frekwensi lalu-lintasnja perlu pula disesuaikan pada fungsinja.

a. Kereta api barang.

Djumlah kereta api barang perlu dinaikkan.

Ini dianggap penting guna mendjamin adanja lalu lintas barang setjara tjepat dari daerah² pemberi ke-daerah2 penerima.

Dianggap perlu segera adanja kereta-api barang tjepat disamping kereta-api barang biasa.

Kereta-api barang tjepat berdjalan pada malam hari dan chususnja diperuntukkan bagi angkutan barang2 ekspor dati daerah produksi kepelabuhan atau herdislokasi barang² impor dari pelabuhan ke-sentral² didaerah pedalaman.

Kereta-api barang tjepat ini, jang hanja berhenti di-kota² besar centra barang² sadja,. akan berdjalan antara :

Surabaja -- Djakarta liwat Semarang Surabaja – Djakarta ,, Djokjakarta Djakarta – Surabaja „ Semarang Djakarta – Surabaja ,, Jogjakarta Banjuwangi — Surabaja

Surabaja — Banjuwangi

b. Kereta-api penumpang.

Kereta-api penumpang jang harus mendjamin angkutan penumpang setjara tjepat, aman dan murah terutama ditudjukan untuk ang-kutan djarak djauh.

Ditetapkan ada 3 matjam kereta-api penumpang, jaitu :

(1) Kereta-api ekspres jang hanja berhenti di ibukota², keresi-denan sadja. Puntjak ketjepatan 90/km/djam.

(2) Kereta-api tjepat antar daerah jang hanja berhenti di kota² jang diperlukan. Puntjak ketjepatan 75 km/djam.

(3) Kereta-api biasa jang pada umumnja melajani pengangkutan penumpang diantara ibukota² keresidenan serta dengan pun-tjak ketjepatan 60 km/djam.

c, Kereta-api tjampuran,

Adanja kereta-api tjampuran dianggap perlu.

Kereta-api tjampuran ini, jang berhenti ditiap tempat pember-hentian, dimaksudkan sebagai alat penjapu segala angkutan (baik barang maupun penumpang) jang terdapat disepandjang lin). 7. Bahan Bakar,

Dengan meningkatnja frekwensi kereta-api ini, berarti naik pula kena-ikan djumlah ton/liter bahan bakar jang dibutuhkan.

Mengingat akan rentjana diselisasi kereta-api tersebut, diatas, maka dalam waktu j.a.d, kebutuhan akan minjak diesel (HSD) akan sangat meningkat, sedangkan djumlah ton batu bara dan kaju akan mendjadi kurang.

Dengan tambahan 390 lokomotip diesel baru, pemakaian minjak H.S.D. dengan akan meningkat l.k. sampai 81.796.486. liter setiap tahun; dibulatkan mendjadi 82,000,000 liter.

Batu bara akan dibutuhkan tiap tahunnja l.k. 300,0000 ton sedangkan kaju bakar (djati + kaju hutan) l.k. 250.000 ton,

Minjak pembakar residu akan dibutuhkan tiap tahunnja l.k. 42.000.000 liter.

Berdasarkan atas harga² lama, jaitu untuk minjak H.S.D. Rp. 0,40 seliter, batu bara Rp. 245, ---tiap ton, kaju bakar Rp, 115,- tiap ton dan residu Rp. 0,30 seliter, maka kebutuhan bahan bakar setahun akan meminta biaja Rp. 157,650,000,

8. Minjak pelumas.

a. Disamping kebutuhan minjak sebagai bahan bakar (HSD. ± residu), maka diperlukan pula minjak lain sebagai bahan pelumas jang djuga tidak sedikit djumlahnja.

b. Jang termasuk minjak pelumas adalah : (1) Minjak gandar

(2) „ uap kering (3) ,, ,, basah

(4) ,, pelumas lok diesel.

c. Berdasarkan atas penambahan bakal pelanting dan frekwensi perdja-lanan kereta-api seperti jang diuraikan diatas, maka kebutuhan minjak pelumas diduga akan berlipat l.k. 1% kali pemakaian pada waktu sekarang, sedang minjak pelumas lok diesel jang akan meningkat sampai 4 kali, sehingga kebutuhan minjak pelumas tiap tahunnja akan diduga akan mendjadi berikut

(1) Minjak gandar ± 2.350.000 liter,

(2) ,, uap kering ± 370.750 liter. (3) ,, ,, basah ± 161.650 liter. (4) ,, pelumas lok disel ± 1.871.400 liter.

d. Pemakaian minjak pelumas diatas ini, berdasarkan harga dasar tahun 1959 akan meminta biaja setiap tahun ± Rp, 76.421.500.

9. Persediaan Spare-Parts dan alat² lain²nja.

a. Agar supply dapat berdjalan dengan lantjar, maka persediaan spare-parts dan alat² lainnja harus tjukup.

Untuk ini perlu ditetapkan, bahwa persediaan minimum untuk alat2 jang didapat didalam negeri harus tjukup guna melajani kebutuhan paling sedikit untuk 6 bulan, sedangkan untuk alat2

jang perlu diimport dari luar negeri harus tjukup guna melajani kebutuhan paling sedikit untuk 1 tahun.

b. Guna mempermudah pelaksanaannja, maka perlu adanja (1) Persediaan devisen jang tjukup.

(2) Flexibilitet kredit rupiah mengingat nilai rupiah tak tetap.

(3) Prosedur mendapatkan barang, chususnja barang impor jang lebih mudah.

c. Disamping gudang² persediaan jang sekarang ada ini, dianggap perlu untuk mempertjepat supply di-tempat² tertentu, jang strategis diadakan centra tempat penjimpanan spare-parts dan barang2

lainnja jang menurut pengalaman/statistik paling sering dibutuhkan dilin.

10. Bengkel-bengkel.

a. Tugas bengkel2 jang terpenting dalam waktu dekat ini harus didjadikan dua matjam, jaitu :

(1) Memberikan service periodik pada bengkel2 pelanting.

(2) mengusahakan dapatnja membuat sendiri „spare-parts jang bahan²nja mudah didapat dan/atau ada didalam negeri.

b. Untuk memperoleh effisiensi se-tinggi2nja, maka djam orang (,,man-uur") harus diredusir. Dalam meredusir ini harus diperha-tikan faktor² kesehatan dan keamanan pegawai jang bersangkutan.

c. Untuk mempermudah pelaksanaan memperketjil djam orang ini, harus diperbaiki :

(1) Skill. (2) Outilage.

(3) Kondisi tempat kerdja.

(4) Transpor intern (materials handling). (5) Persediaan bahan.

§ 1621. Tindakan² untuk meninggikan efisiensi kerdja dan mutu pegawai.

a. Pendidikan.

1. Untuk segera dapat mengisi kebutuhan² tenaga ahli (high-skilled dan half-skilled) diadakan pendidikan setjara :

(a) Sekolah lamanja 2 tahun atau lebih,

(h) Kursus lamanja 6 bulan atau lebih tetapi maksimal 1 tahun.

(c) Training with industry, (d) Refreshing course.

2. Untuk mengisi kekurangan tenaga akademisi jang menurut rentjana jang telah ditetapkan oleh pimpinan Djawatan, jaitu :

Tenaga Kebutuha

n

Adanja Kurang

Insinjur (Sipil) 70 18 52

Insinjur (Mesin dan

Elektro) 57 12 45

Sardjana (hukum dan Ekonomi)

75 21 54

Akuntan 2 — 2

Perlu diadakan primair perintah² tugas beladjar pada Para pegawai jang tjakap dan memenuhi sjarat² pada fakultas² jang bersang-kutan dan skundair ikatan² dinas pada mahasiswa² tingkatan dok-toral jang memiliki hasrat menjumbangkan tenaga pada D.K.A.

3. Guna mempertinggi serta menambah pengetahuan dari pegawai² jang telah mendjabat djabatan² penting golongan P.G.P.N. E dan F, dianggap perlu mempergunakan kesempatan² fellowship² jang disediakan oleh berbagai agencies (Colombo-Plan, I.C.A. dsb),

4. Tenaga golongan gadji P.G.P.N. E jang mempunjai pendidikan

dilakukan oleh Dja-watan dibutuhkan 751, sedangkan

jang ada kini l.k. 25% dari

djumlah itu.

Untuk menutup kekurangan l.k, 75% itu, dianggap perlu disamping S.A.T.K.A. -- S.E.P.K.A. jang kini telah menjelenggarakan pen-didikan setjara sekolah, diadakan dalam bidang administrasi umum.

Sekolah Penata Tata Usaha K.A. (S.E.P.U.K.A.) jang lama pendidikannja adalah 2 tahun dan disamping mata peladjaran administrasi teknis D.K.A. diadjarkan pula dasar² hukum adminis-trasi/tata usaha pada umumnja dan tata usaha keuangan pada chususnja.

Lain daripada itu harus diadakan pula kursus2 aplikasi bagi pedja-bat-pedjabat golongan E jang bukan tamatan SATKA/SEPKA/ SEPUKA atau sekolah tingkatan sederadjat dengan itu (bakalo-riat)setjara bergiliran dan berentjana sebagai usaha darurat untuk menutupi kekurangan tersebut diatas dalam masa pendek.

5. Untuk menutup kekurangan kebutuhan tenaga2 golongan C dan D P.G.P.N. jang

berpendidikan S.L.P./S.L.A. (menurut penjelidikan

l.k. 60%) disamping S.O.K.A. dan kursus2 Dinas Lalu Lintas L.2/L.3, dalam-bidang administrasi perlu diadakan kursus2 A2/A3 dimana disamping peladjaran chusus teknis D.K.A., djuga diberi peladjaran2 pengantar2 ilmu² pengetahuan jang dianggap wadjib dimiliki oleh pedjabat2 djabatan² golongan C dan D.P.G.P.N. (misalnja Ketatanegaraan, Tata Usaha Keuangan dlsb.).

6. Untuk dapat memiliki tenaga2 golongan A dan B P.G.P.N. jang „skilled dalam djangka pendek harus dilaksanakan „training with industry (chususnja di-bengkel²).

b. Peraturan Gadji,

1. Kereta api adalah Perusahaan Negara jang tunduk pada Undang2

Perusahaan Indonesia (I.B.W. ).

Peraturan gadji jang kini berlaku bagi para pegawai negeri biasa, artinja bukan pegawai Perusahaan Negara.

2. Dengan diundangkannja Peraturan- Pemerintah No.40 tahun 1959 dan No. 41 tahun 1959, maka ada segolongan pegawai Perusahaan Kereta-api Negara, jaitu jang berasal dari sebelas Perusahaan Kere-ta-api milik Belanda di Djawa 5 Madura (N.I.S. -- S.C.S. dlsb). jang berasal dari Deli Spoorweg Maatschappij di Sumatera Timur, jang akan menerima gadji tidak berdasarkan P.G.P.N., tetapi berdasarkan peraturan gadji BANAS, jang djumlahnja djauh lebih besar.

3. Untuk menghilangkan kegandjilan tersebut diatas serta untuk menjeragamkan peraturan gadji jang berlaku untuk seluruh pegawai Perusahaan Kereta-api Negara chususnja dan umumnja untuk seluruh pegawai Perusahaan Negara, maka dalam djangka pendek perlu diadakannja peraturan gadji chusus untuk para pegawai seluruh Perusahaan2 Negara, termasuk pula perusahaan kereta-api Guna keperluan ini harus segera dibentuk suatu Panita Negara chusus.

c. Formasi pegawai, Mengingat :

1. Umumnja frekwensi perdjalanan kereta-api akan dinaikkan dan chususnja didjalankannja kereta api2 barang malam (dalam waktu dekat mungkin djuga kereta-api ekspres malam) sehingga banjak setasiun pada malam hari perlu dibuka sebagai „dinas siang”. 2. Penambahan bakal2 pelanting.

3. Pembangunan lintas².

Maka menurut perhitungan djumlah kebutuhan pegawai perlu ditambah dengan l.k. 30%,

d. Kesehatan pegawai,

Untuk mendjaga kesehatan pegawai serta untuk mendjaga djangan sampai para pegawai chususnja, keluarga pegawai umumnja, jang sakit meninggalkan tempat kerdja/tempat kedudukannja untuk berobat (ber-arti djam/tenaga hilang), maka diadakan

1. Poliklinik

disemua bengkel, jang melajani chususnja pegawai beng-kel dan umumnja para pegawai beserta beng-keluarganja di-tempat itu,

2. Poliklinik berkeliling

jang bertempat kedudukan ditempat kantor kedudukan kantor Inspeksi serta jang setjara berentjana berkeli -ling keseluruh lin daerah Inspeksi jang bersangkutan, sehingga tiap tempat kerdja dilin (setasiun, dipo dsb.) dikundjungi, paling sedikit sebulan sekali,

Poliklinik2 ini masing2 dikepalai oleh seorang tabib D.K.A. Dengan demikian, maka akan dibutuhkan 9 tabib untuk poliklinik² bengkel dan 15 tabib untuk 11 Inspeksi di Djawa dan Madura, 2 Sumatera Selatan, 1 Sumatera Barat, 1 Sumatera Utara guna poliklinik2

berkeliling.

Dalam dokumen Jilid-15 Depernas 24-Bab-129 (Halaman 50-66)

Dokumen terkait