• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

A. Keadaan Umum

1. Sejarah dan Perkembangan Unit Usaha

CV. ”X” di Cibinong, Bogor merupakan unit usaha mandiri yang memproduksi produk snack puff dengan berbagai macam bentuk dan rasa. Untuk pemasarannya unit usaha CV. ”X” ini tidak melakukan penjualan produk secara langsung namun menggunakan jasa saluran pemasaran berupa beberapa agen yang terletak di wilayah Bogor dan sekitarnya.

Unit usaha CV. ”X” ini dimulai pada tahun 1980 sebagai usaha keluarga (kakak beradik). Pada awalnya unit usaha ini memproduksi snack

dalam bentuk kerupuk yang diproduksi secara sederhana. Produk kerupuk yang dihasilkan tidak banyak berbeda dengan produk kerupuk pada umumnya yang pada saat itu sudah banyak dijual di pasaran.

Seiring dengan perkembangan zaman serta tingkat persaingan usaha yang semakin tajam, produk kerupuk yang dihasilkan unit usaha ini semakin sulit berkembang. Dengan berbagai pertimbangan, maka pihak keluarga sepakat untuk melakukan perubahan terhadap barang produksinya. Pada tahun 2000 dengan mengajak anggota keluarga lain yang memiliki pengalaman di bidang produk ekstrusi, maka unit usaha ini memulai usaha barunya. Dengan modal sekitar 150 juta unit usaha ini mulai dengan membeli satu unit mesin ekstruder bekas, lengkap dengan oven untuk pemanggang produk serta mesin packing.

Pada awal usaha produk snack puff ini banyak sekali kendala yang ditemui, seperti kondisi mesin ekstruder yang seringkali tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga produk yang dihasilkan mutunya tidak seperti yang diharapkan. Ada kalanya produk tidak menggembung (puff) dan sering juga produk terlalu matang (gosong). Masalah lain yang ditemui seperti tidak sesuainya rasa atau flavor produk yang dihasilkan dengan selera konsumen, sehingga seringkali pula produk ditolak oleh beberapa toko yang biasanya menjadi tempat di mana unit usaha CV. ”X” ini menitipkan produknya untuk dijual.

Dengan seringnya melakukan perbaikan di sana sini serta terus mempelajari apa yang menjadi selera konsumen terhadap produk snack

puff maka dalam kurun waktu dua tahun sejak produk snack puff ini diproduksi akhirnya unit usaha CV.”X” ini mampu menghasilkan produk yang cukup diminati oleh konsumen yang memang menjadi sasaran pemasaran produk ini yaitu anak dan remaja. Penerimaan konsumen terhadap produk snack puff yang dihasilkan ternyata mampu menghasilkan jalinan kerjasama terhadap beberapa agen pemasaran produk.

Hingga kini unit usaha CV. ”X” masih terus eksis memproduksi snack puff dengan terus melakukan modifikasi terhadap bentuk dan rasa produk. Dan karena melihat adanya peluang pasar terhadap produk snack puff

dengan penambahan tepung ikan nila sebagai asupan protein hewani terhadap produk yang dihasilkan, maka mulai tahun 2007 unit usaha CV. ”X” menjalin kerjasama dengan Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan (BBP2HP) Jakarta untuk memproduksi produk nila puff. Sebagai bentuk kepedulian pihak pengelola unit usaha CV. ”X” ini terhadap pentingnya asupan gizi pada produknya sekaligus juga tidak dipungkiri bahwa unit usaha ini melihat adanya peluang pasar yang bisa dimanfaatkan dengan memproduksi produk nila puff ini.

2. Struktur Organisasi Unit Usaha

Struktur organisasi di unit usaha CV. ”X” masih bersifat sederhana. Pemilik, manager dan pelaksana usaha masih dominan berada dalam satu tangan yaitu pimpinan/owner unit usaha CV. ”X”. Bagan struktur organisasi unit usaha CV. ”X” dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur organisasi unit usaha CV. ”X” Pemilik Koordinator Supervisor Bagian Promosi / Pemasaran Bagian Administrasi danKeuangan Bagian Penelitian dan Pengembangan Bagian Produksi

Berdasarkan struktur organisasi (Swastha dkk, 1994), struktur organisasi perusahaan CV. ”X” termasuk pada bentuk organisasi lini (line organization), dimana kekuasaan mengalir secara langsung dari pimpinan ke kepala bagian dan kemudian diteruskan kepada pegawai-pegawai di bawahnya.

Unit usaha CV. ”X” ini dipimpin oleh pemilik perusahaan. Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh pimpinan antara lain menetapkan kebijaksanaan seluruh aktivitas usaha, menetapkan harga jual produk dan menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan. Pimpinan juga turut melakukan pengawasan terhadap mutu produk.

Pimpinan usaha dibantu oleh koordinator dan supervisor dalam melakukan kegiatan pengawasan. Perbedaan antara koordinator dan supervisor terletak dalam hal pengawasannya. Koordinator merupakan karyawan yang ditunjuk oleh pimpinan perusahaan yang bertugas mengawasi lingkungan internal perusahaan serta mengatur hubungan perusahaan dengan lingkungan eksternal. Supervisor merupakan karyawan yang ditunjuk oleh pimpinan khusus untuk mengawasi kegiatan produksi.

Supervisor bertugas melakukan supervisi/pengawasan pada saat proses pembuatan snack puff. Pengawasan yang dilakukan supervisor meliputi jumlah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Dalam pengambilan keputusan perusahaan, selain dilakukan oleh pimpinan perusahaan terlebih dahulu didiskusikan dengan tim inti yang terdiri atas koordinator, supervisor dan beberapa orang yang ditunjuk.

Terdapat beberapa bagian dalam perusahaan, yaitu bagian promosi/pemasaran, bagian administrasi dan keuangan, bagian penelitian dan pengembangan (R&D) serta bagian produksi yang seluruhnya mendapat pengawasan dari koordinator dan supervisor. Penerapan struktur organisasi pada unit usaha CV. ”X ini belum optimal karena uraian tugas dari masing-masing bagian belum cukup jelas. Selain itu pengaruh pimpinan masih mendominasi terutama dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Dengan demikian seringkali terjadi, keputusan-keputusan yang seharusnya dapat diambil oleh level koordinator atau supervisor kerap harus terhambat karena harus menunggu keputusan dari pihak pimpinan perusahaan. Hal ini tentu saja dapat mengganggu kelancaran kegiatan produksi.

3. Karakteristik Responden yang merupakan Konsumen Produk Nila Puff

Karakteristik umum responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik demografi yang mencakup umur, jenis kelamin, pekerjaan. Kuesioner untuk responden dapat dilihat pada Lampiran 1.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia.

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan persepsi konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru, baik produk maupun jasa. Perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan terhadap selera dan kesukaan terhadap produk (Tabel 6). Seseorang yang berusia relatif muda lebih cepat menerima sesuatu yang baru.

Tabel 6. Sebaran persentase responden berdasarkan kelompok usia Kelompok Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%) ≤ 5 – 6 7 – 12 13 – 15 16 – 18 ≥ 19 22 43 25 8 2 22 43 25 8 2 Jumlah 100 100

Berdasarkan hasil penelitian, usia sebagian besar responden merupakan anak-anak menjelang remaja dengan kelompok usia 7 – 12 tahun dengan persentase 43%, dengan demikian dapat dikatakan di sini bahwa sebagian besar responden produk nila puff tergolong responden relatif muda yang selalu mempertimbangkan harga, kemasan yang menarik, kemudahan memperolehnya serta kebiasaan ingin mencoba hal-hal yang baru.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Pada penelitian ini jenis kelamin dibedakan menjadi jenis kelamin laki-laki dan perempuan (Tabel 7).

Tabel 7. Sebaran persentase responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 39 39

Perempuan 61 61

Jumlah 100 100

Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar responden adalah perempuan 61% dan 39% adalah laki-laki. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan perempuan lebih dominan dalam melakukan kegiatan jajan makanan dibandingkan laki- laki.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pada penelitian ini status pekerjaan responden yang memang didominasi oleh pelajar dibedakan menjadi pelajar dengan berbagai tingkatan mulai dari TK, SD, SLTP, SLTA dan mahasiswa (Tabel 8).

Tabel 8. Sebaran persentase responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Pelajar TK Pelajar SD Pelajar SLTP Pelajar SLTA Mahasiswa 15 53 24 6 2 15 53 24 6 2 Jumlah 100 100

Pada penelitian ini pekerjaan responden didominasi oleh pelajar SD 53% namun secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa responden produk nila puff ini adalah pelajar mulai dari tingkat TK, SD, SLTP sampai SLTA sebesar 88% dan responden mahasiswa yang hanya mencapai 2% (Tabel 8). Hal ini menunjukkan bahwa selain faktor harga, kemasan yang menarik, kebiasaan ingin mencoba hal-hal yang baru ternyata serta budaya jajan makanan ringan (snack) cukup kuat di kalangan pelajar yang menjadi responden produk nila puff.

Dokumen terkait