• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.2. Kebersihan Perorangan Responden

Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi responden tertinggi menurut kebersihan kulit sehari-hari responden terdapat pada pekerja yang kebersihannya baik sebesar 82,7%, kemudiaan pekerja kebersihannya tidak baik sebesar 17,3%. Hal ini berarti bahwa kesadaran pekerja akan kebersihan sehari-hari sudah baik.

Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi responden tertinggi menurut kebersihan kulit saat bekerja responden terdapat pada pekerja yang kebersihannya baik sebesar 73,3%, kemudiaan pekerja kebersihannya tidak baik sebesar 26,7%.

Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi responden tertinggi menurut kebersihan kuku responden terdapat pada pekerja yang kebersihannya baik sebesar 61,3%, kemudiaan pekerja kebersihannya tidak baik sebesar 38,7%. Hal ini berarti bahwa kebersihan kuku pekerja sudah baik karena pekerja menyadari pentingnya memotong kuku setiap minggu untuk menjaga kebersihan.

5.2.1. Hubungan Kebersihan Kulit Sehari-hari dengan Keluhan Gangguan Kulit Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kebersihan kulit sehari-hari dengan keluhan gangguan kulit di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2012.

Hubungan yang tidak signifikan ini karena kebersihan kulit sehari-hari merupakan tindakan kebersihan pada saat tidak bekerja atau di luar lingkungan kerja, sehingga tidak mempengaruhi gangguan kulit yang terjadi akibat pekerjaan mengupas udang tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebanyak 62 responden (82,7%) kebersihan kulit sehari-harinya baik dari 62 responden tersebut sebanyak 43 orang (57,4%) mengeluhkan gangguan kulit. Hal ini disebabkan keluhan gangguan kulit yang terjadi pada pekerja karena kebersihan kulit saat bekerja. Oleh karena itu variabel kebersihan kulit sehari-hari tinggi ataupun rendah tidak mempengaruhi keluhan gangguan kulit yang terjadi.

5.2.2. Hubungan Kebersihan Kulit Saat Bekerja dengan Keluhan Gangguan Kulit

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kulit saat bekerja dengan keluhan gangguan kulit di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2012.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebanyak 20 responden (26,7%) kebersihan kulit saat bekerja tidak baik dari 20 responden tersebut sebanyak 18 orang (24%) mengeluhkan gangguan kulit. Hal ini mungkin disebabkan pekerja tidak

langsung membersihkan diri setelah bekerja karena pekerja membersihkan diri setelah sampai di rumah.

Menurut Harahap (1990), salah satu penyebab gangguan kulit yaitu pekerjaan dan kebersihan perorangan yang kurang baik. Untuk memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu diperhatikan seperti menjaga kebersihan pakaian, mandi secara teratur, mandi menggunakan air yang bersih dan sabun, menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri, makan yang bergizi terutama banyak sayur dan buah, dan menjaga kebersihan lingkungan. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar.

5.2.3. Hubungan Kebersihan Kuku dengan Keluhan Gangguan Kulit

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kebersihan kuku dengan keluhan gangguan kulit di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2012.

Hubungan yang tidak signifikan ini karena kebersihan kuku baik ataupun tidak baik tidak mempengaruhi gangguan kulit yang terjadi sebab gangguan kulit yang terjadi lebih dipengaruhi oleh faktor kebersihan kulit pekerja.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebanyak 46 responden (61,3%) kebersihan kuku baik dari 46 responden tersebut sebanyak 28 orang (37,3%) mengeluhkan gangguan kulit. Hal ini sesuai dengan penelitian Silalahi (2010) dengan nilai p-value 0,058 yang mengatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kebersihan kuku dengan keluhan gangguan kulit

5.3. Pemakaian Alat Pelindung Diri

Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi pemakaian pakaian kerja sebesar 25,3% dan sebanyak 74,7% tidak memakai pakaian kerja. Hal ini berarti bahwa pemakaian pakaian kerja belum cukup baik karena tidak adanya fasilitas yang disediakan oleh tempat kerja.

Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi pemakaian sarung tangan sebesar 14,7% dan sebanyak 85,3% tidak memakai sarung tangan. Hal ini berarti bahwa pemakaian sarung tangan belum cukup baik karena pekerja merasa pemakaian sarung tangan mengganggu produktivitas kerja.

Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi pemakaian sepatu kerja sebesar 20% dan sebanyak 80% tidak memakai sepatu kerja. Hal ini berarti bahwa pemakaian sepatu kerja belum cukup baik karena tidak adanya fasilitas yang disediakan oleh tempat kerja.

5.3.1. Hubungan Pemakaian Pakaian Kerja dengan Keluhan Gangguan Kulit Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemakaian pakaian kerja dengan keluhan gangguan kulit di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2012.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebanyak 56 responden (26,7%) tidak memakai pakaian kerja dari 56 responden tersebut sebanyak 49 responden (65,3%) mengeluhkan gangguan kulit. Pemakaian pakaian kerja yang rendah disebabkan oleh tidak adanya fasilitas dari perusahaan maupun Dinas Kesehatan.

Menurut Daryanto (2007), pakaian kerja yang digunakan dapat mengurangi penyakit akibat kerja. Kesehatan kulit tidak terlepas dari menjaga kebersihan pakaian.

Hal ini sesuai dengan penelitian Alfian (2004) yang mengatakan bahwa kebiasaan ganti pakaian yang kategori tidak baik dan menderita penyakit kulit sebesar 88% dimana p-value 0,021 yang mengatakan ada hubungan antara kebiasaan ganti pakaian dengan penyakit kulit.

5.3.2. Hubungan Pemakaian Sarung Tangan dengan Keluhan Gangguan Kulit Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemakaian sarung tangan dengan keluhan gangguan kulit di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2012.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebanyak 64 responden (85,3%) tidak memakai sarung tangan dari 64 responden tersebut sebanyak 50 orang (66,7%) mengeluhkan gangguan kulit. Penggunaan sarung tangan dapat mencegah penyakit akibat kerja karena dapat melindungi tangan sehingga tidak kontak langsung dengan udang. Penggunaan sarung tangan yang rendah disebabkan oleh pola berfikir pekerja yang kurang baik karena menurut pekerja penggunaan sarung tangan mengurangi produktifitas pekerjaan.

Menurut Daryanto (2007), ada dua hal yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja antaranya kecerobohan dan kondisi tidak aman salah satunya adalah lalai menggunakan pelengkapan pelindung diri seperti sarungtangan, masker, tameng dan pelindung dada. Hal ini sesuai dengan penelitian Alfian (2004) yang mengatakan bahwa kebiasaan penggunaan sarung tangan yang kategori tidak baik dan menderita penyakit kulit sebesar 77,8% dimana p-value 0,006 yang mengatakan ada hubungan antara penggunaan sarung tangan dengan penyakit kulit.

5.3.3. Hubungan Pemakaian Sepatu Kerja dengan Keluhan Gangguan Kulit Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemakaian sepatu kerja dengan keluhan gangguan kulit di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2012.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebanyak 60 responden (80%) tidak memakai sepatu kerja dari 60 responden tersebut sebanyak 50 orang (66,7%) mengeluhkan gangguan kulit. Dalam penelitian ini responden yang tidak menggunakan alas kaki ketika bekerja kemungkinan ketidaktahuan pentingnya menggunakan alas kaki tertutup, sebagian besar responden menggunakan alas kaki yang tidak memenuhi syarat yaitu sandal jepit. Penggunaan sepatu kerja dapat mencegah penyakit akibat kerja karena dapat melindungi kaki agar tidak kontak langsung dengan air udang yang bergenang di lingkungan kerja. Penggunaan sepatu kerja yang rendah karena tidak adanya fasilitas dari perusahaan maupun Dinas Kesehatan.

Menurut Daryanto (2007), Pemakaian pakaian kerja harus diperhatikan sehingga tujuan pemakaian pakaian kerja tercapai yaitu keselamatan kerja. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah mengenakan sepatu yang sesuai dan dalam kondisi baik. Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang ditengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam.

Dokumen terkait