• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Observasi aktivitas YW berkaitan dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol

4.2.6 Partisipan 5 Identitas

4.2.6.7 Kebiasaan AK mengkonsumsi alkohol

AK mengatakan ia dan teman-temannya tidak memiliki jadwal khusus untuk mengkonsumsi minuman beralkohol hanya saja mereka dapat melakukannya ketika sedang bersama-sama saat bersantai dan biasanya salah satu diantara mereka akan memulai dengan topik pembicaraan

76

yang berkaitan dengan konsumsi alkohol maka dengan sedirinya yang lain pun ikut mengiyakan sehingga membuat mereka langsung membeli minuman dan mulai mengkonsumsi.

Setiap kali seselesai mengkonsumsi minuman beralkohol AK dan teman-temannya selalu mengkonsumi air es untuk mengompres dada dan bagian tubuh lainya yang terasa panas.

AK pernah bermain futsal saat dalam keadaan mabuk dimana ia menendang bola salah-salah dan akhirnya jatuh dalam lapangan teman-teman diam saja dan hanya tertawa-tertawa, merasa tidak berkonsentrasi dan akan mengantuk. Kalau untuk kuliah ia tidak pernah mengikuti kuliah dalam keadaan mabuk tetapi pernah waktu SMA ia mengikuti kelas belajar dalam keadaan mabuk, bahkan ada gurunya yang mengetahui tetapi membiarkan saja tetapi ada guru yang memang tidak mengetahui sama sekali, teman-temannya mengetahui keadaannya saat berada di dalam kelas saat itu namun mereka diam karena takut kepada AK.

AK mengakui orang tuanya mengetahui bahwa ia suka mengkonsumsi minuman beralkohol, sehingga terkadang ia harus embunyi-sembunyi jika ingijn mengkonsumsi, tetapi

77

akhirnya ayahnya telah mengetahui bahwa ia mengkonsumsi minuman beralkohol sehingga ia dimarahi dan dinasehati oleh ayahnya namun ia mengatakan biasalah anak muda akan tetap mendengarkan nasehat orang tua tetapi akan mengulangi mengkonsumsi lagi.

4.7 Laporan Observasi

1. Observasi saat wawancara

Pada saat wawancara AK terlihat bersih dan rapi, AK menggunakan baju kaos oblong berlengan pendek berwarna dan celana pendek berbahan kain. AK memiliki tinggi badan 172 cm dan berat badan 60 kg, rambut berwarna hitam dan ikal, rambut panjang sebahu, partisipan mengurai rambutnya saat wawancara. Selama wawancara berlangsung, AK pertahankan tatap mata dimana pandangan AK terarah kepada peneliti. AK tampak tersenyum dan kadang-kadang tertawa. AK menjawab pertanyaan dengan sangat baik.

2. Observasi aktivitas partisipan berkaitan dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol.

AK mulai mengkonsumsi minuman beralkohol sejak berada di bangku kelas 2 SMP. AK mengkonsumsi alkohol saat masih tinggal bersama dengan orang Tuanya di Papua.

78

AK mengakui pertama kali mengkonsumsi alkohol karena AK ingin mencoba namun juga karena beberapa acara-acara tertentu yang membuat orang mengkonsumsi alkohol sehingga AK bekeinginan untuk mencoba konsumsi alkohol. AK mengatakan bahwa ia dan teman-temannya tidak memiliki jadwal khusus untuk mengkonsumsi alkohol hanya saja mereka dapat melakukannya ketika mereka sedang bersama-sama saat bersantai dan biasanya salah satu dari antara mareka akan memulai dengan topik pembicaraan yang berkaitan dengan alkohol maka yang lain pun akan mengiyakan sehingga mereka langsung membeli minuman dan mulai mengkonsumsi terkadang aktifitas itu mereka lakukan dari malam hingga malam lagi dan dilakukan secara berturut-turut selama tiga hari dalam seminggu.

Jenis minuman yang sudah dikonsumsi oleh AK yaitu Anggur Koresom (terbuat dari hasil sulingan pohon kelapa) minuman ini hanya ada didaerah Pesisir Papua, Balo (minuman khas kota Jayapura), Cap tikus (minuman khas dari Manado), Sopi (minuman sulingan dari Ambon), Milo (minuman lokal di Papua), Tuak, Vodka, Mensen, Wiro ( minuman jenis ini hanya ada di Papua), Chivas, Red Label,Maxtrut, Saguer (minuman sulingan dari pohon kelapa), dan beberapa jenis lainnya yang tidak dapat AK sebutkan karena lupa nama

79

minumannya. Jenis minuman lokal yang AK sukai adalah saguer karena AK melihat langsung cara pembuatan minuman ini, rasanya pahit namun ada juga yang manis. AK telah mengkonsumsi 15 jenis minuman.

Minuman saguer ini biasanya AK dan teman-temannya membeli dengan jerigen 5 liter dan lebih hingga 10 liter. AK biasa mengkonsumsi satu botol minuman langsung merasakan mabuk, tetapi jika AK dan teman-temannya sekitar 4-5 orang maka botol minuman dapat dihabiskan sampai 4 botol baru AK merasakan mabuk.

AK mengkonsumsi minuman beralkohol lebih dari 1 hari dalam seminggu yaitu selama 3 sehari secara berturut-turut bersama dengan temannya. Maksimal AK dan teman-temannya ketika sedang mengkonsumsi alkohol adalah lima orang.

Tempat-tempat yang AK dan teman-temannya mengkonsumsi alkohol yaitu di rumah kontrakan partisipan dan rumah kos teman AK.

80 4.8 Pembahasan

Dibagian ini akan ditunjukkan hasil penelitian yang ditemukan dari kelima partisipan penelitian dengan merujuk kembali pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pola konsumsi minuman beralkohol pada mahasiswa Papua dengan spesifik penelitian pada awal mula mengkonsumsi alkohol, frekuensi minum, jenis minuman, dosis minuman, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak yang terjadi ketika mengkonsumsi minuman beralkohol dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol.

Kelima partisipan memilki persamaan dan perbedaan saat mengkonsumsi alkohol. Persamaannya adalah diantara partisipan 1, 4, dan 5 ternyata mulai mengkonsumsi alkohol sejak berada di bangku SMP sedangkan perbedaannya adalah partisipan 2 mengkonsumsi sejak berada di bangku SD dan partisipan 3 mengkonsumsi sejak berada di bangku SMA. Penelitian ini Berkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh (Anonim, 2007) bahwa Penyalahgunaan alkohol dikelompokkan berdasarkan pendidikan formal pada tahun 2006, SLTP dan SLTA menempati urutan pertama dengan 73.253 kasus, SD dengan 8.449 kasus, dan PT dengan 3.987 kasus.

Kelima partisipan memiliki persamaan pada frekuensi minum alkohol yaitu partisipan 1 dan 3 mengkonsumsi alkohol 2 hari dalam seminggu, partisipan 2 dan 5 mengkonsumsi alkohol 3 hari dalam

81

seminggu, berbeda dengan partisipan 4 yang mengkonsumsi alkohol 4 hari dalam seminggu. Jenis minuman yang paling sering dikonsumsi oleh partisipan 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah Bir, Vodka, Anggur Merah, Tuak, dan Ciu. Penelitian ini dikaitkan dengan teori menurut (Handayani.,dkk, 2009) bahwa dari berbagai jenis minuman beralkohol ternyata minuman tradisional (Saguer, Tuak dan Ciu) urutan terbanyak dikonsumsi kemudian diikuti wizky/vodka, bir dan anggur/wine.

Persamaan takaran dosis mengkonsumsi alkohol diperkuat dengan teori menurut (Faot, dkk., 2010) orang yang mengkonsumsi alkohol 70% lama kelamaan dapat menyebabkan kecanduan dan akan menambah takaran yang lebih pada saat mengkonsumsi.Dari partisipan 1, 2, 3, dan 4 adalah rata-rata 5-20 ml disesuaikan dengan jenis minuman yang dikonsumsi seperti Bir, Vodka 3-5 ml, Bir 330 ml, dan Anggur 20 ml, berbeda dengan partisipan 5 yang mengkonsumsi alkohol pada minuman saguer dengan takaran dosis 5 liter sampai 10 liter dan minuman bir dikonsumsi per botol yang isi penuh 330 ml atau 640 ml.

Kelima partisipan memiliki faktor penyebab mengkonsumsi alkohol yang sama yaitu pengaruh teman sebaya. Hal ini berdasarkan dengan pernyataan yang dikemukan oleh Santrock (2002) bahwa pengaruh teman sebaya sangat berpengaruh dalam kehidupan remaja. Pengaruh dapat berupa perilaku yang positif dan

82

negatif, tetapi umumnya remaja terlibat dalam semua bentuk perilaku yang negatif. Hal ini karena di dalam kehidupan seorang remaja, identitas kelompok seringkali mengarahkan identitas pribadi. Dari hasil penelitian, didapati bahwa kelima partisipan mulai mengenal minuman beralkohol dan mengkonsumsinya sejak mereka duduk di bangku sekolah. Masing-masing mereka menceritakan bahwa mereka diajak oleh teman-teman sebayanya untuk mengkonsumsi alkohol dan kemudian berlanjut saat ada momen tertentu seperti pesta ulang tahun dan beberapa acara-acara lainnya.

Faktor keluarga, partisipan 2 dan 4 mengkonsumsi alkohol pada awalnya karena melihat om dan ayah mereka mengkonsumsi sehingga mereka berkeinginan untuk mencoba. Penelitian ini diperkuat dengan teori menurut Jeff (2000) faktor biologi (genetik), anak-anak dari orang tua alkoholik berisiko tinggi mengalami alkoholisme daripada nonalkoholik. Studi adopsi menunjukkan bahwa angka alkoholisme pada anak laki-laki dari ayah biologis yang mengalami alkoholisme lebih tinggi daripada anak laki-laki dari ayah biologis nonalkoholik (Videbeck, 2008).

Kelima partisipan mengkonsumsi alkohol karena tidak mampu menemukan solusi sehingga mereka memilih untuk mengkonsumsi alkohol untuk membuat mereka merasa tenang. Penelitian ini diperkuat dengan teori menurut Schuckit (2000) yaitu

83

faktor Psikologis bahwa alkohol dapat digunakan sebagai mekanisme koping atau cara mengurangi stres dan ketegangan, meningkatkan perasaan tenang dan untuk mengurangi derita psikologis (dalam Videbeck, 2008).

Dampak yang paling sering dialami oleh kelima partisipan adalah Pertengkaran dengan teman-teman dan mengalami kecelakaan karena mengendarai motor saat mengkonsumsi alkohol. Penelitian ini terkait dengan teori menurutMenurut Muhamad R. Banau dari Badan Pengawasan Obat-Obatan dan Makanan (BPOM), (dalam Faot., dkk, 2010) Penyalahgunaan minuman kerasmenimbulkan 58% tindakan kekerasan,perkosaan dan pembunuhan, sepertigakecelakaan lalu lintas disebabkan olehpengemudi di bawah pengaruh minumankeras. Minuman keras yang mengandungkadar alkohol tinggi sangat mempengaruhifungsi akal seseorang. Persamaan kebiasaan kelima partisipan mengkonsumsi alkohol adalah memiliki partisipan 1, 2, 3 dan 5 biasanya mengkonsumsi alkohol di rumah kontrakan dan rumah kos, berbeda dengan partisipan 4 yang lebih memilih mengkonsumsi alkohol di kuburan cina, kebun karet, dan sawah.

Dokumen terkait