vi
ABSTRAK
ANALISIS SIKAP PENABUNG TERHADAP TINGKAT BUNGA, PELAYANAN, DAN FASILITAS DITINJAU DARI JENIS PEKERJAAN,
TINGKAT PENGHASILAN, DAN JARAK TEMPAT TINGGAL
Studi Kasus pada Bank BRI Unit Gantiwarno Ruci Perwitasari
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas ditinjau dari jenis pekerjaan; (2) perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas ditinjau dari tingkat penghasilan; (3) perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas ditinjau dari jarak tempat tinggal.
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah yang memanfaatkan produk tabungan pada Bank BRI Unit Gantiwarno, Klaten. Jumlah sampel penelitian sebanyak 248 nasabah yang diambil dengan menggunakan teknik aksidental sampling. Teknik analisis data adalah Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga ditinjau dari jenis pekerjaan ( 2hitung4,878 χ2tabel9,488
<
χ ); (2) tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap pelayanan ditinjau dari jenis pekerjaan (χ2hitung2,187< χ2tabel9,488); (3) tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap fasilitas ditinjau dari jenis pekerjaan (χ2hitung2,493< χ2tabel9,488); (4) tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga ditinjau dari tingkat penghasilan ( 2hitung6,001 χ2tabel7,815
<
χ ); (5)
tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap pelayanan ditinjau dari tingkat penghasilan ( 2hitung3,261 χ2tabel7,815
<
χ ); (6) tidak ada perbedaan sikap
penabung terhadap fasilitas ditinjau dari tingkat penghasilan (χ2hitung3,288<χ2tabel7,815); (7) ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga ditinjau dari jarak tempat tinggal ( 2hitung87351 χ2tabel7,815
> ,
χ ); (8) ada
perbedaan sikap penabung terhadap pelayanan ditinjau dari jarak tempat tinggal ( 2hitung10467 χ2tabel7,815
> ,
vii
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF CUSTOMERS’ ATTITUDE TOWARDS THE INTEREST RATE, SERVICE, AND FACILITIES PERCEIVED FROM
KIND OF OCCUPATION, THE INCOME POINT OF VIEW, AND HOME DISTANCE
A Case Study at Bank Rakyat Indonesia Unit Gantiwarno, Klaten, Central Java Ruci Perwitasari
Sanata Dharma University Yogyakarta
2009
The aims of this research are to know whether there is any: (1) difference of customers’ attitude towards the interest rate, service, and facilities perceived from kind of occupation; (2) difference of customers’ attitude towards the interest rate, service, and facilities perceived from the income point of view; (3) difference of customers’ attitude towards the interest rate, service, and facilities perceived from home distance.
The research done in October 2009. Data collection techniques were interview, documentation, and questionnaire. The population of this research were all of customers who used to save their money in Bank BRI Unit Gantiwarno, Klaten. The samples of the research were 248 customers taken by using the accidental sampling technique. The technique of data analysis was Chi-Square Test.
The result of this research shows that: (1) there isn’t any difference of customers’ attitude towards the interest rate perceived from kind of occupation (χ2count4,878< χ2table9,488); (2) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the service perceived from kind of occupation (χ2count2,187< χ2table9,488); (3) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the facilities perceived from kind of occupation (χ2count2,493< χ2table9,488); (4) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the interest rate perceived from the income point of view (χ2count6,001< χ2table7,815); (5) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the service perceived from the income point of view (χ2count3,261<χ2table7,815); (6) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the facilities perceived from the income point of view (χ2count3,288< χ2table7,815); (7) there is any difference of customers’ attitude
towards the interest rate perceived from home distance (χ2count87,351< χ2table7,815); (8) there is any difference of customers’ attitude
towards the service perceived from home distance (χ2count10,467< χ2table7,815);
i
ANALISIS SIKAP PENABUNG TERHADAP TINGKAT
BUNGA, PELAYANAN, DAN FASILITAS DITINJAU DARI
JENIS PEKERJAAN, TINGKAT PENGHASILAN DAN
JARAK TEMPAT TINGGAL
STUDI KASUS PADA BANK BRI UNIT GANTIWARNO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
RUCI PERWITASARI
051334025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“HARI ESOK HARUS LEBIH BAIK DARI HARI INI”
Skripsi ini kupersembahkan untuk,
Bapak dan Ibu, yang sudah membiayai hidupku hingga saat ini.
Simbah yang dengan sabar merawat aku sejak kecil.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Januari 2010
Penulis
vi
ABSTRAK
ANALISIS SIKAP PENABUNG TERHADAP TINGKAT BUNGA, PELAYANAN, DAN FASILITAS DITINJAU DARI JENIS PEKERJAAN,
TINGKAT PENGHASILAN, DAN JARAK TEMPAT TINGGAL Studi Kasus pada Bank BRI Unit Gantiwarno
Ruci Perwitasari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas ditinjau dari jenis pekerjaan; (2) perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas ditinjau dari tingkat penghasilan; (3) perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas ditinjau dari jarak tempat tinggal.
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah yang memanfaatkan produk tabungan pada Bank BRI Unit Gantiwarno, Klaten. Jumlah sampel penelitian sebanyak 248 nasabah yang diambil dengan menggunakan teknik aksidental sampling. Teknik analisis data adalah Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga ditinjau dari jenis pekerjaan ( 2hitung4,878 χ2tabel9,488
<
χ ); (2) tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap
pelayanan ditinjau dari jenis pekerjaan (χ2hitung2,187< χ2tabel9,488); (3) tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap fasilitas ditinjau dari jenis pekerjaan (χ2hitung2,493< χ2tabel9,488); (4) tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga ditinjau dari tingkat penghasilan ( 2hitung6,001 χ2tabel7,815
<
χ ); (5)
tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap pelayanan ditinjau dari tingkat penghasilan ( 2hitung3,261 χ2tabel7,815
<
χ ); (6) tidak ada perbedaan sikap
penabung terhadap fasilitas ditinjau dari tingkat penghasilan (χ2hitung3,288<χ2tabel7,815); (7) ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga ditinjau dari jarak tempat tinggal ( 2hitung87351 χ2tabel7,815
> ,
χ ); (8) ada
perbedaan sikap penabung terhadap pelayanan ditinjau dari jarak tempat tinggal ( 2hitung10467 χ2tabel7,815
> ,
χ ); (9) ada perbedaan sikap penabung terhadap
vii
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF CUSTOMERS’ ATTITUDE TOWARDS THE INTEREST RATE, SERVICE, AND FACILITIES PERCEIVED FROM
KIND OF OCCUPATION, THE INCOME POINT OF VIEW, AND HOME DISTANCE
A Case Study at Bank Rakyat Indonesia Unit Gantiwarno, Klaten, Central Java
Ruci Perwitasari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The aims of this research are to know whether there is any: (1) difference of customers’ attitude towards the interest rate, service, and facilities perceived from kind of occupation; (2) difference of customers’ attitude towards the interest rate, service, and facilities perceived from the income point of view; (3) difference of customers’ attitude towards the interest rate, service, and facilities perceived from home distance.
The research done in October 2009. Data collection techniques were interview, documentation, and questionnaire. The population of this research were all of customers who used to save their money in Bank BRI Unit Gantiwarno, Klaten. The samples of the research were 248 customers taken by using the accidental sampling technique. The technique of data analysis was Chi-Square Test.
The result of this research shows that: (1) there isn’t any difference of customers’ attitude towards the interest rate perceived from kind of occupation (χ2count4,878< χ2table9,488); (2) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the service perceived from kind of occupation (χ2count2,187< χ2table9,488); (3) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the facilities perceived from kind of occupation (χ2count2,493< χ2table9,488); (4) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the interest rate perceived from the income point of view (χ2count6,001< χ2table7,815); (5) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the service perceived from the income point of view (χ2count3,261<χ2table7,815); (6) there isn’t any difference of customers’ attitude
towards the facilities perceived from the income point of view (χ2count3,288< χ2table7,815); (7) there is any difference of customers’ attitude
towards the interest rate perceived from home distance (χ2count87,351< χ2table7,815); (8) there is any difference of customers’ attitude
towards the service perceived from home distance (χ2count10,467< χ2table7,815);
ix
KATAPENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Analisis Sikap
Penabung Terhadap Tingkat Bunga, Pelayanan, dan Fasilitas Ditinjau dari Jenis
Pekerjaan, Tingkat Penghasilan, dan Jarak Tempat Tinggal” studi kasus pada
Bank BRI Unit Gantiwarno. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta
dukungan dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis. Maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar
dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Y.Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang dengan
penuh kesabaran memberi pengarahan, masukan, dan bimbingan selama
x
6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. dan Ibu B. Indah Nugraheni,
S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu
dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Effendi Hidayat, selaku pimpinan BRI Cabang Klaten yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
8. Bapak Sarjono A., selaku pimpinan BRI Unit Gantiwarno, staff dan seluruh
karyawan yang telah membantu penulis dalam menyediakan data-data yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Nasabah BRI Unit Gantiwarno yang telah rela meluangkan waktunya untuk
mengisi kuesioner.
10. Bapak, Ibu dan saudaraku yang telah memberikan dorongan selama
penyusunan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan sumbangan baik langsung maupun
tidak langsung.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerelaan hati penulis
bersedia menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……... 1
B. Batasan Masalah……… ... 3
C. Rumusan Masalah…………. ... 4
D. Tujuan Penelitian………….. ... 4
E. Manfaat Penelitian………… ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik…. ... 6
1. Sikap………… ... 6
2. Jenis Pekerjaan ... 20
3. Penghasilan... ... 21
xii
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 23
D. Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27
D. Populasi dan Sampel ... 28
E. Teknik Pengambilan Sampel... 28
F. Data yang Dicari... 28
G. Variabel Penelitian ... 29
H. Teknik Pengumpulan Data ... 29
I. Pengujian Instrumen Penelitian... 30
J. Teknik Analisis Data ... 33
K. Teknik Pengujian Hipotesis... 35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya BRI Unit Gantiwarno ... 38
B. Struktur Organisasi ... 41
C. Produk yang Ditawarkan ... 43
D. Pemasaran dan Promosi... 46
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 47
B. Uji Normalitas ... 67
C. Pengujian Hipotesis... 68
xiii
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 89
B. Keterbatasan Penelitian ... 90
C. Saran... 90
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTARTABEL
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas ... 31
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ... 33
Tabel 5.1 Pengelompokan Penabung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
Tabel 5.2 Pengelompokan Penabung Berdasarkan Usia... 47
Tabel 5.3 Pengelompokan Penabung Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 48
Tabel 5.4 Pengelompokan Penabung Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 49
Tabel 5.5 Pengelompokan Penabung Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal... 49
Tabel 5.6 Pengelompokan Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga... 50
Tabel 5.7 Tabel Kontingensi Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga Ditinjau dari Jenis Pekerjaan ... 51
Tabel 5.8 Tabel Kontingensi Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga Ditinjau dari Tingkat Penghasilan ... 53
Tabel 5.9 Tabel Kontingensi Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga Ditinjau dari Jarak Tempat Tinggal... 54
Tabel 5.10 Pengelompokan Sikap Penabung Terhadap Pelayanan ... 56
Tabel 5.11 Tabel Kontingensi Sikap Penabung Terhadap Pelayanan Ditinjau dari Jenis Pekerjaan ... 57
Tabel 5.12 Tabel Kontingensi Sikap Penabung Terhadap Pelayanan Ditinjau dari Tingkat Penghasilan ... 58
Tabel 5.13 Tabel Kontingensi Sikap Penabung Terhadap Pelayanan Ditinjau dari Jarak Tempat Tinggal... 60
Tabel 5.14 Pengelompokan Sikap Penabung Terhadap Fasilitas ... 61
xv
Ditinjau dari Tingkat Penghasilan ... 64
Tabel 5.16 Tabel Kontingensi Sikap Penabung Terhadap Fasilitas
Ditinjau dari Jarak Tempat Tinggal... 65
Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Uji Normalitas... 67
Tabel 5.18 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga Ditinjau
dari Jenis Pekerjaan ... 68
Tabel 5.19 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
Tingkat Bunga Ditinjau dari Jenis Pekerjaan ... 69
Tabel 5.20 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Pelayanan Ditinjau
dari Jenis Pekerjaan ... 70
Tabel 5.21 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
Pelayanan Ditinjau dari Jenis Pekerjaan... 70
Tabel 5.22 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Fasilitas Ditinjau
dari Jenis Pekerjaan ... 71
Tabel 5.23 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
Fasilitas Ditinjau dari Jenis Pekerjaan... 72
Tabel 5.24 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga Ditinjau
dari Tingkat Penghasilan ... 73
Tabel 5.25 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
Tingkat Bunga Ditinjau dari Tingkat Penghasilan ... 73
Tabel 5.26 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Pelayanan Ditinjau
dari Tingkat Penghasilan ... 74
Tabel 5.27 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
xvi
Tabel 5.28 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Fasilitas Ditinjau
dari Tingkat Penghasilan ... 76
Tabel 5.29 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
Fasilitas Ditinjau dari Tingkat Penghasilan... 76
Tabel 5.30 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga
Ditinjau dari Jarak Tempat Tinggal... 77
Tabel 5.31 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
Tingkat Bunga Ditinjau dari Jarak Tempat Tinggal... 78
Tabel 5.32 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Pelayanan Ditinjau
dari Jarak Tempat Tinggal... 79
Tabel 5.33 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
Pelayanan Ditinjau dari Jarak Tempat Tinggal ... 79
Tabel 5.34 Distribusi Sikap Penabung Terhadap Fasilitas Ditinjau
dari Jarak Tempat Tinggal... 80
Tabel 5.35 Perhitungan Nilai Chi-Square Sikap Penabung Terhadap
xvii
DAFTARLAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Kisi-kisi Kuesioner dan Kuesioner ... 96
LAMPIRAN 2 : Uji Validitas dan Reliabilitas ... 103
LAMPIRAN 3 : Data Induk Penelitian... 109
LAMPIRAN 4 : Tabel Frekuensi dan Uji Normalitas ... 128
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai macam upaya ditempuh oleh setiap negara dalam meningkatkan
pembangunan ekonomi agar sejalan dengan perkembangan dunia yang
semakin kompetitif. Sektor keuangan merupakan salah satu sektor yang
mempunyai peranan penting dalam mendukung perkembangan perekonomian
Indonesia yang saat ini berada dalam kondisi yang tidak menentu selain
sektor-sektor lainnya. Salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan
cukup besar terhadap perekonomian Indonesia adalah bank. Menurut
Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998, yang dimaksud dengan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Seiring dengan kemajuan teknologi bank-bank pemerintah maupun swasta
telah mengalami perkembangan yang pesat, tidak saja dalam penghimpunan
dana masyarakat dan tabungan tetapi juga dalam penyaluran kredit kepada
masyarakat kemudian juga segala kegiatan bisnis yang berhubugan dengan
transaksi keuangan tidak terlepas dari jasa perbankan. Dahulu masyarakat
hanya mengenal bank-bank pemerintah saja dan letak bank-bank tersebut
kebanyakan di kabupaten-kabupaten, tetapi sekarang kebanyakan masyarakat
sudah mengenal adanya bank-bank pemerintah maupun swasta. Sekarang
bank-bank pemerintah kebanyakan sudah berada sampai di
Dengan berkembangnya bank pemerintah atau swasta akan menimbulkan
persaingan yang cukup ketat, sehingga dapat membuat calon nasabah
mempunyai lebih banyak pilihan untuk menentukan bank mana yang akan
memberikan jasa sehingga dapat memuaskan kebutuhannya. Suatu bank
dianggap memuaskan nasabah maupun calon nasabah apabila atribut-atribut
yang dimiliki oleh bank tersebut dianggap sesuai dengan kebutuhan,
keinginan, dan harapan nasabah maupun calon nasabah.
Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, dimana
bank-bank menghasilkan produk yang sejenis dan masyarakat mempunyai banyak
alternatif sebagai pilihan untuk menjadi nasabah dalam suatu bank, maka
untuk mempertahankan usahanya bank memerlukan peran bidang pemasaran
yang efektif dan efisien demi tercapainya tujuan perusahaan. Adapun salah
satu strategi yang dapat diterapkan oleh bank adalah melaksanakan strategi
marketing mix dengan atribut-atribut yang meliputi produk, harga, lokasi, dan
promosi. Atribut-atribut jasa tersebut berperan dalam memberikan masukan
kepada manajer pemasaran untuk menentukan produk apa yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan nasabah.
Untuk dapat menyesuaikan strategi pemasaran suatu bank tidak hanya
membutuhkan informasi dari pihak bank saja, melainkan juga dari pihak
nasabah. Bagi manajer pemasaran informasi yang berasal dari pihak bank akan
mudah diperoleh, berbeda dengan informasi yang berasal dari pihak nasabah
yaitu menyangkut perilaku nasabah dengan segala karakteristiknya yang tentu
tidak sama satu dengan yang lainnya dan selalu berubah-ubah pada setiap saat.
dipengaruhi oleh sikap, karena sikap biasanya memainkan peranan utama
dalam membentuk perilaku nasabah.
Pembentukan sikap dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya,
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media
massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, jenis pekerjaan, penghasilan
dan tempat tinggal. Dari banyak faktor tersebut diduga besar kontribusinya
yaitu faktor jenis pekerjaan, tingkat penghasilan dan jarak tempat tinggal.
Dengan adanya perbedaan sikap penabung tersebut dapat memberikan
masukan kepada manajer pemasaran untuk membidik pangsa pasar yang
sesuai, sehingga dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar. Penelitian
tentang perilaku nasabah merupakan usaha untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan pemasaran.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Analisis Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga,
Pelayanan dan Fasilitas Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan, Tingkat
Penghasilan dan Jarak Tempat Tinggal.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada faktor jenis pekerjaan,
tingkat penghasilan, dan jarak tempat tinggal yang mempengaruhi sikap
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan
dan fasilitas ditinjau dari jenis pekerjaan ?
2. Apakah ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan
dan fasilitas ditinjau dari tingkat penghasilan ?
3. Apakah ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan
dan fasilitas ditinjau dari jarak tempat tinggal ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat
bunga, pelayanan dan fasilitas bila ditinjau dari jenis pekerjaan.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat
bunga, pelayanan dan fasilitas bila ditinjau dari tingkat penghasilan.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat
bunga, pelayanan dan fasilitas bila ditinjau dari jarak tempat tinggal.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bank.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam strategi pemasaran di masa sekarang dan yang akan datang,
khususnya yang berkaitan dengan sikap nasabah terhadap atribut produk
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi
perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu dan teori-teori yang
telah diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan dan menambah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap terbentuk berdasarkan kepercayaan dan pengetahuan
terhadap suatu objek. Sikap menempatkan seseorang dalam kerangka
berpikir untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Dengan kata
lain, sikap biasanya memberikan penilaian menerima atau menolak
terhadap suatu objek yang dihadapinya. Sikap dilakukan konsumen
berdasarkan pandangannya terhadap produk dan proses belajar dari
pengalaman atau yang lain.
Menurut Berkowitz dalam bukunya Saifuddin (2007:5) sikap
adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.
Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya
suatu perbuatan atau tingkah laku (Walgito, 1991 : 21).
Sikap adalah kecenderungan untuk memberikan respon terhadap
orang, kelompok, situasi, atau objek tertentu dengan cara yang
konsisten (Anwar Prabu, 1988 : 10).
Pengertian sikap menurut Philip Kotler (1990:12) adalah sebagai
berikut :
Sebuah sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik
kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu
terhadap beberapa objek atau gagasan.
Pendapat lain tentang sikap yang diterapkan dalam pemasaran menurut
William G. Nickles adalah sebagai berikut :
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi
terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik
ataupun kurang baik secara konsisten (Saifuddin, 2007:5).
Disini sikap mempunyai peranan yang penting sehingga selalu
menjadi titik pusat dalam strategi pemasaran. Sikap merupakan faktor
yang tepat untuk meramalkan perilaku yang akan datang. Apabila
sikap terhadap produk yang dihasilkan perusahaan positif, maka
pengusaha dapat mempertahankan serta berusaha agar konsumen
mempunyai sikap yang negatif, maka pengusaha harus mempelajari
sebab-sebabnya dan berusaha melakukan sesuatu agar sikap yang
negatif itu dapat menjadi positif. Jadi dengan mempelajari sikap
seseorang diharapkan dapat menentukan apa yang akan dan harus
dilakukan.
b. Karakteristik Sikap
Sesungguhnya sikap dapat dipahami lebih sekedar seberapa
positif atau seberapa negatifnya sesuatu. Sikap dapat diungkap dan
dipahami dari dimensinya yang lain. Dalam bukunya “Prinsiples of
Educational and Psychological Measurement and Evaluation”, Sax
(1980) menunjukkan beberapa dimensi atau karakteristik sikap yaitu
1. Sikap memiliki arah.
Artinya, sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah
setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung,
apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau
seseorang sebagai objek. Orang yang setuju, mendukung atau
memihak suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang arahnya
positif dan sebaliknya mereka yang tidak setuju atau tidak
mendukung dikatakan memiliki sikap yang arahnya negatif.
2. Sikap memiliki intensitas.
Artinya, kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu
belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda. Dua
orang yang sama tidak sukanya terhadap sesuatu, yaitu sama-sama
memiliki sikap yang berarah negatif belum tentu memiliki sikap
negatif yang sama intensitasnya.
3. Sikap memiliki keluasan.
Artinya, kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap suatu
objek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat
spesifik tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada
pada objek sikap.
4. Sikap memiliki konsistensi.
Artinya, kesesuaian antara pernyataan sikap yang
dikemukakan dengan responnya terhadap objek sikap. Konsistensi
dapat konsisten, sikap harus bertahan dalam diri individu untuk
waktu yang relatif panjang.
5. Spontanitas.
Yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan individu untuk
menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki
spontanitas yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka
tanpa harus melakukan pengungkapan atau desakan lebih dahulu
agar individu mengungkapkannya.
c. Struktur Sikap
Menurut Saifuddin Anwar (2007 : 24-28) ada tiga komponen struktur
sikap yang saling menunjang yaitu :
1. Komponen Kognitif.
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan
tersebut datang dari apa yang telah dilihat atau diketahuinya.
Berdasarkan apa yang telah dilihatnya itu kemudian terbentuk
suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum
suatu objek. Tetapi kadang-kadang kepercayaan dapat terbentuk
justru dikarenakan kurang atau tidak adanya informasi mengenai
objek yang dihadapinya.
2. Komponen Afektif.
Komponen afektif menyangkut masalah subjektif seseorang
oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai dan berlaku
bagi objek tersebut.
3. Komponen Perilaku.
Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek
sikap yang dihadapinya. Pengertian kecenderungan berperilaku
menunjukkan bahwa komponen ini meliputi bentuk perilaku yang
tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi meliputi
pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa pernyataan yang
diucapkan oleh seseorang.
Ketiga komponen tersebut selaras dan konsisten. Apabila
dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama, maka ketiga
komponen tersebut mempolakan arah sikap yang seragam. Jika salah
satu dari ketiga komponen sikap tersebut tidak konsisten dengan yang
lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang mengakibatkan
timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga
konsistensi itu tercapai kembali.
d. Ciri-ciri Sikap Konsumen
Seperti kita ketahui secara umum, bahwa sikap dapat dibagi
menjadi dua sifat yaitu sifat negatif dan sifat positif. Sifat negatif
menimbulkan kecenderungan untuk menjauh, dan tidak menyukai
keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan
mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sikap selain memiliki dua
sifat, juga memiliki beberapa ciri - ciri antara lain (Saifuddin, 2007:
48) :
1. Sikap selalu menggambarkan hubungan subjek dengan objek. 2. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi “dipelajari” berdasarkan
pengalaman dan latihan.
3. Karena sikap dapat “dipelajari” maka sikap dapat diubah meskipun sulit.
4. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi. 5. Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan sangat beragam
sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya. 6. Dalam sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Menurut Saifuddin Anwar (2007 : 30-36) faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap yaitu :
1. Pengalaman pribadi
Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat
mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.
Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
harus melalui kesan yang kuat, karena sikap akan menjadi lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor-faktor emosional. Dalam situasi
yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih
mendalam dan lebih lama berbekas. Faktor emosional akan
menjadi dasar pembentukan sikap. Namun, dinamika ini tidaklah
sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang sekali
dapat menjadi dasar pembentukan sikap.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu komponen
sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita
anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi
setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin
kita kecewakan, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap
kita terhadap sesuatu.
Pengaruh orang yang dianggap penting oleh individu dapat
dilihat pada situasi dimana terdapat hubungan atasan dengan
bawahan. Sangatlah umum terjadi bahwa sikap atasan terhadap
suatu masalah diterima dan dianut oleh bawahan tanpa landasan
afektif maupun kognitif yang relevan dengan objek sikapnya.
Seringkali keserupaan sikap demikian semata-mata didasari oleh
pengalaman bahwa atasan selalu dapat bersikap lebih tepat dalam
menghadapi segala sesuatu ataupun dalam memilih sesuatu.
3. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita misalnya, apabila
kita hidup dalam budaya yang mengutamakan kehidupan
negatif terhadap kehidupan individualisme yang mengutamakan
kepentingan perorangan.
4. Media massa
Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa
(televisi, radio, surat kabar, majalah, dll) mempunyai pengaruh
dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap sesuatu tersebut.
Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi melalui media massa,
apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai
sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh
interaksi individual secara langsung, namun dalam proses
pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak
kecil artinya. Karena itulah, salah satu bentuk informasi sugesti
dalam media massa yaitu iklan selalu dimanfaatkan dalam dunia
usaha guna meningkatkan penjualan atau memperkenalkan suatu
produk baru atau perusahaan baru.
Bank-bank baru yang akan didirikan disuatu tempat akan
memanfaatkan media massa, guna memperkenalkan bank tersebut
dan produk-produk apa saja yang dimiliki, sehingga nantinya bisa
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai sistem
yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah
antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan,
diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya.
Melalui lembaga ini kita memperoleh banyak pengetahuan
untuk menjadi bekal kita bekerja. Sehingga jenis pekerjaan
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang terhadap sesuatu.
f. Sikap penabung terhadap tingkat bunga
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
(Lukman Dendawijaya, 2001:58). Bunga bank dapat diartikan
sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang
membeli atau menjual produknya. Sedangkan bunga simpanan
merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah
pemilik simpanan ( Kasmir, 2003:134 ). Bunga diberikan sebagai
rangsangan atau balas jasa agar dapat menarik nasabah untuk
menabung. Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga
didasarkan apakah harian, saldo rata-rata atau saldo terendah
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya
penetapan suku bunga suatu bank, yaitu (Kasmir, 2003:134) :
1. Kebutuhan dana
Untuk mengatasi kekurangan dana akibat simpanan sedikit, maka bank akan berusaha
menarik nasabah seiring dengan meningkatnya suku bunga. Dengan demikian kebutuhan dana
dapat terpenuhi. Sebaliknya jika bank kelebihan dana, dimana simpanan banyak akan tetapi
permohonan kredit sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan sehingga mengurangi
minat nasabah untuk menyimpan dananya.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping
faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus
memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan
rata-rata 16% per tahun, maka jika hendak membutuhkan dana
secepatnya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga
pesaingnya misalnya 17% per tahun.
3. Kebijaksanaan pemerintah
Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan
batas bunga maksimum atau minimum suku bunga, baik bunga
simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas
minimal atau maksimal bunga simpanan maupun bunga
pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah
ditetapkan pemerintah.
4. Target laba yang diinginkan
Target laba yang diinginkan merupakan besarnya
keuntungan yang diinginkan. Jika laba yang diinginkan besar,
Oleh karena itu pihak bank harus hati-hati dalam menentukan
laba atau keuntungan yang diinginkan.
Para calon nasabah ketika akan memilih bank sebagai tempat
untuk menyimpan dananya, mereka pasti mempunyai banyak
pertimbangan. Tingkat bunga adalah salah satu pertimbangan bagi
para calon nasabah atau nasabah. Bank yang memberikan bunga
tabungan tinggi akan lebih banyak dicari oleh orang-orang yang akan
menabung di bank tersebut. Sedangkan orang yang sudah menabung
di suatu bank tetapi tingkat bunga tabungannya rendah kebanyakan
mereka akan memindahkan uang yang mereka simpan dibank
tersebut ke bank yang dapat memberikan bunga tabungan tinggi.
Karena setiap penabung ingin mendapat bunga yang tinggi atas
tabungannya supaya uang yang mereka simpan menjadi bertambah
banyak.
g. Sikap penabung terhadap pelayanan
Kunci utama dalam mengelola kualitas pelayanan jasa adalah
memenuhi harapan konsumen. Harapan konsumen terbentuk melalui
pengalaman mereka, pemberitahuan dari mulut ke mulut dan
periklanan. Dimensi kualitas pelayanan, yaitu (Fandy Tjiptono, 2000
: 42) :
1. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera / tepat waktu, akurat
2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keamanan / kesediaan para
staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan
dengan tanggap.
3. Jaminan (Assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi,
kesopanan, respek terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para staf ; bebas dari bahaya, resiko atau
keragu-raguan.
4. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami
kebutuhan para pelanggan.
5. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
karyawan, dan sarana komunikasi.
Produk-produk jasa yang dijual suatu bank akan ditentukan oleh
kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan tersebut, karena
kepercayaan terhadap bank ditentukan oleh mutu layanan kepada
nasabahnya, maka dapat dimengerti betapa pentingnya arti layanan
bagi suatu bank. Layanan yang cepat, akurat dan menyenangkan
diharapkan oleh setiap nasabah bank. Jadi setiap bank harus
benar-benar bisa memberikan pelayanan yang diharapkan para penabung
supaya mereka merasa nyaman saat berada dibank tersebut. Misalnya,
seorang customer service dalam memberikan pelayanan kepada
nasabah kurang memberikan senyuman saja akan menjadi
pertimbangan bagi para calon nasabah yang akan menyimpan dananya
tetap menjadi pertimbangan mereka. Oleh karena itu pemberian
pelayanan oleh bank harus benar-benar diperhatikan supaya nasabah
merasa nyaman dan puas akan pelayanan yang diberikan bank.
h. Sikap penabung terhadap fasilitas
Pada dasarnya fasilitas adalah segala sesuatu yang
memudahkan seorang nasabah dalam melaksanakan kegiatannya
sehingga dapat memuaskan kebutuhannya. Fasilitas merupakan salah
satu faktor ekstern yang dapat berpengaruh terhadap kepuasan dan
keinginan seseorang. Setiap nasabah akan merasa memperoleh
keuntungan yang lebih jika mereka menyimpan dananya disuatu
bank yang memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat memuaskan
kebutuhannya. Pihak bank berupaya menyediakan fasilitas yang
berfungsi mendukung kelancaran kegiatan manajemen pemasaran.
Adapun dimensi mutu untuk fasilitas berdasarkan dimensi
pelayanan yang dikemukakan oleh Kenedy & Young, yaitu (J.
Supranto, 2001 : 107) :
1. Keberadaan pendukung (availability of support), yaitu
tingkatan yang mana pelanggan dapat kontak dengan
pendukung, pendukung yang siap ditempat dan waktu
pertemuan dengan pendukung.
2. Ketanggapan pendukung (responsiveness of support), yaitu
permintaan pelanggan. Ketanggapan pendukung meliputi
pendukung yang bereaksi cepat dan siap menolong.
3. Ketepatan pendukung (timeliness of support), yaitu tingkatan
untuk mana pekerjaan dilaksanakan dalam kerangka waktu,
sesuai dengan perjanjian. Ketepatan pendukung mencakup
penyelesaian pekerjaan pendukung yang tepat waktu dan
menepati batas waktu yang ditentukan.
4. Kepuasan keseluruhan dengan pendukung (over all satifaction
with support), meliputi kepuasan pendukung memperlakukan
pelanggan.
5. Kepuasan keseluruhan dengan produk (over all satifaction with
product), mencakup mutu dan kepuasan terhadap hasil kerja
produk tersebut.
Untuk meningkatkan mutu layanan maka pihak bank berusaha untuk
mengembangkan dan menambah fasilitas-fasilitas baru untuk
menunjang kegiatan pemasaran. Suatu bank yang mempunyai
fasilitas yang lengkap, yang sesuai dengan kebutuhan nasabah akan
selalu dicari oleh para calon nasabah.
2. Jenis Pekerjaan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:428) menyatakan bahwa
pekerjaan adalah pencaharian; barang apa yang dijadikan pokok
penghidupan; sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah. Sedangkan
orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang-orang yang
sedang mencari pekerjaan dan pernah bekerja (BPS, 1990:18).
Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan
orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan
membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada
keadaan sebelumnya. Bagi sementara orang, yaitu bagi mereka yang sudah
berada pada taraf tidak lagi memerlukan mencari nafkah (karena
persediaan uangnya sudah cukup banyak), kerja hanyalah merupakan
kesenangan atau merupakan pilihan-pilihan untuk memenuhi kepuasan
egonya saja (Anoraga, 1992 : 12). Sedangkan bagi kebanyakan orang
bekerja merupakan sarana untuk menuju ke arah terpenuhinya kepuasan
pribadi dengan jalan memperoleh kekuasaan dan menggunakan kekuasaan
itu pada orang lain.
Jenis / jabatan pekerjaan dibagi dalam 8 golongan besar, yaitu (BPS,
1990:19) :
a. Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis.
b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
c. Tenaga tata usaha dan yang sejenis.
d. Tenaga usaha penjualan.
e. Tenaga usaha jasa.
f. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan, periklanan.
g. Tenaga produksi, operator alat angkut, pekerja kasar.
Berbagai jenis pekerjaan dapat mempengaruhi sikap seseorang
terhadap sesuatu. Orang yang bekerja dalam lingkungan yang diatur pasti
mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang yang bekerja dalam
lingkungan yang tidak diatur. Hal itu akan mempengaruhi sikap mereka
dalam menanggapi suatu objek.
3. Penghasilan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:300) menyatakan bahwa
penghasilan adalah pendapatan; perolehan (uang yang diterima dsb).
Sedangkan pendapatan sendiri adalah hasil kerja yang diperoleh seseorang
(usaha dsb). Pendapatan erat hubungannya dengan penghasilan. Jika kita
memperhatikan lingkungan di sekitar kita, maka akan terlihat betapa
sibuknya orang-orang bekerja. Hal ini dilakukan orang untuk memperoleh
imbalan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu rumah tangga, maka
sebuah keluarga harus berusaha agar memperoleh pemasukan sebagai
sumber keuangan guna memenuhi kebutuhannya. Penghasilan keluarga
adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau
balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi (T. Gilarso,
2004:62).
T. Gilarso (2004:62) menyatakan bahwa penghasilan keluarga dapat
diterima dalam bentuk uang, dapat juga dalam bentuk barang (misalnya,
tunjangan beras, hasil dari sawah atau pekarangan sendiri), atau
masih ada penerimaan / uang masuk lain, misalnya berupa uang pensiun,
sumbangan atau hadiah, pinjaman atau hutang. Dengan penghasilan
keluarga atau uang masuk, sebagian besar dibelanjakan lagi untuk
membeli segala hal yang diperlukan untuk hidup dan sebagian lagi
disisihkan untuk tabungan.
Bagi kebanyakan orang yang penghasilannya sedikit, menabung tidak
termasuk hal pokok. Mereka akan menabung jika kebutuhan hidup
sehari-harinya sudah terpenuhi. Seseorang yang mempunyai penghasilan berbeda
tentu sikap dalam menanggapi suatu objek akan berpeda pula. Biasanya
orang yang berpenghasilan tinggi akan lebih banyak pertimbangan apabila
memutuskan suatu hal yang berhubungan dengan uang.
4. Jarak Tempat Tinggal
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:459) menyatakan bahwa jarak
adalah panjang atau jauh antara dua benda atau tempat. Sedangkan jarak
tempat tinggal yaitu panjang antara tempat tinggal dengan tempat lain.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jarak tempat tinggal yaitu
jarak antara tempat tinggal penabung dengan bank. Jarak tempat tinggal
mempengaruhi para calon nasabah untuk memilih bank yang akan
dijadikan tempat untuk menyimpan uang mereka. Jauh dan dekatnya
tempat tinggal nasabah akan mempengaruhi sikap nasabah terhadap atribut
bank. Misalnya, seorang nasabah yang tempat tingalnya dekat dengan
bank, hal pertama yang mereka pikirkan bukan karena atribut-atribut yang
dekat dengan bank sehingga jika nasabah itu akan menabung atau
mengambil uang akan lebih cepat.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian Astuty Safrida yang dilakukan di Bank BRI cabang
Yogyakarta, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap penabung
terhadap atribut suku bunga, pelayanan dan fasilitas ditinjau dari jenis
pekerjaan dan penghasilan (Astuty, 2006).
Hasil penelitian An. Dyah Swari Pramastuti yang dilakukan di Bank
Shinta Bhakti Wedi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap penabung
terhadap atribut suku bunga, pelayanan, fasilitas dan lokasi ditinjau dari jenis
pekerjaan dan penghasilan (Dyah, 2000).
Dari kedua penelitian yang sudah dilakukan disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan sikap penabung terhadap atribut bank ditinjau dari jenis pekerjaan
dan penghasilan.
C. Kerangka Berpikir
1. Sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan dan fasilitas ditinjau
dari jenis pekerjaan.
Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang dilakukan oleh
orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang-orang yang
pekerjaan yang dimiliki seseorang maka akan mempengaruhi barang dan
jasa yang dibelinya.
Dengan jenis pekerjaan yang berbeda tentu sikap penabung terhadap
tingkat bunga, pelayanan dan fasilitas juga berbeda. Karena orang yang
bekerja di kantor-kantor tentu lebih banyak pengalaman, sehingga mereka
dapat memilih bank-bank mana yang bisa mereka gunakan untuk
menyimpan uang mereka dengan tingkat bunga yang tinggi. Berbeda
dengan petani yang kebanyakan tidak memikirkan bunganya, pelayanan
dan fasilitas apa yang mereka terima, yang penting uang yang mereka
simpan di bank tersebut aman.
2. Sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan dan fasilitas ditinjau
dari tingkat penghasilan.
Penghasilan adalah pendapatan ; perolehan (uang yang diterima).
Sedangkan pendapatan sendiri adalah hasil kerja yang diperoleh
seseorang. Setiap orang yang bekerja pasti mempunyai penghasilan.
Penghasilan yang mereka terima tentu berbeda antara satu dengan yang
lain, sehingga mempengaruhi pengeluarannya.
Dengan tingkat penghasilan yang berbeda maka sikap penabung
terhadap tingka bunga, pelayanan dan fasilitas pun berbeda. Karena orang
yang mempunyai penghasilan tinggi tentu orang tersebut lebih bisa
mengatur berapa uang yang akan mereka tabung dan mereka pasti lebih
memikirkan berapa bunga akan mereka terima setelah menyimpan
memikirkan apakah bank yang mereka pilih bisa memberikan apa yang
mereka inginkan atau harapkan sesuai dengan banyaknya uang yang
mereka tabung. Berbeda dengan orang yang penghasilannya rendah,
mereka tidak menyisihkan uang untuk ditabung, tetapi mereka menabung
jika uang mereka itu lebih.
3. Sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan dan fasilitas ditinjau
dari jarak tempat tinggal.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:459) menyatakan bahwa jarak
adalah panjang atau jauh antara dua benda atau tempat. Jika ada banyak
macam tempat yang orang butuhkan untuk memenuhi kebutuhannya maka
pasti orang akan memilih tempat yang lebih dekat dengan dirinya.
Adanya perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan
dan fasilitas ditinjau dari jarak tempat tinggal, karena kebanyakan
penabung memilih bank yang jaraknya lebih dekat dari rumah mereka.
Mereka mempertimbangkan ada tidaknya transportasi dan kecepatan
apabila mereka ingin mengambil uangnya atau ingin menaruh uang di
bank. Ada juga penabung yang mempertimbangkan berapa bunga yang
akan mereka dapat, kemudian pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh
D. Hipotesis
Hipotesis adalah anggapan sementara sebelum diadakannya penelitian.
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan
fasilitas, jika ditinjau dari jenis pekerjaan.
2. Ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan
fasilitas, jika ditinjau dari tingkat penghasilan.
3. Ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang berusaha mengungkap masalah dan keadaan sebagaimana adanya,
sehingga hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta. Penelitian ini juga
tergolong penelitian deskriptif normatif yaitu penelitian yang akan
mengungkap sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas
ditinjau dari jenis pekerjaan, tingkat penghasilan dan jarak tempat tinggal.
Penelitian ini juga termasuk dalam jenis penelitian ex post facto, yaitu
penelitian yang dilakukan setelah semua kejadian yang dipersoalkan
berlangsung dan data yang diperoleh tidak dapat dimanipulasi. Penelitian ini
berupa studi kasus, sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku pada Bank BRI
Unit Gantiwarno.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 di Bank BRI Unit
Gantiwarno, Klaten.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Yang menjadi subjek penelitian yaitu :
Para nasabah yang menyimpan dana (penabung) di Bank BRI Unit
2. Yang menjadi objek penelitian yaitu : Sikap nasabah yang menyimpan
dana (penabung) terhadap tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas
berdasarkan jenis pekerjaan, tingkat penghasilan dan jarak tempat tinggal.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penabung yang menggunakan
jasa bank BRI Unit Gantiwarno. Jumlah populasi di bank sekitar 3000 orang,
dengan taraf kesalahan 10 % maka sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah penabung Bank BRI Unit Gantiwarno sebanyak 248 orang (Sugiyono,
2007:71).
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Aksidental Sampling yaitu penentuan sampel secara kebetulan. Anggota
sampel ditentukan dengan sederhana yaitu memilih responden yang dijumpai
pada waktu berada di dalam bank BRI.
F. Data yang dicari
1. Data Primer
Yaitu data yang langsung diperoleh dari responden dengan memberikan
kuesioner sesuai dengan tujuan penelitian, meliputi :
b. Jenis pekerjaan.
c. Tingkat penghasilan.
d. Jarak tempat tinggal.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari bank BRI, meliputi
data-data tentang gambaran umum bank BRI dan struktur organisasi.
G. Variabel Penelitian
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, ada dua variabel yang menjadi
objek penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Yang merupakan
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu jenis pekerjaan, tingkat penghasilan
dan jarak tempat tinggal. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan dan
fasilitas.
H. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini memakai
beberapa teknik pengumpulan data :
1. Metode Wawancara.
Metode pengumpulan data yang diperoleh dengan mengajukan pertanyaan
atau wawancara secara langsung kepada pegawai atau pejabat bank guna
2. Metode Dokumentasi.
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mempelajari dokumen-dokumen milik bank yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Penggunaan metode dokumentasi ini untuk
mengumpulkan data-data tentang struktur organisasi dan produk-produk
yang ditawarkan bank BRI.
3. Metode Kuesioner.
Merupakan teknik yang digunakan dengan bentuk daftar pertanyaan yang
diberikan kepada para nasabah. Pertanyaan ini meliputi karakteristik
penabung, informasi tentang bank BRI, dan sikap penabung dalam
menanggapi tingkat bunga, pelayanan, dan fasilitas. Untuk memudahkan
menentukan skor kuesioner, akan diberikan alternatif jawaban yang sesuai
dengan skala Likert yaitu :
Sikap Skor pernyataan
positif
Skor pernyataan negatif Sangat setuju
Setuju Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
1 2 3 4
I. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Tingkat kesahihan suatu instrumen dapat
diukur dengan menggunakan rumus korelasi Produck Moment dari Karl
∑
−∑
∑
∑ ∑
∑
−∑
− = ) ) ( )( ) ((n x2 x 2 n y2 y 2
y x xy n rxy Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
y = Nilai total seluruh item x = Nilai masing-masing item n = Jumlah responden
Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf signifikasi 5% maka instrument
tersebut valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel dengan taraf signifikasi
5% maka instrument tersebut tidak valid.
Pengujian validitas dilakukan dengan mengambil sampel 30
penabung di Bank BRI Unit Gantiwarno, dan cara pengujiannya
menggunakan sistem komputer dengan program SPSS (Lampiran 2 hal
[image:50.595.85.515.100.756.2]103).
Tabel 3.1
Sikap penabung terhadap fasilitas 19 20 0,509 0,590 0,361 0,361 Valid Valid
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas semua item
pertanyaan adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan instrument
untuk dipercaya. Untuk uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpa
yaitu (Suharsimi Arikunto, 1996 : 236) :
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −
=
∑
22 11 1 1 r b k k r σ σ Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
∑σb2 = jumlah varians butir σr2 = varians total
Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak maka
digunakan ketentuan jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf signifikasi 5%
maka instrument tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel dengan
taraf signifikasi 5% maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan mengambil sampel 30 penabung di
Bank BRI Unit Gantiwarno, dan cara pengujiannya menggunakan sistem
[image:51.595.82.513.262.744.2]Komputer dengan program SPSS (Lampiran 2 hal 105).
Tabel 3.2
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Variabel Koefisien
Reliabilitas
Nilai ri Keterangan
terhadap tingkat bunga Sikap penabung terhadap pelayanan
0,784 0,6 Reliabel
Sikap penabung terhadap fasilitas
0,651 0,6 Reliabel
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji reliabilitas setiap item
pertanyaan adalah reliabel.
J. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif.
Dalam analisis deskriptif ini menggunakan analisis persentase, yang
digunakan untuk mengetahui karakteristik penabung di Bank BRI. Hal-hal
yang dianalisis adalah sebagai berikut :
a. Jenis kelamin.
b. Umur.
c. Jenis pekerjaan.
d. Penghasilan.
e. Jarak tempat tinggal.
Analisis persentase dengan rumus sebagai berikut :
N X
P =
dimana :
P = Jumlah presentase
X = Jumlah yang akan dianalisis N = Jumlah total
2. Analisis Mean Aritmatika.
Analisis ini digunakan untuk mengertahui besarnya skor sikap penabung
pekerjaan, tingkat penghasilan dan jarak tempat tinggal. Mean disebut juga
angka rata-rata.
Rumus mean adalah sebagai berikut (Sudjana, 1989:37) :
n X
X =
∑
iKeterangan :
X = rata-rata Xi = nilai data ke i n = jumlah responden
Kemudian nilai rata-rata penabung dibandingkan dengan skala interval
yang digunakan untuk mengetahui kategori sikap penabung. Skala interval
dicari menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan) tipe I. Cara
menentukan skor/kelas yaitu :
Skor = Nilai terendah yang mungkin dicapai + persentase (nilai tertinggi –
nilai terendah)
Kategori penilaian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sangat rendah = 0% - 54%
Rendah = 55% - 64%
Cukup = 65% - 79%
Tinggi = 80% - 89%
Sangat Tinggi = 90% - 100%
Pengujian Hipotesis
Pengujian Prasyarat Hipotesis
Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap
setiap data variabel, digunakan uji one sampel Kolmogorov-Smirnov,
dengan rumus (Iman Ghozali, 2002 : 35) :
D = Max | Fo (Xi)-SN(Xi)|
Keterangan :
D = Deviasi maksimum
Fo(Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
SN = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai F hitung ≥ dari nilai F tabel pada taraf signifikasi 5%, maka
distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya jika nilai F hitung <
dari nilai F tabel, maka distribusi data dikatakan normal.
Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk menguji varians kedua
sample homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varians digunakan
rumus uji Bartlett yaitu (Sudjana, 1996 : 263) :
(
)
[
(
)
2]
2
log 1 10
ln B ni Si
X = −Σ −
Keterangan :
Ln 10 = logaritma asli dari bilangan 10 B = harga satuan
Si2 = varians sampel ke-i
ni = jumlah sampel ke-i
Dengan taraf signifikasi 5%, kita terima Ho jika x2 hitung ≤ x2 tabel,
dan kita tolak Ho jika x2 hitung > x2 tabel.
Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan analisis varian
(ANOVA). Anova adalah prosedur untuk menguji suatu hipotesis tentang
rata-rata lebih dari dua populasi. Metode ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan yang signifikan dari sikap penabung terhadap
penghasilan dan jarak tempat tinggal. Analisis varian ini menggunakan
taraf signifikasi 5%.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
a. Menentukan Ho dan Hi
Ho1 : Tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga,
pelayanan, dan fasilitas jika ditinjau dari jenis pekerjaan.
Ho2 : Tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga,
pelayanan, dan fasilitas jika ditinjau dari tingkat penghasilan.
Ho3 : Tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga,
pelayanan, dan fasilitas jika ditinjau dari jarak tempat tinggal.
Hi1 : Ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga,
pelayanan, dan fasilitas jika ditinjau dari jenis pekerjaan.
Hi2 : Ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga,
pelayanan, dan fasilitas jika ditinjau dari tingkat penghasilan.
Hi3 : Ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga,
pelayanan, dan fasilitas jika ditinjau dari jarak tempat tinggal.
b. Menghitung F rasio
Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut (Sudjana, 2005:303) :
F rasio = Varian antar kelompok Varian dalam kelompok
Dengan mengambil harga F pada tabel F dengan taraf signifikan (alfa)
5%.
d. Menarik Kesimpulan
Ho diterima jika probabilitasnya > 5%, yang artinya bahwa tidak ada
perbedaan sikap penabung.
Ho ditolak jika probabilitasnya < 5%, yang artinya bahwa ada
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia Unit Gantiwarno
Awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto,
Jawa Tengah pada tanggal 16 Desember 1895 oleh Raden Aria
Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs
Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Pada saat itu juga aktivitas Bank
Priyayi dipusatkan pada sektor pertanian karena ingin membantu
memberikan modal kepada para petani untuk mengembangkan usahanya.
Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Pasal 1 disebutkan
bahwa Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di
Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan
pada tahun 1948, menyebabkan kegiatan Bank Rakyat Indonesia sempat
terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah
perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank
Rakyat Indonesia Serikat. Bank Rakyat Indonesia Serikat ditetapkan sebagai
bank untuk golongan ekonomi menengah, disamping bank tersebut
menjalankan tugas-tugasnya yang lama. Pada tahun itu juga Bank Rakyat
Indonesia Serikat dijadikan sebagai Bank Devisa guna memenuhi kebutuhan
Pada tahun 1960, melalui PERPU No. 41 dibentuk Bank Koperasi
Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari Bank Rakyat
Indonesia, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 Tahun 1965, BKTN
kemudian diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu
bulan keluar Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang Pembentukan Bank
Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu,
Bank Urusan Koperasi Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan
dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM
menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang No. 14 Tahun 1967 tentang
Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang-Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang
Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang
Rural dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank, yaitu
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya
berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 menetapkan kembali
tugas-tugas pokok Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No.
7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI
berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat
maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang
berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor
Wilayah, 12 Kantor Inspeksi / SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145
Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency,
1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas
Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos
Pelayanan Desa.
Adapun Visi dan Misi dari Bank Rakyat Indonesia tersebut adalah:
1. Visi
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
kepuasan nasabah.
2. Misi
(1)Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan
mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan
menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
(2)Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan
kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya