• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ACCOUNTING POLICIES (continued) af. Aset atas kelompok lepasan yang dimiliki

untuk dijual dan operasi yang dihentikan (lanjutan)

af. Assets of disposal group classified as held for sale and discontinuing operations (continued)

Suatu komponen diklasifikasikan sebagai operasi yang dihentikan ketika kriteria untuk mengklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual telah terpenuhi atau telah dilepaskan dan komponen tersebut mewakili lini usaha operasi utama yang terpisah atau bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepakan lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah.

A component is classified as discontinuing operations when the criteria to be classified as held for sale have been met or it has been

disposed of and such a component

represents a separate major line of business of operations or is part of a single coordinated plan to dispose of a separate major line of business or geographical area of operations.

Hasil dari operasi yang dihentikan disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai akun “Laba tahun berjalan dari operasi yang dihentikan”. Bank dan entitas anak menyajikan kembali pengungkapan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan catatan terkait untuk periode sebelumnya yang disajikan dalam laporan keuangan.

The results of discontinuing operations are presented in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income or “Income for the year from discontinuing operations”. The Bank and subsidiaries represented the disclosure of consolidated statements of profit and loss and other comprehensive income and related notes for prior periods presented in the financial statement.

ag. Perubahan kebijakan akuntansi dan

pengungkapan

ag. Change in accounting policies and disclosure

Bank dan entitas anak telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2016 yang dianggap relevan dengan Bank:

The Bank and subsidiaries adopted the following accounting standards, which are considered relevant, starting on January 1, 2016:

• Amandemen PSAK 4: Laporan Keuangan

Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Amandemen ini memperkenankan

penggunaan metode ekuitas untuk

mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri.

Amendments to SFAS 4: Separate

Financial Statements on Equity Method

in Separate Financial Statements,

effective January 1, 2016.

The amendments will allow entities to use the equity method to account for

investments in subsidiaries, joint

ventures and associates in their

separate financial statements.

• Amandemen PSAK 15: Investasi pada

Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Amendments to SFAS 15: Investments

in Associates and Joint Ventures on

Investment Entities: Applying the

Consolidation Exception, effective

January 1, 2016. Amandemen ini membahas isu yang

telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi dalam PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian, memberikan

klarifikasi atas pengecualian dari

penyajian laporan keuangan

konsolidasian yang diterapkan pada entitas induk yang merupakan entitas

The amendments address issues that have arisen in applying the investment entities exception under SFAS 65

Consolidated Financial Statements,

provide clarification on the exemption from presenting consolidated financial statements applies to a parent entity that is a subsidiary of an investment

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ag. Perubahan kebijakan akuntansi dan

pengungkapan (lanjutan)

ag. Change in accounting policies and disclosure (continued)

• Amandemen PSAK 16: Aset Tetap

tentang Klarifikasi Metode yang Diterima

untuk Penyusutan dan Amortisasi,

berlaku efektif 1 Januari 2016.

Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK 16 dan PSAK 19 Aset Tak berwujud bahwa pendapatan

mencerminkan suatu pola manfaat

ekonomik yang dihasilkan dari

pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah bagiannya) daripada

manfaat ekonomik dari pemakaian

melalui penggunaan aset. Sebagai

kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan aset tetap yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat.

Amendments to SFAS 16: Property,

Plant and Equipment on Clarification of the Accepted Method for Depreciation and Amortization, effective January 1, 2016.

The amendments clarify the principle in SFAS 16 and SFAS 19 Intangible Asset that revenue reflects a pattern of economic benefits that are generated from operating a business (of which the asset is part) rather than the economic benefits that are consumed through use of the asset. As a result, a revenue-based method cannot be used to depreciate the property, plant and equipment.

• Amandemen PSAK 19: Aset Tak

berwujud tentang Klarifikasi Metode yang

Diterima untuk Penyusutan dan

Amortisasi, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK 16 Aset Tetap

dan PSAK 19 bahwa pendapatan

mencerminkan suatu pola manfaat

ekonomik yang dihasilkan dari

pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah bagiannya) daripada

manfaat ekonomik dari pemakaian

melalui penggunaan aset. Sebagai

kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan aset tetap yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat dan hanya dapat digunakan dalam situasi yang sangat terbatas untuk amortisasi aset tak berwujud.

Amendments to SFAS 19: Intangible

Assets on Clarification of the Accepted

Method for Depreciation and

Amortization, effective January 1, 2016. The amendments clarify the principle in SFAS 16 Property, Plant and Equipment and SFAS 19 that revenue reflects a pattern of economic benefits that are generated from operating a business (of which the asset is part) rather than the economic benefits that are consumed through use of the asset. As a result, a revenue-based method cannot be used to depreciate the property, plant and equipment and may only be used in very

limited circumstances to amortize

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ag. Perubahan kebijakan akuntansi dan

pengungkapan (lanjutan)

ag. Change in accounting policies and disclosure (continued)

• Amandemen PSAK 24: Imbalan Kerja

tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja, berlaku efektif 1 Januari 2016.

PSAK 24 meminta entitas untuk

mempertimbangkan iuran dari pekerja

atau pihak ketiga ketika

memperhitungkan program manfaat pasti. Ketika iuran tersebut sehubungan dengan jasa, iuran tersebut harus diatribusikan pada periode jasa sebagai imbalan negatif. Amandemen ini mengklarifikasi bahwa, jika jumlah iuran tidak bergantung

pada jumlah tahun jasa, entitas

diperbolehkan untuk mengakui iuran tersebut sebagai pengurang dari biaya jasa dalam periode ketika jasa terkait diberikan, daripada mengalokasikan iuran tersebut pada periode jasa.

Amendments to SFAS 24: Employee

Benefits on Defined Benefit Plans:

Employee Contributions, effective

January 1, 2016.

SFAS 24 requires an entity to consider contributions from employees or third parties when accounting for defined benefit plans. Where the contributions are linked to service, they should be attributed to periods of service as a negative benefit. These amendments clarify that, if the amount of the contributions is independent of the number of service years, an entity is

permitted to recognize such

contributions as a reduction in the service cost in the period in which the service is rendered, instead of allocating the contributions to the periods of service.

• Amandemen PSAK 65: Laporan

Keuangan Konsolidasian tentang Entitas

Investasi: Penerapan Pengecualian

Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian

entitas investasi dalam PSAK 65,

memberikan klarifikasi atas pengecualian

dari penyajian laporan keuangan

konsolidasian yang diterapkan pada entitas induk yang merupakan entitas anak dari entitas investasi, ketika entitas

investasi tersebut mengukur semua

entitas anaknya dengan nilai wajar.

Amendments to SFAS 65: Consolidated

Financial Statements on Investment Entities: Applying the Consolidation Exception, effective January 1, 2016.

The amendments address issues that have arisen in applying the investment entities exception under SFAS 65. The amendments clarify that the exemption from presenting consolidated financial statements applies to a parent entity that is a subsidiary of an investment entity, when the investment entity measures all of its subsidiaries at fair value.

• Amandemen PSAK 66: Pengaturan

Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Amandemen ini mensyaratkan untuk mencatat akuisisi kepentingan dalam operasi bersama, yang mana aktifitas dari operasi bersamanya merupakan bisnis harus menerapkan prinsip terkait dari

Amendments to SFAS 66: Joint

Arrangements on Accounting

Acquisition of Interests in Joint

Operations, effective January 1, 2016. The amendments require that a joint operator accounting for the acquisition of an interest in a joint operation, in which the activity of the joint operation constitutes a business must apply the

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ag. Perubahan kebijakan akuntansi dan

pengungkapan (lanjutan)

ag. Change in accounting policies and disclosure (continued)

• Amandemen PSAK 67: Pengungkapan

Kepentingan dalam Entitas Lain tentang

Entitas Investasi: Penerapan

Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi dalam PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian, memberikan

klarifikasi atas pengecualian dari

penyajian laporan keuangan

konsolidasian yang diterapkan pada entitas induk yang merupakan entitas anak dari entitas investasi, ketika entitas

investasi tersebut mengukur semua

entitas anaknya dengan nilai wajar.

Amendments to SFAS 67: Disclosure of

Interests in Other Entities on Investment Entities: Applying the Consolidation Exception, effective January 1, 2016.

The amendments address issues that have arisen in applying the investment entities exception under SFAS 65 Consolidated Financial Statements. The amendments clarify that the exemption from presenting consolidated financial statements applies to a parent entity that is a subsidiary of an investment entity, when the investment entity measures all of its subsidiaries at fair value.

• Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

(“ISAK”) 30 (2015): Pungutan, yang

diadopsi dari International Financial

Reporting Interpretations Committee

(“IFRIC”) 21, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Interpretasi ini membahas akuntansi

liabilitas membayar pungutan jika

termasuk dalam ruang lingkup PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset

Kontinjensi. Interpretasi ini juga

membahas akuntansi liabilitas membayar pungutan yang waktu dan jumlahnya pasti.

Interpretations of Statements of

Financial Accounting Standard (IFAS)

30 (2015): Levies, adopted from

International Financial Reporting

Interpretations Committee (“IFRIC”) 21, effective January 1, 2016.

This Interpretation addresses the

accounting for a liability to pay a levy if that liability is within the scope of SFAS 57 Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets. It also addresses the accounting for a liability to pay a levy whose timing and amount is certain.

• PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen

Operasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Penyesuaian ini mengklarifikasi:

SFAS 5 (2015 Improvement): Operating

Segments, effective January 1, 2016. The improvement clarifies that:

- Entitas mengungkapkan

pertimbangan yang dibuat oleh

manajemen dalam penerapan

kriteria agregasi PSAK 5 paragraf 12 termasuk penjelasan singkat mengenai segmen operasi yang

digabungkan dan karakteristik

ekonomi.

- Pengungkapan rekonsiliasi aset

- An entity must disclose the

judgements made by management in applying the aggregation criteria in paragraph 12 of SFAS 5 including a brief description of operating segments that have

been aggregated and the

economic characteristics.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ag. Perubahan kebijakan akuntansi dan

pengungkapan (lanjutan)

ag. Change in accounting policies and disclosure (continued)

• PSAK 7 (Penyesuaian 2015):

Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi,

berlaku efektif 1 Januari 2016.

Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa

entitas manajemen (entitas yang

menyediakan jasa personil manajemen

kunci) adalah pihak berelasi yang

dikenakan pengungkapan pihak berelasi. Di samping itu, entitas yang memakai

entitas manajemen mengungkapkan

biaya yang terjadi untuk jasa

manajemennya.

SFAS 7 (2015 Improvement): Related

Party Disclosures, effective January 1, 2016.

The improvement clarifies that a

management entity (an entity that provides key management personnel services) is a related party subject to the related party disclosures. In addition, an entity that uses a management entity is required to disclose the expenses incurred for management services.

• PSAK 13 (Penyesuaian 2015): Properti

Investasi, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Penjelasan tambahan jasa PSAK 13 membedakan antara properti investasi dan properti yang digunakan sendiri. Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa

PSAK 22, dan bukan penjelasan

tambahan jasa PSAK 13, digunakan untuk menentukan apakah transaksi tersebut adalah pembelian aset atau kombinasi bisnis.

SFAS 13 (2015 Improvement):

Investment Property, effective

January 1, 2016.

The description of ancillary services in

SFAS 13 differentiates between

investment property and

owner-occupied property. The improvement clarifies that SFAS 22, and not the description of ancillary services in SFAS 13, is used to determine if the transaction is the purchase of an asset or business combination.

• PSAK 16 (Penyesuaian 2015): Aset

Tetap, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa dalam PSAK 16 dan PSAK 19 aset dapat direvaluasi dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat bruto ataupun neto. Dan akumulasi penyusutan atau amortisasi adalah perbedaan antara jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya.

SFAS 16 (2015 Improvement): Property,

Plant and Equipment, effective

January 1, 2016.

The improvement clarifies that in SFAS 16 and SFAS 19 that the asset may be revalued by reference to observable data on either the gross or the net carrying amount. In addition, the

accumulated depreciation or

amortization is the difference between the gross and carrying amounts of the asset. Carrying amounts of the asset is restated by revaluated amounts.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ag. Perubahan kebijakan akuntansi dan

pengungkapan (lanjutan)

ag. Change in accounting policies and disclosure (continued)

• PSAK 19 (Penyesuaian 2015): Aset Tak

berwujud, berlaku efektif 1 Januari 2016. Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa dalam PSAK 16 dan PSAK 19 aset dapat direvaluasi dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat bruto ataupun neto. Dan akumulasi penyusutan atau amortisasi adalah perbedaan antara jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya.

SFAS 19 (2015 Improvement):

Intangible Assets, effective January 1, 2016.

The improvement clarifies that in SFAS 16 and SFAS 19 that the asset may be revalued by reference to observable data on either the gross or the net carrying amount. In addition, the

accumulated depreciation or

amortization is the difference between the gross and carrying amounts of the asset. Carrying amounts of the asset is restated by revaluated amounts.

• PSAK 22 (Penyesuaian 2015): Kombinasi

Bisnis, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Penyesuaian ini mengklarifikasi:

- Pengaturan bersama, tidak hanya

ventura bersama, adalah di luar dari ruang lingkup PSAK 22, pengecualian ruang lingkup ini diterapkan untuk akuntansi dalam

laporan keuangan pengaturan

bersama itu sendiri.

- Seluruh imbalan kontinjensi yang

timbul dari kombinasi bisnis dan tidak diklasifikasi sebagai ekuitas diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laba rugi terlepas apakah itu

termasuk dalam ruang lingkup

PSAK 55.

SFAS 22 (2015 Improvement): Business

Combinations, effective January 1,

2016.

The improvement clarifies:

- Joint arrangements, not just joint ventures, are outside the scope of SFAS 22, this scope exception applies only to the accounting in the financial statements of the joint arrangement itself.

- all contingent consideration

arrangements arising from a

business combination that not classified as equity should be measured at fair value through profit or loss whether or not they fall within the scope of SFAS 55.

• PSAK 25 (Penyesuaian 2015): Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.

Penyesuaian ini memberikan koreksi editorial pada PSAK 25 paragraf 27.

SFAS 25 (2015 Improvement):

Accounting Policies, Changes in

Accounting Estimates and Errors. The improvement provides editorial correction for paragraph 27 of SFAS 25.

• PSAK 53 (Penyesuaian 2015):

Pembayaran Berbasis Saham, berlaku efektif 1 Januari 2016.

SFAS 53 (2015 Improvement):

Share-based Payment, effective January 1, 2016.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

ag. Perubahan kebijakan akuntansi dan

pengungkapan (lanjutan)

ag. Change in accounting policies and disclosure (continued)

• PSAK 68 (Penyesuaian 2015):

Pengukuran Nilai Wajar, berlaku efektif 1 Januari 2016.

Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa pengecualian portofolio dalam PSAK 68 dapat diterapkan tidak hanya pada kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan, tetapi juga diterapkan pada kontrak lain dalam ruang lingkup PSAK 55.

SFAS 68 (2015 Improvement): Fair

Value Measurement, effective

January 1, 2016.

The improvement clarifies that the portfolio exception in SFAS 68 can be applied not only to financial assets and financial liabilities, but also to other contracts within the scope of SFAS 55.

• PSAK No. 110 (Revisi 2015): Akuntansi

Sukuk.

SFAS 110 (Revised 2015): Sukuk

Accounting

3. PERTIMBANGAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI