• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Pengumpulan Data

4.1. Keadaan Umum

4.1.1. Gambaran Umum Kota Depok

Kota Depok didirikan pada tanggal 27 April 1999. Secara geografis kota Depok terletak pada koordinat 60 19’00’’ – 60 28’00’’ Lintang Selatan dan 106043’00’’ – 106055’30’’ Bujur Timur. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2 dan berbatasan langsung dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi.

Kota Depok terdiri dari enam kecamatan yaitu: Sawangan, Pancoran Mas, Sukmajaya, Cimanggis, Beji dan Limo. Sampai dengan tahun 2007, kota Depok mempunyai 63 kelurahan, 828 Rukun Warga (RW) dan 4.538 Rukun Tetangga (RT) (BPS Kota Depok, 2007).

Jumlah penduduk kota Depok pada tahun 2007 mencapai 1.470.002 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 761.382 jiwa dan perempuan 708.620 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk kota Depok tahun 2007 sebesar 3,43%, sedangkan rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan di kota Depok adalah 1,07. Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya dibandingkan kecamatan lain di kota Depok dengan jumlah penduduk sebanyak 403.037 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Beji dengan jumlah 139.888 jiwa.

Pada tahun 2007, kepadatan penduduk kota Depok mencapai 7.339,37 jiwa/km2, dimana Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di kota Depok dengan tingkat kepadatan 10.033,61 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Beji dengan tingkat kepadatan 9.782,38 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu sebesar 3.634,84 jiwa/km2.

Melihat perkembangan jumlah penduduk yang semakin meningkat, mutlak diperlukan sarana pelayanan kesehatan yang memadai. Hingga tahun 2007, di kota Depok tersedia 27 puskesmas yang tersebar di 6 kecamatan dan 10 puskesmas pembantu. Sarana pelayanan kesehatan lainnya yang tersedia di kota

Depok meliputi 10 rumah sakit umum, 4 rumah sakit ibu dan anak, 142 klinik kesehatan, 24 rumah bersalin, 20 laboratorium kesehatan swasta, dan 48 pengobatan tradisional (BPS Kota Depok, 2007).

4.1.2. Perkembangan Usaha Klinik Kesehatan di Depok.

Pada tahun 2002, terdapat 18 klinik kesehatan di kota Depok, namun hingga tahun 2007 jumlah klinik kesehatan telah tumbuh pesat menjadi 142 klinik kesehatan (BPS Kota Depok, 2007). Pesatnya jumlah klinik kesehatan di Depok, di samping adanya kemudahan pengurusan perijinan dari Dinas Kesehatan Kota Depok, juga disebabkan adanya pertumbuhan jumlah penduduk kota Depok yang sangat pesat dengan laju pertumbuhan sebesar 3,43% pada tahun 2007. Berdasarkan proyeksi hingga tahun 2010 diperkirakan jumlah penduduk kota Depok akan menjadi sebanyak 1.621,93 ribu penduduk (Tabel 3). Jika pada tahun 2007 kota Depok memiliki fasilitas kesehatan sebanyak 285 dengan jumlah penduduk sebanyak 1.470.002 jiwa dan dengan pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 3% per tahun, maka diperlukan jumlah fasilitas kesehatan yang lebih banyak. Hal ini mengindikasikan kegiatan usaha klinik kesehatan masih memiliki potensi untuk dikembangkan di masa mendatang.

Tabel 3. Proyeksi penduduk menurut kabupaten/kota di Jawa Barat 2005 – 2010 (dalam ribuan)

Sumber: BPS Jawa Barat, 2005.

Kota 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. B o g o r 836,97 854,15 870,99 887,05 901,50 914,10 2. Sukabumi 271,59 275,21 278,83 282,36 285,57 288,37 3. Bandung 2.251,14 2.269,87 2.296,54 2.311,74 2.323,27 2.331,71 4. Cirebon 286,29 288,53 291,05 293,48 295,61 297,42 5. Bekasi 2.066,93 2.150,60 2.236,81 2.324,33 2.410,70 2.494,90 6. Depok 1.374,52 1.420,48 1.470,25 1.521,35 1.572,02 1.621,93 Jawa Barat 39.956,14 40.786,98 41.666,29 42.535,86 43.352,61 44.093,33

4.1.3. Gambaran Umum Klinik Kesehatan

4.1.3.1. Klinik Kesehatan Naura Medika

Klinik Naura Medika beralamat di Jl. Kemakmuran Raya no. 37 Depok II Tengah Kelurahan Sukmajaya Depok, dimiliki oleh bidan Siti Supami dengan penanggung jawab Dr. Alexy Oktoman Djohansyah. Klinik ini awalnya bernama Bidan Praktek Bersama (BPS) yang didirikan pada tahun 1986. Saat itu kegiatan usaha lebih diutamakan kepada pelayanan persalinan yakni berupa pelayanan pemeriksaan kehamilan, imunisasi dan Keluarga Berencana.

Pada tahun 1993, terbit peraturan baru dari Departemen Kesehatan yang mengizinkan klinik bersalin menjadi Balai Pengobatan. Dampak dari peraturan baru ini memungkinkan perluasan cakupan jenis pelayanan kesehatan yang semula hanya melayani pasien untuk proses perawatan persalinan menjadi dapat melayani pasien umum. Guna meningkatkan pelayanan serta memperluas cakupan pasien, pada tahun 1999 Bidan Praktek Bersama berubah nama menjadi Klinik Naura Medika.

Hingga saat ini klinik Naura Medika telah menyediakan jasa kesehatan berupa praktek dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter spesialis anak, dokter gigi dan spesialis Orthodonti, dokter umum, dan bidan. Sedangkan fasilitas penunjang lainnya berupa apotek, laboratorium, fisioterapi, USG, EKG. Klinik kesehatan ini beroperasi selama 24 jam penuh yang ditangani oleh dokter umum. Jumlah pasien yang berobat rata-rata sebanyak 23 orang per hari.

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki Naura Medika hingga saat ini berjumlah 26 orang yang terdiri dari:

o Perawat : 3 orang

o Bidan : 4 orang

o Apoteker : 1 orang o Asisten Apoteker : 7 orang o Laboratorium : 2 orang o Fisioterapi : 1 orang

o Keuangan/Adm : 2 orang o Pemasaran : 1 orang o Keamanan : 3 orang o Pelayan : 2 orang

4.1.3.2. Klinik Kesehatan Kurnia Abadi

Klinik Kurnia beralamat di Jl. Kejayaan Blok X no. 7 Depok Timur Kelurahan Sukmajaya Depok dimiliki oleh Bidan Jusni dengan penanggung jawab Dr. Aria Sutjahyo. Klinik ini seperti juga klinik Naura Medika, awalnya berasal dari Bidan Praktek Bersama yang didirikan pada tahun 1980 berlokasi di Cimanggis. Pada tahun 1985, Bidan Jusni pindah ke Depok, tetapi tidak meneruskan usaha Bidan Praktek Bersama, tetapi membuka usaha baru yaitu Rumah Bersalin Kurnia yang khusus hanya memberikan pelayanan persalinan seperti melayani proses persalinan, pemeriksaan kehamilan, imunisasi dan KB.

Seiring dengan keluarnya peraturan dari Departemen Kesehatan pada tahun 1993 yang mengijinkan Rumah Bersalin dapat melayani pasien umum, maka mulai tahun 1993 Rumah Bersalin Kurnia membuka poliklinik umum guna melayani pasien umum. Poliklinik umum saat itu dipimpin oleh Dr. Erika dan dibantu dengan sejumlah tenaga perawat.

Untuk meningkatkan pelayanan serta memperluas cakupan jaringan pelayanan kesehatan, pada tahun 2002 bidan Jusni mengajukan ijin pembukaan balai pengobatan (klinik kesehatan). Balai pengobatan tersebut diberi nama klinik kesehatan Kurnia Abadi, dan merupakan usaha yang terpisah dari Rumah Bersalin Kurnia. Hingga saat ini jasa kesehatan yang dimiliki klinik kesehatan Kurnia berupa dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum, dokter spesialis mata, dokter spesialis kulit, dokter spesialis THT, dengan fasilitas penunjang seperti apotek, poli gigi, dan fisioterapi. Saat ini jumlah pasien yang berobat rata-rata sebanyak 8 orang per hari.

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh klinik kesehatan Kurnia Abadi hingga saat ini sebanyak 14 orang yang terdiri dari:

o Asisten Apoteker : 1 orang o Apoteker : 1 orang o Bagian Keuangan : 1 orang o Pemasaran : 1 orang o Keamanan : 2 orang o Pelayan : 2 orang

4.1.3.3. Klinik KJP Medical Centre

Klinik kesehatan ini berlokasi di jalan Kejayaan blok IX no. 52 Depok yang didirikan sejak tahun 2002. Tidak seperti klinik kesehatan Naura Medika dan Kurnia Abadi, klinik ini berasal dari pengambilalihan dari klinik Budi Jaya. Saat itu terdapat permasalahan manajemen dan permodalan pada klinik Budi Jaya, sehingga Dr. Ahmad Zainuddin sebagai salah satu pengelola klinik tersebut melakukan pengambilalihan dan diberi nama baru yaitu klinik kesehatan KJP Medical Centre.

Saat ini jasa kesehatan yang disediakan oleh klinik kesehatan ini berupa layanan praktek dokter umum, dokter spesialis, medical check up, dengan fasilitas penunjang seperti laboratorium, rontgen dan apotik. Penanggung jawab klinik kesehatan ini adalah Dr. Nuryadi, dan jumlah pasien yang berobat rata-rata sebanyak 30 orang per hari.

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki klinik kesehatan ini sebanyak 25 orang yang terdiri dari:

o Perawat : 5 orang o Bagian obat : 3 orang o Bagian Rontgen : 2 orang

o Kasir : 2 orang o Laboratorium : 2 orang o Administrasi : 4 orang o Pendaftaran : 2 orang o Keamanan : 3 orang o Pelayan : 2 orang

4.1.3.4. Klinik Irenk Medical Center

Klinik ini beralamat di jalan Bahagia no. 18 Depok Timur. Sebelumnya klinik ini bernama Budhi Jaya Mandiri yang didirikan sejak tahun 1987, namun sehubungan dengan adanya perubahan kepemilikan maka sejak Oktober 2007, klinik berubah nama menjadi Irenk Medical Center. Klinik kesehatan ini dimiliki oleh bapak Aruji Ambar Sukoco dan dikelola oleh ibu Suharti dengan penanggung jawab Dr. Budiyanto.

Jenis layanan kesehatan yang diberikan klinik kesehatan cukup beragam meliputi praktek dokter umum, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, medical check up, laboratorium klinik, radiologi, elektrokardiografi dan adanya fasilitas pendukung berupa apotik yang beroperasi 24 jam. Jumlah pasien yang berobat ke klinik kesehatan ini rata-rata sebanyak 21 orang per hari.

Dari sisi tenaga kerja, jumlah pegawai yang dimiliki klinik kesehatan ini sebanyak 22 orang yang terdiri dari:

o Perawat : 5 orang

o Bagian obat : 3 orang

o Asisten Apoteker : 2 orang o Bagian Laboratorium : 2 orang o Administrasi : 1 orang

o Kasir : 4 orang

o Keamanan : 4 orang

o Pelayan : 1 orang

Dokumen terkait