DATA PERKEMBANGAN I
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV S : 36,60C N : 112x/menit R : 34x/menit 4. BB/TB : 5 kg / 62 cm
A : An.F umur 13 Bulan 1 minggu dengan gizi kurang atas indikasi infeksi paru - paru perawatan minggu ke-1.
P : Tanggal : 24 Maret 2015 Pukul : 10.00 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan anaknya
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang seimbang pada anaknya
4. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 31 Maret 2015
EVALUASI
Tanggal : 24 Maret 2015 Pukul : 11.00 WIB 1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kebersihan anaknya.
3. Ibu bersedia untuk tetap memberikan makanan yang seimbang untuk anaknya 4. Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 31 Maret.
PERKEMBANGAN II
(Kunjungan Rumah)
Tanggal : 31 Maret 2015 Pukul : 09.00 WIB
S :
1. Ibu mengatakan anaknya masih rewel
2. Ibu mengatakan sehari anaknya makan 3 kali yaitu pagi : makan bubur sun dan minum susu formula, siang dan malam : makan nasi, lauk, sayur, buah dan minum susu formula, dan sehari anaknya makan roti 3 kali.
3. Ibu mengatakan anaknya sedikit panas.
O :
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV S : 37,90C N : 112x/menit R : 36x/menit 4. BB/TB : 4,8 kg/ 63 cm
A : An.F umur 13 Bulan 2 minggu dengan gizi kurang atas indikasi infeksi paru - paru perawatan minggu ke-2.
P : Tanggal : 31 Maret 2015 Pukul : 10.00 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu untuk mengompres hangat pada axilla dan temporal.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memakaikan pakaian pada anaknya yang bahannya dapat menyerap keringat seperti kain katun atau kaos. 4. Menganjurkan ibu tetap menjaga kebersihan anaknya.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang seimbang pada anaknya.
6. Menganjurkan ibu agar anaknya banyak istirahat yaitu sehari 2 kali : siang ±2 jam dan malam ±10 jam.
7. Melakukan kolaborasi dengan bidan untuk pemberian terapi obat ( Recovit sirup 3 x 1 )
8. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 9 April 2015 atau menganjurkan ibu untuk kontrol jika panas belum turun dalam waktu ± 3 hari.
EVALUASI
Tanggal : 31 Maret 2015 Pukul : 11.00 WIB 1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia mengompres anaknya dengan air hangat.
3. Ibu bersedia memakaikan pakaian yang mudah menyerap keringat. 4. Ibu bersedia tetap menjaga kebersihan.
5. Ibu bersedia tetap memberikan nutrisi yang seimbang. 6. Ibu bersedia mengistirahatkan anaknya.
7. Ibu siap memberikan terapi obat yang telah diberikan oleh bidan.
PERKEMBANGAN III
(Kunjungan Rumah)
Tanggal : 9 April 2015 Pukul : 09.00 WIB
S :
1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak rewel. 2. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak panas.
3. Ibu mengatakan sehari anaknya makan 3 kali yaitu pagi : makan bubur sun dan minum susu formula, siang dan malam : makan nasi, lauk, sayur, buah dan minum susu formula, dan sehari anaknya makan roti 3 kali.
O :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV N : 110x/menit R : 40x/menit S : 36,60C 4. BB/TB : 5 kg/ 64 cm 5. Mata
Conjungtiva : Merah muda
A : An.F umur 13 Bulan 3 minggu dengan gizi kurang atas indikasi infeksi paru - paru perawatan minggu ke-3.
P : Tanggal : 9 April 2015 Pukul : 09.30 WIB 1. Menganjurkan ibu tetap menjaga kebersihan anaknya.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang seimbang pada anaknya.
3. Menganjurkan ibu agar anaknya banyak istirahat yaitu sehari 2 kali : siang ±2 jam dan malam ±10 jam.
EVALUASI
Tanggal : 9 April 2015 Pukul : 10.30 WIB 1. Ibu bersedia menjaga kebersihan anaknya.
2. Ibu bersedia untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang. 3. Ibu bersedia mengistirahatkan anaknya.
PERKEMBANGAN IV
(Kunjungan Rumah)
Tanggal : 18 April 2015 Pukul : 09.00 WIB
S :
1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak rewel.
2. Ibu mengatakan ada peningkatan dalam pola makan yaitu sehari anaknya makan 4 kali/hari dan makan roti 5x/hari.
O :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV N : 110x/menit R : 40x/menit S : 36,70C 4. BB/TB : 5,5 kg/64 cm 5. Mata
Conjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
6. Tidak terjadi peradangan pada kulit
A : An.F umur 14 Bulan dengan gizi kurang atas indikasi infeksi paru - paru perawatan minggu ke-4.
P : Tanggal : 18 April 2015 Pukul : 10.00 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan anak tetap dalam kondisi sehat dan selalu memperhatikan nutrisi.
3. Menganjurkan ibu agar anaknya tetap banyak istirahat yaitu sehari 2 kali : siang ± 2 jam dan malam ±10 jam.
4. Menganjurkan ibu tetap rutin mengikuti posyandu karena untuk mengetahui tumbuh kembang anak.
5. Memberikan makanan tambahan berupa susu formula.
EVALUASI
Tanggal : 18 April 2015 Pukul : 11.00 WIB 1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia menjaga kondisi anak dan tetap akan memberikan nutrisi yang cukup.
3. Ibu bersedia mengistirahatkan anaknya.
4. Ibu bersedia mengikuti posyandu rutin untuk mengetahui tumbuh kembang anaknya.
B. Pembahasan
Pada sub bab ini akan dibahas tentang kasus yang penulis ambil yaitu balita sakit pada An.F umur 13 bulan dengan gizi kurang dibandingkan dengan teori yang ada. Pelaksanaan strudi kasus ini menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari tujuh langkah yaitu Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa potensial, Tindakan segera / Antisipasi, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.
1. Pengkajian Data
Pada kasus An.F umur 13 bulan dengan gizi kurang, penulis melakukan pengkajian berupa data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu keluhan utama. Dari anamnesa diketahui bahwa An.F umur 13 bulan dengan keluhan rewel, badan terlihat kurus, dan pucat. Hasil pemeriksaan pada An.F diperoleh keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, TTV (suhu : 36,80C, nadi : 100x/menit, pernafasan : 34x/menit ), BB : 5 kg, TB : 62 cm, LILA : 12,5 cm, LK : 40cm. Pemeriksaan sistematis yang dilakukan berupa pemeriksaan rambut tidak mengalami kerontokan, muka tidak ada penonjolan, conjungtiva pucat, perut tidak ada pembesaran dan tidak kembung, kulit tidak mengalami peradangan.
Menurut Waryana (2010), Balita di katakan gizi kurang apabila penilaian berat badan menurut tinggi badan pada gizi kurang adalah 70-90%. Menurut Supariasa (2013), keluhan utama pada anak dengan gizi kurang yaitu badan nampak kurus. Pada penderita gizi kurang asupan
makanan berkurang atau tidak ada nafsu makan dan istirahat berkurang karena anak sering rewel dan gelisah. Hasil pemeriksaan fisik balita gizi kurang keadaan umum lemah, kesadaran apatis, TTV seperti suhu : 36,50C, nadi : 80 – 120 kali permenit, respirasi : 40 – 60 kali permenit atau mengalami penurunan. Rambut bercahaya dan mengalami kerontokan, wajah menonjol keluar dan ada keriput pada kulit wajah, conjungtiva pucat, perut kembung dan terjadi pembesaran hati, ada peradangan pada kulit.
Pada tahap ini terdapat kesenjangan antara teori dan lahan praktik yaitu pemeriksaan dilahan pada pemeriksaan sistematis rambut tidak mengalami kerontokan, muka tidak ada penonjolan, perut tidak ada pembesaran dan tidak kembung, kulit tidak mengalami peradangan, tetapi balita tersebut termasuk gizi kurang karena BB/TB yaitu 5000 gr : 62 x 100% = 80 %. Pada An.F nutrisi baik dan nafsu makan tidak berkurang tetapi karena mempunyai penyakit infeksi paru-paru sehingga mengalami gizi kurang atau mengalami penurunan berat badan.
2. Interpretasi Data
Diagnose kebidanan pada kasus ini adalah balita An.F umur 13 bulan dengan gizi kurang. Masalah yang timbul adalah anak rewel dan keluarga sangat cemas dengan keadaannya. Kebutuhan yang diberikan berupa beri motivasi ibu untuk memberikan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Menurut Marmi (2012), diagnosa yang ditegakkan yaitu Balita An.X Umur…tahun dengan gizi kurang, masalah yang sering terjadi pada anak
dengan gizi kurang adalah gangguan rasa nyaman karena peradangan kulit yang disebabkan dari sanitasi yang kurang dan tubuh menjadi lemas. Menurut Nursalam (2008), kebutuhan pada kasus gizi kurang adalah berikan salep atau bedak sedative untuk mengurangi keluhan contohnya bedak talk atau sedia obat penurun panas jika terjadi demam.
Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yaitu balita tidak mengalami gangguan rasa nyaman karena pasien/keluarga tidak mengeluhkan terjadinya peradangan atau lemas sehingga tidak memerlukan kebutuhan seperti berikan salep atau bedak sedative.
3. Diagnose potensial
Pada kasus An.F umur 13 bulan dengan gizi kurang diagnosa potensial yang ditegakkan yaitu terjadinya gizi buruk. Hal ini sesuai dengan teori Supariasa (2013), yang menyatakan diagnose potensial yang mungkin muncul pada kasus balita sakit dengan status gizi kurang yaitu terjadinya gizi buruk.
Pada kasus An.F dengan gizi kurang tidak terjadi gizi buruk karena anak mendapat penanganan yang baik dari petugas kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari berat badan anak mengalami kenaikan dari 5 kg menjadi 5,5 kg.
4. Antisipasi / tindakan segera
Antisipasi / tindakan segera pada kasus balita sakit An.F umur 13 bulan dengan gizi kurang yaitu beri KIE tentang pemberian nutrisi yang sehat dan seimbang.
Pada teori Abdoerrachman (2007), yang menyatakan pada balita gizi kurang lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi, kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan kadar hemoglobin dan pemberian informasi tentang nutrisi yang sehat dan seimbang.
Pada kasus ini tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak dikarenakan kasus pada An.F sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan Kota Sragen dan sudah mendapat terapi dokter untuk penyembuhan infeksi paru-paru dan tidak dilakukan kolaborasi dengan laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin karena sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium pada saat di Rumah Sakit.
5. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada balita sakit An.F umur 13 bulan dengan gizi kurang adalah sebagai berikut :
a. Anjurkan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang pada anaknya.
b. Beri ibu penjelasan tentang pemberian makanan yang mudah diterima anak.
c. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga suhu tubuh.
d. Anjurkan ibu untuk menjaga rasa aman pada anaknya. e. Anjurkan ibu agar anak banyak istirahat.
Menurut Depkes RI (2008), asuhan yang diberikan pada An.F dengan gizi kurang adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan nutrisi / cairan elektrolit cukup cairan,
e) Memberikan makanan yang mengandung karbohidrat, tinggi protein, cukup cairan, rendah serat dan tidak menimbulkan gas. f) Memberikan makanan yang lunak agar anak tidak mengunyah
terlalu lama. Pemberian makanan lunak dengan cara lauk pauk dihaluskan.
g) Jika keadaan pasien memburuk maka pasang infus dengan cairan glukosa dan NaCL.
h) Observasi.
b. Gangguan suhu tubuh
c) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat secara mencukupi.
d) Menganjurkan pasien untuk banyak minum (sirup, teh manis, atau apa yang disukai anak).
c. Gangguan rasa aman
e) Melakukan perawatan kebersihan tubuh setiap hari atau 2 kali sehari.
f) Mengganti pakaian jika kotor.
g) Memakaikan alas kaki jika pergi bermain.
d. Resiko terjadi komplikasi
d) Memberian terapi sesuai program dokter anak dalam pemberian terapi pengobatan atau pencegahan infeksi seperti antibiotik, pemberian vitamin A.
e) Bila ada komplikasi pada mata maka beri tetes/ salep mata tanpa kortikosteroid.
f) Rujuk segera, selama diperjalanan jaga kehangatan badan. e. Istirahat
Pasien yang mengalami gizi kurang perlu istirahat yang cukup karena dengan istirahat bisa untuk menyetabilkan berat badan. Jika mengalami demam maka harus istirahat mutak untuk menurunkan demam.
Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yaitu tidak dilakukan pemasangan infus karena keadaan pasien tidak memburuk, tidak dilakukan pemberian terapi karena anak sudah mendapat terapi sebelumnya dari dokter spesialis paru-paru, tidak diberikan salep mata, tidak dirujuk karena anak tidak mengalami komplikasi.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan pada An.F yaitu disesuaikan dengan perencanaan, yaitu :
a. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang pada anaknya yaitu menu yang mengandung karbohidrat , protein, lemak, vitamin dan mineral.
b. Memberikan penjelasan tentang pemberian makan yang mudah diterima anak yaitu dengan cara memberikan makanan yang lunak agar anak tidak mengunyah terlalu lama, pemberian makanan lunak dengan cara lauk pauk dihaluskan.
c. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga suhu tubuh anak yaitu dengan cara memberikan minum yang banyak agar cairan pada tubuh anak tercukupi sehingga tidak menimbulkan demam.
d. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan anaknya seperti memandikan anaknya 2x sehari, mengganti pakaian jika kotor dan basah.
e. Menganjurkan ibu agar anaknya banyak istirahat yaitu sehari 2 kali : siang ±2 jam dan malam ±10 jam.
f. Menganjurkan ibu datang kembali lagi atau jika ada keluhan.
Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yaitu tidak dilakukan pemasangan infus karena keadaan pasien tidak memburuk, tidak dilakukan pemberian terapi karena anak sudah mendapat terapi sebelumnya dari dokter spesialis paru-paru, tidak diberikan salep mata, tidak dirujuk karena anak tidak mengalami komplikasi.
7. Evaluasi
Pada kasus balita sakit An.F umur 13 bulan dengan gizi kurang setelah dilakukan asuhan selama 4 minggu didapatkan hasil : keadaan baik, kesadaran composmentis, TTV (suhu : 36,80C, nadi : 100x/menit,
pernafasan : 34x/menit), conjungtiva mrah muda, berat badan meningkat dari 5 kg menjadi 5,5 kg.
Menurut Depkes RI (2008), evaluasi yang diharapkan dari pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus balita sakit pada An.F dengan gizi kurang adalah sebagai berikut :
a. Gangguan rasa nyaman telah teratasi. b. Peradangan kulit telah sembuh. c. Berat badan meningkat.
Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan lahan praktik.
76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada An.F Umur 13 bulan dengan gizi kurang selama 4 minggu dengan menerapkan manajemen varney dapat diambil kesimpulan :
1. Pada pengkajian data diperoleh hasil data subyektif ibu mengatakan anaknya rewel, tubuhnya tampak kurus dan pernah menderita infeksi paru-paru. Data obyektif meliputi keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, TTV (suhu : 36,80C, nadi : 100x/menit, pernafasan : 34x/menit), BB : 5 kg, TB : 62 cm, LILA : 12,5 cm, LK : 40cm. Pemeriksaan sistematis yang dilakukan berupa pemeriksaan mata yaitu conjungtiva pucat.
2. Pada langkah interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan yaitu An.F umur 13 bulan dengan gizi kurang. Masalah yang muncul yaitu rewel dan ibu khawatir dengan keadaan anaknya. Kebutuhannya adalah beri motivasi untuk memberikan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang seimbang.
3. Diagnosa potensial yang ditegakkan yaitu gizi buruk tetapi pada kasus ini tidak terjadi gizi buruk.
4. Antisipasi yang diberikan yaitu memberikan KIE tentang pemberian gizi seimbang pada anak.
5. Perencanaan yang dilakukan adalah perawatan dirumah yang berupa beri nutrisi yang seimbang pada anak, beri anak makanan yang lunak, jaga suhu tubuh, jaga rasa aman pada anak, anjurkan ibu agar anak banyak istirahat.
6. Pelaksanaan dilakukan dengan baik sesuai rencana yang telah disusun karena adanya dukungan keluarga dalam membantu memberikan nutrisi yang seimbang, memberikan makanan yang mudah diterima, menjaga suhu tubuh, menjaga rasa aman, menganjurkan ibu agar anak banyak istirahat
7. Evaluasi dilakukan selama 4 minggu untuk mengetahui perkembangan anak. Hasil An.F keadaan umum baik, sudah tampak aktif, berat badan mengalami kenaikan dari 5 kg menjadi 5,5 kg.
8. Pada tahap ini terdapat kesenjangan yaitu :
a. Pengkajian : Pemeriksaan dilahan pada pemeriksaan sistematis normal, nafsu makan tidak berkurang.
b. Interpretasi Data : Pada masalah balita tidak mengalami gangguan rasa nyaman dan tidak memerlukan kebutuhan seperti pemberian salep atau bedak sedative.
c. Antisipasi / tindakan segera : Tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak dan tidak dilakukan kolaborasi dengan laboratorium.
d. Perencanaan dan Pelaksanaan : Tidak dilakukan pemasangan infus, tidak dilakukan pemberian terapi, tidak diberikan salep mata dan tidak dirujuk.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan masukan antara lain :
1. Bagi Ibu/ keluarga
Ibu dan keluarga diharapkan dapat mengenali tanda-tanda gejala gizi kurang dengan membaca buku atau mencari informasi dimedia atau dari tenaga kesehatan terdekat supaya keluarga dapat mengantisipasi, sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
2. Bidan Praktik Mandiri
Diharapkan agar Bidan Praktik Mandiri dapat meningkatkan kualitas pemberian pelayanan dan memberikan pelayanan yang optimal Asuhan Kebidanan pada Balita Bakit dengan Gizi kurang.
3. Pendidikan
Diharapkan agar lebih melengkapi/ menambah referensi tentang gizi kurang.