• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografis

Kota Cilegon merupakan kota otonomi yang secara yuridis dibentuk berdasarkan UU No.15/1999. Sebagai kota yang berada di ujung barat Pulau Jawa, Kota Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera. Secara geografis, Kota ini berada pada koordinat 5º52’24”–

6º04’07” Lintang Selatan dan 105º54’05” – 106º05’11” BujurTimur, secara

administratif batas-batas Kota Cilegon adalah:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara (Kabupaten Serang) b) Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Anyer dan Mancak (Kabupaten Serang)

d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kramatwatu (Kabupaten Serang)

Sesuai dengan Perda No. 15 tahun 2002 tentang Pembentukan 4 kecamatan baru, maka Kota Cilegon dengan luas 17.550 ha terdiri dari Kecamatan Cilegon,

Cibeber, Ciwandan, Pulomerak, Grogol, Purwakarta, Jombang dan Citangkil, terdiri dari 16 desa dan 27 kelurahan.

Kecamatan sekitar Kota Cilegon yaitu Kecamatan Puloampel, Kecamatan Bojonegara, Kecamatan Waringin kurung, Kecamatan Kramatwatu, Kecamatan Mancak, dan Kecamatan Mancak. Enam kecamatan tersebut termasuk dalam wilayah Kabupaten serang (BPS Kota Cilegon, 2011).

Secara geografis wilayah Kabupaten Serang sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, Kota Cilegon, dan Kota Serang. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tanggerang, di sebelah selatan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda.

Letak geografis yang demikian merupakan keuntungan bagi Kabupaten Serang. Kabupaten Serang merupakan pintu gerbang atau transit perhubungan darat antar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Selain itu dengan posisinya yang hanya berjarak ± 70 km dari Kota Jakarta. Kabupaten Serang merupakan salah satu daerah penyangga ibukota Negara (BPS Kabupaten Serang, 2011).

Gambar 2 Wilayah Administrasi Kota Cilegon dan Kecamatan sekitarnya

Morfologi dan Fisiologi

Secara umum keadaan morfologi Kota Cilegon terbagi atas tiga kelompok besar yaitu morfologi mendatar, morfologi perbukitan landai-sedang dan morfologi perbukitan terjal. Fisik daerahnya sangat bervariasi ditinjau dari ketinggian maupun lereng. Morfologi dataran pada umumnya terdapat pada wilayah tengah dan timur kota dan dan wilayah pantai barat kota dengan

kemiringan kecil berkisar 0-2 % dan 2-7 %. Morfologi landai sedang terdapat di wilayah tengah kota. Morfologi perbukitan terjal terdapat di sebagian wilayah utara dengan kemiringan lebih dari 30% dan sebagian kecil wilayah selatan kota.

Wilayah dataran adalah wilayah yang memiliki ketinggian kurang dari 50 meter dpl, sampai wilayah pantai yang memiliki ketinggian 0-1.0 meter dpl. Wilayah perbukitan terletak pada wilayah yang memiliki ketinggian minimum 50 meter dpl. Bagian Utara Kecamatan Pulomerak, wilayah puncak gunung Gede dengan elevasi maksimum 551 meter dpl. Topografi Kota Cilegon sangat bervariasi namun relatif landai dan didominasi tanah dataran sekitar 76.66%. Bagian Utara dan Selatan kota, tanah cenderung berbukit (15.85%) dan 35.1 ha (0.20%) merupakan tanah pegunungan dan pesisir pantai (7.26%) dari luas kota (BPS Kota Cilegon, 2011).

Secara topografi, Kabupten Serang merupakan wilayah dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1778 meter dpl. Sebagian besar dataran rendah memiliki ketinggian kurang dari 500 meter, sementara dataran tinggi berupa rangkaian pegunungan yang terdapat di perbatasa dengan Kabupaten Pandeglang (BPS Kabupaten Serang, 2011).

Kondisi Fisik Wilayah Studi

Berdasarkan karakteristik kemiringan lahan dan morfologi daratan, kawasan pusat kota Cilegon berupa dataran dengan kemiringan 0-2% sampai dengan 2-7% dengan ketinggian berkisar antara 0-25 meter. Kawasan ini mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata 26.4°-27.8° C, kelembaban Nisbi udara 78-86%, tekanan udara 1011.1 mb dan tekanan uap air 27.3% serta curah hujan 178 mm per tahun.

Keadaan tanah di kawasan ini merupakan tanah regosol dengan kedalaman efektif <90 cm dan memiliki tekstur tanah halus kasar. Jenis tanah ini dijumpai di daerah barat dan tengah Kota Cilegon, berasal dari dataran dan lereng pegunungan berwarna coklat tua. Termasuk jenis ini adalah lempung, lempung pasiran dan pasir. Berdasarkan data yang ada, jenis batuan yang terdapat di kawasan pusat kota adalah Breksi dan Tuva dari salah satu gunung yang ada di Kota Cilegon (Gn. Gede).

Secara fisik hidrologi terdapat beberapa sungai kecil dengan lebar 4-6 meter, yaitu Kali Sekong, Kali Temposo dan Kali Gayam. Sungai-suangai ini bersumber dari mata air yang berada di luar wilayah Kota Cilegon (Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang). Pada umumnya kali tersebut berfungsi sebagai drainase kota yangbersifat alami. Dengan kondisi topografi Kota Cilegon yang diapit perbukitan baik di bagian utara dan selatan berpengaruh terhadap pola jaringan drainase yang ada, hal ini terlihat pada beberapa kawasan termasuk pusat kota yang merupakan titik-titik rawan banjir (genangan air) (BPS Kota Cilegon, 2011).

Wilayah Kabupaten Serang beriklim tropis dengan curah hujan dan hari hujn banyak di sepanjang tahun 2011. Curah hujan dalam sebulan rata-rata 6 mm dan lama hujan 14 hari. Suhu berkisar antara 23.8°-32.0° C, dan kelembaban relatif menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Sekitar 73 persen dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Serang digunakan untuk lahan di sektor pertanian (BPS Kabupaten Serang, 2011).

Fungsi-fungsi Ruang Kawasan Kota

Dalam menentukan fungsi-fungsi penggunaan lahan berupa daerah terbangun (built up area), daerah peralihan serta pedesaan dapat dilihat dari ciri khas lahan yang dominan (kondisi eksisting). Data yang didapat menunjukkan kondisi fungsi-fungsi ruang kawasan kota (Yusran, 2006) adalah sebagai berikut: a. Kawasan perumahan terkonsentrasi pada pusat kota, atau lebih tepatnya

berada di Kecamatan Cilegon, Kecamatan Jombang, Kecamatan Citangkil dan Kecamatan Purwakarta. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jaringan jalan dan perumahan.

b. Kawasan pertanian dan tegalan terdistribusi di daerah peralihan kota atau pinggiran pusat kota.

c. Kawasan Industri terkonsentrasi pada bagian timur kota. Jalur hijau, kawasan lindung/waduk terkonsentrasi pada bagian utara kota. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa mempunyai karakteristik memusat linier sepanjang jalan utama Kota Cilegon

d. Kawasan pemerintahan dan perkantoran serta pelayanan umum, terkonsentrasi pada pusat kota.

e. Kawasan olah raga/open space/ taman dan kawasan wisata terkonsentrasi pada kawasan terbuka dan sepanjang pantai.

Dari karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi penggunaan lahan bersifat menyebar namun konsentrik dengan arah perkembangan fungsi kegiatan linier mengarah ke Kabupaten Serang.

Dokumen terkait