• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

2.2. Keanekaragaman Hayati Indonesia dan

Dalam hal kekayaan keanekaragaman hayati, Indonesia tidak kalah dengan Brazil, negara yang juga memiliki kekayaan keanekaragaman hayati. Misalnya, Brazil memiliki jumlah keanekaragaman hayati ikan air tawar dan jumlah organisme darat yang sangat banyak tapi keanekaragaman organisme laut di Indonesia jauh lebih banyak. Seperti Meksiko, posisi geografis Indonesia termasuk negara yang terletak pada dua kawasan dari enam kawasan biogeografi terpenting di dunia, yaitu Australasian dan Indo-Malaya. Hal yang juga menarik, di Indonesia terdapat wilayah pertemuan dua kawasan tersebut, yaitu Wallacea yang di dalamnya terkandung endemisitas dengan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi. Kawasan biogeografi Indonesia dan sebarannya yang meliputi 17.000 pulau, termasuk pulau terbesar kedua dan ketiga di dunia (Kalimantan dan Papua), bisa dikatakan telah berhasil menandingi Brazil dalam hal kekayaan jenis.

Beberapa data statistik yang berkaitan dengan jumlah keanekaragaman jenis, dimana Indonesia selalu menempati urutan teratas, yakni :

a. Urutan kedua setelah Brazil untuk keanekaragaman mamalia, dengan 515 jenis, yang 39 % di antaranya merupakan endemik;

b. Urutan keempat untuk keanekaragaman reptile (511 jenis, 150 endemik); c. Urutan kelima untuk keanekaragaman burung (1.531 jenis, 397 endemik);

bahkan khusus untuk keanekaragaman burung parung Bangkok, Indonesia menempati urutan pertama (75 jenis, 38 endemik);

d. Urutan keenam untuk keanekaragaman amfibi (270 jenis, 100 endemik); e. Urutan keempat dunia untuk keanekaragaman primate ( 35 jenis); f. Lima besar untuk keanekaragaman dunia tumbuhan (38.000 jenis);

g. Urutan pertama untuk Tumbuhan Palmae (477 jenis, 225 endemik), dan memiliki setengah dari 350 Spesies Dipterocarpaceae yang bernilai tinggi, (155 jenis endemik Kalimantan);

h. Urutan ketiga untuk keanekaragaman ikan tawar (1.400 jenis) setelah Brazil dan Colombia (Supriatna, 2008).

Dengan luas daratan, sekitar 1.919.443 km2, Indonesia menempati urutan ke- 15, antara Libya dan Mexico. Namun bila digabungkan dengan luas daratan yang tertutup laut, maka angka itu akan menjadi jauh lebih besar. Meskipun luas daratan Indonesia hanya 1,3% dari total luas daratan dunia, di dalamnya terkandung 12% jenis mamalia, 7,3% jenis reptile dan amfibi, dan 17% jenis burung. Seiring dengan banyaknya informasi tentang keanekaragaman hayati yang baru, maka jumlah jenis tumbuhan, ikan, reptile, amfibi dan avertebrata pun akan terus bertambah, juga dengan jenis-jenis mamalia dan burung.

Meskipun termasuk negara megadiversitas, saat ini di Indonesia terdapat dua kawasan penting (hotspot) keanekaragaman hayati yang teracam, yakni Sunda Barat dan Wallacea, juga kawasan hutan tropis utama, yaitu Melanesia, termasuk Papua. Keanekaragaman ekosistem Indonesia, meliputi kawasan sepanjang 5.000 km, yang terbentang dari timur ke barat (lebih panjang dari benua Amerika Serikat), merupakan fenomena yang luar biasa. Topografinya, dengan berbagai ketinggian dan keragaman menghasilkan ekosistem mulai dari hutan dataran rendah, rawa-rawa, kawasan pesisir dan lautnya, gua yang sangat panjang, dari daerah yang kering hingga puncak gunung es. Setidaknya tercatat 47 jenis ekosistem terlengkap, jauh menandingi negara-negara yang terkenal dengan keanekaragaman biogeografinya, seperti Peru, Kolombia, Meksiko, Cina, India dan Amerika Serikat. Dalam tingkat keragaman budaya, Indonesia pun berada di urutan teratas, dengan memiliki paling sedikit 336 suku budaya, yang mana sekitar 250 suku di antaranya berada di Papua. Hal ini menempatkan Indonesia pada posisi tiga besar untuk kategori keragaman budaya. Papua Nugini dan India juga memiliki tingkat keragaman budaya yang tinggi tetapi tidak dalam hal perbedaan tingkat budaya yang ada.

Vegetasi Papua merupakan perpaduan vegetasi Asia dan Australia. Keanekaragaman tumbuhannya mencapai lebih dari 25.000 jenis, dengan sedikitnya 24 marga endemik, dan sepertiga dari jumlah tumbuhannya merupakan jenis anggrek. Menarik untuk diperhatikan dari Papua adalah wilayah pegunungan tingginya, yang mencapai tinggi lebih dari 3.000 meter dan merupakan tempat bagi beragam jenis

Anggrek Rhododendron yang bernilai tinggi, yang beberapa diantaranya merupakan jenis favorit untuk dibudidaya.

Disepanjang pesisir selatan Papua, terbentang rawa-rawa yang sangat luas. Kawasan serupa juga dapat ditemui di pantai utara Papua, tepatnya di sekitar delta Sungai Mamberamo. Kayu Putih yang kulit kayunya tahan api merupakan vegetasi dominan di sepanjang daerah aliran sungai. Komposisi mangrov Papua, yang melimpah dan luas di sepanjang garis pantai Papua, mirip dengan komposisi hutan mangrov di India dan pasifik. Kawasan tenggara Papua sangat mirip dengan Australia dengan ciri vegetasi; rumput lebih dominan dari pada pohon. Komposisi itu menandakan adanya musim kering di kawasan ini. Hutan savana kering juga merupakan habitat berbagai jenis pohon seperti Melaleuca, Eucalyptus, Casuarina, dan Acacia(Supriatna, 2008).

Keanekaragaman hayati mamalia darat Papua mencapai 174 jenis (sekitar 100 jenis endemik), yang mana sepertiganya merupakan hewan berkantung, hewan pengerat, dan sepertiganya kelelawar. Selain itu ada representasi dari mamalia bertelur, yaitu Echidna. Bila di kawasan barat Indonesia, spesies flagshipnya adalah primata, spesies flagship di Papua adalah kanguru pohon. Spesies flagship mamalia ini terdiri dari beberapa spesies yang diketahui hidup di dataran rendah, seperti kanguru pohon abu-abu, yang hidup di dataran rendah, hutan hujan di ketinggian tengah dari kawasan Doberai, dan di semenanjung Fakfak (Papua Barat). Sedangkan kangguru pohon seri hanya terdapat di hutan tropis pegunungan pada ketinggian 2.600 - 3.200 m dpl, di sepanjang rantai pegunungan tengah dan barat Papua, yang berbatasan dengan padang rumput sub-alpin.

Saat ini, setidaknya, tercatat sekitar 643 jenis burung di Papua, dan sekitar 269 jenis di antaranya merupakan endemik Papua. Di Pegunungan Papua, setidaknya hidup 11 jenis burung yang keindahannya menyerupai burung Cenderawasih. Untuk keanekaragaman reptil dan amfibi juga sama tingginya dengan keanekaragaman fauna lainnya. Ada sekitar 100 jenis ular dan 200 jenis kadal, yang sebagian besar merupakan endemik. Papua juga kaya dengan hewan avertebrata, dengan paling sedikit 5.000 jenis, yang sebagian besar merupakan Kupu-Kupu. Kupu-Kupu sayap

burung merupakan jenis yang paling popular, Kupu-Kupu raksasa yang merupakan jenis Kupu-Kupu terbesar di Asia Tenggara dengan lebar sayap mencapai 33 cm.

Dokumen terkait