• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS ISU LINGKUNGAN DAN EVALUASI KEBIJAKAN

3.2. Sumberdaya Alam

3.2.8. Keanekaragaman Hayati

Salah satu tujuan pembangunan hutan selain untuk meningkatkan amenitas lingkungan juga dilakukan untuk meningkatkan keaneka ragaman hayati. Pesatnya pembangunan diikuti dengan pertambahan jumlah penduduk dapat menyebabkan semakin berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna karena semakin sempitnya kawasan yang menjadi tempat kehidupan mereka.

Berbagai jenis flora dan fauna baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi yang masih banyak ditemukan di daerah Lampung perlu dilakukan upaya antisipasi agar populasi biota tersebut dapat dipertahankan dan dapat hidup di alam bebas.

Penurunan berbagai jenis flora dan fauna yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain adanya perburuan liar dan rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap peraturan yang mengatur ketentuan terhadap berbagai jenis satwa dan tumbuhan yang dilindungi atau kurangnya informasi dan sosialisasi terhadap jenis satwa dan tumbuhan langka yang dilindungi.

Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan kelestarian keanekaragaman flora dan fauna dilakukan melalui penetapan kawasan-kawasan cagar alam, hutan lindung serta upaya penghijauan dan reboisasi yang memiliki keterkaitan erat dengan peningkatan keanekaragaman hayati.

Vegetasi utama yang terjadi terdapat di Taman Nasional adalah Hutan Hujan Tropika di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan. Pada hutan dataran tinggi dan dataran rendah umumnya didominasi oleh tumbuhan marga Lauranceae, Dillentaceae, Dipterocarpaceae,Myrtaceae dan Fagaceae. Di hutan pantai barat terdapat bunga bangkai (Amorphophalus sp) sebagai bunga tertinggi di dunia dan bunga Raflesia (Raflesia Arnoldi) yang dikenal sebagai bunga terbesar di dunia.

Vegetasi pantai timur umumnya didominasi oleh terminalia catappa, Hibirus sp, Baringtonia asiatica, Calophyllum inophyllum, Casuarina equisetifolia, Ficus septica, dan pandanus tectorius. Tipe vegatasi lain berupa padang alang-alang (Imperatacylindrica) dengan luas sekitar 50 Ha di Tanjung Blimbing.

Wilayah Taman Nasional bagian barat yang berbatasan dengan pemukiman penduduk terdapat zona penyangga berupa hutan Damar (Shoreajavanica). Resin yang dihasilkan dari tanaman ini memberikan nilai ekonomis yang sangat tinggi bagi masyarakat sekitamya, dan Hutan Damar ini dijaga kelestariannya oleh segenap masyarakat secara turun temurun dengan pola pengelolaan yang lebih dikenal dengan “Repong Damar”.

Wilayah Taman Nasional Way Kambas di bagian timur Provinsi Lampung yang merupakan dataran rendah memiliki vegetasi hutan pantai, mangrove, hutan gambut dan rawa pasang surut, rawa air tawar serta hutan dataran rendah. Pantai Timur yang

berpasir ditumbuhi oleh cemara laut (Casuarinaequisetolia) warn, ketapang dan pandan berduri.

Vegetasi hutan mangrove yang terdapat di muara sungai didominasi oleh api-api, buta-buta, semakin ke hulu dijumpai nipah dan nibung serta berbagai jenis palem di antaranya palem merah yang bercampur dengan tumbuhan hutan air tawar dengan dominasi tumbuhannya gelam dan rengas.

Pada areal yang lebih tinggi dan relatif berupa rawa terdapat jenis pohon perwakilan dari tipe vegetasi hutan hujan tropika daratan seperti merawan, meranti, jabon, minyak, puspa, dan sempur berupa hutan sekunder sebagai sisa tebangan dari HPH yang berlangsung antara tahun 1968 sampai dengan tahun 1974.

Flora di Taman Nasional Way Kambas terdiri dari berbagai jenis dari berbagai tipe vegetasi antara lain :

- Tipe vegetasi hutan dataran rendah, di daerah hulu Way Kambas, jenis hutan yang ada antara lain : Meranti (Shorea sp), Salam (Eugenia polyantha), Merawan (Hopea sp), Minyak (Dipterocarpusretusus), Merbau (Intiapalembanica), dan lain-lain.

- Tipe vegelasi hutan rawa ditumbuhi oleh : Nibun (Oncosperma tigalaria), Gelam (Melaleaca spp), Rengas (Gluta renghas), Merbau (lnssia palembanica), Nibung (Oncospermatigilaria), Rotan (Calamus sp), Pandan-pandanan (Pandanussp), Palem Merah (Cyrtostoachyslakka), dan jenis-jenis rumput rawa.

- Tipe vegetasi hutan mengrove didominasi oleh jenis pohon Bakau (Avicennia spp), (Rhizophoraspp), dan Nipah (Nifafriicticanssp).

- Tipe vegetasi hutan pantai didominasi oleh Cemara Laut (casuarina equisetifolia) dan Ketapang (Terminaliaccltppa).

mempunyai bunga seperti bunga, Kantong Semar, (Nephentes).

- Di hutan-hutan sekunder dapat dijumpai jenis-jenis Meranti (Shorea sp), Sempur (Dilleniaexcelsa), Puspa (Shimawallichii), Jabon (Anthoceohalucchinensis) dan Rengas (GlutaRengas).

- Di daerah bekas pemukiman yang terletak di bagian tepi kawasan (zona penyangga), misalnya di Karang Sari terdapat tanaman reboisasi Sonobrit (Dalbergia eusetifolia), Lamtorogung (Leuacena leucocephala), Kaliandra (Caliandra sp), dan Jambu monyet (Anacardiumoccidentale).

Di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang terletak di bagian barat Provinsi Lampung dari berbagai laporan yang ada diketahui bahwa kawasan ini dihuni oleh berbagai jenis mamalia darat, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi.

Di kawasan Taman Nasional Way Kambas dengan berbagai tipe vegetasi yang ada telah mendukung kelangsungan hidup satwa liar yang ada didalamnya. Taman Nasional Way kambas dihuni tidak kurang dari 286 jenis burung dan hewan mamalia, baik sebagai hewan yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi dan sebagai hewan langka. Salah satu jenis burung air endemik Sumatera dan paling langka adalah entok/itik rimba (Cairinascutulata) terdapat dalam populasi terbesar hanya di Taman Nasional Way Kambas. Perairan Taman Nasional Way Kambas juga dihuni oleh dua jenis buaya yaitu buaya muara dan buaya ikan yang tergolong jenis buaya yang terancam punah, selain itu terdapat juga biawak dan kura-kura air tawar serta berbagai jenis ikan.

Fauna di Taman Nasional Way Kambas berdasarkan Zoogeografi termasuk kedalam ‘oriental subregion' dan 'sundaic subregion' yang kaya akan jenis satwa liar. Beberapa di antara satwa liar yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas adalah :

- Mamalia, Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis), Badak Sumatra (dicerorhinus sumatrensis). Tapir (Tapirus indicus), Rusa (Cervus unicolor), Kijang (Muntiacus muntjac), Napu (Tragulusnapu), Babi Hutan (Sus scrofa). Jenis mamalia

lain yang ada, di antaranya; Beruang Madu (Helarctos malayanus), Harimau Sumatera (Phantaera tigris sumatrae), Anjing Hutan (cuan alpinus), Kucing Emas (Felistemminchii), Kucing Bulu (Fellsmarmorata) dan jenis-jenis musang.

- Primata, terdapat 6 (enam) jenis primata, yaitu Siamang (Sympholangus syndactyhls), Owa (Hylobates moloch), Beruk (Macacanemestrina), Kera Ekor Panjang (Macaco fascicularis), Lutung (Presbytiscristata), dan Lutung Merah (Presbytisrubicunda).

- Burung (Aves), terdapat ± 286 jenis burung, di antaranya ; Rangkong (Bucerotidae), Kuntul Putih (Egretasp), Beo (graculareligiosa), Ayam Hutan (Gallus gallus) Pecuk Ular (Anchingamelanogaster) dan Raja Udang (Halcyon funebris). Terdapat juga jenis penelitian yaitu bebek hutan atau itik liar (Cairina scutulata).

- Jenis Amphibia, reptilia dan Ikan (Pisces). Dari Reptilia terdapat; Buaya Sinyulong, Buaya Muara, Kura-kura Sisik, dan berbagai jenis ular. Sedangkan jenis ikan yang terdapat di daerah ini adalah Ikan Baung yang sangat terkenal sebagai hidangan khas Lampung.

Cagar Alam Laut Kepulauan krakatau berada di Selat Sunda Kabupaten Lampung Selatan, dengan luas perairan cagar alam laut lebih kurang 13.735 ha. Vegetasi umumnya terdiri dari hutan pantai yang didominasi oleh waru laut, cemara Sumatera dan ketapang dengan jenis fauna pada terancam punah selain itu terdapat juga biawak dan kura-kura air tawar serta berbagai jenis ikan.

Fauna di Taman Nasional Way Kambas berdasarkan Zoogeografi termasuk kedalam 'oriental subregion' dan 'sundaic subregion' yang kaya akan jenis satwa liar. Beberapa di antara satwa liar yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas adalah :

- Mamalia, Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis), Badak Sumatra (dicerorhinus sumatrensis). Tapir (Tapirus indicus), Rusa (Cervus unicolor), Kijang (Muntiacusmuntjac), Napu (Tragulusnapu), Babi Hutan (Susscrofa). Jenis mamalia lain yang ada, di antaranya; Beruang Madu (Helarctos malayanus), Harimau Sumatera (Phantaeratigris sumatrae), Anjing Hutan (cuan alpinus), Kucing Emas (Felistemminchii), Kucing Bulu (Felismarmorata) dan jenis musang.

- Primata, terdapat 6 (enam) jenis primata, yaitu Siamang (Sympholangus syndactylus), Owa (Hylobafesmoloch), Beruk (Macacanemestrina), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Presbytis cristata), dan Lutung Merah (Presbytis rubicunda).

- Burung (Aves), terdapat ± 286 jenis burung, di antaranya ; Rangkong (Bucerotidae), Kuntul Putih (Egreta sp), Beo (graculareligiosa), Ayam Hutan (Gallus gallus) Pecuk Ular (Anchingamelanogaster) dan Raja Udang (Halcyon funebris ). Terdapat juga jenis penelitian yaitu bebek hutan atau itik liar (Cairina scutulata).

Jenis Amphibia, reptilia dan Ikan (Pisces). Dari Reptilia terdapat; Buaya Sinyulong, Buaya Muara, Kura-kura Sisik, dan berbagai jenis ular. Sedangkan jenis ikan yang terdapat di daerah ini adalah Ikan Baung yang sangat terkenal sebagai hidangan khas Lampung.

3.3. Sumberdaya Buatan

Dokumen terkait