• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUTAN DAN AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP Pengakuan Penyusutan Aset Tetap

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP

G. PENYUSUTAN DAN AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP Pengakuan Penyusutan Aset Tetap

84. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai beban penyusutan dan dicatat pada Akumulasi Penyusutan Aset Tetap sebagai pengurang nilai aset tetap.

85. Aset Tetap Lainnya berupa hewan, tanaman, buku perpustakaan tidak dilakukan penyusutan secara periodik, melainkan diterapkan penghapusan pada saat aset tetap lainnya tersebut sudah tidak dapat digunakan atau mati.

86. Aset tetap yang disusutkan adalah aset tetap selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan.

87. Aset tetap berikut tidak disusutkan, yaitu Tanah, konstruksi dalam pengerjaan, buku-buku perpustakaan, hewan ternak, dan tanaman.

88. Aset Tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya dalam neraca berupa Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap.

89. Penyusutan tidak dilakukan terhadap Aset Tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya berupa :

a. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusannya; dan

b. Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

90. Perhitungan penyusutan aset untuk pertama kalinya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Aset yang diperoleh pada tahun dimulainya penerapan penyusutan.

Aset tersebut sudah disajikan dengan nilai perolehannya, sehingga perhitungan penyusutannya hanya satu tahun saja.

b. Aset yang diperoleh setelah penyusunan neraca awal hingga satu tahun sebelum dimulainya penerapan penyusutan.

Aset tersebut sudah disajikan dengan nilai perolehan. Penyusutannya terdiri dari penyusutan terdiri dari tahun berjalan dan koreksi penyusutan tahun-tahun sebelumnya.

c. Aset yang diperoleh sebelum penyusunan neraca awal.

Berdasarkan Buletin Teknis 01, untuk aset-aset yang diperoleh lebih dari 1 (satu) tahun sebelum penyusunan neraca awal tersebut. Untuk menghitung penyusutannya, pertama diterapkan sisa masa manfaat pada saat penyusunan neraca awal, selanjutnya dihitung antara neraca awal dengan saat penerapan penyusutan.

91. Jika suatu aset sudah disusutkan seluruh nilainya hingga nilai bukunya menjadi Rp0, tetapi aset tersebut masih dapat dimanfaatkan, maka aset tersebut tetap disajikan dengan menunjukkan baik nilai perolehan maupun akumulasi penyusutannya. Aset tersebut tetap dicatat dalam kelompok aset tetap yang bersangkutan dan dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

92. Aset tetap yang telah habis masa penyusutannya dapat dihapuskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

93. Dalam hal terjadi aset tetap yang telah disusutkan seluruhnya dilakukan penjualan, maka hasil penjualan tersebut dicatat sebagai surplus/defisit penjualan aset tetap pada Laporan Operasional.

94. Tukar menukar aset tetap antar pemerintah dengan ketentuan :

a. Pertukaran aset tetap yang sejenis menurut paragraf 43 PSAP 07 tidak diakui adanya laba rugi, nilai aset tetap yang diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat aset yang diserahkan. Akan tetapi tetap masih ada penentuan masa manfaat agar dapat ditentukan penyusutan aset yang diperoleh.

b. Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis sesuai paragraf 42 PSAP 07 bahwa nilai aset yang diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat aset yang diserahkan setelah disesuaikan dengan jumlah kas yang diserahkan.

Artinya nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tetap yang diserahkan harus diketahui. Masa manfaat aset tetap yang diterima ditentukan kembali agar dapat ditentukan perhitungan penyusutan untuk tahun berikutnya.

95. Perbaikan yang dilakukan atas suatu aset tetap dapat menambah masa manfaat atau menambah kapasitas aset tetap yang bersangkutan dan pengeluaran untuk perbaikan tersebut dinamakan dengan pengeluaran

modal (capital expenditure).

96. Menurut paragraf 49 PSAP 07 pengeluaran modal ditambahkan ke nilai tercatat tetap yang bersangkutan. Artinya pengeluaran modal ditambahkan pada nilai buku aset tetap yang bersangkutan. Nilai buku aset ditambah dengan pengeluaran modal akan menjadi nilai baru yang dapat disusutkan selama sisa masa manfaat aset tetap bersangkutan.

97. Penghitungan penyusutan untuk aset yang nilainya relatif kecil dapat dilakukan dengan mengelompokkan aset-aset tersebut, kemudian besarnya penyusutan dari kelompok aset tersebut. Kelompok aset tersebut harus memiliki persamaan atribut, misalnya aset tetap dengan masa manfaat yang sama. Dengan adanya persamaan atribut, maka penyusutan dapat dihitung dengan menerapkan presentase penyusutan dengan metode garis lurus terhadap rata-rata aset tetap yang bersangkutan.

98. Untuk menentukan waktu yang akan digunakan dalam perhitungan penyusutan aset tetap yang diperoleh ditengah tahun, Kabupaten Hulu Sungai Selatan menggunakan pendekatan Bulan Penggunaan, dengan pendekatan ini maka waktu penyusutan ditentukan berdasarkan bulan saat aset tersebut digunakan.

99. Perubahan estimasi dan konsekuensinya, meliputi : a. Umur aset sesungguhnya lebih dari estimasi.

Jika masa manfaat aset tetap lebih lama dari perkiraan dalam menentukan penyusutan, masa manfaat telah dilalui dan akumulasi penyusutan telah sama dengan nilai perolehannya dan aset tetap tersebut dapat digunakan, maka nilai perolehan aset tetap dan akumulasinya tetap dicantumkan dalam neraca.

b. Penghentian penggunaan

Aset tetap disusutkan selama aset tersebut memberikan manfaat atau berproduksi. Aset tetap yang tidak dapat diguna-kan dan tidak dapat berproduksi secara permanen tidak disusutkan dan dipindah-kan ke kelompok aset lain-lain.

100. Adakalanya suatu aset tetap dihapuskan dari neraca dikarenakan dijual/dipertukarkan/diserahkan kepada entitas pelaporan lainnya, maka penyusutan tetap diperhitungkan sampai bulan terakhir sebelum tanggal pelepasan. Sehingga akumulasi penyusutan aset tetap tersebut yang dikeluarkan dari neraca sebesar akumulasi penyusutan per periode terakhir sebelum tanggal pelepasan aset tersebut.

Pengukuran Penyusutan Aset Tetap

101. Metode penyusutan yang dipergunakan adalah Metode garis lurus (straight line method). dimana metode ini menetapkan tarif penyusutan untuk

masing-masing periode dengan jumlah yang sama.

102. Metode garis lurus atau straight line method adalah metode penyusutan dimana besarnya penyusutan selalu sama dari tiap periode akuntansi selama umur ekonomis dari aset tetap yang bersangkutan.

Metode ini dipilih karena metode ini dianggap sebagai metode yang paling mudah dan sederhana.

103. Untuk perhitungan penyusutan, dihitung secara bulanan yaitu pada periode bulan saat perolehan aset tetap.

104. Neraca Awal Kabupaten Hulu Sungai Selatan ditetapkan bulan Januari 2007. Untuk aset-aset yang diperoleh sebelum saat penyusunan Neraca Awal, maka aset tersebut disajikan dengan nilai wajar pada saat penyusunan Neraca Awal tersebut.

105. Untuk menghitung penyusutan aset-aset yang diperoleh sebelum penetapan Neraca Awal, pertama ditetapkan sisa masa manfaat pada saat penyusunan Neraca Awal, selanjutnya dihitung masa antara Neraca Awal dengan saat penerapan penyusutan.

106. Masa manfaat untuk menghitung tarif penyusutan untuk masing- masing kelompok aset tetap adalah sebagai berikut:

107. Rincian Masa Manfaat diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Penyajian dan Pengungkapan Penyusutan Aset Tetap

108. Penyusutan Aset Tetap disajikan dalam Neraca sebagai pengurang nilai Aset Tetap dan disajikan secara akumulasi.

109. Informasi penyusutan, meliputi:

a. Nilai penyusutan;

b. Metode penyusutan yang digunakan;

c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

d. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap

110. Suatu aset tetap dan akumulasi penyusutannya dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan dianggap tidak memiliki manfaat ekonomi/sosial signifikan dimasa yang akan datang setelah ada Keputusan dari Kepala Daerah dan/atau dengan persetujuan DPRD.

H. KAPITALISASI ASET TETAP