• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

IV.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

IV.1.2. Keadaan Penduduk

Masalah kependudukan merupakan isu umum yang terdapat dalam suatu daerah atau wilayah. Walaupun penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan, namun bila tidak diimbangi dengan kemampuan dan ketrampilan yang memadai, maka akan menimbulkan kendala dalam proses pembangunan itu sendiri.

Desa Tembung memiliki 16 dusun/lingkungan, sedangkan Desa Sambirejo Timur memiliki 11 dusun/lingkungan, merupakan salah satu daerah administratif terkecil dalam tata pemerintahan di Indonesia, dan memiliki ciri tersendiri tentang gambaran keadaan kependudukannya. Penduduk di dua desa ini mayoritas adalah bersuku Jawa yang telah lama dan menetap di Sumatera Utara, sehingga nuansa jawa ada di desa tersebut.

1. Jumlah penduduk desa berdasarkan dusun tempat penelitian

Berikut adalah data jumlah penduduk dusun XII Desa Tembung dan jumlah penduduk dusun VII Desa Sambirejo Timur berdasarkan laporan kependudukan desa kepada kecamatan.

a. Jumlah penduduk dusun XII Desa Tembung

Tabel 1 (sumber : laporan kependudukan desa bulan februari 2011)

b. Jumlah penduduk dusun VII Desa Sambirejo Timur

Tabel 2 (sumber : laporan kependudukan desa bulan November 2010 ) no Jenis kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki – laki 657

2. Perempuan 646

Total 1303

no Jenis kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki – laki 972

2. Perempuan 969

2. Gambaran umum karakteristik penduduk desa

Menurut penuturan kepala dusun mayoritas warga desa beragama Islam. Di dusun tersebut terdapat sepuluh keluarga yang beragama Kristen, dan satu keluarga yang beragama Budha. Mayoritas pendududk dusun bermata pencaharian sebagai pekerja bangunan atau buruh pabrik dan berwiraswasta sendiri, atau mocok-mocok seperti penuturan kepala dusun. Dan hanya sebagian kecil saja yang bekerja sebagai pegawai negeri dan swasta serta berprofesi sebagai guru. Rata-rata warga dusun pendididkan terakhirnya adalah tamatan SMA/SMK, dan hanya sedikit yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, kurang lebih lima belas orang yang sarjana di dusun tersebut. Gambaran umum warga desa ini diperoleh berdasarkan wawancara singkat dengan kepala dusun setempat, karena tidak ada data lengkap baik di kantor desa maupun di kantor camat.

3. Sarana dan prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk pencapaian tujuan suatu program atau kegiatan pembangunan. Suatu rencana yang disusun dengan baik, tanpa didukung sarana dan prasarana yang baik dan memadai, maka tujuan dari perencanaan dalam suatu program atau kegiatan kemasyarakatan akan sulit tercapai.

Untuk mendukung tugas pelayanan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka di desa penelitian tersebut tersedia berbagai sarana dan prasarana, seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana

tempat ibadah dan lain sebagainya. Adapun sarana dan prasarana tersebut adalah sebagai berikut;

a) Sarana pendidikan

Dalam hal penyediaan sarana pendidikan formal di Desa penelitian dapat dilihat pada table berikut ini, data sendiri diperoleh berdasarkan pengamatan langsung ke lapangan ;

No. Sarana Pendidikan Jumlah (Unit) Keterangan

1. TK 1 Baik

2. SD 2 Baik

3. SLTP 2 Baik

4. SLTA 1 Baik

Total 6 Baik

Tabel 3 (sumber : berdasarkan pengamatan langsung)

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa sarana pendidikan di sekitar desa penelitian ini masih dikatakan belum memadai dikarenakan minimnya sarana pendididkan yang ada, sehingga bagi warga yang memiliki pilihan lain untuk memperoleh pendidikan memilih untuk mencari keluar desa.

b) Sarana ibadah

Dalam hal keagamaan dan sarana peribadatan menunjukan bahwa daerah tersebut memiliki corak keberagaman umat yang berbeda, namun dominasi satu agama terlihat dari saran ibadah yang ada di desa tersebut.

hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini, dimana saran ibadah satu agama yang lebih banyak dibandingkan agama lain, walau demikian toleransi beragama dipelihara dengan baik di desa. data ini juga diperoleh berdasarka pengamatan langsung ke lapangan dan juga bertanya kepada kepala dusun yang ada di desa yang di teliti,

No. Jenis Sarana Jumlah Keterangan

1. Masjid 6 Baik

2. Mushola 3 Baik

3. Gereja 1 Baik

4. Vihara/Kuil Baik

Total 10 Baik

Tabel 4 (sumber : berdasarkan pengamatan langsung)

Sarana peribadatan pada desa tersebut terdiri dari 6 Masjid, 3 Mushola dan 1 Gereja. Sedangkan Vihara tidak ada. Artinya bahwa mayoritas pemeluk agama di desa tersebut adalah agama Islam, hal ini tergambar dari sarana ibadah yakni Masjid

c) Sarana kesehatan

No. Jenis Sarana Jumlah Keterangan

1. Poliklinik 1 Baik

2. Praktek Dokter 2 Baik

3. Puskesmas 1 Baik

4. Posyandu 1 Baik

Total 6 Baik

Tabel 5 (sumber : berdasarkan pengamatan langsung)

Bila melihat sarana kesehatan di atas, dapat dikatakan bahwa keadaannya belum memadai, karena minimnya sarana pelayanan publik yang kaitannya terhadap akses keseshatan. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa pemerintah desa dan masyarakatnya belum mulai sadar untuk menyediakan fasilitas kesehatan guna menunjang program pemerintah di bidang kesehatan khususnya kesehatan masyarakat.

IV.1.3. Gambaran Umum Warnet

Warnet RG berada di Jalan Makmur Pasar 7 Tembung dusun VII Desa Sambirejo Timur. Warnet ini berdampingan langsung dengan bagian induk rumah pemilik warnet, karena sebelumnya sebuah garasi kosong, daripada kosong maka disulap menjadi warnet lebih berguna. Waluau lokasi warnet bukan di jalan utama

bilik/kom lesehan dan 6 komputer (interent) yang tempat duduknya terbuka tanpa sekat-sekat.

Pada warnet ini sistem pencatatan pengakses internetnya dengan cara manual, yaitu operator/penjaga warnet mencatat pengakses yang menggunakan layanan dengan buku catatan yang ada padanya. Warnet ini ada sistem pemakaian bebas tergantung pengakses kapan selesai mengakses, dan sistem per paket, paket 2 jam, 3-5 jam, dan paket begadang plus soft drink. Bagi pengakses yang menunggu disediakan bangku-bangku untuk menunggu. Warnet ini juga menerima tempahan ketikan berupa tugas-tugas kuliah/sekolah atau laporan-laporan bagi mereka yang tidak pandai mengetik atau tidak mempunyai waktu. Pengakses warnet betah berlama-lama lantaran sikap penjaga warnet yang bersahabat dan ramah serta mau mengajari ini itu bagi pengakses pemula seperti anak.anak sekolah yang sebagian masih kurang paham dengan pemakaian media internet atau warga desa yang dulunya awam sama dengan teknologi seperti komputer/internet, namun memiliki kemauan untuk belajar.

Sementara Warnet Steve berada di Jalan Pasar 6 Tembung dekat simpang Pasar 5, dusun XII Desa Tembung. Lokasi yang berada di jalan utama desa membuat warnet ini ramai dengan pengakses bukan hanya dari penduduk sekitar saja, tapi warga desa lain yang kebetulan melintas di sana. Warnet ini terasa luas karena berbentuk ruko yang lantai satunya memang di khususkan untuk warnet.

Warnet ini memiliki 12 bilik/kom lesehan yang tiap biliknya dilengkapi dengan headphone dengan ruang bilik yang nyaman, dan 8 komputer untuk mengakses internet yang tempat duduknya terbuka tanpa sekat-sekat. Walau lebih banyak sistem bilik/kom daripada sistem terbukanya, namun interaksi sesama pengakses tetap terjadi dengan cara saling sahut-menyahut atau melalui pesan antar billing sesama pengakses atau ke operator.

Pada Warnet Steve sistem pencatatan pengaksesnya adalah dengan aplikasi berbasis jaringan, yaitu aplikasi otomatis dalam jaringan dimana perhitungan dilakukan saat pengakses memasukkan identitas. Aplikasi ini lebih memudahkan penjaga karena terdapat fungsi-fungsi lainnya selain mencatat waktu seperti memberi diskon atau mengendalikan komputer dari jarak jauh.

Di warnet ini juga ada sistem pemakaian bebas tergantung pengakses kapan selesai mengakses, dan sistem per paket, paket 3 jam dan paket 5 jam plus soft drink, dan paket begadang/malam. Warnet ini juga menerima tempahan ketikan berupa tugas-tugas kuliah/sekolah atau laporan-laporan bagi mereka yang tidak pandai mengetik atau tidak mempunyai waktu. Tiap hari terutama hari Sabtu dan Minggu warnet ini ramai dengan para pengakses karen letaknya yang strategis di jalan utama desa tadi.

Sejak mulai beroperasi, kedua warnet tersebut sampai dengan penelitian ini berlangsung, kedua warnet tersebut telah mampu menarik pengakses sekitar 800 pengakses yang berasal dari berbagai kalangan di sekitar desa. Jika dirata-ratakan,

setiap harinya kedua warnet tersebut menjaring pelanggan mencapai 10 sampai dengan 20 orang pengakses.

Bagi pihak penyedia warnet sendiri, hal ini merupakan indikator perkembangan yang positif, mengingat keberadaannya belum lama berdiri. Dan juga antusias warga desa dalam memanfaatkan fasilitas warnet yang tersedia.

Dokumen terkait