• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

B. Keberadaan objek amatan

No Arsip/ Dokumen Ada/ Tidak Ada Ket

1 Profil Profil Sekolah SDIT Lukman Al Hakim Internasional

2 Visi dan Misi Profil Sekolah SDIT Lukman Al Hakim Internasional 3 Peraturan sekolah

4 Dokumen jumlah siswa 5 Dokumen biaya pendidikan 6 Dokumen aktivitas siswa 7 Dokumen Prestasi Siswa

123 Lampiran 6. Catatan Lapangan

Kode : CL-1

Hari/ tanggal : Selasa, 27 Desember 2016

Tempat : Ruang Penerimaan Tamu SDIT LHI

Peneliti menyerahkan surat ijin penelitian kepada pihak sekolah SDIT LHI. Sayangnya kepala sekolah sedang berada diluar sekolah sehingga surat ijin tidak dapat diproses secara langsung apakah disetujui atau tidak. Pihak sekolah menerima surat perijinan yang peneliti berikan dan memberikan estimasi hari untuk memproses surat perijinan tersebut.

Kode : CL-2

Hari/ tanggal : Kamis, 29 Desember 2016

Tempat : Ruang Penerimaan Tamu SDIT LHI

Peneliti kembali menanyakan kelanjutan surat yang telah diberikan. Kemudian pihak sekolah memberikan jawaban bahwa kepala sekolah menyetujui untuk melakukan penelitian di SDIT LHI. Saat itu sekolah sedang melaksanakan rapat kerja dan persiapan untuk kegiatan belajar disemester yang baru. Info yang didapat dari salah satu bagian administrasi adalah rapat kerja berlangsung selama 1 minggu dengan agenda pembahasan yang variatif. Kegiatan rapat kerja mengundang element-element sekolah yaitu pihak manajemen sekolah, yayasan, para guru, dan seluruh wali siswa dihari yang berbeda.

124 Kode : CL-3

Hari/ tanggal : Senin, 9 Januari 2017

Tempat : Ruang Penerimaan Tamu SDIT LHI dan lingkungan sekolah

Peneliti menemui Kepala Sekolah untuk memulai penelitian hari pertama. Kepala Sekolah mengajak peneliti untuk mengelilingi sekolah dan memperkenalkan peneliti dengan guru-guru yang menjadi subjek penelitian. Guru-guru yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolah itu sendiri, kadiv akademik dan kurikulum, serta kepala perpustakaan. Pihak sekolah sangat menyambut baik peneliti dan membantu memudahkan peneliti dengan memberikan fasilitas tempat untuk peneliti mengelola data yang dikumpulkan. Penelitian hari pertama berfokus pada situasi sekolah dan melakukan studi dokumentasi. Didapat dokumentasi berupa profil, visi, misi, peraturan sekolah, aktivitas siswa, dan prestasi siswa. Dokumen ini sudah termuat dalam buku panduan untuk guru, siswa dan orangtua yang diberikan kepala sekolah untuk peneliti.

Kode : CL-4

Hari/ tanggal : Selasa, 10 Januari 2017

Tempat : Lingkungan SDIT LHI

Peneliti bertemu dengan Kepala Sekolah serta dengan Kepala Perpustakaan untuk menentukan jadwal wawancara. Selain itu, peneliti melakukan observasi lapangan dan mengamati aktivitas yang berkaitan dengan implementasi kebijakan gerakan literasi sekolah. Memotret artefak yang mendukung, melakukan pengematan dikelas, dll. Peneliti mendapatkan banyak informasi dan hari hasil penelitian hari ini.

125 Kode : CL-5

Hari/ tanggal : Kamis, 11 Januari 2017

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah. Wawancara dilakukan pada siang hari bertempat diruang Kepala Sekolah. Ruang Kepala Sekolah mendukung aktivitas wawancara karena terdapat ruang tamu yang digunakan sebagai lokasi wawancara. Hal ini mengurangi sekat antara Kepala Sekolah dan peneliti. Alur wawancara mengikuti pedoman wawancara yang telah dibuat peneliti sebelumnya. Wawancara berlangsung selama kurang lebih 1 jam 23 menit. Setelah melakukan wawancara, peneliti melakukan kajian dokumentasi sebagai data pendukung dari apa yang sudah disampaikan Kepala Sekolah pada saat wawancara.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Kadiv Akademik dan Kurikulum. Selain menjabat sebagai kadiv akademik dan kurikulum, beliau juga menjabat sebagai guru wali kelas kelas IA. Penelitian dilakukan diperpustakaan sambil menunggu dan menemani adik-adik dijemput oleh orangtuanya.

126 Kode : CL-6

Hari/ tanggal : Selasa, 17 Januari 2017

Tempat : Perpustakaan ADIBA

Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Perpustakaan. Wawancara dilakukan pada siang hari bertempat di Perpustakaan ADIBA SDIT LHI. Terdapat ruang diskusi yang mendukung aktivitas wawancara. Alur wawancara mengikuti pedoman wawancara yang telah dibuat peneliti sebelumnya. Wawancara berlangsung selama kurang lebih 53 menit. Setelah melakukan wawancara, peneliti melakukan kajian dokumentasi sebagai data pendukung dari apa yang sudah disampaikan Kepala Perpustakaan pada saat wawancara dan melakukan triangulasi data dengan hasil pengamatan serta kajian dokumentasi.

127 Lampiran 7. Hasil Studi Dokumentasi

A. Aspek studi dokumen

1. Profil SDIT Lukman Al Hakim Internasional 2. Visi dan Misi SDIT Lukman Al Hakim Internasional 3. Peraturan sekolah

4. Dokumen jumlah siswa 5. Dokumen biaya pendidikan 6. Dokumen aktivitas siswa 7. Dokumen prestasi siswa

B. Keberadaan objek amatan

No Arsip/ Dokumen Ada/ Tidak Ada Ket

1 Profil Profil Sekolah SDIT Lukman Al Hakim Internasional

Ada

2 Visi dan Misi Profil Sekolah SDIT Lukman Al Hakim Internasional

Ada

3 Peraturan sekolah Ada

4 Dokumen jumlah siswa Ada

5 Dokumen biaya pendidikan Ada

6 Dokumen aktivitas siswa Ada

7 Dokumen Prestasi Siswa Ada

128

Lampiran 8. Transkrip Wawancara Setelah Reduksi A. Identitas Diri

Nama : Fourzia Yunisa Dewi, S. Pd

Kode : FY

Jabatan : Kepala Sekolah Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan

B. Daftar Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui mengenai Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah? Jawaban:

Kebijakan GLS ini memang belum lama dicanangkan oleh pemerintah, kebijakan ini lahir disaat Bapak Anies Baswedan menjabat. Ketika masa kepemimpinan beliau, sudah semakin terbuka paradigma pendidikannya sehingga tidak konvensional sebuah kebijakan yang diterapkan. Termasuk kebijakan GLS lahir dari kebutuhan dan hasil research yang dilakukan oleh PISA. Peluncuran kurikulum 2013 pun menjadi pendukung kebijakan GLS ini untuk diterapkan.

2. Bagaimana tanggapan dari adanya kebijakan Gerakan Literasi Sekolah?

Jawaban:

Kebijakan ini merupakan kemajuan yang luar biasa dalam bidang pendidikan dimana kebijakan ini harus dilaksanakan diseluruh sekolah di Indonesia untuk mengatasi angka literasi yang rendah pada siswa di Indonesia. Walaupun implementasinya akan berbeda-beda disetiap satuan pendidikan disesuaikan dengan kesanggupan dari masing-masing sekolah. Kami sangat support sekali dengan kebijakan ini karena sesuai dengan kebutuhan kami di Sekolah.

3. Program apa saja yang menunjang Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah?

129

Sebelum Dinas menginstruksikan untuk membuat program yang menunjang kebijakan GLS, kami hanya melakukan upaya mix and match dari apa yang diinginkan oleh Dinas. Hal ini dikarenakan program untuk menunjang literasi sudah ada sebelum kebijakan ini resmi disosisalisasikan. Program-program yang menunjang kegiatan literasi di SDIT LHI yaitu program membaca dipagi hari dan yang akan lebih banyak berkaitan dengan literasi adalah perpustakaan. Selain program yang sudah disebutkan tadi, kebijakan GLS ini juga dimasukkan kedalam kurikulum sekolah khususnya Bahasa. Maka dari itu untuk anak kelas 1 dan 2 lebih banyak mata pelajaran bahasa untuk tahap pembiasaan. Dibentuk juga Reading Group dikelas untuk menunjang pembelajaran bahasa di kelas. Di perpustakaan juga banyak program-program yang menarik untuk menggalakan kegiatan literasi siswa. Didalam kelas juga terdapat mini library atau biasa dikenal pojok bahasa yang bertujuan agar anak dekat dengan buku. Untuk lebih lengkap lagi saya rekomendasikan untuk mewawancarai kepala perpustakaan karena dari perpustakaan yang akan lebih banyak membuat program berkaitan dengan literasi.

4. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan atas kebijakan yang telah ditetapkan?

Jawaban:

Sosialisasi dilakukan melalui rapat kerja, rapat manajemen, dan surat pemberitahuan kepada orangtua. Selain melalui sarana itu juga setiap minggu diingatkan juga ketika upacara. Memberikan penghargaan, mohon bantuannya para guru dan karyawan, serta mengingatkan program-program yang sudah ditetapkan ketika rapat kerja.

5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ditemui dalam tahap sosialisasi?

Jawaban: Pendukung:

130

Kita punya wadahnya jika ingin mensosialisasikan kebijakan atau program dari sekolah. Media juga sekarang sudah sangat membantu. Pengahambat:

Guru masih harus terus diingatkan terkait SOP kebijakan dan program yang harus dilakukan. Hal ini karena tagihan para guru yang juga banyak sehingga pencapaian literasi bukan satu-satunya prioritas. 6. Siapa saja agen yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut?

Jawaban:

Kepala Sekolah, Kurikulum dan Kesiswaan, serta Perpustakaan.dan dimanajemeni oleh Kepala Sekolah. Meeting setiap pekan (jika ada program baru kita bicarakan bersama lalu menentukan SOP yang kemudian di share jadi lebih kepada manajemen sekolah. Dam ketika diraker tetap ada masukkan-masukkan itu yang menjadi revisi dan menjadi ketetapan bersama. Manajemen terbuka terhadap masukkan2. Dari pihak manajemen -> ke guru-guru . sehingga kebijakan atau program tidak hanya berasal dari kepala sekolah. Orangtua juga dilibatkan dalam proses ini

7. Bagaimana pendanaan yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan tersebut?

Jawaban:

Secara khusus untuk GLS memang tidak ada, tapi lebih kepada program-program yang menunjang hal tersebut. dari program-program ini berbasis divisi. Alokasi yang diberikan pun based on divisi. Untuk pengadaan buku sudah ada alokasi dananya sendiri, untuk perputakaan pun seperti itu.

8. Bagaimana alokasi waktu dalam melaksanakan kebijakan tersebut? Jawaban:

Kita punya alokasi-alokasi khusus untuk program-program yang menunjang literasi.

9. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat berkaitan dengan sumber daya?

131 Jawaban:

Pendukung:

Adanya hibah buku atau waqaf buku dari orangtua. Program ini menjadi faktor pendukung untuk ketersediaan sumber literasi untuk anak. Selain itu, ketua yayasan bekerjasama dengan teman-teman beliau di Manchester University sehingga sekolah mendapatkan hibah buku dan menambah wawasan internasional siswa. Selain itu sekolah juga mengaloakasikan waktu dan dana untuk menunjang kecakapan literasi siswa.

Penghambat:

Buku yang kaya akan nilai-nilai serta gambar-gambar menarik sulit didapatkan di Indonesia. Sehingga terjadi kebosanan bagi anak-anak yang sudah membaca buku yang sama diperpustakaan.

10.Bagaimana komitmen dari masing-masing agen? Jawaban:

Mereka sangat berkomitmen. Karena memang itu ruhnya. itu sudah menjadi kebutuhan. Ya umumnya kita rekrut fresh gradute itu masih bisa di instal pemikirannya, karena virus-virusnya belum terlalu banyak. Idealismenya masih tinggi. Dan masih mau diajak untuk mencari hal-hal yang baru. Dan menuntut para guru untuk belajar juga. Walaupun semuanya tidak mempunyai basic yang sesuai dengan program ini. Secara pribadi kita dituntut untuk melakukan improvisasi. 11.Bagaimana kecakapan agen pelaksana dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya? Jawaban:

Ketika guru awal masuk ke sekolah ada training PHI. Pembahasan terkait kurikulum, apa esensi dari kurikulum yang diterapkan.Semua guru dan warga sekolah serta orangtua mendapatkan training ini. Kegiatan ini wajib diikuti oleh pihak-phak yang terkait untuk mendapatkan output yang sesuai. Selain itu, pernah diselenggarakan juga training literasi melibatkan perpustakaan juga tapi karyawan

132

enggak tapi guru-guru yang terlibat. Dan pembiacara nya berasal dari UGM (Diana Setyawati dan dian). Selain itu juga adanya training pembuatan worksheet bagi guru. Sekolah juga membuat project yang melibatkan para guru untuk membuat buku. Selain itu, pihak sekolah juga memberikan beasiswa kepada guru yang belum mempunyai background pendidikan untuk berkuliah lagi dibidnag pendidikan. 12.Apa saja faktor pendukung dan penghambat berkaitan dengan

komitmen para aktor dalam melaksanakan kebijakan? Jawaban:

Faktor pendukung:

Guru-guru mempunyai semangat belajar yang baik. Selain pihak sekoah memberikan motivasi-motivasi, kretaifitas guru juga lahir dari kesadaran pribadi.

Faktor pengahmbat:

Warga sekolah harus selalu diingatkan karna masih ada saja guru atau karyawan yang lupadengan tanggungjawabnya.

13.Bagaimana struktur birokrasi dalam pelaksaan kebijakan tersebut? Jawaban:

Untuk kebijakan GLS ini murni dimanajemeni langsung oleh Kepala Sekolah. Artinya yayasan tidak terlibat dalam pembuatan kebijakan tersebut, sifatnya hanya pemberitahuan. Alurnya dari rapat manajemen kemudian akan dibawa ke forum besar seperti rapat kerja yang mengundang seluruh warga sekolah kemudian memberikan pemberitahuan kepada orangtua. Terkadang, untuk program tertentu kami melibatkan orangtua dan mengundang orangtua untuk mendapatkan bimbingan teknis secara langsung agar sekolah dan orangtua sama-sama bersinergis dalam pelaksanaan suatu program.

133 A. Identitas Diri

Nama : Rima Indah Puspa, S. Ag. MA

Kode : RI

Jabatan : Kepala Perpustakaan

Pendidikan Terakhir : Magister Pendidikan Agama

B. Daftar Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui mengenai Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah? Jawaban:

Di LHI sudah lebih dulu menggencarkan Gerakan literasi sebelum pada akhirnya pak Anies Baswedan akhirnya mengeluarkan kebijakan tersebut. tapi memang saya belum tahu secara detail bagaimana kebijakan yang dimaksud. Tapi awal tahun 2016 saya mendapat kiriman dari salah satu dosen UNY, dan beliau mengirimkan buku panduan gerakan literasi sekolah yang disusun oleh kementrian pendidikan. Secara garis besar, program-program yang dirancang LHI tidak bersebrangan dengan pedoman dari pemerintah.

2. Bagaimana tanggapan dari adanya kebijakan Gerakan Literasi Sekolah?

Jawaban:

Saya sangat mendukung kebijakan tersebut, bahkan saya selaku kepala perpustakaan sering membuat inovasi-inovasi terkait kegiatan perpustakaan untuk menunjang literasi siswa. Letak perpustakaan yang berada diantara kelas 1 dan 2 adalah agar mereka terbiasa mengunjungi perpustakaan sehingga kebiasaan itu sudah melekat.

3. Program apa saja yang menunjang Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah dari perpustakaan?

Jawaban:

Banyak sekali program perpustakaan yang menunjang aktivitas literasi siswa. Diantaranya: story telling, morning motivasi yang dilakukan ustadzah/ ustad setiap paginya, library class, Best Reader of The

134

Month, Books Lover, Oktober Bulan Bahasa, World Book Day, Waqaf Buku, Membumi (Membaca Buku Sepuluh Menit), mading, dan masih banyak lagi. Itu adalah program yang langsung dihandle oleh perpustakaan. Karena ada beberapa program yang menunjang literasi tapi program nya itu masuk kedalam kurikulum secara langsung. 4. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan atas kebijakan yang telah

ditetapkan? Jawaban:

Penyebaran informasinya bersifat internal tidak keluar sekolah. Pertama-tama diforum guru-guru lalu dibuatkan surat kepada orangtua. Dan surat pemberitahuan itu akan diberikan kepada wali siswa untuk nantinya wali siswa dapat memberikan informasi kepada orangtua. Selain itu, sebagai bentuk publikasi aktivitas apa saja yang sudah dilakukan, foto-foto kegiatan akan dimuat dikalender perpustakaan dan website sekolah serta website perpustakaan. Kalau untuk warga sekolah biasanya disampaikan melalui grup whatsapp sekolah yang berisi guru-guru dan karyawan. Dan di grup itu akan diposting poster kegiatan yang akan diselenggarakan.

5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ditemui dalam tahap sosialisasi?

Jawaban: Pendukung:

Adanya alokasi dana untuk membuat poster, surat edaran, dan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu, adanya mahasiswa PPL juga membantu dalam pelaksanaan program-program perpustakaan. Penghambat:

Terkadang surat tidak sampai ke orangtua karena anak-anak lupa menyampaikan surat edaran yang dititipkan. Selain itu, kesibukkan masing-masing guru yang biasanya menjadikan proses pembuatan surat atau poster yang mendadak karena keterbatasan sumber daya manusia juga.

135

6. Siapa saja agen yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut? Jawaban:

Kita berkolaborasi dengan seluruh guru dan karyawan. Semuanya dilibatkan. Baik kepala sekolah sebagai stakeholder, siswa pasti, guru sebagai subjek, karyawan, dan pihak perpustakaan sebagai penanggungjawab dan fasilitator.

7. Bagaimana pendanaan yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan tersebut?

Jawaban:

Setiap tahun ajaran baru, 1 orang siswa dibebankan biaya Rp. 100.000,00 untuk keperluan perpustakaan. Selain itu, setiap tahunnya juga perpustakaan mendapat anggaran tersendiri untuk sirkulasi dan kegiatan-kegiatan ringan lainnya. Tapi untuk buku, sekolah sudah mempunyai alokasi khusus menggunakan dana BOS dari pemerintah untuk pengadaan buku. Selain itu, untuk program-program besar juga kita biasa mengajukan proposal kegiatan kepada orangtua siswa yang memang memiliki unit usaha. Sehingga tidak ada kendala untuk pendanaan.

8. Bagaimana alokasi waktu dalam melaksanakan kebijakan tersebut? Jawaban:

Tentu kita sudah mengalokasi waktu untuk program-program tersebut. dibuatkan matriks juga supaya kita bisa ingat terus dibulan ini harus berjalan program apa dan seterusnya. Dan kita sesuaikan dengan program-program kelas.

9. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat berkaitan dengan sumber daya?

Jawaban: Pendukung:

Alhamdulillah semua mendukung program-program yang sudah dibuat oleh perpustakaan. Selain itu pendanaan juga didukung

136

Perlu adanya pengembangan program agar tidak monoton 10.Bagaimana komitmen dari masing-masing agen?

Jawaban:

Semua berkomitmen dan guru-guru yang bersangkutan ikut terlibat aktif dalam program yang dibuat oleh perpustakaan.

11.Bagaimana kecakapan agen pelaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsinya?

Jawaban:

Kami tidak melihat dari latarbelakang pendidikan dari seorang guru, tapi melihat dari kemampuan yang dimiliki oleh guru. Disini banyak sekali guru-gru yang tidak sesuai dengan background knowlegde nya. 12.Apa saja faktor pendukung dan penghambat berkaitan dengan

komitmen para aktor dalam melaksanakan kebijakan? Jawaban:

Pendukung:

Semua berkomitmen dan guru-guru yang bersangkutan ikut terlibat aktif dalam program yang dibuat oleh perpustakaan.

Penghambat:

Setiap dari kita memiliki tugas utamanya masing-masing sehingga guru-guru tentunya lebih memprioritaskan tugas tersebut walaupun jarang terjadi guru tidak membantu program sekolah atau perpustakaan karna ini sudah menjadi tanggungjawab kita bersama untuk fokus pada aktivitas membaca dan menulis anak.

13.Bagaimana struktur birokrasi dalam pelaksaan kebijakan tersebut? Jawaban:

Untuk program-program perpustakaan dirancang tentunya didalam internal pengurus perpustkaan itu terlebih dahulu, kemudian ketika konsepnya sudah matang, saya selaku kepala perpustakaan akan berbicara dengan kepala sekolah. Jika program disetujui oleh kepala sekolah, maka nantinya akan dibuatkan surat pemberitahuan kepada

137

guru dan karyawan agar ikut membantu pelaksanaan program tersebut. kurang lebih seperti itu struktur birokrasinya.

138 A. Identitas Diri

Nama : Mulatiningsih, S. Pd. I

Kode : MT

Jabatan : Kadiv. Akademik dan Kurikulum/ Guru Kelas I Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan

B. Daftar Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui mengenai Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah? Jawaban:

Saya mengetahui program ini jauh sebelum diluncurkan sebelumnya. Karena basic saya juga guru bahasa, makanya saya tertarik dengan program ini. Setelah saya cari-cari dari internet, dapetlah info tentang gerakan literasi. Saya juga mempunyai panduannya.

2. Bagaimana tanggapan dari adanya kebijakan Gerakan Literasi Sekolah?

Jawaban:

Bagus dan sangat bermanfaat. Harapannya bisa berjalan di LHI dan dapat dikembangkan atau ada yang dimodifikasi agar tidak terjadi kebosanan.

3. Program perpustakaan apa saja yang menunjang Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah?

Jawaban:

karena sekolah kita memakai kurikulum UK dimana reading comprehension adalah salah satu target capaiannya, maka kami tim akademik dan kurikulum memutuskan untuk membuat program reading group. Supaya anak-anak juga gak bosen kalau belajarnya dari kawan-kawannya sendiri. kegiatan morning motivation sebenernya bukan hanya memberikan motivasi aja, tapi juga biasa untuk menyelesaikan beberapa insiden-insiden dikelas. Misalnya ada yang lagi marahan karna botol inumnya tumpah kesenggol temennya. Nah nanti saya selaku wali kelas akan memasukkan materi itu di morning

139

motivation. Jadi suasana belajarnya gak melulu dari buku, tapi juga bisa dari pengalaman. program pojok baca ini sebenernya belum berjalan maksimal. Karena guru kelas di kelas I ada 2 orang tapi tugas kami sudah cukup banyak. Yang pertama terkadang belum sempat untuk cek buku-buku yang dibawa siswa ke sekolah itu adalah buku yang standar atau tidak, terus juga dari sekolah belum ada sanksi tegas untuk siswa yang belum membawa buku untuk nantinya diletakkan dipojok baca ini.

4. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan atas kebijakan yang telah ditetapkan?

Jawaban:

Kalau untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya langsung dari sekolah, tentu guru-guru akan selalu menjadi target utama apalagi tentang literasi. Karna kan kami juga yang akhirnya harus mem breakdown program itu ke adik-adik. Kalau untuk program dari perpustakaan biasanya guru-guru diingatkan di whatsapp. Atau pemberitahuan langsung dari ustadzah Rima biasanya.

5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ditemui dalam tahap sosialisasi?

Jawaban: Pendukung:

Secara keseluruhan sudah baik masalah komunikasi. Kami sangat memanfaatkan saranan-sarana digital juga.

Penghambat:

Terkadang tidak semua guru atau karyawan datang di rapat, jadi terkadang masih harus menyampaikan dua kali secara kultural.

6. Siapa saja agen yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut? Jawaban:

Sumber daya manusianya ya kita-kita semua ini ust. Misalnya kegiatan reading book itu kan jelas dihandle langsung oleh guru-guru kelas masing-masing, morning motivtaion juga begitu. Terus kalau ada

140

lomba-lomba dari perpustakaan juga yang jadi juri atau menyeleksi karyanya itu juga guru-guru dari kelas.

7. Bagaimana pendanaan yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan tersebut?

Jawaban:

Kalau dari sekolah, sudah anggarannya sendiri untuk setiap divisi. Nanti ketika rapat kerja, seluruh divisi diminta untuk membuat anggaran. Sehingga program-program yang terintegrasi dari kurikulum bisa juga mendapatka alokasi dana.

8. Bagaimana alokasi waktu dalam melaksanakan kebijakan tersebut? Jawaban:

Untuk beberapa program memang langsung turunan dari kurikulum sekolah. Misalnya reading group itu masuk kedalam pembelajaran bahasa. Terus morning motivation juga masuk kedalam jadwal tetap setiap pagi untuk seluruh siswa

9. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat berkaitan dengan sumber daya?

Jawaban:

Secara keseluruhan, sumber daya nya sangat mendukung menurut saya.

10.Bagaimana komitmen dari masing-masing agen? Jawaban:

Saya selaku kadiv akademik dan kurikulum biasanya suka memberikan orientasi dulu tentang suatu program. Supaya guru-guru paham seberapa urgent program ini untuk diterapkan ke anak-anak. Kalau