• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN HEALTH BELIEF MODEL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PENGOBATAN TRADISIONAL HERBAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN HEALTH BELIEF MODEL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PENGOBATAN TRADISIONAL HERBAL"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN HEALTH BELIEF MODEL PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS DI PENGOBATAN TRADISIONAL HERBAL

SKRIPSI

NAMA : YUMI SYAHRA TRIERY NIM : 04041381320019

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2018

(2)

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN HEALTH BELIEF MODEL PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS DI PENGOBATAN TRADISIONAL HERBAL

Skripsi

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

NAMA : YUMI SYAHRA TRIERY NIM : 04041381320019

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2018

(3)
(4)

iii

Yumi Syahra Triery Palembang, 11 Januari 2018

Yang menyatakan, Yang bertanda tangan di bawah ini, Yumi Syahra Triery, dengan disaksikan oleh timpenguji skripsi, dengan ini menyatakan bahwa skripsi iniadalah karya sendiri dan belurn pemah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun. Dansepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulislditerbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dandisebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pemyataan, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.

PERNYATAAN

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan kepada Ayah Syahrial dan Bunda Betty yang selalu mendoakan, memotivasi, pengorbanan dan ketulusan perjuangan serta cinta dan kasih sayang yang luar biasa Walaupun mungkin aku tak dapat membalas semuanya, Semoga ini menjadi bagian kecil dari kebahagian kalian Abang Rezki ku tercinta, kakakku Mira, dan tante Eliza yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa serta terima kasih untuk semua keluarga dan sahabat yang saya sayangi

(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucap Syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya maka peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Health Belief Model pada Penderita Diabetes di Pengobatan Tradisional Herbal”.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti juga menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE. Rektor Universitas Sriwijaya.

2. dr. H. Syarif Husin, M.S., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

3. Ibu Ayu Purnamasari, S.Psi., MA selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dan sebagai dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu disela-sela kesibukannya dapat membimbing dan membantu saya dalam pengambilan keputusan dan membantu saya dari pembuatan proposal hingga skripsi.

4. Bapak M. Zainal Fikri, S.Psi., MA., selaku dosen pembimbing I, yang telah membimbing, memberikan arahan serta meluangkan waktu dan tenaga untuk saya dari awal pemilihan judul, proses pembuatan proposal hingga skripsi.

5. Ibu Amalia Juniarly, S.Psi., MA. Psikolog., selaku penguji I dan ibu Marisya Pratiwi M.Psi., Psikolog., selaku penguji II Program Studi Psikologi Universitas Sriwijaya.

(7)

vi

6. Semua Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti kuliah di Program Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

7. Terima kasih kepada teman seperjuangan saya selama kuliah Desti Indiriani, Nurul Miftakhul Jannah, Riri Bonita, Dana Kristina Siburian, Ema Ria Yulianis, Luthfiyah Firiyal, Fahmi Aulia, Mega Nadisa, Apdella Nisa, M.

Fakri Febrian, Miftahul Rahmi dan Wirza Aufa. Terima kasih karena telah memberikan semangat, dukungan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

8. Terima kasih kepada Bapak Effendi selaku pemilik pengobatan tradisional herbal yang telah membantu saya dalam proses penelitian.

9. Untuk Almameterku tercinta Universitas Sriwijaya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan pihak yang membutuhkan dan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Palembang, 11 Januari 2018

Peneliti, Yumi Syahra Triery

(8)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRAC... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

1. Teoritis ... 8

2. Praktis ... 8

E. Keaslian Penelitian... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Health Belief Model ... 14

1. Pengertian Health Belief Model ... 14

2. Komponen Health Belief Model... 16

3. Faktor Health Belief Model... 18

B. Dukungan Sosial ... 19

1. Pengertian Dukungan Sosial ... 19

2. Bentuk Dukungan Sosial... 20

(9)

viii

3. Sumber Dukungan Sosial... 21

C. Pengobatan Tradisional Herbal ... 22

1. Pengertian Obat Tradisional Herbal... 22

2. Penggolongan Obat Trdisional... 23

3. Tujuan Obat Tradisional Herbal... 24

D. Diabetes Melitus... 25

1. Pengertian Diabetes Melitus ... 25

2. Klasifikasi Diabetes Melitus ... 26

3. Dampak Psikologis Diabetes Melitus ... 27

4. Penyebab Diabetes Melitus ... 28

E. Hubungan Dukungan Sosial dan Health Belief Model ... 30

F. Kerangka Berpikir ... 33

G. Hipotesis Penelitian... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian... 34

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 34

1. Health Belief Model ... 34

2. Dukungan Sosial ... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

D. Metode Pengumpulan Data ... 37

1. Wawancara... 37

2. Skala Psikologi... 38

E. Validitas dan Reliabilitas ... 42

1. Validitas ... 43

2. Reliabilitas ... 43

F. Metode Analisis Data ... 43

1. Uji Asumsi ... 43

2. Uji Linieritas ... 44

3. Uji Hipotesis ... 44

(10)

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah ... 45

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian... 47

1. Persiapan Administrasi... 47

2. Persiapan Alat Ukur ... 47

3. Pelaksanaan Penelitian ... 51

C. Hasil Penelitian ... 53

1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 53

2. Deskripsi Data Penelitian ... 55

3. Hasil Analisis Data Penelitian... 58

D. Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

1. Bagi Penderita Diabetes ... 66

2. Bagi Anggota Keluarga & Tenaga Kesehatan ... 66

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 74

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1. Kisi-kisi Skala Health Belief Model ... 38

Tabel. 3.2. Kisi-kisi Skala Health Belief Model Setelah Dimofikasi ... 40

Tabel. 3.3. Skoring Skala Psikologi Health Belief Model ... 41

Tabel. 3.4. Kisi-kisi Skala Dukungan Sosial ... 41

Tabel. 3.5. Skoring Skala Psikologi Dukungan Sosial ... 42

Tabel. 4.1. Distribusi Skala Health Belief Model ... 49

Tabel. 4.2. Distribusi Penomoran Baru Skala Health Belief Model ... 49

Tabel. 4.3. Distribusi Skala Dukungan Sosial ... 50

Tabel. 4.4. Distribusi Penomoran Baru Skala Dukungan Sosial ... 51

Tabel. 4.5. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian ... 54

Tabel. 4.6. Deskripsi Usia Subjek Penelitian ... 54

Tabel. 4.7. Deskripsi Lama Menderita Penyakit Subjek Penelitian ... 55

Tabel. 4.8. Deskripsi Data Penelitian ... 55

Tabel. 4.9. Rumus Pengkategorian ... 56

Tabel. 4.10. Deskripsi Kategorisasi HBM pada Subjek Penelitian ... 57

Tabel. 4.11. Deskripsi Kategorisasi Dukungan Sosial Subjek Penelitian ... 58

Tabel. 4.12. Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 58

Tabel. 4.13. Rangkuman Hasil Analisis Linearitas ... 59

Tabel. 4.13. Hasil Uji Regresi Sederhana ... 60

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

A. Skala Psikologis ... 76

B. Validitas dan Reliabilitas... 81

1. Validitas Health Belief Model dan Dukungan Sosial... 82

2. Hasil Reliabilitas Health Belief Model dan Dukungan Sosial ... 84

C. Hasil Penelitian... 86

1. Deskripsi Data Penelitian ... 87

2. Frekuensi Data Penelitian ... 88

3. Hasil Uji Normalitas ... 90

4. Hasil Uji Linearitas ... 90

5. Hasil Uji Hipotesis ... 91

6. Analisis Tambahan... 92

D. Hasil Tabulasi ... 93

1. Hasil Tabulasi Uji Coba Penelitian ... 94

2. Hasil Tabulasi Data Penelitian ... 102

E. Surat Pengantar ... 111

(13)

xii

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN HEALTH BELIEF MODEL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PENGOBATAN

TRADISIONAL HERBAL

Yumi Syahra Triery1, M. Zainal Fikri2, Ayu Purnamasari3 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan Health Belief Model pada penderita diabetes melitus. Hipotesis dalam penelitian ada hubungan dukungan sosial dengan Health Belief Model pada penderita diabetes melitus di pengobatan tradisional herbal.

Subjek penelitian ini adalah penderita diabetes melitus di pengobatan tradisional herbal Lubuk Alung Sumatra Barat, dengan sampel uji coba sebanyak 70 responden dan sampel penelitian sebanyak 70 responden. dengan teknik sampling insidental. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala psikologis, yaitu skala Health Belief Model dan skala dukungan sosial. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana.

Hasil penelitian regresi sederhana menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan terhadap Health Belief Model seseorang, dengan p = 0,000, R

= 0,453. Sumbangan efektif penelitian variabel dukungan sosial terhadap Health Belief Model sebesar 20.5%

Kata kunci : Health Belief Model, dukungan sosial

1Mahasiswa Program Studi Psikologi FK Universitas Sriwijaya

2,3Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

(14)

xiii

CORRELATION SOCIAL SUPPORT TO HEALTH BELIEF MODEL IN PEOPLE DIABETES MELLITUS AT TRADITIONAL HERBAL MEDICINE

Yumi Syahra Triery1, M. Zainal Fikri2, Ayu Purnamasari3 ABSTRACT

This study aims to determine the correlation of social support to Health Belief Model in people with diabetes mellitus at traditional herbal medicine. Thus, the following hypothesis were formulated there is correlation of social support to Health Belief Model in people with diabetes mellitus at traditional herbal medicine.

The subject of this research were people with diabetes mellitus at traditional herbal medicine Lubuk Alung, West Sumatra. The instrument that used in this study is try out test which consists of 70 respondents and for study sampling consists of 70 respondents, and this study using incidental sampling technique. Data collection methods used in this study is the scale of Health Belief Model and scale social support. The result were analyzed using simple regression.

The result of simple regression show that social support have the correlation to Health Belief Model, with p = 0,000, R = 0.453. Effective contribution variable social support to Health Belief Model amount 20.5%.

Keywords : Health Belief Model, social support

1A student at Study Program of Psychology, Faculty of Medicine, University of Sriwijaya

2,3Lecturer at Study Program of Psychology, Faculty of Medicine, University of Sriwijaya

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementrian Kesehatan RI, Kuswanda (2017) mengatakan seiring dengan perkembangan zaman, pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi (TBC, diare dan kekurangan gizi) ke arah penyakit degeneratif (stroke, jantung, dan diabetes). Menurut Tjokrokusumo (2015) penyakit degenaratif merupakan proses berkurangnya fungsi sel saraf secara bertahap. Berdasarkan informasi yang peneliti dapat dari beberapa sumber penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular ini lebih banyak di jumpai karena kecenderungan masyarakat yang memiliki pola gaya hidup (life style) yang tidak sehat diantaranya makan-makanan yang instan (junk food), makan yang berlebihan, kurangnya konsumsi sayur dan buah, merokok serta kurangnya olahraga.

Penyakit degeneratif diantaranya hipertensi, kolesterol, obesitas dan diabetes melitus. Dari sekian banyak penyakit degeneratif, diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang meresahkan penderitanya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti kepada subjek penderita diabetes melitus maupun kerabatnya pada tanggal 18 Maret 2017, diketahui bahwa walaupun tidak mematikan dengan cepat namun penyakit diabetes melitus menganggu keadaan psikologis penderita. Hal ini disebabkan pola makan

(16)

2

mereka yang harus ditakar, keterbatasan dalam mengkonsumsi makanan, poliuri (penderita sering mengalami buang air kecil terus menerus), mudah mengantuk, penurunan seksual, emosi yang susah dikendalikan serta ancaman bagi penderita untuk diamputasi. Dari beberapa artikel yang peneliti baca bahwa diabetes melitus dapat dikatakan sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penderitanya dan diketahui saat sudah terjadi komplikasi.

Menurut Suastika (Putri & Isfandiari 2013) diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan resistensi insulin atau keduanya. Hiperglikemia yang berlangsung lama (kronik) pada diabetes melitus akan menyebabkan kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, organ, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2014), menyebutkan ada sebanyak 3.706.236 penduduk Indonesia yang telah terdiagnosis oleh dokter menderita penyakit diabetes melitus. Di daerah Sumatra Barat sebanyak 44.561 penduduk diantaranya yang terdiagnosis sebagai penderita diabetes melitus, dan sebanyak 17.139 penduduk yang merasakan adanya gejala diabetes dan akan meningkat dari tahun ke-tahun.

Dengan angka penderita yang cukup tinggi, salah satu cara mengendalikan serta mencegah penyakit adalah dengan melakukan pengobatan. Seperti yang dijelaskan oleh Dean (Widayati, 2012) ketika

(17)

3

seseorang merasakan gejala yang menganggu kesehatannya, maka beberapa kemungkinan tanggapan atau upaya yang dilakukan oleh individu tersebut yaitu melakukan upaya pengobatan. Seperti pengobatan sendiri dengan menggunakan obat-obatan baik modern maupun tradisional (herbal) atau mengupayakan penyembuhan dengan melakukan rujukan dan berkonsultasi dengan pihak lain.

Pengobatan tradisional menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penderita diabetes melitus.

Pengobatan tradisional di Lubuk Alung Sumatra Barat diketahui merupakan tempat yang terkenal dan ramai pengunjung walaupun terletak di lokasi yang sulit terjangkau. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 Maret 2017 kepada penderita diabetes melitus di pengobatan tradisional herbal Lubuk Alung Sumatra Barat diketahui bahwa subjek menggunakan pengobatan tradisional dikarenakan jenuh mengonsumsi obat-obatan medis dan tidak ada perubahan terhadap gula darah meskipun sudah lama mengonsumsi obat-obatan medis, serta ketakutan terhadap rusaknya ginjal jika mengonsumsi obat medis dalam jangka waktu panjang. Alasan lain masyarakat ingin beralih ke pengobatan herbal adalah promosi melalui media massa, pemberian informasi dari orang-orang terpercaya yang diyakini sebagai role model sehingga tertarik untuk melakukan pengobatan, pengalaman orang lain serta biaya yang terjangkau bagi semua kalangan masyarakat.

(18)

4

Seorang herbalis di pengobatan tradisional Lubuk Alung Sumatra Barat mengatakan bahwa cara penderita diabetes melitus untuk menjaga kesehatan tubuhnya adalah dengan gaya hidup sehat, seperti beraktivitas fisik, makan makanan bergizi seimbang, meningkatkan kesadaran akan sehat, merubah perilaku serta hidup di lingkungan yang positif. Namun, nyatanya hasil survei yang dilakukan peneliti di pengobatan tradisional herbal Lubuk Alung Sumatra Barat pasien tidak menunjukkan sikap demikian, justru mayoritas penderita tidak rutin melakukan olah raga, diet, mengonsumsi makanan yang dilarang oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

Dari hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2017 kepada penderita diabetes melitus di pengobatan tradisional herbal Lubuk Alung Sumatra Barat diketahui bahwa mereka (subjek AL dan BY) mengakui sangat tertekan jika dilarang mengonsumsi seperti kue manis, gorengan, coklat, serta makanan junk food yang merupakan makanan kesukaannya. Subjek NI juga mengatakan bahwa mengurangi jumlah nasi membuatnya cepat lelah karena kurangnya energi yang diperoleh jika hanya memakan sedikit nasi.

Seluruh subjek bahkan mengatakan sangat jarang melakukan olahraga karena kesibukan aktivitas masing-masing. Ada beberapa hanya melakukan karena suatu keharusan di tempat kerja seperti senam pagi namun subjek merasa tidak melakukan olahraga yang sebenarnya.

Begitupun dengan pemeriksaan kadar gula darah, subjek Y dan IT mengakui

(19)

5

sudah jenuh dengan pemeriksaan yang dilakukan karena hal tersebut rutin dilaksanakan setiap minggu selama bertahun-tahun lamanya.

Meskipun demikian, secara tersirat penderita diabetes melitus menunjukkan keyakinan untuk sehat, yakni dengan tetap berusaha melakukan alternatif pengobatan. Keyakinan ini dapat disebut sebagai health belief model (Rosenstock, dkk, 1988) yaitu keinginan untuk menghindari penyakit atau ingin sehat (value), dan keyakinan bahwa tingkah laku kesehatan yang spesifik dapat menyembuhkan atau mengurangi gejala penyakit (ecpectancy) dengan strategi untuk mencegah, mengontrol atau memperkecil resiko kesehatan. Oleh karena itu, health belief model menjadi hal yang penting bagi penderita diabetes melitus dalam

usaha memperoleh keadaan yang lebih baik.

Vazini dan Barati (2014) menjelaskan jika diabetes melitus merupakan penyakit yang menuntut penderitanya dapat mengontrol dan mengelola gaya hidup jika ingin merasakan manfaat. Vazini dan Barati (2014) lebih lanjut menjelaskan hal ini akan terwujud jika individu memiliki dukungan sosial yang memadai dan kepercayaan yang kuat atas pengendaliannya sehingga akhirnya akan dapat menurunkan ancaman berupa ketakutan individu bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan.

Dukungan sosial menurut Smet (1994) adalah adanya transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, dimana bantuan itu umumnya diperoleh dari orang yang berarti bagi individu bersangkutan. Sarafino dan Smith (2011) membedakan dukungan

(20)

6

sosial menjadi empat bentuk yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instumental dan dukungan informasi.

Seperti yang dikatakan oleh subjek NI dalam wawancara pada tanggal 24 Maret 2017 yang beprofesi sebagai guru, subjek bercerita ini pertama kalinya pergi berobat ke pengobatan tradisional karena kepala sekolahnya yang memberi saran untuk berobat kesana. Kepala sekolahnya juga memberikan saran dalam pengobatan yang ampuh secara herbal untuk mengobati penyakit ibu NI karena dari segi fisik sudah terlihat bahwa penyakit diabetes melitus yang dialami sudah cukup parah dengan adanya pembengkakan sebesar kepalan tangan orang dewasa di kaki kirinya. Hal ini dapat dikatakan sebagai dukungan informasi. Menurut Sarafino dan Smith (2011) dukungan informasi yaitu berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.

Selain dukungan informasi adapun dukungan emosional biasanya individu peroleh dari keluarga atau orang terdekat yang dapat memberikan rasa perhatian sehingga timbul rasa nyaman dan diperhatikan. Hal ini didukung oleh hasil wawancara pada tanggal 17 Maret 2017 kepada salah satu penderita diabetes melitus di pengobatan tradisional. Bapak AL itu mengatakan bahwa istrinya selalu mengingatkan melalui telepon mengenai makanan yang dimakan di luar rumah, menanyakan keadaan kondisi fisiknya setiap hari karena subjek sebelumnya juga pernah mempunyai riwayat koma selama 26 hari di rumah sakit, sehingga perhatian sangat tertuju pada sang suami, ini merupakan dukungan emosional yang diberikan

(21)

7

kepada bapak AL. Hal di atas sesuai dengan penelitian yang dipaparkan oleh Sujono (Novriani dkk, 2013) yang menunjukkan bahwa sumber dukungan terbanyak yang paling sering diberikan adalah dari pasangan, keluarga dan orangtua karena mereka merupakan pihak yang paling dekat dan berkepentingan dengan penderita. Dukungan dari pihak keluarga untuk menuju kesembuhan sangat diperlukan guna meningkatkan motivasi dalam menjalani pengobatan.

Hasil penelitian Akey, dkk (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara health belief model dengan dukungan sosial pada penderita eating disorder. Menurut Horget (Tombokkan, dkk, 2015) adanya dorongan (support), dimana motif ini memegang peranan penting karena berisikan perilaku, artinya dalam konteks perubahan pola makan bagi penderita diabetes melitus didasarkan pada keinginan penderita untuk sembuh dan mengurangi kecacatan akibat menderita diabetes melitus. Keinginan untuk sembuh inilah wujud harapan bagi penderita diabetes melitus.

Berdasarkan latar belakang masalah dan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh dukungan sosial terhadap health belief model pada penderita diabetes melitus di pengobatan tradisional Lubuk Alung Sumatra Barat.

(22)

8

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan health belief model di pengobatan tradisional herbal Lubuk Alung Sumatra Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti mengambil masalah ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan health belief model di pengobatan tradisional herbal Lubuk Alung Sumatra Barat

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat:

1. Manfaat teoritis : hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, memperluas wawasan dan perspektif pengembangan ilmu pengetahuan dalam penelitian bidang psikologi sosial, serta psikologi kesehatan mengenai psikososial pada penderita penyakit diabetes melitus.

2. Manfaat praktis a) Pada penderita

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penderita diabetes melitus untuk dapat meyakini health belief model sehingga memunculkan pola gaya hidup yang sehat, serta dapat menerima masukan-masukan yang diberikan oleh

(23)

9

orang sekitar sehingga merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.

b) Pada anggota keluarga

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan bagi anggota keluarga dapat saling mendukung agar pola gaya hidup sehat tercapai bagi anggota keluarga yang sakit.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul “Hubungan Health Belief Model dengan

dukungan sosial pada Penderita Diabetes di Pengobatan Tradisional Sumatra Barat”, yang menggunakan variabel terikat adalah health belief model dan

variabel bebas adalah dukungan sosial.

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang juga terkait dengan variabel tersebut, yaitu” Health Belief Penderita Hipertensi Primer Non Compliance di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung” oleh Nurfitriyana dan Coralia (2015). Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah health belief model, dengan tujuan melihat gambaran HBM pada penderita hipertensi non compliance. Subjek yang digunakan sebanyak 10 penderita hipertensi primer non compliance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% penderita memiliki HBM yang rendah dan 40% memiliki HBM yang tinggi, subjek meyakini bahwa penyakitnya bukanlah ancaman sehingga pengobatan yang dilakukan tidak memberikan manfaat dalam menyembuhkan penyakitnya. Perbedaan

(24)

10

terletak pada subjek penelitian yaitu penderita hipertensi serta metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif.

Adapun penelitin yang dilakukan oleh Tafti, dkk (2015) yang berjudul

“Determinants of Self Care in Daibetic Based on health Belief Model”. Subjek

yang digunakan sebanyak 110 pasien diabetes di kota Ardakan, Iran dengan pembagian data menggunakan kuesioner dari HBM, dukungan sosial, self-care behaviors dan menambahkan variabel demografis. Dari hasil penelitian menunjukkan persepsi kerentanan, persepsi hambatan dan self-efficacy memberikan merupakan prediktor yang paling kuat dan memberikan efek positif pada self-care. HBM juga dapat digunakan untuk merancang dan menerapkan intervensi dalam pengendalian diabetes. Perbedaan terletak pada health belief model yang dikaitkan dengan self-care pada penderita diabetes dan karakteristik yang berbeda karena berada di negara Iran.

Penelitian lainnya adalah “The Health Belief Model and Self-Care

Behavior among Type 2 Diabetic Patients” oleh Vazini dan Barati (2014).

Penelitian dilakukan dengan 390 pasien diabetes yang merujuk ke Hamadan Diabetes Research Center, Iran. Metode penelitiannya adalah kuantitatif dengan membagikan kuesioner yang mencakup karakteristik demografi, self-care behavior, dan komponen HBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-care behavior masih dalam tingkatan sedang serta komponen HBM yaitu self- efficacy, persepsi keparahan, persepsi hambatan dan persepsi kerentanan yang memiliki prediktor tertinggi. Perbedaan pada penelitian terletak pada health belief model yang dikaitkan dengan self-care.

(25)

11

Penelitian selanjutnya “Gambaran Health Belief Model pada Pria yang Mengalami Permasalahan Gigi dan Mulut” oleh Sari dan Dewi (2015). Variabel yang digunakan adalah HBM pada pria yang mengalami permasalahn gigi dan mulut. Subjek yang digunakan sebanyak 3 pasrtisipan yang memiliki faktor psikososial yang berbeda dengan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan kepercayaan pada semua peserta, mereka percaya bahwa akan rentan dan bahaya terhadap penyakit gigi dan mereka percaya bahwa perawatan gigi bermanfaat. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada subjek penelitian yaitu pria yang mengalami permasalahan gigi dan mulut dengan metode penelitian kualitatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Novriani, dkk (2013) yaitu “Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada Pecandu Narkoba yang Sedang Menjalani Rehabilitas”. Variabel yang digunakan adalah dukungan sosial dan kualitas hidup. Subjek penelitian yaitu sebanyak 50 pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitas, baik pria maupun wanita dengan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antrara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitas. Perbedaan penelitian terletak pada subjek penelitian yaitu pecandu narkoba serta variabel dukungan sosial yang dikaitkan dengan kualitas hidup.

Kemudian penelitian yang berjudul “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Orang Tua yang Memiliki Anak Autis” oleh Aziz, dkk (2013). Variabel yang digunakan adalah dukungan sosial dan penyesuaian diri.

(26)

12

Subjek merupakan ibu mempunyai anak autis yang sedang menjalankan terapi di Ananda Mitra Colomadu. Metode penelitian ada kuantitatif teknik analisis product moment dengan hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial terhadap penyesuaian pada ibu anak autis.

Perbedaan terletak pada variabel dukungan sosial dikaitkan dengan penyesuaian diri serta subjek penelitian yakni orang tua yang memiliki anak autis.

Penelitian yang dilakukan oleh Jauhari (2016) mengenai “Dukungan

Sosial dan Kecemasan pada Pasien Diabetes Melitus”. Variabel pada penelitian ini ada dukungan sosial dan kecemasan dengan subjek penelitian sebanyak 30 responden menggunakan metode penelitian kuantitatif teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan pada penderita diabetes melitus karena dukungan ini sangat berpengaruhbagi individu untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel dukungan sosial dikaitkan dengan kecemasan serta teknik yang digunakan adalah purposive sampling.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Akey dkk (2012) yang berjudul

“Health Belief Model deterrents of social support seeking among people with

eating disorder”. Penelitian ini menggunakan variabel eating disorder dan health belief model. Penelitian menggunakan wawancara tatap muka dan melakukan tes Eating Attituteds Test (EAT) sebanyak 34 subjek wanita dan pria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen-komponen dari HBM lah yang menjadi alasan subjek menolak mencari dukungan sosial dari penyakit

(27)

13

yang dideritanya. Walaupun sama-sama memiliki variabel health belief model dengan dukungan sosial namun penelitian ini menggunakan subjek penderita eating disorder.

Berdasarkan uraian dari beberapa penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, baik dari subjek, tempat maupun variabel penelitian sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

(28)

68

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, C., & Sheeran, P. (2015). The health belief model. (Research Gate).

Retrieved fromhttps://www.researchgate.net/publication/290193215.

Agustine, Y., Nurachmah. E., & Kariasa, I. M. (2013). Pengalaman klien diabetes tipe 2 pasca amputasi myor ekstremitas bawah. Jurnal Keperawatan Indonesia, 16 (2), 107-113.

Akey, J. E., Rintamaki, L. S., & Kane, T. L. (2012). Health belief model deterrents of social support seeking among people coping with eating disorders. Journal of Affective Disorders, 145, 246-252. doi : 10.1016/j.jad.2012.04.045.

American Diabetes Association. (2014). Standar of medical care in diabetes.

diabetes care. 37 (1), 514-581. doi : 10.2337/dc14-S014.

Astuti, T. P., & Hartati, S. (2013). Dukungan sosial pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi (studi fenomenologis pada mahasiswa fakultaspsikologi undip). Jurnal Psikologi, 12(1), 69-82.

Azwar, S. (2014a). Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2014b). Penyusunan skala psikologi. (Edisi II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Aziz, A., & Anne, F. (2013). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri orang tua yang memiliki anak autis. Jurnal Talenta Psikologi, 2(2), 141-160.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2005). Nomor : HK.00.05.41.1384

Badan POM. (2014). Peraturan kepala badan pengawasan obat dan makanan republik indonesia no. 12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional.

Becker, M.H. (1975). Sociobehavioral determinants of compliance with health and medical care recommendations. Med. Care, 13, 10–24

Bertalina, P. (2016). Hubungan lama sakit, pengetahuan, motivasi pasien dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien diabetes melitus. Jurnal Kesehatan, 7 (2), 329-340.

(29)

69

Champion, V. L., & Skinner, C. S. (2008). Health behavior and health education 4th edition. San Francisco. CA 94103-1741. Retrieved from www.josseybass.com

Conner, M., & Norman, P. (2005). Predicting health behavior (2nd ed). London:

Open University Press.

Departemen Kesehatan. (2008). Tingkat manfaat keamanan dan efektifitas tanman obat dan obat tradisional. Jawa Tengah : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

Dewoto, H. R. (2007). Pengembangan obat tradisional indonesia menjadi fitofarmaka. Journal Farmakologi, 57(7), 205-212.

Durant, R. W., Qiana L. B., Andrea L. C., Lynn J. Andreae, Claudia M. H., &

Isabel C. S. (2013). Social support among african americans with heart failure: is there a role for community health advisors. Heart & Lung, 42, 19-25. doi: 10.1016/j.hrtlng.2012.06.007

Gennaro, A. R. (2000). Remington: the science and practice of pharmacy, 20th ed, Vol. II. Mack Publsihing Company, Pennsylvania.

Hasan, A., Salmah L., & Rin W. A. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dan dukungan emosi dengan optimisme pada penderita diabetes melitus anggota aktif PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia) cabang Surakarta. Jurnal Psikologi Universitas Sebelas Maret, 2(2), 60-75.

Hidayat, M. A. (2006). Obat herbal: apa yang perlu disampaikan pada mahasiswa farmasi dan mahasiswa kedokteran?. Jurnal Pengembangan Pendidikan, 3(1), 141-147.

Hensarling, J. (2009). Development and psychometric testing of henserling’s diabetes family support scale. Disertasi. Texas Woman’s University.

International Diabetes Federation. (2015). Data International Diabetes Federation. (Online). Retrieved fromhttp://www.idf.org/

Isnawati, D. (2013). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri masa persiapan pensiun pada karyawan PT pupuk kaltim. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 2(1), 1-6.

Janz, N.K, & Becker, M. H. (1984). The health belief model: a dekade later.

health education quartely, 11 (1), 1-47.

Jauhari. (2016). Dukungan sosial dan kecemasan pada pasien diabetes melitus.

The Indonesian Journal of Health Science, 7(1), 64-77.

(30)

70

Jones & Bartlett. (2013). Introduction to health behavior theory. University Wayne New Jersey.

Kuswanda, D. (2017, April). Gaya hidup dominasi penyebab penyakit di tanah air.

Pergeseran pola penyakit. Retrieved from

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/infosehat/17/04/27/op2jgg328 -gaya-hidup-dominasi-penyebab-penyakit-di-tanah-air

Kartal, A., & Ozsoy, S. A. (2007). Validity and reliability study of the turkish version of health belief model scale in diabetic patients. International Journal of Nursing Studies, 44, 1447-1458. doi : 10.1016/j.ijnurstu.2007.06.004

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta Selatan:

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Kumalasari, F., & Ahyani, L. N. (2012). Hubuangan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. 1 (1).

Marquez, B., Elder, J., Arredondo, E., Madanat H., Ji, M., & Ayala, G. (2014).

Social network characteristic associated with health promoting behavior among latinos. Health Psychology, 33, 544-553. doi : 10.1037/hea0000092 Mary, G. (2011). Health belief model, social support and intent to screen for

colorectal cancer in older african american men. Thesis. The University of North Carolina: Greensboro

Muhtadi, A. S., & Dasuki S. (2008). Sosialisasi pengobatan herbal dengan strategi peningkatan pemahaman dan pelayanan terapi secara langsung bagi warga di windan desa makamhaji kecamatan kartasura kabupaten sukoharjo. Jurnal Farmasi, 11(2), 138-149.

Mulyani, H., Widyastuti S. H., & Ekowati V. I. (2016). Tumbuhan herbal sebagai jamu pengobatan tradisional terhadap penyakit dalam serat primbom jampi jawi jilid i. Jurnal Penelitian Humaniora, 21(2), 73-91.

Novriani, N. A., Dewi, M. P, & Prabowo, H. (2013). Hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitas. Jurnal PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur, & Teknik Sipil), 5 (1), 116-123.

(31)

71

Nieminen, T., Prattala R., Martelin, T., Harkanen, T., Hyyppa, M., Alanen, E., &

Koskinen, S. (2013). Social capital, health behavior and health: a population-based associational study. BMC Public Health, 13, 1-11 doi:

10.1186/1471-2458-13-613

Nurfitriyana, R., & Coralia, F. (2015). Health belief penderita hipertensi primer non compliance di rumah sakit hasan sadikin Bandung. Jurnal Psikologi Universitas Islam Bandung. ISBN: 978-979-769-324-8

Ogden, J. (2004). Health Psychology (3rd edition). New York. Open University.

PERKENI. (2015). Konsesus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe-2 di indonesia. Jakarta: PB PERKENI.

Papalia, D.E., & Feldman, R.D. (2014). Melayani perkembangan manusia (edisi 12 buku 1). Jakarta : Salemba Humanika

Peyrot, M, Rubin, R., R. (2007). Behavioral and psychological interventions in diabetes. Journal Diabetes Care, 30(10), 2433-2440.

Polly, R. K. (1992). Diabetes health beliefs, self-care behaviors, and glycemic control among older adults with non-insulin-dependent diabetes mellitus.

The Diabetes Educator, 18(4), 321-328.

Putri, N. H. K., & Isfandiari, M. A. (2013). Hubungan empat pilar pengendalian dm tipe 2 dengan rerata kadar gula darah. Jurnal Berkala Epidemiologi, 1(2), 234-243.

Rahma, A. N. (2011). Hubungan efikasi diri dan dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Islam, 8(2), 231- 247.

Ravandi, S. Y., Taslimi, Z., Ahmadpanah, M., & Ghaleiha, A. (2016). Adjustment to diabetes among diabetic patients: the roles of social support and self efficacy. Journal Neuro Psyh Pshysio, 3(1), 1-5 doi: 10.17795/ajnpp- 37470.

Rosenstock, I.M., Strecher, V.J., & Becker, M.H., (1988). Social learning theory and the Health Belief Model. Health Education Quarterly, 15(2), 175-183.

Rosenstock, I. M. (1974). Historical Origins of the Health Belief Model. Health Education Behavior, 2(4), 328-335.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology : Biopsychosocial Interactions (7th ed.). United States of America : John Willey & Sons Inc.

(32)

72

Sari, D. P., Dewi, T. K. (2015). Gambaran health belief model pada pria yang mengalami permasalahan gigi dan mulut. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 4(2), 83-94.

Sinaulan, J. H. (2012). Dimensi sosio-kultural dalam promosi kesehatan. Jurnal Sosiologi Islam, 2(1), 91-113

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&B. Bandung.

Alfabeta

Sundari, S., & Setyawati, I. (2006). The role of family in the self care of patients with diabetes mellitus at home. Jurnal Mutiara Medika, 6(2), 113-121 Tafti, A. D., Mahmoodabad, S. S. M., Morowatissharifabad, M. A., Ardakani, M.

A., Rezaeipandari, H., & Lotfi, M. H. (2015). Determinants of self-care in diabetic patients based on health belief model. Global Journal of Health Science, 7(5), 33-43. doi : 10.5539/gjhs.v7n5p33.

Tan, M. Y. (2004). The relantionship of helath beliefs and complication prevention behaviors of chinese individuals with type 2 diabetes mellitus.

Diabetes Research and Clinical Practice, 66, 71-77 doi : 10.1016/j.diabetes.2004.02.021.

Tjokrokusumo, D. (2015). Preventing and fighting cancer and degenerative diseases with button mushrooms (agaricus bisporus). Jurnal Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(6), 1532-1535. doi : 10.13057/psnmbi/m010649.

Tombokkan, V., Rattu A. J. M , & Tilaar, C. R. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien diabetes melitus pada prakter dokter keluarga di kota Tomohon. Jurnal Psikologi, 5(2), 260-269.

Tristiana, R. D., Kusnanto, Widyawati, I. Y., Yusuf A., & Fitryasari R. (2016).

Psychological well being in type 2 diabetes melitus patients in mulyorejo public health center surabaya. Journal Ners, 11(2), 47-156.

Vazini, H., & Barati, M. (2014). The health belief model and self-care behaviors among type-2 diabetic patients. Iranian Journal of Diabetes and Obesity, 6(3), 107-114.

Widayati, A. (2012). Health seeking behavior di kalangan masyarakat urban di kota yogyakarta. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9(2), 59-65.

(33)

73

Zimet, G. D., Powell, S. S., Farlekartaly, G. K., Werkman, S., & Berkoff, K. A.

(1990). Psychometric characteristic of the multidimensional scale of perceived social support. Journal of Personality Assessment, 55(3&4), 610-617. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Referensi

Dokumen terkait

TINDAKAN SUCTION ENDOTRACHEAL MENGGUNAKAN KANUL SIZE 10Fr DAN 12 Fr TERHADAP PENURUNAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN YANG TERPASANG DIRUANG ICU RSUD MARGONO.

Dari hasil penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains kelas V

Seiap rumah sakit harus mengideniikasi secara epidemiologis infeksi pening, tempat infeksi dan alat-alat terkait, prosedur, dan praktek-praktek yang memberikan fokus dari

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dapat sebagai acuan kepada masyarakat sekitar bahwa bermain mengisi bejana air dalam berbagai bentuk dapat mengenalkan

17 Ketika saya membuat suatu perencanaan, ibu senantiasa memberikan penilaian yang apa adanya, sehingga tidak membuat saya disudutkan. SS S TS

Aplikasi Berbasis Web untuk Menampilkan Absensi dan Nilai Akhir Peserta Didik ini dikembangkan dengan menggunakan basis data MySQL sebagai media

Sedangkan pada rasio Diameter gonad dengan Panjang tubuh terdapat nilai yang sama pada TKG III dan IV namun hal yang berbeda dapat dilihat pada Diameter Perut

Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe stad (student team achievement division) yang dimodifikasi dengan tutor sebaya dalam pembelajaran matematika pada pokok