• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini dahulu merupakan perkebunan kina dan kopi milik NV Culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat dan rusak. Oleh karena itu, perkebunan tersebut diganti dengan tanaman pangan. Pada tahun 1958, tanaman pangan tersebut diganti dengan komoditi teh karena dianggap kurang menguntungkan. Pada tahun 1961 kebun ini dijual oleh pemiliknya kepada NV Kencana Wati Corporate.

Tahun 1980 PT Rumpun dipecah menjadi dua, yaitu PT Rumpun Teh dan PT Rumpun Antan (aneka tanaman) yang keduanya berpusat di Semarang. PT Rumpun Terdiri atas : Kebun Teh Medini, Boja, Kendal, Kebun Teh Kemuning, Surakarta dan Kebun Kopi Kaligintung, Temanggung. Berdasarkan surat direksi PT Rumpun Teh, SK nomor DIR/04/3/II/A/1984 tanggal 17 Maret 1984, Medini bergabung dengan Kaligintung. Kebun Teh Medini dan Kebun Teh Kaligintung menjadi bagian dari Kebun Medini mulai tanggal 1 Januari 1989 dengan SK nomor DIR/kep/29/teh/12/1989. Yayasan Rumpun Diponegoro, PT Astra Agro Lestari dan PT Rumpun mengadakan kerjasama dalam mengelola Kebun Medini, sehingga pada bulan Februari 1990 berdirilah PT Rumpun Sari Medini (RSM) yang merupakan anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk.

Pada tahun 2004, PT Astra Agro Lestari Tbk menjual seluruh kebun selain komoditi kelapa sawit. Pada tahun 2004 Kebun Teh Rumpun Sari Medini beralih menjadi anak perusahaan PT Sumber Abadi Tirta Sentosa (PT SATS).

Letak Geografis dan Administrasi

PT Rumpun Sari Medini terbagi menjadi dua kebun yaitu Kebun Medini dan Kebun Kaligintung. Perkebunan Medini terletak di lereng Gunung Ungaran, yaitu di Desa Ngesrep Balong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Perkebunan ini berjarak 11 km dari Boja ke arah Timur, 40 km dari Kota Semarang ke arah Selatan dan 60 km dari Kota Kendal ke arah Timur. Lahan Perkebunan Medini berada pada ketinggian 950-1 775 m di atas

permukaan laut (dpl). Batas-batas Perkebunan Medini adalah sebagai berikut : sebelah Utara Kelurahan Ngesrep Balong, sebelah Selatan Lereng Gunung Ungaran, sebelah Barat Kecamatan Limbangan, dan sebelah Timur Lereng Gunung Glimut.

Lokasi Kebun Kaligintung (Afdeling OC) terletak di Desa Kalisari terpisah dari Kebun Medini. Kebun Kaligintung berada dalam ketinggian 1 200 m dpl. Batas–batas Kebun Kaligintung sebagai berikut : sebelah Utara Desa Duren, sebelah Selatan Desa Kaloran, sebelah Barat Desa Tlogo Pucang, dan sebelah Timur Desa Kemitir.

Di lingkungan Perkebunan Medini terdapat tiga dusun, yaitu dua dusun implasemen (Dusun Medini dan Dusun Candi Promasan) dan dusun asli penduduk kampung yaitu Dusun Gunungsari. Kantor pelaksanaan dan pabrik pengolahan teh Perkebunan Medini berada di dalam lokasi Kebun. Untuk mengetahui lebih jelas lokasi perkebunan dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

Keadaan Iklim dan Tanah

Perkebunan Medini berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth–Ferguson merupakan tipe iklim B (basah) dengan suhu rata–rata 260C dan kelembaban berkisar 92 %. Rata–rata curah hujan selama 10 tahun terakhir adalah 4 060 mm/tahum dengan 191 hari hujan/tahun, rata-rata bulan basah 8.8 dan bulan kering 2.8 bulan. Data curah hujan dan hari hujan di Perkebunan Medini dapat dilihat pada Lampiran 6.

Jenis tanah di Perkebunan Medini yaitu Andosol, sebagian Regosol, dan Latosol dengan pH tanah 6.7, topografi lahan perkebunan sangat bervariasi yaitu berkisar 15–70 % merupakan lahan perbukitan bergelombang yang curam.

Luas Arealdan Tata Guna Lahan

Pada tahun 2010 PT Rumpun Sari Medini mempunyai luas keseluruhan 534.91 ha dengan lahan efektif 466.67 ha, sedangkan lahan non efektif seluas 68.24 ha terletak Kebun Medini dan kebun Kaligintung. Luas areal efektif pada Kebun Medini yang merupakan lahan produktif tanaman teh seluas 286.32 ha

sedangkan seluas 54.93 ha merupakan lahan cadangan/konservasi. Di Kebun Kaligintung luas areal produktif yang menghasilkan tanaman teh seluas 23 ha sedangkan 102.42 ha merupakan lahan konservasi, TBM dan tanaman lainya (Albazia, Durian, Petai, Jati). Tata guna lahan di PT Rumpun Sari Medini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tata Guna Lahan PT Rumpun Sari Medini Tahun 2010

Uraian Afdeling A Afdeling B Afdeling C Total

………(ha)……… Teh (TM) 115.78 170.54 23.00 309.32 TBM I - - 7.00 7.00 TBM II - - 4.68 4.68 Budidaya tanaman lain - - 47.79 47.79 Areal Cadangan 36.82 18.11 42.95 97.88

Sub Total Lahan

Efektif 152.60 188.65 125.42 466.67

Jalan 12.71 7.52 3.52 23.75

Sungai 13.77 3.20 16.10 33.07

Emplasemenn 6.37 2.00 3.05 11.42

Sub Total Lahan

Non Efektif 32.85 12.72 22.67 68.24

Total 185.45 201.37 148.09 534.91

Sumber : Arsip Kantor Perkebunan Medini, 2011

Kedaan Tanaman dan Produksi

Tanaman teh yang dibudidayakan di Perkebunan Medini tanaman asal stek (klonal). Klon yang dibudidayakan adalah TRI 2024, TRI 2025, CIN 143 dan Gambung. Klon yang paling banyak ditanam adalah Klon TRI 2025. Jarak tanam yang digunakan adalah 120 x 60 cm dengan populasi 13 888 tanaman/ha, tetapi populasi rata–rata Perkebunan Medini 9 162 tanaman/ha. Hal ini disebabkan karena banyak lahan yang tidak bisa ditanami dikarenakan lahan berbatu dan kondisi lahan curam,

Perkebunan Medini rata-rata produksi basah selama lima tahun terakhir adalah 2 934 355 kg teh basah/tahun dengan produktivitas 9 487 kg teh basah/ha/tahun. Produksi dan produktivitas teh kering yang dihasilkan Perkebunan Medini selama lima tahun terakhir adalah 644 172 kg teh

kering/tahun dan 2 133 kg teh kering/ha/tahun, produktivitas teh Perkebunan Medini masih lebih besar daripada produktivitas Perkebunan Swasta Nasional pada tahun 2010 sebesar 1 297.07 kg teh/ha/tahun. Perkembangan produksi dan produktivitas teh basah maupun teh kering di Perkebunan Medini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi serta Produksitivitas Teh Basah dan Kering di Perkebunan Medini Tahun 2006-2010

Tahun Luas areal TM

Produksi Produktivitas

Basah Kering Basah Kering

…..(ha)….. …………..(kg)…………. …………..(kg/ha)………. 2006 309.32 2 526 209 567 951 8 167 1 836 2007 309.32 3 223 316 725 453 10 421 2 345 2008 309.32 3 034 394 682 967 9 810 2 208 2009 309.32 2 865 524 644 172 9 264 2 082 2010 309.32 3 022 332 679 213 9 771 2 196 Rata-rata 2 934 355 659 971 9 487 2 133

Sumber : Arsip Kantor Perkebunan Medini, 2011.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Perkebunan Medini, PT Rumpun Sari Medini dipimpin langsung oleh seorang Administratur yang diangkat melalui dewan direksi dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Direksi PT Sumber Abadi Tirtasentosa. Seorang Administratur dibantu olah bagian tanaman, bagian administrasi, bagian pabrik dan teknik. Administratur merupakan jabatan tertinggi dalam perkebunan Medini yang bertugas mengkoordinir semua lini (kepala tata usaha, kepala tanaman, kepala pabrik, dan kepala teknik) sebagai mediator Head Office (HO), mengelola kebun dan membuat kebijakan–kebijakan yang berhubungan dengan kebun, serta melakukan pengawasan dan pembinaan untuk menjamin berlangsunganya proses produksi.

Bagian tanaman dipimpin oleh Asisten tanaman yang bertugas mengatur dan mengkoordinasi segala kegiatan yang ada di kebun. Asisten tanaman dibantu langsung oleh mandor-mandor tanaman dan krani tanaman. Asisten tanaman bertanggung jawab atas semua kegiatan di kebun dan bertugas mengawasi operasional lapangan serta membuat kebijakan kebun. Asisten tanaman membuat

rencana kerja dan anggaran yang dimasukkan dalam anggaran tahunan dan bulanan, mengkoordinir dan mengevaluasi pekerjaan mandor.

Bagian administrasi dipimpin oleh kepala tata usaha (KTU) yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi di kantor yang berhubungan dengan koordinasi kerja dengan administratur, koordinasi dengan asisten tanaman, dan kepala pabrik tentang Standart Operasional Procedur (SOP) yang berlaku di perkebunan. KTU membawahi langsung bagian personalia, bagian keuangan, bagian gudang, dan bagian keamanan.

Bagian pabrik dipimpin oleh kepala pabrik yang bertanggung jawab langsung kepada administratur. Kepala pabrik bertugas melakukan koordinasi seluruh kegiatan produksi di pabrik, yaitu menjamin kelangsungan proses produksi dan kualitas teh kering yang dihasilkan, serta berkewajiban atas pemeliharaan infrastruktur pabrik dan bangunan pabrik. Kepala pabrik dibantu oleh mandor 1 teknik untuk mengkoordinir segala aspek teknis sehingga dapat membantu kelancaran proses produksi. Untuk melaksanakan tugas kepala pabrik dibantu oleh mandor teknik, mandor pengolahan, dan krani pabrik. Struktur organisasi Perkebunan Medini dapat dilihat pada Lampiran 7.

Tenaga kerja di PT Rumpun Sari Medini terdiri atas karyawan staf (bulanan HO), karyawan non staf (bulanan lokal), karyawan harian tetap (KHT/PHT) dan karyawan harian lepas (KHL). Karyawan staf meliputi meliputi manager (Administratur), asisten tanaman, kepala tata usaha (KTU) dan kepala pabrik. Karwayan staf mendapatkan kenaikan gaji maupun kenaikan jabatan berdasarkan keputusan dari Head Office (HO).

Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan lokal, karyawan harian tetap, dan karyawan harian lepas. Karyawan bulanan terdiri dari krani pabrik dan tanaman, sebagian mandor rawat dan panen, mandor teknik, sebagian mandor pengolahan dan krani gudang. Karyawan harian tetap tediri dari sebagian mandor rawat dan panen, pekerja rawat dan HPT, karyawan dan operator pabrik, sedangkan karyawan harian lepas berupa karyawan petik, rawat dan sebagian operator pabrik.

Sistem bulanan HO digaji langsung oleh direksi PT Sumber Abadi Tirtasentosa, sedangkan untuk sistem pengajian selain bulanan HO digaji oleh kebun. Besarnya gaji untuk karyawan harian lepas berdasarkan prestasi kerja yang diperoleh dan telah disesuaikan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK), sedangkan untuk karyawan KHT pengajianya didasarkan pada UMK dan ditentukan sesuai hari kerja efektif dalam satu bulan ditambah hak sosial.

Karyawan harian tetap, bulanan, karyawan staf mendapatkan jaminan sosial yang meliputi pengobatan, cuti tahunan 12 hari kerja/tahun, cuti panjang 5 tahunan, jamsostek, perumahan, tunjangan hari raya dan perkawinan, sedangkan karyawan harian lepas tidak mendapatkan jaminan sosial. Pembagian gaji untuk karyawan dilakukan setiap bulan yaitu maksimal tanggal 5, kecuali untuk karyawan harian lepas pemetikan pembayaran gaji dilakukan dua kali dalam satu bulan yaitu tanggal 5 dan 20. Jumlah karyawan di PT Rumpun Sari Medini adalah 506 dengan luas areal sebesar 466.67, indeks tenga kerja yang dapat dicapai sebesar 1.08 orang/ha. Jumlah dan komposisi tenaga kerja di PT Rumpun Sari Medini pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah dan Komposisi Tenaga Kerja di PT Rumpun Sari Medini pada Tahun 2011

Bagian Staf Bulanan Lokal Pekerja Harian Tetap Buruh Harian Lepas Total ……….(orang)………. Adm. Umum 2 7 8 8 25 Kebun 2 8 10 388 408 Pabrik 1 8 31 25 65 Teknik - 2 2 4 8 Total 5 25 51 425 506

Aspek Teknis Pengendalian Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan karena kemampuannya dapat bersaing dengan tanaman pokok. Pengendalian gulma bertujuan menekan pertumbuhan gulma serendah mungkin melalui pemilihan pengendalian gulma yang tepat.

Gulma yang dominan di Perkebunan Medini adalah Impatiens plalypetata

(pacar banyu), Boreria alata (ketoprakan), Clibadium surinamense (krinyu),

Clydemia hirta (cata’an), Melastoma malabraticum (senganen), Ageratum conyzoides (babadotan), Commelina difusa (tali said), Gleicenia linearis (pakis andan), Setaria plicata (coe’an), dan Emilia sonchifolia (jawaroro).

Sistem pengendalian gulma yang dilakukan di Perkebunan Medini adalah secara kimiawi dan manual. Baik pengendalian gulma secara kimiawi maupun manual dilakukan dua kali setahun. Pelaksanaan pengendalian disesuaikan dengan kondisi lapangan yaitu berdasarkan kerapatan gulma ketinggian gulma dan jenis gulma.

Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara dibabat dan didongkel. Pembabatan dilakukan dengan membabat semua gulma yang berada di bawah perdu teh. Dongkel Anak Kayu (DAK) dilakukan dengan mendongkel gulma berkayu sampai ke akar-akarnya sehingga memperkecil kemungkinan untuk tumbuh kembali. Alat yang digunakan untuk pengendalian gulma secara manual adalah sabit atau dicabut langsung dengan kedua tangan. Gulma setelah dibabat atau didongkel diletakkan di atas bidang petik supaya kering dan tidak tumbuh lagi, selain itu untuk mempermudah pengecekan oleh mandor.

Pekerjaan pengendalian gulma dilakukan oleh KHL dengan sistem harian yang diawasi oleh mandor rawat. Upah KHL untuk pengendalian gulma manual adalah Rp. 14 500/HK. Standar yang ditetapkan kebun untuk pengendalian manual 0.2 ha/HK (5 patok/HK), akan tetapi prestasi pekerja di lapangan 0.076 ha/HK (2 patok/HK). Hal ini dikarenakan kerapatan gulma sangat tinggi. Penulis

melaksankan pengendalian manual selama dua hari dengan prestasi kerja 0.04 ha/HK (2 patok /HK).

Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia (herbisida). Herbisida yang digunakan di Perkebunan Medini adalah herbisida sistemik berbahan aktif Glifosat. Dosis yang digunakan di lapangan 1.5 l/ha dengan konsentrasi 5-7 ml/l air. Alat yang digunakan untuk pengendalian adalah knapsack sprayer dengan kapasitas 15 l air, nozzle yang digunakan berwarna merah, kuning, biru dan hitam. Alat bantu yang digunakan adalah dirigen plastik 20 l, gelas ukur, dan perlengkapan keselamatan kerja.

Herbisida dan air dicampur dipinggir areal kebun lalu dimasukkan ke dalam knapsack sprayer, alat digendong dan memompa sebanyak 10 kali untuk mencapai tekanan konstan. Aplikasi herbisida dilakukan dari lokasi yang jauh dari sumber air menuju lokasi yang dekat dengan sumber air. Pada saat proses penyemprotan pekerja jalan dua langkah sambil menyemprotkan bahan ke gulma. Untuk mempertahankan tekanan konstan dilakukan pemompaan setiap dua langkah sekali. Aplikasi herbisida dilakukan pada saat cuaca cerah, apabila turun hujan aplikasi dihentikan.

Aplikasi herbisida dilakukan dibawah pengawasan mandor rawat. Luasan yang dapat dikendalikan dengan satu kali angkatan knapsack sprayer adalah 600 m2 (1.5 patok) dalam waktu 20 menit. Standar pengendalian kimia yang ditentukan oleh kebun adalah 0.6 ha/HK (15 patok/HK), dengan prestasi kerja sebesar 0.4 ha/HK. Pengendalian secara kimiawi dilakukan oleh KHL, upah KHL untuk pengendalian secara kimia sebesar Rp. 15 750/HK. Penulis melaksanakan

pengendalian gulma secara kimia selama dua hari dengan prestasi kerja 0.14 ha/HK. Pengendalian gulma secara kimia maupun manual dapat dilihat pada

Gambar 1.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit dapat merusak kualitas dan menurunkan nilai ekonomi hasil tanaman. Kerugian langsung dapat berupa berkurangnya produksi dan secara

tidak langsung berupa kerusakan tanaman. Tujuan pengendalian hama dan penyakit adalah menekan populasi serangga yang merugikan tanaman.

(A) (B)

Gambar 1. Pelaksanaan Pengendalian Gulma Secara Kimia (A), Pengendalian Gulma Secara Manual (B)

Sasarannya dari kegiatan ini yaitu dengan tercapainya produktivitas tanaman dapat tetap optimal sesuai dengan potensinya, menekan kerugian akibat organisme pengganggu tanaman hingga sekecil mungkin dan meminimalkan penggunaan pestisida. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan bersamaan dengan pemupukan daun yaitu setelah dilakukan pemetikan. Hama dan penyakit menyerang Perkebunan Medini selama sepanjang musim. Hama yang menyerang di Perkebunan Medini adalah ulat penggulung daun, Empoasca sp., ulat penggulung pucuk, tungau jingga (Myte), kutu hitam, dan ulat pengerek batang sedangkan penyakit yang menyerang di Perkebunan Medini adalah jamur akar dan cacar daun teh (blister blight).

Perkebunan Medini menggunakan metode EWS untuk mengetahui tingkat serangan dan tindakan pengendalian serta keefisienan biaya untuk pengendalian (penggunaan herbisida). Early Warning Sistem (EWS) dilakukan dari blok ke blok dan menghitung tingkat serangan hama dan penyakitnya. EWS dilakukan dengan mengambil tanaman contoh sebanyak 3 tanaman setiap patok sehingga dalam 1 ha (= 25 patok) terdapat 75 tanaman sampel. Sampel tanaman diambil secara acak untuk menentukan intensitas serangan, luas serangan dan luas pengendalian.

Intensitas serangan = pokok seranagan

total tanaman sampel dalam blok x 100 %

Luas serangan = intensitas serangan x luas blok Luas pengendalian = luas serangan x 1.38 1.38 = konstanta pengendalian ( luas isolasi )

EWS dilakukan oleh mandor HPT dengan rotasi dua kali dalam satu bulan. Kriteria tingkat serangan hama di Perkebunan Medini digolongkan menjadi tiga, yaitu : 0-5 % serangan ringan, 5-10 % serangan sedang, dan > 10 % serangan berat, sedangkan untuk penyakit: 0-3 % serangan ringan, 3-5 % serangan sedang dan >5 % serangan berat. Pengendalian hama dan penyakit didahulukan pada populasi hama ataupun penyakit yang lebih tinggi terutama pada kantong-kantong serangan.

Hama yang menyerang di Perkebunan Medini pada saat pelaksanaan magang adalah Empoasca sp dan ulat penggulung. Empoasca sp merupakan hama utama yang sering menyerang tanaman teh dibandingkan hama yang lain. Hama ini menyerang pada musim kemarau. Hama Empoasca sp menimbulkan kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian langsung berupa rusaknya daun muda/pucuk, yang mengakibatkan produksi menurun. Gejala awal serangan

Empoasca sp adalah tulang daun berwarna merah sedangkan gejala lebih parah daun akan kerdil dan keriting. Kerugian tidak langsung akibat serangan hama pada tanaman menyebabkan kanker cabang. Pengendalian hama Empoasca sp dilaksanakan secara kimiawi dengan menggunakan insektisida sistemik berbahan aktif Imidokloprid 50 g/l dan Imidokloprid 200 g/l. Dosis yang digunakan untuk pengendalian hama ini adalah 0.6 l/ha untuk Imidokloprid 50 g/l dan 0.15 l/ha untuk berbahan aktif Imidokloprid 200 g/l.

Serangan hama ulat penggulung pucuk dan ulat penggulung daun terjadi sepanjang tahun, tetapi intensitas serangan tinggi terjadi pada peralihan musim kemarau dan hujan. Ulat penggulung pucuk menyerang daun pucuk teh yang mengakibatkan daun menggulung dan pertumbuhan tunas terhambat. Pengendalian hama ulat penggulung dilakukan secara manual dan kimiawi.

Pengendalian manual dilakukan dengan memetik langsung daun yang terserang. Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida kimiawi berbahan aktif

Sipermetrin 100 g/l, dosis yang digunakan di lapang 0.25–0.5 l/ha.

Penyakit yang menyerang tanaman teh di Perkebunan Medini adalah cacar daun (Blister blight) yang disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans. Serangan terbesar cacar daun teh terjadi pada musim penghujan, dikarenakan kelembaban udara tinggi dan intensitas cahaya rendah maka jamur dapat berkembang biak secara sempurna. Bagian yang diserang adalah daun dan ranting yang masih muda. Gejala serangan adalah timbul bintik kecil tembus cahaya dengan diameter ± 0.25 mm, kemudian membesar dan menonjol ke bawah permukaan daun dengan permukaan atas utuh dan membentuk spora pada tonjolan. Lama-kelamaan pusat bercak berwarna cokelat lalu mengering, setelah mengering bercak dapat terlepas sehingga daun berlubang. Penyebaran penyakit Blister blight akibat spora yang diterbangkan oleh angin dan terbawa serangga dan manusia. Pengendalian penyakit cacar daun dilakukan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif tembaga oksida 86 % dengan dosis 75–100 g/ha.

Alat yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit adalah motor pompa (mist blower) dengan kapasitas 12-15 l untuk luasan 1.5 patok/kap (600 m2). Kegiatan pengendalian dilakukan pada keadaan cuaca cerah dan setelah pemetikan, supaya bahan aktif bekerja secara optimal dan tidak mempengaruhi mutu pucuk yang diolah.

Tenaga kerja pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah penyemprot, pengangkut air sekaligus pencampur bahan kimia. Pekerja pengendalian hama terdiri dari karyawan harian lepas dan karyawan harian tetap yang diawasi oleh satu mandor HPT. Standar kerja pengendalian hama dan penyakit yang telah ditentukan oleh kebun sebesar 1.5 ha/HK. Penulis mengikuti kegiatan pengendalian HPT selama dua hari dengan prestasi kerja 0.36 ha/HK sedangkan prestasi kerja KHL 0.63 ha/HK. Proses pengendalian hama dan penyakit di Perkebunan Medini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Proses Pengendalian Hama dan Penyakit di Perkebunan Medini Pemupukan

Pemupukan adalah memberikan unsur-unsur hara ke dalam tanah dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan yang dilakukan supaya efektif dan efisien maka harus dilakukan tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat sasaran. Pemupukan di Perkebunan Medini dilakukan melalui dua cara yaitu melalui daun dan akar. Dosis dan jenis pupuk yang digunakan mengacu kepada surat rekomendasi dari kantor pusat PT Sumber Abadi Tirtasentosa.

Pemupukan melalui daun dilakukan setelah pemetikan dan bersamaan dengan pengendalian hama dan penyakit. Pupuk daun yang digunakan adalah urea dengan konsentrasi 75 g/15 l air. Pemupukan melalui daun digunakan untuk mempercepat penyembuhan dari serangan hama/penyakit, dan merangsang pertumbuhan pucuk. Pekerjaan pemupukan melalui daun dimulai dari pukul 06.00 sampai pukul 13.30 WIB. Aplikasi pupuk daun tergantung cuaca, kalau turun hujan pemupukan tidak dilakukan dikarenakan pupuk akan tercuci oleh air hujan. Pemupukan melalui tanah menggunakan Urea, MOP dan Rock Phosphate. Pemupukan pada Bulan Februari menggunakan Urea dan MOP. Dosis yang digunakan 100 kg/ha untuk Urea dan 50 kg/ha untuk MOP. Pemupukan kedua dilaksanakan pada Bulan April, pupuk yang digunakan adalah Urea dan Rock Phosphate. Dosis yang digunakan 100 kg/ha untuk Urea dan 65 kg/ha untuk Rock Phosphate. Proses pemupukan diprioritaskan pada kebun yang bersih dari gulma.

Pelaksanaan pemupukan sangat disesuaikan dengan kondisi lapang dan cuaca, jika turun hujan pemupukan dihentikan.

Kegiatan pemupukan dimulai pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 11.00 WIB. Tenaga kerja pemupukan terdiri atas tenaga langsir (penyampur pupuk dan pengangkut) dan penyebar pupuk. Pupuk diambil dari gudang dibawa ke lapangan menggunakan mobil Hi line dan diletakkan di tempat yang akan dipupuk. Pupuk yang akan dipupuk dicampur sesuai dosis yang ditetapkan lalu disebar ke tanaman dengan menggunakan ember. Pemupukan dilakukan oleh 16-25 orang, tergantung berapa banyak pupuk yang diaplikasikan.

Pemupukan dilakukan oleh KHL dengan sistem harian, upah per HK adalah Rp.14 500 /orang/hari. Kapasitas perorang adalah 110 kg pupuk/HK. Kegiatan pemupukan diawasi oleh 3-4 orang mandor rawat dan 1 orang asisten tanaman. Pemupukan dilakukan secara sisir dimana pemupuk berjajar seperti sisir bergerak ke depan secara bersamaan. Pupuk ditebar/ditaburkan dipinggir tanaman setiap 2 baris tanaman, apabila pupuk penebar habis lansir menggantarkan pupuk. Standar pemupukan yang ditetapkan oleh kebun adalah 110 kg/HK sedangkan prestasi kerja karyawan rata-rata 106 kg/HK. Penulis melakukan kegiatan pemupukan selama empat hari tetapi tidak mempunyai prestasi kerja, dikarenakan tidak diijinkan oleh pihak kebun.

Pemangkasan

Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan kultur teknis untuk menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu, sehingga pemetikan dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan efisien serta pucuk yang dihasilkan banyak. Pemangkasan bertujuan mempermudahkan agar tanaman selalu berada pada fase vegetatif, memelihara bidang petik agar tetap rendah untuk memudahkan pemetikan, membentuk bidang petik selebar mungkin, membuang cabang tidak produktif serta merangsang pembentukan tunas baru.

Standar pemangkasan yang ditetapkan oleh kebun adalah 0.04 ha/HK sedangkan prestasi kerja karyawan rata-rata 0.05 ha/HK. Penulis melakukan

kegiatan pemangkasan selama 3 hari di Blok 4 tetapi tidak mempunyai prestasi kerja.

Kriteria pangkas. Faktor-faktor yang menentukan saat pemangkasan adalah tinggi bidang petik, persentase pucuk burung, tingkat produksi, kadar pati

Dokumen terkait