BAB 129.
BIDANG KOMUNIKASI
SEKTOR : PERHUBUNGAN DARAT
BAGIAN : KERETA APIUMUM:
§ 1607. Perusahaan2 Kereta Api
Status Perusahaan², Kereta Api jang ada sekarang terdiri dari 3 matjam : 1. Djawatan Kereta Api (D.K.A.) jang merupakan perusahaan negara
sepenuhnja. (dahulu staats spoorwegen = SS.).
2. 11 (sebelas) perusahaan kereta api milik Belanda di Djawa, jang menurut perdjandjian A. (Perdjandjian antara Pemerintah Federaal dahulu dengan kesebelas Perusahaan tersebut) sedjak tanggal 1 Djanuari 1946 diselenggarakan (in beheer) oleh Pemerintah. Perusahaan2 tersebut ialah :
a. ( 1) Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappy (N.I.S.). b. ( 2) Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappy (S.C.S.). c. ( 3) Semarang-Joana Stoomtram Maatschappy (S.J.S.). d. ( 4 ) Serajoedal Stoomtram Maatschappy (S.D.S.). e. ( 5) Oost-Java Stoomtram Maatschappy (O.J.S.). f. ( 6) Kediri Stoomtram Maatschappy (K.S.M.), g. (. 7) Malang Stoomtram Maatschappy (M.S.). h. ( 8) Pasoeroean Stoomtram Maatschappy (Ps, S.M.). i. ( 9) Pasoeroean Stoomtram Maatschappy (Ps. S.M.). j. (10) Probolinggo Stoomtram Maatschappy (Pb.S.M.). k. (11) Madoera Stoomtram Maatschappy (Mad.S.M.).
Sebelas perusahaan tersebut diatas berdasarkan Undang² no, 86 tahun 1959 jo. Peraturan Pemerintah no. 40 tahun 1959 tanggal 25 Djuli 1959, dinasionalisasikan.
c. Perusahaan Kereta Api milik Belanda di Sumatera, jaitu Deli Spoorweg Maatschappy (D.S.M.) jang berdasarkan Undang² no. 86 tahun 1959 jo. Peraturan Pemerintah no. 41 tahun 1959 tanggal 25 Djuli 1959, harus dinasionalisasikan.
§ 1608. Struktur Organisasi Djawatan Kereta Api sekarang
Termasuk 11 Perusahaan Kereta Api jang tersebut dalam sub 1 (Lihat lampiran I.).
Deli Spoorweg Maatschappy (D.M.S.) masih berdiri sendiri, dan sampai tanggal 14 Desember 1957 sepenuhnja masih didjalankan oleh
direksinja, Pada tanggal 14 Desember 1957 berdasarkan atas Peraturan Pemerintah no, 23 tahun 1948 jo. surat keputusan Penguasa Militer P.T.I. no. 1 P.M./K,P.T.S. - 0045/12/57 tanggal 10 Desember 1957 wewenang penjelenggara diambil alih oleh P.T.I., kemudian dalam rangka nasio-nalisasi diserahkan kepada Departemen Perhubungan Darat dan P.T.T. — D.S.M. terdiri dari bagian² :
a. Sekretariat,
b. Urusan Pegawai & Sosial. c. Dinas Administrasi, d. Djalan dan Bangunan.
e. Traksi, Materiil dan Bengkel². f. Lain lintas dan Perniagaan.
Dinas: Djalan dan Bangunan
BB 9720 8837 Termasuk djuga tukang2
B 14423 16068 di Bengkel².
A 42278 39858.
Dari keadaan pegawai tersebut diatas tidak sedikit jang termasuk mereka jang harus diremadjakan.
§ 1610. Pendidikan Kader dan hasilnja Pendidikan pada berbagai Fakultas
Jang telah dihasilkan karena tugas beladjar sampai dengan 1959 ialah :
Fakultas 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 Djum-lah. Keterangan
1. Teknik
Sipil. 2. Teknik2 3 3 1 2 2 4 17
Mesin. — 3 — 1 — 4 — 8
3. Hukum — — — 2 11 2 — 15
4. Ekonomi — — — — 1 — 1 2
Djumlah : 2 6 3 4 14 8 5 42
Pegawai jang masih mengikuti kuliah ialah sbb. :
Fakultas Djumlah Siswa Keterangan.
1. Teknik Sipil 13
2. Teknik Mesin 7
3. Hukum. 12
4. Ekonomi. 1
Djumlah : 33
Akademi Kereta Api (A.D.K.A.).
Siswa2 Akademi ini se-kurang2nja beridjazah S.M.A. bagian B dan
harus mengikuti pendidikan lamanja 4 tahun. Dalam tahun 1958 dan 1959 jang telah tamat ber-turut2 sebanjak 15 dan 9 orang, djadi kini berdjumlah
24orang.
Siswa² angkatan ke-3 ada 24 orang dan angkatan ke-4 ada 16 orang jang menurut rentjana masing2 akan menempuh udjian terachir dalam tahun
1960 dan 1961.
Tamatan A.D.K.A. ditempatkan sebagai pengawas2 lalu-lintas
(P.G.P.N. Gol. E dan Gol. F) di Inspeksi².
Sekolah Ahli Teknik Kereta Api (S.A.T.K.A.).
Siswa2 Sekolah ini se-kurang2nja beridjazah S.T.M. atau S.M.A.
bagian B dan harus mengikuti pendidikan chusus ke-kereta-apian jang ,lamanja 3 tahun.
Djumlah siswa jang telah tamat dalam pendidikan tersebut ialah :
Sinjal Gudang
Tahun Sipil dan Te- Listrik Mesin persediaan Djumlah
legrap /inklaring (P.G.P.N. Gol. E) Dinas Djalan dan Bangunan.
Sekolah Opseter Kereta Api (S.O.K.A.).
Siswa² sekolah ini se-kurang²nja beridjazah S.T.N. dan harus mengikuti pendidikan chusus kereta-api jang lamanja 3 tahun.
Djumlah siswa jang telah tamat dalam pendidikan tersebut ialah :
Tamatan S.O.K.A. ditempatkan dilin sebagai pendjabat2 P.G.P.N. Gol. D.
dari Dinas Djalan dan Bangunan,
Kursus Dinas Lalu Lintas.
Dalam masa 1955 1959, djumlah pegawai jang lulus dalam udjian dimasa ialah :
Tahun „Udjian perdjalanan kereta api” Udjian Kondektur. L 2¹) L 32) Djumlah L4/1-43) L4/1-43) Djumlah
Djumlah 671 134 805 309 361 670
1) tingkat P.G.P.N. Gol. C.C. 2) tingkat P.G.P.N. Gol. D. 3) kondektur biasa.
4) kondektur kepala dan pemimpin kereta api.
Kursus Dinas Administrasi:
Djumlah pegawai jang dididik dalam kursus ialah :
Kursus Palemban g
Djakarta Bandun g
Semaran g
Surabaja Malang Djumlah
A.2.*) 27 42 65 13 17 17 181
A3/A4**
) 10 39 55 30 20 -- 154
Djumlah 37 81 120 43 37 17 335
Udjian penghabisan bagian tulisan telah diadakan dalam bulan Okto-ber 1959, tetapi hasilnja kira² akan dapat diketahui setelah udjian Lisan dalam pertengahan kedua bulan Djanuari 1960.
Setelah memperhatikan hasil sementara, diduga bahwa kira2 75%
dari pengikut kursus akan berhasil dalam udjiannja.
DAFTAR B. AGUSTUS TAHUN 1959.
G 100 Pertama tanggal 30-12-1959. G 100 Terachir tanggal 10-12-1959.
B. ICHTISAR BEBAN DAN PENDAPATAN EKSPLOITASI SERTA PERBANDINGANNJA DENGAN ANGGARAN.
Selama bulan Agustus 1959 dan h/d bulan
Agustus 1959.
Anggaran
Pendjelasan
Beban atau pendapatan eksploitasi h/s bulan laporan
Beban atau pendapatan eksploitasi
h/s bulan laporan Diperbandingkan dengan anggaran
Pos Bagian Golongan
Djumlah tiap-tiap Djumlah tiap-tiap Bagian jang seimbang djumlah
a. I. Tjadangan untuk pembetulan kerusakan karena malapetaka dan ketjelakaan. b. I. Tjadangan untuk pemeliharaan dan pembetulan
bangunan² perusahaan.
DJUMLAH B. PEMBERIAN DARI NEGERI. — — —
DJUMLAH HASIL 97.354.787,16 752.933.836,71 613.307.328,— + 134.626.508,71
KEADAAN SEKARANG
§ 1611. Djaring-djaringan Djawatan Kereta Api (Lihat Lampiran II s/d VI),
a. Pandjangnja lintasan
c. Lintasan jang tidak dielektrifikasikan
d. Djumlah dan pandjangnja djembatan (ketjuali D.S.M.).
No. D a e r a h Banjaknja Pandjangnja (meter)
1. Djawa dan Madura 6.431 64.630 m
2. Sumatera Selatan 226 4.307 m
3. Sumatera Barat 251 3.630 m
4. Sumatera Utara 1.439 11.513 m
Djumlah 8.347 84.080
e. Umur djembatan
Umur djembatan² pada tanggal 1-1-1960 jang terdapat pada lintasan2 di Djawa & Madura, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan
Sumatera Utara masing2 dapat dilihat pada lampiran2 VII s/d X.
f. Keadaan lintasan & rel
Keadaan rel sudah tua dan telah dipergunakan selama ± 40 – 60 tahun
Rel2 jang sudah haus berikut penambatnja perlu segera diganti.
Tubuh lintasan2 masih belum dinormalisir untuk ketjepatan 75 km/
djam.
Lengkungan2 masih belum direvisi.
Normalisasi tubuh djalan kereta-api dan penggantian ballast perlu segera dilaksanakan.
g. Keadaan pesawat keamanan perdjalanan kereta-api.
Pesawat keamanan pada umumnja sudah tua, sudah dipergunakan ±30,a 35 tahun.
Alat2 jang sukar didapat sekarang adalah :
― kawat2 badja ukuran 0 4 mm dan 0 5 mm.
― katja2 hidjau dan merah chusus guna sinjal2.
― rantai lorak.
Alat2 tersebut djustru merupakan bagian2 pokok untuk memelihara
keamanan perdjalanan kereta-api di-emplasemen2.
Alat2 ini masih harus didatangkan dari luar negeri.
h. Djumlah dan pandjangnja terowongan.
No. N a m a Pandjang
nja(meter) Tahun Keterang
1. Lampegan 687 m 1883
2. Idjo 580 m 1887
3. Sasaksaat 949 m 1908
4. Notog 260 m 1916
5. Kabasen 79 m 1916
6. Batulawang 281 m 1916
7. Sumber 105 m 1921
8. Sumber 1116 m 1921
9. Sumber 147 m 1921
10. Garahan 113 m 1902
11. Mrawan 690 m 1902
12. Lahat 368 m 1932
13. Tebing Tinggi 424 m 1932
14. Kampung 38 m 1891
15. Kampung
Tengah 68 m 1891
16. Sawahlunto 827 m 1924
17. Muarakalaban 45 m 1924
§ 1612. Djumlah lokomotip/kereta/gerbong jang masih beredar
No. UMUR Lok. uap Lok
diesel lok listrik
kereta gerbo ng
1. Kurang dari 40
tahun 319 122 1.333 7.771
2. 41 s/d 50 237 13 830 7.197
b. Penggantian lokomotip uap dengan lokomotip diesel diselenggarakan oleh D.K.A. disebabkan karena :
x. Ongkos pelajanan rendah.
Ongkos tiap km Diesel U A P
Minjak bakar Rp. 0.64 Rp.11.25
Minjak pelumas 0.38 ,, 0.42
Perbaikan/Pemeriksaan 0.80 ,, 1.—
Penghapusan dan bunga 1,73 „ 1.11
Djumlahnja Rp. 3.55 Rp. 13,78
2. Daja kemampuan tinggi.
— Lokomotip uap, rata² termasuk pemeriksaan -- 65% — Lokomotip diesel, rata² termasuk pemeriksaan -- 90%
3. Daja kepastian kerdja tinggi.
Meskipun lokomotip diesel tidak memakai pelajanan berganda, dalam tahun 1958 hanja didjumpai satu kerusakan tiap2 100.000 km
, Hal
ini sangat berarti, mengingat kenjataan bahwa lokomotip uap hanja menempuh djarak 200.000 km antara dua pemeriksaan umum (P.A.).
4. Daja guna pelajanan tinggi. (a) Langsiran.
Mudahnja pelajanan lokomotip diesel memungkinkan melakukan langsiran jang tjepat. Tidak banjak waktu jang terbuang guna mengisi bahan bakar, menambah air dan persiapan2 lainnja.
Lokomotip diesel dapat bekerdja 24 djam sehari,
(b) Penarikan rangkaian kereta api.
Gerakan permulaan jang tjepat (start) dari lokomotip diesel menghasilkan ketjepatan rata2 jang tinggi.
Dengan tidak perlu menambah bahan bakar, air dan mengadakan pemeriksaan2 maka tidak perlu lagi diadakan penggantian
loko-motip dan tidak perlu pula lokoloko-motip2 berada distasiun.
5. Djarak jang ditempuh lebih tinggi.
Djenis lokomotip Djarak jang ditempuh tiap² bulan
Lokomotip diesel G.E. 1.600.H.P. Lokomotip diesel G.M. 875.H.P. Lokomotip uap D. 52
12.000 km 10.000 km 6.500 km
6. Ongkos Pengangkutan bahan bakar rendah.
Pengangkutan bahan bakar untuk lokomotip diesel hanja merupakan sebagian dari angkutan bate tiara.
(a) Sebagai tjontoh.
Untuk djarak kereta api 1.000,000 km dibutuhkan kira2 2.000,000
liter minjak diesel, sedangkan lokomotip uap membutuhkan 50.000.000 kg batu bara.
Minjak dapat diangkut oleh 150 gerobag ketel, sedangkan untuk mengangkat batu bara dibutuhkan 5.000 gerobag batu bara. Angkutan minjak dapat mengurangi djumlah angkutan batu bara sampai 1/30.
(b) Mengingat djarak lebih besar jang dapat ditempuh oleh loko-motip diesel disebabkan karena persediaan bahan bakar, tempat pengisi bahan bakar dapat dikurangi, jang dalam hal ini dapat menghasilkan penurunan djumlah angkutan bahan bakar. 7. Kesenangan penumpang dalam perdjalanan lebih baik.
Dengan tidak adanja debu² asal dari batu bara akibat pemakaian minjak diesel perdjalanan dengan kereta api mendjadi lebih bersih dan menjenangkan. Djuga dengan adanja bunga api jang merupakan masalah jang meminta perhatian sepenuhnja dalam musim kemarau dapat diperketjil.
8. Ketjakapan pegawai,
Dengan adanja rentjana pendidikan jang luas sedjak tahun 1952, Djawatan Kereta Api dewasa ini memiliki satuan tenaga teknik jang tjakap, jang mempunjai pengetahuan tjukup tentang segala dari pemeliharaan lokomotip diesel,
9. Pemeliharaan.
Pemeliharaan lokomotip diesel dewasa ini dipusatkan di Jogjakarta, menggunakan bekas bengkel lokomotip uap. Dewasa ini peralatan2
sedang dimodernisasikan dan pada tahun 1960/1961 bengkel ini akan dapat memberi pelajanan kepada 500 lokomotip diesel.
d. Ichtisar mengenai banjaknja km jang ditempuh oleh lokomotip di Djawa dan Madura.
Tahun Banjaknja lokomotip jang beredar Djumlah km pada penghabisan tahun
1956 751 (batu bara) 24.418.630
55 (minjak) 2.556.990
1957 735 (batu bara) 25.479.718
59 (minjak) 2.558.758
1958 707 (batu ban) 23.947.918
79 (minjak) 3.120.035
e. Ichtisar mengenai banjaknja kilometer jang ditempuh oleh lokomotip listrik.
Tahun Banjaknja lokomotip jang beredar Djumlah
pada penghabisan tahun
1956 13 675.000
1957 13 458.795
1958 13 404.905
f. Ichtisar banjaknja kilometer jang ditempuh oleh lokomotip diesel di
Djawa.
Tahun Banjaknja lokomotip jang beredar Djumlah km pada penghabisan tahun
1956 27 5.154.399
1957 62 6.606.497
1958 100 8.372.882
g. Ichtisar banjaknja kilometer jang ditempuh oleh lokomotip uap di Sumatera Selatan.
Tahun Banjaknja lokomotip jang beredarpada penghabisan tahun Djumlah km
1956 70 3.314.416
1957 74 3.297.725
1958 75 3.228.117
h. Ichtisar banjaknja kilometer jang ditempuh oleh lokomotip uap di Sumatera Barat.
1956 41 1.661.381
1957 42 1.722.990
1958 41 909.462
i. Ichtisar banjaknja kilometer jang ditempuh oleh lokomotip uap di Sumatera Utara.
1956 34 307,083
1957 33 357,481
1958 35 587,792
DJUMLAH PEMAKAIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN PEMBAKAR UNTUK LOKOMOTIP
(Dihitung TON dari 1000 Kg)
k. Daftar djumlah pemakaian tenaga listrik untuk alat² traksi dihitung
kw/h.
1956 1957 1958
1. Lin² sekitar Djakarta dan lin
Bogor -Djakarta 11.262.700 8.829.200 7.589.100
2. Tram Listrik
Surabaja 1.323.178 1.299.895 1:299.895
Djumlah : 12.585.878 10.129.095 8.888.995
Biaja rata per Kwh
Rp. 0.175 Rp. 0.175 Rp. 0.175
3. Lin² sekitar Djakarta dan lin Bogor - Djakarta 4. Tram Listrik
Surabaja Rp, 0.28 Rp. 0.312 Rp. 0,368
1. Kekuatan tank LOK-UAP dan Diesel (Theoritis),
Djenis lok Tandjakan
(daftar) 4575 925325
§ 1613. Bengkel²
1. Tugas bengkel adalah.
(a) memperbaiki dan merevisi bakal² pelanting;
(b) membuat pesenan dari Dinas² lain, seperti misalnja alat² sinjal untuk Dinas dan Bangunan.
2. Djumlah bengkel² dan kechususannja.
Ada 9 (sembilan) bengkel jang masing² memiliki, kechususan sbb.: (a) Manggarai (Mri) : Pembentulan routine untuk kereta²
loko-motip listrik.
(b) Tegal (Tg) : Untuk pembentulan gerbong.
(c) Jogjakarta (JI) : Untuk melajani pembetulan routine semua lokomotip diesel.
(d) Semarang (Sm) : Untuk pembetulan routine kereta ketjil. (e) Madiun (Mn) : Untuk pembetulan lokomotip Uap. (f) Surabaja (Sb) : Untuk pembetulan routine gerbong.
(g) Lahat (Lt) : Untuk pembetulan segala matjam rollend materieel.
(h) Padang (Pd) : Untuk pembetulan segala matjam rollend materieel.
(i) Sigli (Sgi) : Untuk pembetulan segala matjam rollend materieel.
Kapasitet pada umumnja ± 80% dari kebutuhan.
Menurut matjam dalam tahun 1960 ada kenaikan sampai 100%.
§ 1614. Frekwensi
Banjaknja km x kereta api tiap km sehari (traffic density).
Km x kereta api.
365 x pandjang lintas.
Djawa dan Madura Sumatera Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara
Tahun k.a. k.a. k.a k.a. k.a. k.a. k.a. k.a. Penum- barang Penum- barang Penum- barang Penum- barang
pang pang pang pang
(1) (2) (1) (2) (1) (2) (1) (2) 1930 14.34 10.81 0.48 9.61 11.17 15.85 8.70 8.70 1939 angka tidak 6.19 5.66 12.62 14.75 9.87 9.87
tersedia
1953 13.16 7.15 8.66 7.45 8.71 8.49 3.98 3.98 1954 13.87 7.40 9.48 8.01 10.22 10.22 2.02 2.02 1955 13.75 7.48 8.40 5.90 10.64 10.64 1.20 1.20 1956 12.00 6.85 7.30 5.88 11.51 11.51 0,87 0.87 1957 13.06 7.26 7,81 6.39 11,80 11.80 1.14 1.14 1958 13,84 7.49 angka blm tersedia 5.76 5.76 2.16 2.16
Tahun Pandjangnja lin dalam kilometer
Djawa dan Madura Sumatera Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara
1930 5.502 529 284 521
1939 5.390 645 264 512
1953 4.684 643 258 511
1954 4.684 643 258 511
1955 4.684 643 258 511
1956 4.684 643 258 511
1957 4.684 643 258 511
1958 4.684 643 258 511
Keterangan :
(a) k.a. penumpang = kereta api ekspres, tjepat penumpang dan tjampuran;
(b) k.a. barang = kereta api barang dan tjampuran.
Frequensi menurun disebabkan terutama karena kurangnja djumlah bakal pelanting (lokomotip/kereta/gerbong).
Kebutuhan angkutan lebih lama lebih meningkat dan sekarang sudah djauh lebih besar daripada sebelum perang (periksa ichtisar angkutan).
DJUMLAH ANGKUTAN
1. STATISTIK ANGKUTAN PENUMPANG PARTIKELIR DAN NEGERI
DI DJAWA DAN MADURA (LOKAL + INTERLOKAL).
SILIWANGI -
DJAKARTA
K e t e r a n g a n 1 9 3 0 1 9 3 9 1 9 5 - 3 1 9 5 4 1 9 5 5 1 9 5 6 1 9 5 7 1 9 5 8
1. Djumlah kereta penumpang + bagasi jang beredar
3.279 2.971 2.405 2.455 2.506 2.494 2.540 2.458
2. Km x tempat duduk (ribuan) 5.410.000 3.762.000 5.396.497 6.087.666 6.559.051 6.067.567 8.303.692 6.411.220
3. Km x penumpang 2.165.559 1.504.772 3.012.866 3.577.019 4.520.986 4.151.209 4.241.854 5.024.364
4. Djumlah penumpang (ribuan) 106.806 63.313 97.879. 113.861 137.581 122.802 127.290 140.565
5. Km + kereta api expres, tjepat, penumpang dan tjampuran (ribu-an)
28.887 - 22.502 23.717 23.518 20.574 22.336 23.678
6. Km x kereta (ribuan) 153.233 - 119.639 126.408 127.033 117.118 124.158 127.277
7. Penggunaan kereta (dalam %) 40 40 56 59 69 68 67 78
8. Kepadatan tiap km sehari (dlm. km x penumpang)
2. STATISTIK ANGKUTAN PENUMPANG PARTIKELIR DAN NEGERI
DI SUMATERA SELATAN.
SILIWANGI -
DJAKARTA
K e t e r a n g a n 1 9 3 0 1 9 3 9 1953 1954 1 9 5 5 1 9 5 6 1 9 5 7 1 9 5 8
1. Djumlah kereta penumpang +
bagasi jang beredar 140
149 130 168 169 169 174 189
2. Km x k. a. expres, tjepat,
pe-numpang dan tjampuran (ribuan) 1.643 1.453 2:034 2.226 1.972 1.718 1.834
-3. Km x kereta (ribuan) 8.109 9.659 8.979 9.989 10.525 10.740 10.263 9.421
4. Km x tempat duduk (ribuan) - 333.000
(taksiran)
317:881 352.394 428.572 431.983 398.258
5. Km x penumpang (ribuan) 62.149 85.706 174.685 196.198 218.346 211.997 213.171 248.303
6. Djumlah penumpang (ribuan) 1.185 1.751 2.542 2.726 2.913 2.741 2.317 2.358
7. Kepadatan rata2 tiap km (sehari)
320 362 743 835 929 902 907 1.057
3. STATISTIK ANGKUTAN PENUMPANG PARTIKELIR DAN NEGERI
DI SUMATERA BARAT.
SILIWANGI . DJAKARTA
K E T E R A N G A N 1 9 3 0 1 9 3 9 1 9 5 3 1 9 5 4 1 9 5 5 1 9 5 6 1 9 5 7 1 9 5 8
1. Djumlah kereta penumpang/
bagasi jang beredar 1.086 990 954 1.032 782 807 796 798
2. Km x kereta api penumpang/
tjampuran (ribuan) 1.162 1.217 821 963 1.002 1.087 1.112
-3. Km x tempat duduk (ribuan) 5.031 4.514 4.113 4.178 4.431 4.627 4.603 1.953
4. Km x tempat duduk (ribuan) - 186.000 177.361 190.986 197.570 210.401
210.155 89.854
5. Km x penumpang (ribuan) 59.480 51.343 86.212 86.820 109.530 106.178 104.991 47.078
6. Djumlah penumpang (ribuan) 3.871 3.034 5.023 5.118 6.051 5.988 6.038 2.570
7. Kepadatan penumpang tiap km
rata2 sehari (dalam km x pnp.)" 572 513 915 922 1.124 1.163 1.115 500
8. Penggunaan rata2 (dalam %)
4. STATISTIK ANGKUTAN PENUMPANG PARTIKELIR DAN NEGERI
DI SUMATERA UTARA
SILIWANGI . DJAKARTA
K E T E R A N G A N 1 9 3 0 1 9 3 9 1 9 5 3 1 9 5 4 1 9 5 5 1 9 5 6 1 9 5 7 1 9 5 8
1. Djumlah kereta api penumpang/ bagasi jang beredar
169 155 124 125 82 86 86 90
2. Km x kereta api penumpang/
tjampuran (ribuan) 1.658 1.846 743 379 225 163 213 403
3. Km x kereta (ribuan) 6.556 6.911 2.313 1.263 1.248 727 960 1.785
4. Km x tempat duduk (ribuan) — 203.000 82.524 44.469 27.681 23.773 31.343 60.879
5. Km x penumpang (ribuan) 75.747 57.842 22.502 11.033 7.795 7.979 11.935 38.843
6. Djumlah penumpang (ribuan) 4.166 3.121 1.134 563 377 344 534
1.574 7. Kepadatan tiap Km sehari
(dlm. km x penumpang) 397 310 121 59 42 42 56 208
5. STATISTIK MENGENAI ANGKUTAN BARANG BIASA DI DJAWA DAN MADURA.
SILIWANGI -
DJAKARTA
K E T E R A N G A N 1 9 3 0 1 9 3 9 1 9 5 3 1 9 5 4 1 9 5 5 1 9 5 6 1 9 5 7 1 9 5 8
1. Djumlah gerobak jang dapat di-pergunakan
22.729 24.000 18.91 18.573 17.145 16.283 16.283 16.892
2. Km x ton (ribuan) 953.334 692.204 629.501 680.603 754.222 741.264 751.318 778.282
3. Berat dalam ton (ribuan) 12.571 6.947 3.674 3.831 4.346 4.084 3.789 3.606
4. Kepadatan tiap² km/hari (dlm. km x ton)
473 352 368 398 441 432 439 455
5. Km x gerobak (ribuan) 226.608 - 164894 168.737 175.969 179.414 197.992 191.718
6. Km x gerobak berisi (ribuan) - - 107.194 111.490 119.177 122.862 133.010 127.685
7. Km x gerobak kosong (ribuan) - - 57.704 57.247 56.792 56.552 64.982 64.033
8. Km x kereta api tjampuran + 217.728 - 122.268 126.592 128.016 117:526 124.173 127.685
6. STATISTIK ANGKUTAN BARANG PARTIKELIR DAN NEGERI DI SUMATERA BARAT.
SILIWANGI -
DJAKARTA
K E T E R A N G A N 1 9 3 0 1 9 3 9 1 9 5 3 1 9 5 4 1 9 5 5 1 9 5 6 1 9 5 7 1 9 5 8
1. Djumlah gerobak jang beredar 1.086 990 954 1.032 782 807 796 798
2. Km x kereta api barang/ 1.648 1.426 821 963 1.087 1.087 1.112 543
tjampuran (ribuan)
3. Km x gerobak isi + kosong
(ribuan) 12.578 11.362 2.948 3.161 2.663 3.498 5.562 1.650
4. Km x gerobak isi (ribuan) - - 2.241 2.381 1.975 2.692 3.916 1.226
5. Km x gerobak kosong (ribuan) - - 704 780 688 806 1.646 427
6. Djumlah ton barang 945.582 892.648 34.360 347.510 350.591 356.731 331.858 188.572
7. Km x ton (ribuan) 91.770 89.576 11.193 11.983 12.489 11.344 13.344 7.199
8. Kepadatan tiap Km sehari (dlm. km x ton)
7. STATISTIK ANGKUTAN BARANG
PARTIKELIR DAN NEGERI DI
SUMATERA SELATAN
K e t e r a n g a n 1930 1939 1953 1954 1955 1956 1957 1958
1. Djumlah gerobak jang beredar 1.150 1,231 1.225 1.326 1.388 1.486 1.505 1.577
2. Km
X
kereta api (ribuan) 1.862 1.334 1.749 1.880 1.386 1.386 1.500-3. Km
X
semua djenis grb. isi + kosong (ribuan)16.665 22.805 23.154 24.308 23.327 23.414 24.267 23.693
4. Km
X
semua djenis grb. isi (ribuan) - - 15.308 15.803 15.391 15.511 16.143 16.4625. Km
X
semua djenis grb. kosong (ribuan) - - 7.846 8.505 7.936 7.903 8.124 7.2316.
KmX
grb. KKL isi + kosong (ribuan) - 8.260 8.690 8.928 8.019 8.627 8.776 8.3077. Km
X
ton barang (ribuan) 88.272 126.317 129.708 149.581 134.021 144.679 147.323 146.6808. Djumlah ton barang (termasuk batu bara) 573.678 823.516 741.775 807.593 716.171 777.734 747.704 715.063
9. Kepadatan tiap km/hari 456 537 553 637 511 615 628 625
10. Km
X
ton batu bara (ribuan) - 94.215 93.172 95.676 75.853 83.095 75.082 64.9608. STATISTIK ANGKUTAN BARANG PARTIKELIR DAN NEGERI DI
SUMATERA UTARA
Grafik mengenai angkutan² tersebut diatas
Periksa lampiran 11 s/d 19.
K e t e r a n g a n
1930
1939
1953
1954
1955
1956
1957
1958
1. Djumlah gerbong jang beredar
1.132
1.021
866
826
253
272
283
313
2. Km
Xkereta api barang/tjampuran
1.658
1.846
743
379
225
163
213
403
(ribuan
)
3. Km
Xgerobak isi + kosong (ribuan)
14.709
16.292
4.191
2.594
1.774
1.569
1.569
2.596
§ 1615. Tarip
a. Garis besar bea angkutan barang (dalam sen) tiap km tiap ton berat barang.
1.
Kiriman gerobakan (jang dikalangan D.K.A. disebut tarip, B. 3).
Djarak Kelas
2.
Kiriman potongan (jang dikalangan D.K.A. disebut tarip B. 2),
Djarak KelasTarip I II III IV V VI VII
1 — 50
1. ialah tarip jang sedang berlaku;
2. ialah tarip jang akan berlaku mulai tanggal 1 Pebruari 1960. b. Tarip barang. untuk barang gerobakan (periksa ichtisar diatas).
4. Tarip lebih rendah dari tarip umum adalah sbb.
(a) Tarip B. 4 untuk angkutan binatang (sapi, kerbau, kambing dll).
(b) Tarip B. 52 untuk angkutan pengembalian dari barang jang diangkut dengan D.K.A.
5. Untuk lintas tambangan.
(a) Djawa/Sumatera diadakan tarip sendiri (tarip B. 40 dan B. 41)
(b) Kalimas/Kamal/Udjung tarip B. 45 dan B. 46.
6. Selain tarip² ini diadakan pula tarip sirkuler (disingkat T.S.) jaitu :
(a) T.S. 100 untuk angkutan batik antara beberapa tempat ter-tentu : dung, Tjimahi, Bogor, Sukabumi, ke kota² besar.
(c) T.S. 200 Tarip murah untuk angkutan beras dan menir. (d) T.S. 203 Tarip murah untuk angkutan buah-buahan dan
sajuran.
(e) T.S. 204 Tarip murah untuk angkutan barang tanah buatan pribumi.
(f) T.S. 350 Tarip murah istimewa untuk mengangkut barang dari rumah ke rumah.
(g) T.S. 400 Tarip sosial untuk angkutan barang dari/ke pa-meran.
(h) T.S. 401 Tarip sosial untuk angkutan barang P.M.I.
(i) T.S. 402 Tarip sosial untuk angkutan barang² Lembaga Rumah Buta Bandung.
(j) T.S. 600 Tarip untuk angkutan tetes dari pabrik² gula untuk diekspor.
T.S. 608 Tarip untuk angkutan teh dari Bandung Selatan ke Priok.
(k) T.S. 610 tarip dengan reduksi untuk angkutan semen dari Gresik.
(l) T.S. 700 tarip untuk angkutan barang potongan jang dise-rahkan kepada beberapa orang/badan dan dilakukan antara beberapa kota besar (Djakarta, Semarang dan Surabaja).
7. Mulai tanggal 1 Pebruari 1960 akan diadakan tarip sandang pangan (T.S, 207) dan untuk barang² itu tarip sekarang tidak dinaikkan.
Jang termasuk barang sandang-pangan a,1.:
Bakal pakaian, batik, beras, djagung, garam, gula, katjang, kelapa, ketela, ikan, susu, sajuran, minjak kelapa, minjak tanah, pakaian dan sabun.
Selain barang biasa ada pula barang hantaran (kbh). Barang han-taran itu pada prinsipnja dimaksudkan untuk angkutan barang² ketjil, dimuat dalam D.B. (kereta bagasi) dan distasiun tudjuan dihentikan pada penerima.
Adapun taripnja sekarang adalah 4 X tarip barang gerobakan kelas IV dan mulai tanggal 1-2-1960 djadi 5 X kelas IV.
Dengan beberapa langganan lama dan pengangkut besar diada-kan tarip restitusi.
Jang bersangkutan dapat restitusi, setelah mengangkut barang tertentu jang memenuhi kwantum dalam masa jang ditentukan dalam kontrak. Jang mempunjai kontrak tarip restitusi demi sedikit djumlahnja dikurangi dan kini hanja tinggal beberapa badan sadja, jaitu Heineken's bierbrouwerij, Oranje bierbrouwerij, pabrik ker-tas Padalarang, Colibri, Unilever dan Sioe Liem Kongsi, pabrik kertas. Besar restitusi berkisar antara 3% dan 5%.
8. Tjontoh barang² menurut kelasnja masing² adalah :
Kelas I Kopi
Kelas IV Semen (portland)
Kelas V Arang kaju
Katjang/kedele
Kelas VII Gaplek petjahan
Batu kapur Merang Dedak Pasir Batu
c. Tarip penumpang, begasi dan binatang ketjil 1. Tarip² umum diadakan untuk :
(1) Lin Raja (2) Lin tjabang
(3) Lin sekitar Djakarta
(4) Kereta api — Kereta api ekspres dan tjepat. 2. Tarip² murah diadakan untuk :
(P 51) Kartu langganan bulanan anak sekolah (P 53) Pengangkutan orang sakit
(P 54A) Kartu trajek bulanan umum pada lintasan jang diten-tukan
(P 54B) Kartu langganan bulanan pesuruh
(P 55) Angkutan rombongan(P 56) Pengundjung kongres
(P 57) Wartawan
(P 59) Anggota Angkatan Perang R.I. dan keluarganja (P 60) Murid2 sekolah waktu liburan besar
(P 61) Angkutan pandu2
(P 62) Pengikut perlombaan umum olah raga (P 63) Anggota P.M.I.
3. Tarip daerah berlaku hanja untuk satu daerah, a.l : (P 200) untuk daerah eksploitasi Djawa Tengah
(P 300) „ „ eksploitasi Djawa Timur
(P 301) „ ,, lintasan Surabaja — Malang
4. Untuk Surabaja dan sekitarnja diadakan pula tarip2 istimewa a.l. :
(P 400) untuk lin² tremkota di Surabaja
(P 401) untuk lintas tambangan Udjung – Kamal (P 402) untuk angkutan otobis di Madura.
5. Di Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, masing2 diadakan tarip2 sendiri jang prinsipnja sama dengan di
Djawa.
Untuk lintas tambangan Djawa/Sumatera Selatan -- (Merak --Pandjang) djuga diadakan tarip tersendiri jakni tarip PDS 1.
d. Prinsip tarip penumpang
1. Tarip P 2: Tarip umum Lin. Raja.
Tarip jang akan berlaku (tarip jang sekarang berlaku mulai 1
Pebruari 1960).
2. Tarip P. 4: Tarip kereta api ekspres.
3. Tarip P. 9: Tarip kereta api tjepat tingkat 1.
Tarip jang akan berlaku tgl. Tarip jang sekarang berlaku : mulai 1-2-1960. diadakan pembatasan dengan pembajaran minimum :
Untuk kereta api ekspres : kelas 3 kelas 2 kelas 1
(230 km) Rp. 36,— 72,— 110,—
Untuk kereta api tjepat : Rp. 17,— 42,— 63,—
I (130 km)
Harga kartjis tuslah kereta api ekspres dirobah mendjadi :
Djarak Kelas 3 kelas 2 kelas 1
1 — 400 km Rp. 20,-- 40;--
40,--451 d.s.t. 30,-- 60,--
60,--4. Tarip Tarip lin tjabang.
kelas 3 : 1 -- 100 km 10 sen/km (semua djarak 754 sen/km) kelas 2 : 2 X kelas 3
5. Tarip Daerah. Diharuskan ketjuali :
P.201 Semarang — Solo -- Jogjakarta
P.301 Surabaja -- Malang 11 sen/km (9 sen/km)
6. Tarip P.3 : Sekitar Djakarta.
Didasarkan atas 2 etape 1 — 9 km Rp. 1,—
10 km dst. Rp. 2,— (3 etape) Tarip lainnja. Untuk kartu langganan, Urusan Tambangan, sekitar Surabaja akan dinaikkan sedikit agar dapat keseimbangan antara tarip masing2.
Sumatera Selatan.
Pembulatan : sama dengan Djawa dan Madura. 7. Tarip PSS. 2:
Kelas 3 : 1 — 100 km 15 sen/km (13 sen/km)
101 — 200 km 12½ ,, (11 ,, )
201 d.s.t 10 „ ( 9 ,, )
Minimum bea untuk djarak 20 km Tuslah untuk „kereta api Ekspres SS”
Kelas 3
Kelas 2
Kelas I
Rp. 20.— Rp. 40,— Rp. 40,—
8. Sumatera Barat
Pembulatan sama dengan Djawa dan Madura.
Tarip PSB 2 semua djarak 10 sen/km (semua djarak 6½ sen/km).
9. Sumatera Utara. Tarip ini tidak dapat perobahan Kelas 3 10 sen/km
Kelas 2 : 2 X kelas 3 Tarip bagasi :
1/5 X bea penumpang kelas 3 tiap 10 g.
(g).
DJUMLAH PENDAPATAN ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG SELURUH D.K.A.
Pendapatan Tahun Djawa/Madura Sumatera Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Djumlah
Penumpang 1953 Rp. 232.711.302 Rp. 21.457.981 Rp. 5.935.684 Rp. 3.322.168 Rp. 263.427.135
1954 „ 275.702.605 ,, 23.663.993 ,, 6.244.074 ,, 1.197.806 „ 306.808.478 1955 „ 366.758.452 ,, 27.045.173 „ 7.707.150 ,, 832.045 ,, 402.343.820
1956 „ 400.289.557 „ 28.381.519 ,, 7.560.319 ,, 856.569 „ 437.087.964
1957 „ 430.573.851 ,, 30.761.076' „ 7.416.251 „ 1.297.027 ,, 470.048.205
1958 „ 520:842.646 „ 38.588.455 ,, 3.768.025 ,, 3.930.683 ,, 323.329.279 ½ sem 1959 „ 295.260.944 „ 24.523.368 „ 681.306 ,, 2.863.661 ,, 323.329.279 Begasi 1953 „ 8.719,421 ,, 879.966 ,, 228.016 ,, 66.385 ,, 9.983.788 1954 „ 10.760.378 ,, 942.245 ,, 318.681 ,, 21.615 ,, 12.042.919
1955 „ 14.094.061 ,, 906.713 „ 306.354 ,, 15.082 „ 15.322.209
Pendapatan Tahun Djawa/Madura Sumatera Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Djumlah
Barang 1953 Rp. 8.994.239 Rp. 745.689 Rp. 8.316 Rp. Rp. 9.748.244
Hantaran 1954 „ 8.088.812 ,, 915.529 ,, 4.316 ,, — ,, 9.008.657 1955 „ 10.670.988 „ 1.772.525 ,, 6.858 ,, — ,, 12.450.371 1956 „ 14:898.644 „ 2.107.825 ,, 9.774 ,, — ,, 17.016.243 1957 „ 15.345.421 „ 2.859.035 ,, 6.077 ,, — ,, 18.21Q:533 1958 „ 20.726.346 „ 4.042.848 ,, 3 306 ,, — ,, 24.772.500 ½ sem 1959 „ 14.477.620 „ 2.219.593 ,, 506 ,, — ,, 16.697.719
Barang 1953 „ 219.680.858 „ 36.839.722 „ 4.871.144 „ 4.584.663 „ 265.976.387
Biasa 1954 ,, 221.912.808 „ 42.950326 „ 4.947.632 „ 2.678.131 ,, 272.488.897
1955 „ 260333.188 „ 40568.012 „ 6.493.671 ,, 1.164.348 „ 308.559.219
1956 „ 289.400.798 „ 46.085.717. „ 6549.349 „ 844.091 „ 342.879.955
1957 „ 315.927.014 „ 94.505.302 „ 7.273.963 „ 980.381 „ 373.686.603
1958 „ 325.627.708 „ 51.495.554 „ 3.937.477 „ 2.667.421 ,, 381728.160
§ 1616. Persediaan
Diseluruh D.K.A. ada 9 gudang persediaan (periksa lampiran I). Pada umumnja keadaan persediaan sangat mengchawatirkan, teru-tama bagi barang² jang harus didatangkan dari luar Negeri dan jang memerlukan devisen untuk pembeliannja. Kekurangan disebabkan oleh karena dalam tahun² jang achir ini banjak pesanan2 tidak dapat direalisasi
berhubungan dengan sangat kurangnja devisen jang disediakan, sehingga ± 10% telah menundjukkan persediaan nihil,
Beberapa matjam barang seperti barang2 berat, baut², alat2 tank dan
lorong jang tertentu, alat² bangunan atas jang tertentu, alat2 sinjal jang
tertentu dapat dipesan didalam negeri, Pesanan ini djuga tidak sebegitu lantjar seperti jang dikehendaki, berhubung dengan kesukaran2 bahan
jang dihadapi oleh pabrik². Kesukaran jang dihadapi oleh Dinas Perse-diaan terutama disebabkan oleh :
1. Tidak tjukup devisen jang disediakan.
2. Berbelit²nja procedure untuk mendapatkan barang. 3. Kredit rupiah jang dikurangi sedangkan barang2 naik ;
sehingga usaha untuk membuat persediaan jang tjukup, jaitu persediaan minimum 6 bulan bagi barang2 jang didapat dari Dalam Negeri dan satu
tahun untuk barang2 jang didatangkan dari Luar Negeri mendjadi
kan-das.
Untuk mendjamin agar supaja dikemudian hari supply dapat ber-djalan lantjar, 3 faktor jang tersebut diatas harus mendapat perbaikan.
Pula bagi barang2 jang harus dikirimkan dari Djawa ke Sumatera
atau sebaliknja diperlukan ruangan kapal jang tjukup.
§ 1617. Peranan Pemerintahan Pusat
Djawatan Kereta Api merupakan Djawatan jang langsung diurus oleh Pemerintah Pusat.
Peranan Pemerintah Pusat adalah menetapkan politik pengangkutan serta kebidjaksanaan dalam pelaksanaan pengangkutan penumpang dan barang dengan kereta api, seperti a.l. :
a. Tarip angkutan ditetapkan oleh Pemerintah. b. Anggaran ditetapkan oleh Pemerintah.
§ 1618. Kesimpulan2
Mengingat dan memperhatikan kereta api seperti jang diuraikan diatas, maka dalam masa Pembangunan Semesta Berentjana jang pertama ini (1961-1968) dianggap belum perlu mengadakan peluasan2 djaringan
kereta-api.
Agar kereta-api dapat mendjalankan tugasnja se-baik²nja dalam distribusi sandang-pangan chususnja dan pengangkutan umumnja ; maka
perhatian serta kegiatan² Pemerintah dalam masa 1961-1968 itu harus ditudjukan kepada :
a. Memperberat serta menormalisir tubuh lintas (mengganti ballast, merevisi lengkungan² dsb.) sehingga dapat dilalui dengan ketjepatan 75 km/djam atau lebih.
b. meremadjakan rel² serta penambatnja jang sudah aus, dan rata² sudah dipergunakan selama ± 40-60 tahun,
c. meremadjakan djembatan² tang sudah usang.
d. meremadjakan alat² dan pesawat2 keamanan perdjalanan kereta api
jang pada umumnja sudah dipergunakan ± 30 a 35 tahun itu.
e. meremadjakan bakal pelanting jang sudah umur 40 tahun atau lebih serta menambah djumlahnja, sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan pengangkutan sandang-pangan pada chususnja barang2 serta
penumpang jang makin meningkat.
f. lebih mengintensipkan dan mengeffisiensikan pemakaian bakal pe-lanting modal dan tenaga pegawai (man-power, material dan capital). g. mempermudah prosedure dan menjediakan tjukup devisen untuk
pembelian barang2/alat2 vital (strategic material).
h. pendidikan kader (tenaga' academic skilled, high skilled dan half skilled) jang lebih sempurna dan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga peremadjaan man-power dapat berdjalan terus-menerus setjara teratur.
KEADAAN JANG MENDJADI TUDJUAN DAN
PEMBIAJAAN
§ 1619. Umum
a. Status Perusahaan Kereta Api,
1. Perusahaan Kereta Api, karena menguasai hadjat hidup orang banjak, sesuai pasal 33 (2) U.U.D. 1945 harus berstatus Perusahaan Negara,
2. Sebelas perusahaan kereta-api milik Belanda jang ada di Djawa & Madura (Nederlands Indische Spoorweg Mij, Semarang, Cheribon Stoomtram Mij dlsb.) dan Deli Spoorweg Mij jang ada di Sumatera, jang masing2 menurut Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1959 dan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1959 harus dinasionalisir, nasionalisasinja wadjib segera dilaksanakan. Perihal ganti kerugian dimaksud dalam Undang2 No. 86 tahun 1958 pasal 2 (I) jang harus dibajarkan kepada maskapai Belanda jang bersangkutan, sebaiknja baru dibitjarakan dengan maskapai2 tersebut setelah masalah Irian Barat beres.
b. Politik pengangkutan dengan kereta api.
1. Kereta-api sebagai alat pengangkutan Negara jang vital harus senantiasa mendjamin
(a) Kemungkinan pengangkutan satuan2 Angkatan Perang dan/ atau alat2-nja dengan aman serta tjepat guna kepentingan Negara.
(b) Pengangkutan barang2 sandang-pangan dari daerah2 pemberi ke-daerah2 jang membutuhkan. 2. Mengingat akan jang diuraikan diatas, maka
dalam lalu-lintas kereta-api :
(b) sekundair adalah angkutan penumpang, untuk angkutan mana wadjib diadakan perbedaan antara angkutan penumpang djarak djauh (jang lebih diutamakan) dan angkutan penumpang djarak pendek.
(c) Tarip pengangkutan dengan kereta-api ditetapkan dengan pedoman :
I. Untuk barang2 sandang-pangan diadakan tarip murah,
2. Untuk barang2 lainnja serta untuk penumpang ditetapkan
tarip2 sedemikian rupa, sehingga dapat menutup „zelfkosten”
nja.
§ 1620. Tindakan2 untuk meninggikan kemampuan mengangkut a. Lintas2 kereta-api.
1. Tubuh lintas2 perlu diperberat dan dinormalisir. Untuk ini harus dibutuhkan biaja ± Rp. 700 djuta.
2. Bantalan2. rel2 wesel2 dan alat2 penambatnja jang sudah aus,
perlu diganti
Untuk penggantian ini dipergunakan biaja ± Rp. 400 djuta. Dalam achir tahun 1966 diharapkan sudah selesai pemasangan sebagai berikut.
(a) Rel ukuran Rp 14 (= max. as druk 15 ton) dilintas2 jang terpenting,
jaitu :
Semarang – Solo – Balapan.
(c) Peta sesudah selesai mendjadi sebagai berikut:
3. Dalam rangka meninggikan kemampuan pengangkutan ini, perlu djuga adanja perkuatan/penggantian djembatan². Sekedar supaja harmonis dengan penggantian/perkuatan rel tersebut diatas, maka sebaiknja :
(a) Pada lintas dengan rel ukuran R 14, djembatan2nja dengan
kekuatan rentjana muatan 1921 (muatan 8.75 ton tiap meter ladjur atau 20 ton „aslast"),
(b) Pada lintas dengan rel ukuran R3, djembatan2 dengan
ke-kuatan rentjana muatan 75% X 1921 (muatan 6.75 ton tiap meter ladjur atau 15 ton ,,,aslast").
4. Setaraf dengan perbaikan rel tersebut ajat (b) diatas maka penggantian/perkuatan djembatan2 di Djawa dan Madura pada
achir tahun 1966 harus selesai sebagai dilukiskan dalam lampiran A (periksa lampiran A).
Djembatan2 di Sumatera jang masih terdiri dart besilapis akan
diganti dengan badja lilih.
5. Untuk penggantian/penguatan djembatan2 tersebut dibutuhkan
biaja ± Rp. 157.255.600 dibulatkan Rp. 160 djuta.
b. Pesawat2 keamanan perdjalanan kereta-api (signalwezen).
1. Pada lintas2 jang penting, harus dipergunakan pesawat² Siemens
& Halske dengan pelajanan wesel2 dari Pusat. Menurut keadaan
kebutuhan serta perkembangan perdjalanan kereta-api, di-lintas2
ini akan diadakan hubungan dengan pesawat keamanan blok. 2. Pada lintas2 tjabang. perkakas hendel2 kaju atau besi bentuk
„Alkmaar” dengan pelajanan wesel dari pusat.
3. Perbaikan2 tersebut diatas akan lebih mendjamin kelantjaran
dan keamanan perdjalanan kereta-api serta akan sangat meng-hemat tenaga.
4. Biaja untuk penggantian pesawat2 Berta penjeragaman pemberian
sembojan2 adalah Rp. 180,-- djuta
5. Untuk mengimbangi perbaikan2 diatas alat2. telekomunikasi jang
kuno perlu diganti dengan „train dispatcher selector telephone system dan teleprinter”. Untuk keperluan ini dibutuhkan biaja Rp. 60,-- djuta.
c, Bakal pelanting.
Peremadjaan bakal pelanting berdasarkan pada :
— penggantian jang sudah berumur 41 tahun atau lebih (waktu penarikan dari peredaran setjara normal ialah setelah dipakai 40 tahun).
— Penambahan djumlahnja guna mentjukupi
kebutuhan angkutan jang ternjata makin meningkat.
1. Lokomotip.
Usia lokomotip2 pads tanggal 1-1-1960 adalah sbb.:
Lokomotip Uap Diesel Listrik Djumlah
(1) 0 — 10 tahun 100 122 — 222
maka djumlah lokomotip2 dalam waktu 2 tahun perlu dihapuskan
(= 515 lokomotip).
515 lokomotip uap jang dihapuskan ini perlu diganti dengan lokomotip diesel 390 buah di Djawa dan 51 lokomotip uap di Sumatera,
Untuk dapat mentjukupi kebutuhan akan tambahnja angkutan diperlukan tambahan pembelian baru lokomotip diesel 50 buah. Dengan demikian maka perlu dibeli baru lokomotip2 sbb.:
Matjam lokomotip Djumlah Taksiran C.i.f. + 10% *)
suku tjadangan Diesel (termasuk
,,railcars"), 440 $ 57.356,000
Uap (termasuk 10 buah
*) C.i.f. — Cost, insurance and freight harga, asuransi dan angkutan.
2. Kereta penumpang dan kereta bagasi.
Penambahan serta penggantian kereta penumpang dan kereta bagasi ini dimaksudkan untuk dapat memberi djaminan pelajanan jang normal terhadap kebutuhan angkutan penumpang jang menurut penjelidikan setiap tahunnja meningkat dengan djumlah rata2 6 djuta.
Menurut statistik djarak rata2 jang ditempuh tiap penumpang
adalah di Djawa 34 km, di Sumatera Selatan 105 km di Sumatera Barat 17;4 km (banjak saingan bus, oplet dan taksi) dan di Atjeh achir2 ini sukar dapat diketahui.
Dengan mengambil faktor kepadatan 60% dan djarak rata2 jang
ditempuh tiap kereta tiap hari di Djawa 200 km; di Sumatera Selatan 160 km; di Sumatera. Selatan 93 km serta memperhatikan pula tambahan 40% guna tjadangan bila ada kereta2 jang masuk
dibengkel untuk pemeriksaan umum (p.a.) dan perbaikan priodik (p.b.), maka keadaan kereta penumpang dan kereta-bagasi akan mendjadi sbb.
Kereta penumpang
Kebu tuhan
Adanja kereta Dihapuskan kereta Diduga akan Dibeli untuk mengisi kebutuhan
Taksiran c.i.f. + 10% suku tjadangan
Daerah penumpang + kereta
Makan
umur 40 tahun atau lebih
dihapuskan dalam tahun 1962
Djawa & Madura 3140 2257 1312 1352 2235
Sumatera Selatan 246 152 67 72 166 $ 104.740.000.
Sumatera Barat
Atjeh (dasar keadaan sebe
164 115 75 79 128
lum perang)
Kereta Bagasi.
160 — — — 152
Djawa & Madura 627 598 399 413 442
Sumatera Selatan 49 33 22 24 40 $ 15421.000.
Sumatera Barat
Atjeh (dasar keadaan sebe 41 22 22 — 41
3. G e r o b a k .
Agar distribusi sandang-pangan dapat terselenggara setjara tjepat dan aman, maka kebutuhan akan gerobak ini adalah merupakan faktor jang sangat penting,
(a) Mengingat akan perkembangan angkutan barang² pada saat ini, maka diduga dalam tahun² j.a.d. ini volume muatandi : Djawa & Madura akan menjapai 6.947.000 ton
Sumatera Selatan „ 418.000 „ Sumatera Barat „ 368.000 ,,
Atjeh sukar untuk menaksirnja karena keadaan belum me-mungkinkan.
(b) Dengan memperhatikan faktor² dibawah ini, jaitu :
Tambahan 20% untuk tjadangan gerobak² jang masuk bengkel untuk pemeriksaan atau perbaikan.
Jang perlu dihapuskan karena usianja telah 41 tahun atau lebih berdjumlah 15371 jakni:
di Djawa & Madura 13.256 di Sumatera Selatan 885
di Sumatera Barat 751
di Atjeh 479
Djarak rata² tiap ton muatan adalah : 150 km di Djawa
200 km di Sumatera Selatan 41 km di Sumatera Barat
(c) maka perlu diadakan pembelian gerobak² baru di: Djawa & Madura 18.411
Sumatera Selatan 1.200
Sumatera Barat 900
Atjeh 772
Djumlah : 21.283 buah
(d) Untuk pembelian gerobak sedjumlah itu dibutuhkan biaja $ 85.132.000(taksiran C.i.f. + 10% suku tjadangan).
4. Kereta listrik (Electric trainset).
Untuk menampung kebutuhan pengangkutan didaerah Djakarta-Raya dan sekitarnja jang karena derasnja urbanisasi makin hari mendjadi makin meningkat dibutuhkan kereta listrik (electric train-set) baru 10 buah. Pembelian kereta listrik ini akan meminta biaja $ 10.000.000 (taksiran C.i.f. + 10% suku tjadangan).
5. Kapa12 tabangan (train ferry boats).
Kenjataan membuktikan, bahwa permintaan angkutan barang antara Djawa dan Sumatera Selatan makin meningkat. Guna dapat
lenggarakan angkutan barang² ini setjara aman dan tjepat, maka antara Merak dan Pandjang dianggap perlu diadakan hubungan dengan kapal tambangan. Menurut penjelidikan untuk keperluan ini dibutuhkan 3 buah kapal tambangan, masing² dengan daja-ang-kut 30 gerobak dari 12 ton berat muat (berat kosong gerobak 6,5 ton).
Untuk pembelian tiga kapal tambangan ini ditaksir dibutuhkan beaja $ 4.200.000 (taksiran C.i.f. + 10% suku tjadangan).
6. Frekwensi lalu lintas kereta-api.
Mengingat fungsi kereta api adalah primitif sebagai alat distribusi; sandang-pangan dan umumnja alat distribusi barang² lain²nja serta sekundair sebagai alat pengangkutan penumpang djarak djauh, maka frekwensi lalu-lintasnja perlu pula disesuaikan pada fungsinja.
a. Kereta api barang.
Djumlah kereta api barang perlu dinaikkan.
Ini dianggap penting guna mendjamin adanja lalu lintas barang setjara tjepat dari daerah² pemberi ke-daerah2 penerima.
Dianggap perlu segera adanja kereta-api barang tjepat disamping kereta-api barang biasa.
Kereta-api barang tjepat berdjalan pada malam hari dan chususnja diperuntukkan bagi angkutan barang2 ekspor dati daerah produksi
kepelabuhan atau herdislokasi barang² impor dari pelabuhan ke-sentral² didaerah pedalaman.
Kereta-api barang tjepat ini, jang hanja berhenti di-kota² besar centra barang² sadja,. akan berdjalan antara :
Surabaja -- Djakarta liwat Semarang Surabaja – Djakarta ,, Djokjakarta
Kereta-api penumpang jang harus mendjamin angkutan penumpang setjara tjepat, aman dan murah terutama ditudjukan untuk ang-kutan djarak djauh.
Ditetapkan ada 3 matjam kereta-api penumpang, jaitu :
(1) Kereta-api ekspres jang hanja berhenti di ibukota², keresi-denan sadja. Puntjak ketjepatan 90/km/djam.
(2) Kereta-api tjepat antar daerah jang hanja berhenti di kota² jang diperlukan. Puntjak ketjepatan 75 km/djam.
(3) Kereta-api biasa jang pada umumnja melajani pengangkutan penumpang diantara ibukota² keresidenan serta dengan pun-tjak ketjepatan 60 km/djam.
c, Kereta-api tjampuran,
Adanja kereta-api tjampuran dianggap perlu.
Kereta-api tjampuran ini, jang berhenti ditiap tempat pember-hentian, dimaksudkan sebagai alat penjapu segala angkutan (baik barang maupun penumpang) jang terdapat disepandjang lin).
7. Bahan Bakar,
Dengan meningkatnja frekwensi kereta-api ini, berarti naik pula kena-ikan djumlah ton/liter bahan bakar jang dibutuhkan.
Mengingat akan rentjana diselisasi kereta-api tersebut, diatas, maka dalam waktu j.a.d, kebutuhan akan minjak diesel (HSD) akan sangat meningkat, sedangkan djumlah ton batu bara dan kaju akan mendjadi kurang.
Dengan tambahan 390 lokomotip diesel baru, pemakaian minjak H.S.D. dengan akan meningkat l.k. sampai 81.796.486. liter setiap tahun; dibulatkan mendjadi 82,000,000 liter.
Batu bara akan dibutuhkan tiap tahunnja l.k. 300,0000 ton sedangkan kaju bakar (djati + kaju hutan) l.k. 250.000 ton,
Minjak pembakar residu akan dibutuhkan tiap tahunnja l.k. 42.000.000 liter.
Berdasarkan atas harga² lama, jaitu untuk minjak H.S.D. Rp. 0,40 seliter, batu bara Rp. 245, ---tiap ton, kaju bakar Rp, 115,- tiap ton dan residu Rp. 0,30 seliter, maka kebutuhan bahan bakar setahun akan meminta biaja Rp. 157,650,000,
8. Minjak pelumas.
a. Disamping kebutuhan minjak sebagai bahan bakar (HSD. ± residu), maka diperlukan pula minjak lain sebagai bahan pelumas jang djuga tidak sedikit djumlahnja.
b. Jang termasuk minjak pelumas adalah : (1) Minjak gandar
(2) „ uap kering (3) ,, ,, basah
(4) ,, pelumas lok diesel.
c. Berdasarkan atas penambahan bakal pelanting dan frekwensi perdja-lanan kereta-api seperti jang diuraikan diatas, maka kebutuhan minjak pelumas diduga akan berlipat l.k. 1% kali pemakaian pada waktu sekarang, sedang minjak pelumas lok diesel jang akan meningkat sampai 4 kali, sehingga kebutuhan minjak pelumas tiap tahunnja akan diduga akan mendjadi berikut
(1) Minjak gandar ± 2.350.000 liter,
(2) ,, uap kering ± 370.750 liter. (3) ,, ,, basah ± 161.650 liter. (4) ,, pelumas lok disel ± 1.871.400 liter.
d. Pemakaian minjak pelumas diatas ini, berdasarkan harga dasar tahun 1959 akan meminta biaja setiap tahun ± Rp, 76.421.500.
9. Persediaan Spare-Parts dan alat² lain²nja.
a. Agar supply dapat berdjalan dengan lantjar, maka persediaan spare-parts dan alat² lainnja harus tjukup.
Untuk ini perlu ditetapkan, bahwa persediaan minimum untuk alat2 jang didapat didalam negeri harus tjukup guna melajani
kebutuhan paling sedikit untuk 6 bulan, sedangkan untuk alat2
jang perlu diimport dari luar negeri harus tjukup guna melajani kebutuhan paling sedikit untuk 1 tahun.
b. Guna mempermudah pelaksanaannja, maka perlu adanja (1) Persediaan devisen jang tjukup.
(2) Flexibilitet kredit rupiah mengingat nilai rupiah tak tetap.
(3) Prosedur mendapatkan barang, chususnja barang impor jang lebih mudah.
c. Disamping gudang² persediaan jang sekarang ada ini, dianggap perlu untuk mempertjepat supply di-tempat² tertentu, jang strategis
diadakan centra tempat penjimpanan spare-parts dan barang2
lainnja jang menurut pengalaman/statistik paling sering dibutuhkan dilin.
10. Bengkel-bengkel.
a. Tugas bengkel2 jang terpenting dalam waktu dekat ini harus didjadikan
dua matjam, jaitu :
(1) Memberikan service periodik pada bengkel2 pelanting.
(2) mengusahakan dapatnja membuat sendiri „spare-parts” jang
bahan²nja mudah didapat dan/atau ada didalam negeri.
b. Untuk memperoleh effisiensi se-tinggi2nja, maka djam orang
(,,man-uur") harus diredusir. Dalam meredusir ini harus diperha-tikan faktor² kesehatan dan keamanan pegawai jang bersangkutan.
c. Untuk mempermudah pelaksanaan memperketjil djam orang ini, harus diperbaiki :
(1) Skill. (2) Outilage.
(3) Kondisi tempat kerdja.
(4) Transpor intern (materials handling). (5) Persediaan bahan.
§ 1621. Tindakan² untuk meninggikan efisiensi kerdja dan mutu pegawai.
a. Pendidikan.
1. Untuk segera dapat mengisi kebutuhan² tenaga ahli (high-skilled dan half-skilled) diadakan pendidikan setjara :
(a) Sekolah lamanja 2 tahun atau lebih,
(h) Kursus lamanja 6 bulan atau lebih tetapi maksimal 1 tahun.
Insinjur (Sipil) 70 18 52
Insinjur (Mesin dan skundair ikatan² dinas pada mahasiswa² tingkatan dok-toral jang memiliki hasrat menjumbangkan tenaga pada D.K.A.
dilakukan oleh Dja-watan dibutuhkan 751, sedangkan
jang ada kini l.k. 25% dari
djumlah itu.
Untuk menutup kekurangan l.k, 75% itu, dianggap perlu disamping S.A.T.K.A. -- S.E.P.K.A. jang kini telah menjelenggarakan pen-didikan setjara sekolah, diadakan dalam bidang administrasi umum.
Sekolah Penata Tata Usaha K.A. (S.E.P.U.K.A.) jang lama pendidikannja adalah 2 tahun dan disamping mata peladjaran administrasi teknis D.K.A. diadjarkan pula dasar² hukum adminis-trasi/tata usaha pada umumnja dan tata usaha keuangan pada chususnja.
Lain daripada itu harus diadakan pula kursus2 aplikasi bagi
pedja-bat-pedjabat golongan E jang bukan tamatan SATKA/SEPKA/ SEPUKA atau sekolah tingkatan sederadjat dengan itu (bakalo-riat)setjara bergiliran dan berentjana sebagai usaha darurat untuk menutupi kekurangan tersebut diatas dalam masa pendek.
5. Untuk menutup kekurangan kebutuhan tenaga2 golongan C dan D P.G.P.N. jang
berpendidikan S.L.P./S.L.A. (menurut penjelidikan
l.k. 60%) disamping S.O.K.A. dan kursus2 Dinas Lalu Lintas L.2/L.3, dalam-bidang administrasi perlu diadakan kursus2 A2/A3 dimana disamping peladjaran chusus
teknis D.K.A., djuga diberi peladjaran2 pengantar2 ilmu² pengetahuan jang dianggap
wadjib dimiliki oleh pedjabat2 djabatan² golongan C dan D.P.G.P.N. (misalnja
Ketatanegaraan, Tata Usaha Keuangan dlsb.).
6. Untuk dapat memiliki tenaga2 golongan A dan B P.G.P.N. jang
„skilled” dalam djangka pendek harus dilaksanakan „training with
industry” (chususnja di-bengkel²).
b. Peraturan Gadji,
1. Kereta api adalah Perusahaan Negara jang tunduk pada Undang2
Perusahaan Indonesia (I.B.W. ).
Peraturan gadji jang kini berlaku bagi para pegawai negeri biasa, artinja bukan pegawai Perusahaan Negara.
2. Dengan diundangkannja Peraturan- Pemerintah No.40 tahun 1959 dan No. 41 tahun 1959, maka ada segolongan pegawai Perusahaan Kereta-api Negara, jaitu jang berasal dari sebelas Perusahaan Kere-ta-api milik Belanda di Djawa 5 Madura (N.I.S. -- S.C.S. dlsb). jang berasal dari Deli Spoorweg Maatschappij di Sumatera Timur, jang akan menerima gadji tidak berdasarkan P.G.P.N., tetapi berdasarkan peraturan gadji BANAS, jang djumlahnja djauh lebih besar.
3. Untuk menghilangkan kegandjilan tersebut diatas serta untuk menjeragamkan peraturan gadji jang berlaku untuk seluruh pegawai Perusahaan Kereta-api Negara chususnja dan umumnja untuk seluruh pegawai Perusahaan Negara, maka dalam djangka pendek perlu diadakannja peraturan gadji chusus untuk para pegawai seluruh Perusahaan2 Negara, termasuk pula perusahaan kereta-api Guna keperluan
ini harus segera dibentuk suatu Panita Negara chusus.
c. Formasi pegawai,
Mengingat :
1. Umumnja frekwensi perdjalanan kereta-api akan dinaikkan dan chususnja didjalankannja kereta api2 barang malam (dalam waktu
dekat mungkin djuga kereta-api ekspres malam) sehingga banjak setasiun pada malam hari perlu dibuka sebagai „dinas siang”. 2. Penambahan bakal2 pelanting.
3. Pembangunan lintas².
Maka menurut perhitungan djumlah kebutuhan pegawai perlu ditambah dengan l.k. 30%,
d. Kesehatan pegawai,
Untuk mendjaga kesehatan pegawai serta untuk mendjaga djangan sampai para pegawai chususnja, keluarga pegawai umumnja, jang sakit meninggalkan tempat kerdja/tempat kedudukannja untuk berobat (ber-arti djam/tenaga hilang), maka diadakan
1. Poliklinik
disemua bengkel, jang melajani chususnja pegawai beng-kel dan umumnja para pegawai beserta beng-keluarganja di-tempat itu,
2. Poliklinik berkeliling
jang bertempat kedudukan ditempat kantor kedudukan kantor Inspeksi serta jang setjara berentjana berkeli -ling keseluruh lin daerah Inspeksi jang bersangkutan, sehingga tiap tempat kerdja dilin (setasiun, dipo dsb.) dikundjungi, paling sedikit sebulan sekali,
Poliklinik2 ini masing2 dikepalai oleh seorang tabib D.K.A. Dengan
demikian, maka akan dibutuhkan 9 tabib untuk poliklinik² bengkel dan 15 tabib untuk 11 Inspeksi di Djawa dan Madura, 2 Sumatera Selatan, 1 Sumatera Barat, 1 Sumatera Utara guna poliklinik2
berkeliling.