• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan dan Kondisi PKL

Dalam dokumen DIONYSIA WAHYU NURJATI S 42100013 (Halaman 58-62)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2.1 Keberadaan dan Kondisi PKL

Keberadaan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Ngawi terutama di wilayah ibukota kabupaten tidaklah menjadi pemandangan yang asing bagi masyarakat. Pedagang Kaki Lima yang biasa berjualan di atas trotoar dengan menggunakan perlengkapan ala kadarnya seperti sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat Kota Ngawi. Pedagang Kaki Lima di Kota Ngawi banyak berada di jalan-jalan protokol yang ramai, tempat pemberhentian bus, sepanjang jalan utama kota, dan terutama di alun-alun Kabupaten Ngawi yang merupakan salah satu lokasi utama tempat berusaha para Pedagang Kaki Lima.

Sebagian besar PKL di Alun-alun Kabupaten Ngawi adalah masyarakat lokal hanya beberapa dari mereka yang merupakan pendatang. PKL lokal cenderung untuk tinggal bersama dengan keluarga besar dengan menantu bahkan cucu. Sedangkan untuk PKL pendatang hidup dengan menyewa kamar atau rumah bersama dengan kerabat, tetangga, atau teman yang melakukan kegiatan sejenis. Hal ini merupakan suatu upaya untuk tetap membina jaringan sosial. Karena bagi PKL jaringan sosial merupakan hal yang penting yang harus dibina. Para PKL pendatang lebih banyak meninggalkan keluarganya di kampung

commit to user

halaman dengan alasan untuk menekan biaya hidup di perantauan. Mereka akan pulang secara berkala ke desa untuk meberikan nafkah atau melalui jasa pengiriman uang melalui Bank.

Dalam hal jam kerja PKL memiliki jam kerja yang tidak menentu dan cenderung melebihi standart jam kerja yang ditetapkan pemerintah untuk pekerjaan formal. Banyak PKL yang menghabiskan lebih dari 8 jam untuk bekerja atau berdagang. Sebagian besar PKL di sekitar Alun-Alun mulai menyiapkan dagangan pada pukul 11.00 dan berjualan hingga pukul 23.00 (12 jam). Waktu disesuaikan dengan ijin yang mereka dapatkan dan kebutuhan dari para pembeli. PKL jenis barang dagangan berupa makanan mulai buka sebelum jam istirahat makan siang sehingga diharapkan pada saat makan siang mereka bisa melayani para pegawai kantor atau pekerja di sekitar alun-alun yang melaksanakan istirahat makan siang. Namun ketika musim hujan, panjangnya waktu berjualan juga mengalami perubahan. Karena sedikitnya pembeli di musim hujan menyebabkan mereka harus rela menutup dagangannya lebih awal. Tentu saja hal ini berpengaruh pada omset penjualan, sehingga mereka menganggap keadaan seperti ini sebagai “duka”-nya PKL.

Jenis barang dagangan PKL di sekitar alun-alun bermacam-macam mulai dari makanan, minuman, alas kaki, baju, buku, peralatan rumah tangga dan mainan anak-anak. Namun sebagian besar dari PKL ini merupakan penjual makanan dan minuman. Makanan yang menjadi unggulan adalah nasi pecel. Pedagang nasi pecel dikelompokkan menjadi satu deret berjualan di jalan serong timur Alun-alun. Disana dapat ditemui tidak kurang dari 7 pedagang nasi pecel.

commit to user

Selain pedagang nasi pecel juga terdapat pedagang makanan jenis lainnya. Diujung timur ruas jalan tersebut terdapat pedagang baju, alas kaki serta pedagang buku. Di ruas jalan tengah alun-alun atau jalan merdeka terdapat PKL dengan berbagai jenis barang dagangan. Tetapi tetap didominasi oleh pedagang makanan dan minuman. Sepanjang ruas jalan serong barat alun-alun merupakan tempat pedagang angkringan dan ruas jalan inilah yang pedagangnya memiliki jam berjualan paling lama hingga pukul 01.00. Mengingat angkringan merupakan lokasi favorit masyarakat untuk bergadang atau gadangan. Jenis barang dagangan PKL di sepanjang Jalan Jaksa Agung Suprapto hampir serupa yaitu putu, intip ketan, martabak dan tahu goreng.

Berdasarkan data dari dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar jumlah pedagang kaki lima di sekitar alun-alun sebanyak 70 pedagang. Dari 70 PKL sejumlah 57 PKL merupakan pedagang dengan jenis dagangan berupa makanan/minuman. Sehingga bisa dikatakan bahwa 81% PKL di sekitar alun-alun Ngawi adalah pedagang makanan/ minuman.

Para PKL berjualan menggunakan gerobak dorong atau hanya mengandalkan alas dari terpal untuk menjajakan barang dagangannya. Untuk penjual makanan mereka menggunakan gerobak, beberapa buah kursi dan meja serta tikar sebagai alas para pembeli yang lebih menyukai menikmati makanan dengan lesehan. Peralatan berdagang mereka yang terbilang sederhana dapat dipindahkan sewaktu-waktu dan dibersihkan sehingga ketika mereka selesai berdagang lokasi yang dipergunakan menjadi bersih kembali.

commit to user

PKL di sekitar alun-alun Ngawi mendirikan sebuah paguyuban dengan nama Paguyuban Guyub Rukun. Pendirian paguyuban tersebut dilatar belakangi oleh perasaan senasib yang mereka miliki. Paguyuban tersebut merupakan wadah bagi para PKL untuk saling bertukar informasi, mempermudah koordinasi, miningkatkan rasa kekeluargaan dan menjalin kerukuan antar PKL. Paguyuban tersebut beranggotakan 43 PKL yang tesebar di sekitar alun-alun. Sifat dari paguyuban ini adalah terbuka, sehingga kepada siapapun PKL yang berjualan disekitar alun-alun Ngawi dapat menjadi anggota. Serta tidak ada keharusan bagi PKL di sekitar alun-alun untuk menjadi anggota paguyuban.

Kegiatan dari paguyuban terdiri dari kegiatan rutin dan insidental. Kegitan rutin antara lain pertemuan anggota dilanjutkan arisan sebulan sekali dan kerja bhakti membersihkan lingkungan sekitar alun-alun Ngawi tiga bulan sekali. Kegiatan insidental berupa koordinasi dengan satuan kerja terkait (Satpol PP, Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar, serta Dinas Koperasi dan UMKM) menenai kebijakan menyangkut PKL, serta mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi anggota.

Pada Tahun 2010 telah berdiri Koperasi Simpan Pinjam Laskar Kaum Mandiri yang merupakan koperasi bagi PKL di sekitar alun-alun Kabupaten Ngawi. Pendirian Koperasi tersebut diprakarsai oleh Paguyuban Guyub Rukun, sehingga anggota paguyuban dapat dipastikan merupakan anggota Koperasi. Namun belum tentu anggota koperasi adalah anggota paguyuban PKL. Pendanaan koperasi bersumber dari dana hibah pemerintah Kabupaten Ngawi TA 2010. Adapun kegiatan usaha dari koperasi tersebut antara lain:

commit to user

a. Menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari anggota dan calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya b. Memberikan pinjaman/modal kepada anggota, calon anggota, UKM,

koperasi lain dan atau anggotanya.

Dalam dokumen DIONYSIA WAHYU NURJATI S 42100013 (Halaman 58-62)

Dokumen terkait