• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelusuran terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul “Hubungan Health Belief Model dengan

dukungan sosial pada Penderita Diabetes di Pengobatan Tradisional Sumatra Barat”, yang menggunakan variabel terikat adalah health belief model dan

variabel bebas adalah dukungan sosial.

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang juga terkait dengan variabel tersebut, yaitu” Health Belief Penderita Hipertensi Primer Non Compliance di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung” oleh Nurfitriyana dan Coralia (2015). Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah health belief model, dengan tujuan melihat gambaran HBM pada penderita hipertensi non compliance. Subjek yang digunakan sebanyak 10 penderita hipertensi primer non compliance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% penderita memiliki HBM yang rendah dan 40% memiliki HBM yang tinggi, subjek meyakini bahwa penyakitnya bukanlah ancaman sehingga pengobatan yang dilakukan tidak memberikan manfaat dalam menyembuhkan penyakitnya. Perbedaan

10

terletak pada subjek penelitian yaitu penderita hipertensi serta metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif.

Adapun penelitin yang dilakukan oleh Tafti, dkk (2015) yang berjudul

“Determinants of Self Care in Daibetic Based on health Belief Model”. Subjek

yang digunakan sebanyak 110 pasien diabetes di kota Ardakan, Iran dengan pembagian data menggunakan kuesioner dari HBM, dukungan sosial, self-care behaviors dan menambahkan variabel demografis. Dari hasil penelitian menunjukkan persepsi kerentanan, persepsi hambatan dan self-efficacy memberikan merupakan prediktor yang paling kuat dan memberikan efek positif pada self-care. HBM juga dapat digunakan untuk merancang dan menerapkan intervensi dalam pengendalian diabetes. Perbedaan terletak pada health belief model yang dikaitkan dengan self-care pada penderita diabetes dan karakteristik yang berbeda karena berada di negara Iran.

Penelitian lainnya adalah “The Health Belief Model and Self-Care

Behavior among Type 2 Diabetic Patients” oleh Vazini dan Barati (2014).

Penelitian dilakukan dengan 390 pasien diabetes yang merujuk ke Hamadan Diabetes Research Center, Iran. Metode penelitiannya adalah kuantitatif dengan membagikan kuesioner yang mencakup karakteristik demografi, self-care behavior, dan komponen HBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-care behavior masih dalam tingkatan sedang serta komponen HBM yaitu self-efficacy, persepsi keparahan, persepsi hambatan dan persepsi kerentanan yang memiliki prediktor tertinggi. Perbedaan pada penelitian terletak pada health belief model yang dikaitkan dengan self-care.

11

Penelitian selanjutnya “Gambaran Health Belief Model pada Pria yang Mengalami Permasalahan Gigi dan Mulut” oleh Sari dan Dewi (2015). Variabel yang digunakan adalah HBM pada pria yang mengalami permasalahn gigi dan mulut. Subjek yang digunakan sebanyak 3 pasrtisipan yang memiliki faktor psikososial yang berbeda dengan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan kepercayaan pada semua peserta, mereka percaya bahwa akan rentan dan bahaya terhadap penyakit gigi dan mereka percaya bahwa perawatan gigi bermanfaat. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada subjek penelitian yaitu pria yang mengalami permasalahan gigi dan mulut dengan metode penelitian kualitatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Novriani, dkk (2013) yaitu “Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada Pecandu Narkoba yang Sedang Menjalani Rehabilitas”. Variabel yang digunakan adalah dukungan sosial dan kualitas hidup. Subjek penelitian yaitu sebanyak 50 pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitas, baik pria maupun wanita dengan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antrara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitas. Perbedaan penelitian terletak pada subjek penelitian yaitu pecandu narkoba serta variabel dukungan sosial yang dikaitkan dengan kualitas hidup.

Kemudian penelitian yang berjudul “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Orang Tua yang Memiliki Anak Autis” oleh Aziz, dkk (2013). Variabel yang digunakan adalah dukungan sosial dan penyesuaian diri.

12

Subjek merupakan ibu mempunyai anak autis yang sedang menjalankan terapi di Ananda Mitra Colomadu. Metode penelitian ada kuantitatif teknik analisis product moment dengan hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial terhadap penyesuaian pada ibu anak autis.

Perbedaan terletak pada variabel dukungan sosial dikaitkan dengan penyesuaian diri serta subjek penelitian yakni orang tua yang memiliki anak autis.

Penelitian yang dilakukan oleh Jauhari (2016) mengenai “Dukungan

Sosial dan Kecemasan pada Pasien Diabetes Melitus”. Variabel pada penelitian ini ada dukungan sosial dan kecemasan dengan subjek penelitian sebanyak 30 responden menggunakan metode penelitian kuantitatif teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan pada penderita diabetes melitus karena dukungan ini sangat berpengaruhbagi individu untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel dukungan sosial dikaitkan dengan kecemasan serta teknik yang digunakan adalah purposive sampling.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Akey dkk (2012) yang berjudul

“Health Belief Model deterrents of social support seeking among people with

eating disorder”. Penelitian ini menggunakan variabel eating disorder dan health belief model. Penelitian menggunakan wawancara tatap muka dan melakukan tes Eating Attituteds Test (EAT) sebanyak 34 subjek wanita dan pria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen-komponen dari HBM lah yang menjadi alasan subjek menolak mencari dukungan sosial dari penyakit

13

yang dideritanya. Walaupun sama-sama memiliki variabel health belief model dengan dukungan sosial namun penelitian ini menggunakan subjek penderita eating disorder.

Berdasarkan uraian dari beberapa penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, baik dari subjek, tempat maupun variabel penelitian sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

68

Dokumen terkait