KEBIJAKAN AKUNTANSI HIBAH
KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
A. UMUM Tujuan
1. Tujuan kebijakan akuntansi dan setara kas adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi kas dan setara kas serta informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.
2. Kebijakan ini mengatur perlakuan akuntansi kas dan setara Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang meliputi definisi, pengakuan, pengukuran, penilaian dan pengungkapannya.
Ruang Lingkup
3. Kebijakan akuntansi ini diterapkan dalam penyajian seluruh kas dan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan basis akrual.
4. Kebijakan ini diterapkan untuk entitas Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan tidak termasuk perusahaan daerah.
Definisi
5. Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah yang sangat likuid yang siap dijabarkan/dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
6. Kas juga meliputi seluruh Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) yang wajib dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam neraca serta Saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran.
7. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
8. Setara kas pada pemerintah daerah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lainnya.
9. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka pendek harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko perubahan nilai yang signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas kalau investasi dimaksud mempunyai masa jatuh tempo kurang dari 3 (tiga) bulan dari tanggal perolehannya.
Klasifikasi
10. Kas dan setara kas pada pemerintah daerah mencakup kas yang dikuasai, dikelola dan dibawah tanggung jawab bendahara umum daerah (BUD) dan kas
yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab selain bendahara umum daerah, misalnya bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan dan kas yang ada di BLUD. Kas dan setara kas yang yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab bendahara umum daerah terdiri dari:
a. Saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung penerimaan dan pengeluaran.
b. Setara kas, antara lain berupa surat utang negara (SUN)/obligasi dan deposito kurang dari 3 bulan, yang dikelola oleh bendahara umum daerah.
Kas Kas di Kas Daerah Kas di Kas Daerah
Potongan Pajak dan Lainnya Kas Transitoris
Pengeluaran Sisa Pengisian Kas UP/GU/TU Pajak di SKPD yang Belum Disetor Uang Titipan
Kas di BLUD Kas Tunai BLUD Kas di Bank BLUD
Pajak yang Belum Disetor BLUD Uang Muka Pasien RSUD/BLUD Uang Titipan BLUD
Setara Kas Deposito (kurang dari 3 bulan)
Deposito (kurang dari 3 bulan) Surat Utang Negara
11. Kas yang berasal dari pendapatan diakui pada saat : a. Kas tersebut diterima di Rekening Umum Kas Daerah;
b. Kas tersebut diterima di Bendahara Penerimaan; dan c. Pengesahan atas penerimaan pendapatan.
12. Pengeluaran kas akibat transaksi belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran kas dari Rekening Kas Umum Daerah.
13. Penerimaan kas akibat penerimaan pembiayaan diakui pada saat :
a. Kas telah diterima di Rekening Kas Umum Daerah sebagai pembiayaan yang harus dibayar kembali; atau
b. Khusus untuk pembiayaan yang berasal dari pinjaman luar negeri dengan mekanisme penerimaan L/C, pembayaran langsung (direct payment), rekening khusus (special account) dan pembiayaan pendahuluan (prefinancing), penerimaan pembiayaan diakui pada saat yang mana yang lebih dahulu :
1) Kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah sebagai penerimaan pembiayaan yang harus dibayar kembali; atau
2) Telah terjadi pengeluaran (disbursed) oleh pemberi pinjaman (lender) atas beban pinjaman pemerintah.
14. Pengeluaran kas akibat pengeluaran pembiayaan diakui pada saat :
a. Kas dikeluarkan di Rekening Kas Umum Daerah sebagai pengeluaran pembiayaan; atau
b. Khusus untuk pembiayaan yang berasal dari pinjaman luar negeri dengan mekanisme penerimaan L/C, pembayaran langsung (direct payment), rekening khusus (special account) dan pembiayaan pendahuluan (prefinancing), pengeluaran pembiayaan diakui pada saat yang mana yang lebih dahulu : 1) Kas telah dileuarkan dari rekening Kas Umum Daerah sebagai pembiayaan
yang harus dibayar kembali; atau
2) Telah terjadi pengeluaran (disbursed) oleh pemberi pinjaman (lender) atas beban pinjaman pemerintah.
15. Kas berasal dari penerimaan transfer diakui pada saat kas telah diterima di Rekening Kas Umum Daerah sebagai penerimaan dari entitas pelaporan lain, tanpa kewajiban pengembalian.
16. Kas berasal dari pengeluaran transfer diakui pada saat kas telah dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah sebagai pengeluaran yang tidak akan dieterima kembali.
17. Kas lainnya meruapan uang yang berada dalam pengelolaan bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TU dan uang yang berasal dari penerimaan hibah langsung ke SKPD diakui pada saat uang tersebut diterima.
18. Kas yang belum teridentifikasi kepemilikannya tetap dicatat sebagai kas yang dibatasi penggunaannya dan dapat diakui sebagai pendapatan setelah status hukumnya jelas milik pemerintah.
17. Setara kas diakui pada saat sertifikat deposito, obligasi dan Surat Utang Negara dengan jatuh tempo kurang dari 3 (tiga) bulan dikuasai oleh pemerintah daerah.
C. PENGUKURAN
18. Penerimaan kas dicatat sebesar nilai nominal kas, yaitu sebesar nilai Rupiah yang diterima atau disahkan. Apabila penerimaan kas dalam bentuk uang asing dan diterima dalam bentuk rekening mata uang asing dicacatat dalam mata uang rupiah dengan menjabarkan mata uang asing tersebut menurut kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. Penerimaan kas dalam bentuk mata uang asing dan diterima dalam akun bank bermata uang rupiah, maka jumlah mata uang asing tersebut dikonversi menjadi jumlah dalam rupiah sesuai kurs transaksi.
19. Pengeluaran kas dicatat sebesar nilai nominal kas, yaitu sebesar nilai Rupiah yang dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah. Apabila pengeluaran kas dalam bentuk uang asing dan dikeluarkan dalam bentuk rekening mata uang asing, pencatatan pengeluaran tunai dalam mata uang asing tersebut dalam rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. Apabila pengeluaran kas dalam bentuk mata uang asing dan dikeluarkan datri rekening pemerintah dalam mata uang rupiah, maka pencatatan pengeluaran tunai dalam mata uang asing tersebut dalam rupiah menggunakan kurs transaksi.
D. PENYAJIAN
20. Saldo kas dan setara kas harus disajikan dalam Neraca dan Laporan Arus Kas.
21. Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan merupakan bagian dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris pada Laporan Arus Kas.
E. PENGUNGKAPAN
22. Kas dan setara disajikan dan diungkapkan secara memadai. Informasi mengenai kas dan setara kas diungkapkan berupa:
a. Saldo Kas di Kas Daerah;
b. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan;
c. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran;
d. Saldo Kas di Badan Layanan Umum Daerah;
e. Saldo Kas Lainnya; dan
f. Kas yang belum teridentifikasi kepemilikannya.
23. Rincian Kas baik yang ada di Kas Daerah, di Bendahara Penerimaan, di Bendahara Pengeluaran maupun di Badan Layanan Umum Daerah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
24. Dalam saldo kas juga termasuk penerimaan yang harus disetorkan kepada pihak ketiga berupa Utang PFK (Perhitungan Fihak Ketiga). Oleh karena itu jurnal untuk Utang PFK (Perhitungan Fihak Ketiga) disatukan dalam jurnal kas daerah.
25. Saldo kas lainnya, diterima karena penyelenggaraan Pemerintahan, contohnya penerimaan dana BOS oleh sekolah negeri milik pemerintah kabupaten/kota sebagai hibah dari pemerintah provinsi. Pembukaan rekening bank atas saldo kas lainnya harus mempunyai dasar hukum dan rekening tersebut wajib dilaporkan kepada BUD. Saldo kas akibat penerimaan pada rekening bank tersebut dilaporkan di neraca SKPD sebagai Kas Lainnya.
26. Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan merupakan bagian aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.