• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sektor Pertanian Dalam Arti Luas

BAB III ANALISIS ISU LINGKUNGAN DAN EVALUASI KEBIJAKAN

3.2. Sumberdaya Alam

3.3.2. Sektor Pertanian Dalam Arti Luas

PertanianTanamanPangan

Provinsi Lampung merupakan daerah pemasok produksi bahan pangan ke Jakarta. Sebagai daerah agraris hampir 63% luas Provinsi Lampung merupakan daerah pertanian dalam arti luas.

Provinsi Lampung merupakan daerah yang memasok hasil produksi tanaman pangan ke Jakarta, luas panen tanaman pangan seperti yang tergambar pada Tabel SDB-3 tahun 2005 sebesar 1.177.293 ha. Dari luasan tersebut luas panen terbesar adalah padi sawah yaitu 426.192 ha, disusul jagung seluas 411.629 ha. Kedua komoditas pertanian tanaman pangan ini mendominasi lebih dari 65% luas pertanian tanaman pangan di Provinsi Lampung dengan sentra produksi terbesar di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Lampung Utara.

Produksi padi di Provinsi Lampung mengalami kenaikan dari 2.091.996 ton pada tahun 2004 menjadi 2.124.144 ton pada tahun 2005 atau sekitar 1,54 persen dengan sentra produksi padi terbesar di kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah 467.984 ton atau 22,03 persen dari total produksi padi di Provinsi Lampung.

Produksi jagung, ubi kayu, kacang tanah dan kacang hijau di Provinsi Lampung pada tahun 2005 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2004, sedangkan produksi ubi jalar dan kedelai mengalami penurunan.

Beberapa komoditas yang menjadi andalan ekspor Provinsi Lampung selain pisang antara lain durian, nanas, sawo, belimbing, dan nangka/ cempedak. Komoditas tersebut sebagian besar merupakan bahan olahan yang dikalengkan seperti nanas dan belimbing. Pengembangan produksi komoditas buah-buahan unggulan seperti durian, nanas, mangga, terus dilakukan melalui perbaikan teknik penanaman dan

pengembangan/ perluasan lahan khususnya pada wilayah-wilayah produktif di bagian selatan Provinsi Lampung.

Demikian pula komoditas lainnya tetap dipertahankan khususnya duku/langsat yang menjadi primadona daerah Lampung. Alih fungsi lahan khususnya beberapa komoditas unggulan tersebut sebaiknya dihindarkan, mengingat semakin sempitnya lahan produktif. Dengan demikian pelestarian ekosistem tumbuhan lahan spesies daerah akan terjaga dengan baik.

Perkebunan

Subsektor perkebunan menyumbang pertumbuhan terhadap PDRB relatif sangat besar. Pertumbuhan demikian memberikan sumbangan yang signifikan dalam mendongkrak pertumbuhan Daerah Lampung secara keseluruhan. Subsektor perkebunan dalam beberapa tahun terakhir merupakan sektor penyokong yang penting bagi pertumbuhan ekonomi dan mampu bertahan pada saat kirisis ekonomi yang berkepanjangan. Tingginya kontribusi ini disebabkan tingginya permintaan ekspor hasil perkebunan seperti kopi, dan hasil perkebunan lainnya.

Perkebunan terdiri dari perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Luas perkebunan besar tahun 2005. Komoditas yang ditanam oleh perkebunan besar terdiri dari tanaman berumur panjang seperti karet, kelapa, kelapa sawit, kakao dan teh serta tanaman berumur pendek seperti tebu. Perkebunan besar di Provinsi Lampung didominasi oleh perkebunan tebu yaitu 91.768 ha, kelapa sawit yaitu 60.467 ha, dan karet seluas 96.267 ha. Sedangkan jumlah produksi tahun 2005, didominasi oleh kelapa sawit dan tebu.

Produksi perkebunan rakyat terdiri dari (1) tanaman berumur panjang dan (2) tanaman berumur pendek. Produksi tanaman yang berumur panjang terdiri dari karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, lada, serta berbagai komoditas lainnya, sedangkan tanaman yang berumur pendek didominasi oleh tebu, jahe, dan lengkuas serta berbagai

komoditas lainnya. Komoditas yang memiliki luas areal terbesar adalah kopi kemudian disusul kelapa dalam dan dan kelapa hibrida.

Produksi tanaman berumur panjang terbesar adalah kelapa dalam, dan kemudian disusl oleh kopi, lada dan karet. Produksi perkebunan yang tanamannya berumur panjang yang terbesar diekspor adalah kopi, disusul dengan lada dan karet. Tanaman yang berumur pendek yang diekspor hanya jahe.

Komoditas kopi yang menjadi andalan daerah Lampung selain sudah diproses menjadi kopi instan dan kopi bubuk juga diekspor kopi mentah. Peningkatan areal perkebunan kopi rakyat yang cukup tinggi disinyalir karena perambahan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Dari hasil investigasi lapangan banyak lokasi perambahan dengan kelerengan > 10 % tersebut ditanami kopi. Bukan tidak mungkin berdampak negatif terhadap kerusakan lingkungan.

Produksi Komoditas Kehutanan

Produksi komersial komoditas kehutanan tahun 2005 Provinsi Lampung didominasi oleh jenis kayu Campuran, Sengon, Meranti, Gamelina, jati serta kayu Mahoni/indah, yang merupakan kayu bulat. Sedangkan hasil hutan lain adalah Arang, selanjutnya Damar Mata Kucing, Damar Batu, Rotan Manau dan Rotan Kecil.

Kabupaten Lampung Barat satu-satunya sentra produksi damar mata kucing yang sering dikenal dengan istilah, Repong Damar (kebun damar), Repong damar ini dikelola dengan cara turun menurun, di mana pada tahun 1997 petani damar ini memperoleh penghargaan Kalpataru atas kegiatan perkebunan dengan pertimbangan konservasi wilayah.

Perikanan

Produksi perikanan laut tahun 2005 seperti pada tabel SDB-23 mencapai 145.828 ton. Nilai produksi komersial perikanan tahun 2005 sebesar Rp 1.026,974 milyar .

semakin rusak ekosistem terumbu karang akibat penangkapan ikan menggunakan bahan peledak. Kebanyakan terumbu karang di Lampung adalah jenis “fringingreefs” dengan luasan 20 - 60 meter mengalami kerusakan 60 - 75% selain karena pemboman kerusakan tersebut juga akibat erosi, sedimentasi, dan penambangan karang untuk bahan bangunan.

Peternakan

Peternakan terdiri dari ternak besar dan kecil serta unggas. Populasi ternak sapi, kambing dan domba pada tahun 2005 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2004, sedangkan ternak kerbau dan babi mengalami penurunan. Populasi unggas (ayam kampung, ayam ras petelur) pada tahun 2005 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2004, kecuali ayam pedaging dan itik.

Jenis ternak di Provinsi Lampung tahun 2005 seperti pada Tabel SDB–25 meliputi sapi, kerbau, kambing, domba, babi, dan unggas. Populasi ternak didominasi oleh ternak kambing 927.736 ekor dan sapi 417.129 ekor, adapun populasi ternak kerbau 49.219 ekor.

Produksi peternakan unggas menunjukkan bahwa pemasok daging terbesar adalah ayam ras pedaging dengan jumlah populasi lebih dari 21,747 juta ekor, kemudian disusul oleh ayam kampung dengan populasi lebih dari 13,94 juta ekor.

Dari kondisi tersebut diatas menunjukan bahwa sektor pertanian (dalam arti luas) cukup mampu bertahan dalam suasana krisis ekonomi dan merupakan penyokong pertumbuhan ekonomi daerah Lampung secara keseluruhan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembangunan Provinsi Lampung selayaknya dapat lebih mengarah pada peningkatan dan kemajuan sektor pertanian, mengingat sektor ini paling banyak digeluti oleh masyarakat Lampung yang sebagian besar petani.

Kebijakan keberpihakan pemerintah daerah terhadap petani sebagai subjek tidak terlepas dari stratifikasi sosial ekonomi mereka. Faktor determinan yang menentukan operasionalisasi keberpihakan diantaranya pola keberpihakan lahan garap, suatu

indikator yang selanjutnya mengklasifikasikan skala keberpihakan sesuai dengan strata sosial ekonomi petani yaitu petani pemilik, petani penggarap, dan buruh tani.

Di lain pihak, sumber-sumber pertumbuhan lain seperti tumbuhnya pelaku-pelaku ekonomi yang informal dan mandiri, yang intinya bersumber pada peranserta dan kemampuan masyarakat juga sangat dibutuhkan kerena kesinambungan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang tidak dapat hanya dengan mengandalkan pada ketersediaan investasi modal dan ketersediaan tenaga kerja saja. Pembangunan ekonomi di era reformasi telah mulai mengarahkan pada arah yang benar, yaitu pembangunan untuk rakyat dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat dengan rakyat sebagai pelaku utama yang mandiri dan tangguh.

Dokumen terkait