• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

TARGET PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga

Semua komponen Belanja yang disebutkan disini adalah kelompok/komponen belanja yang termasuk dalam anggaran Belanja Tidak Langsung (BTL), yang masing-masing komponen belanja dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Belanja Pegawai

Belanja Pegawai terdiri dari Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS, Belanja Penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, termasuk Uang Representasi dan Tunjangan Pimpinan dan Anggota DPRD, Gaji dan Tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Biaya Pemungutan Pajak Daerah. Belanja Pegawai pada TA. 2015 dianggarkan sebesar Rp. 434.211.346.875,00, mengalami kenaikan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 13 sebesar Rp. 20.732.675.202,00 atau 5,01% dibandingkan pada APBD murni Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 413.478.671.673,00.

b. Belanja Bunga

Sama seperti pada tahun 2014, untuk komponen Belanja Bunga pada tahun anggaran 2015 tidak dianggarkan karena Pemerintah Provinsi tidak melakukan pinjaman daerah.

c. Belanja Subsidi

Belanja Subsidi terdiri dari subsidi langsung, dengan melaksanakan pasar murah pada hari-hari besar tertentu, dan subsidi kepada perusahaan penerbangan, yaitu penerbangan perintis antar provinsi dan kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Belanja Subsidi pada Tahun Anggaran 2014 dianggarkan sebesar Rp. 21.079.630.000,00, tidak mengalami kenaikan, sama seperti target pada APBD Tahun Anggaran 2014.

d. Belanja Hibah

Belanja Hibah pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp.310.508.620.000.000,00 naik sebesar Rp.16.000.000.000,00 (5,43%) dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 294.508.620.000,00.

Komponen Belanja Hibah ini terdiri dari :

1) Hibah dana BOS (transfer pusat), dianggarkan sebesar Rp. 247.077.800.000,00 naik sebesar Rp. 2.000.000.000,00 (0,82%) dibandingkan target pada APBD TA. 2014 sebesar Rp. 245.077.800.000,00

2) Hibah Fungsi Pendidikan (daerah), dianggarkan sebesar Rp.29.454.375.000,00 mengalami kenaikan sebesar

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 14 Rp.10.439.399.550,00 (54,90%) dibandingkan alokasi APBD TA. 2014 sebesar Rp. 19.014.975.450,00

3) Hibah kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan, dianggarkan sebesar Rp.33.976.445.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.15.146.445.000,00 (80,44%) dibandingkan dengan alokasi APBD TA. 2014 sebesar Rp.18.830.000.000,00.

e. Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial dianggarkan sebesar Rp. 100.354.089.500,00, atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 31.577.644.500,00 (45,91%) dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 68.776.445.000,00.

Belanja Bantuan Sosial ini terdiri dari:

1) Bantuan Sosial Fungsi Pendidikan, dianggarkan sebesar Rp.30.944.144.500,00, mengalami kenaikan sebesar Rp.1.877.644.500,00 (6,46%) dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar Rp.29.066.500.000,00

2) Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan, Kelompok, Panitia dan Perorangan, dianggarkan sebesar Rp.69.409.945.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp. 29.700.000.000,00 (74,79%) dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar Rp. 39.709.945.000,00.

f. Belanja Bagi Hasil

Belanja Bagi Hasil yaitu belanja bagi hasil pajak provinsi kepada kabupaten/kota terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), pajak bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Kendaraan Atas Air (PKAA), Bea

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 15 Balik Nama Kendaraan Atas Air (BBN-KAA), Pajak Air Permukaan/Pajak Air bawah tanah (PAP/PABT) berdasarkan target penerimaan provinsi. Jumlah anggaran Belanja Bagi Hasil ini pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp. 663.467.818.000,00 naik sebesar Rp. 102.133.438.000,00 atau 18,19 persen dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.561.334.380.000,00.

g. Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Bantuan Keuangan pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp. 161.379.175.625,00 dibandingkan dengan APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 159.162.886.932,00, mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.216.228.693,00 atau 1,39 persen.

Belanja Bantuan Keuangan ini mencakup komponen sebagai berikut: 1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan,

dianggarkan sebesar Rp. 49.187.840.279,00, mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.622.839.219,00 (3,41%) dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar Rp.47.565.001.060,00.

2) Bantuan Keuangan dalam rangka pelaksanaan Pilkada kabupaten/kota, pada TA. 2015 tidak dianggarkan. Sedangkan Alokasi Bantuan Keuangan dalam rangka pelaksanaan Pilkada kabupaten/kota tahun 2014 dianggarkan pada APBD TA. 2014 sebesar Rp. 20.000.000.000,00.

3) Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka menunjang program pembangunan bidang pendidikan (Program KALTENG HARATI) di kabupaten/kota, dianggarkan sebesar Rp.67.657.585.346,00, mengalami kenaikan sebesar Rp.3.131.794.846,00 (4,85%) dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar Rp.64.525.790.500,00.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 16 Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan Program Kalteng Harati ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

4) Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka menunjang program pembnagunan bidang kesehatan (Program KALTENG BARIGAS) di kabupaten/kota, dianggarkan sebesar Rp.43.000.000.000,00, mengalami kenaikan sebesar Rp.1.000.000.000,00, (2,38%), dimana pada APBD TA. 2014 dialokasikan anggaran sebesar Rp.42.000.000.000,00, untuk Bantuan Keuangan ini.

Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan Program Kalteng Barigas ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Bantuan Keuangan dalam rangka Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD), dianggarkan sebesar Rp.600.000.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.300.000.000,00 (100%), dimana pada APBD TA. 2014 dialokasikan anggaran sebesar Rp.300.000.000,00.

h. Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga disediakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 17 Pada tahun 2015, Belanja Tidak Terduga dianggarkan sebesar Rp. 4.000.000.000,00, naik sebesar Rp. 2.335.532.573,00 atau 140,32 persen dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.1.664.467.427,00.

4.2.3 . Kebijakan Pembangunan Daerah, Kendala yang dihadapi, Strategi dan Prioritas Pembangunan Daerah

a. Kebijakan Pembangunan Daerah

Tahun 2015 merupakan tahapan akhir dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, namun masih tetap merupakan kelanjutan dan penuntasan bagi keseluruhan tahap pembangunan selama 5 (lima) tahun.

Sasaran utama pembangunan daerah pada tahun 2015 diarahkan untuk pencapaian target indikator makro pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai berikut:

- Pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5%; - Pencapaian laju inflasi sebesar 2,5%;

- Penurunan angka kemiskinan menjadi 2,0%; - Penurunan angka pengangguran menjadi 2,0%;

Adapun arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2015 dengan mengacu pada RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, adalah :

1. Pengembangan pusat-pusat ekonomi unggulan daerah

2. Pengembangan sarana dan prasarana bagi tenaga pendidik dan kependidikan

3. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 18 5. Penyediaan sarana-prasarana dan infrastruktur pendidikan dan

kesehatan

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan

7. Pengembangan infrastruktur dan jaringan transportasi, komunikasi, informatika, pengairan dan kelistrikan

8. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan keterampilan masyarakat

9. Peningkatan inovasi dan produktivitas ekonomi kerakyatan 10. Pengembangan kapasitas dan kinerja aparatur

11. Pengembangan budaya lokal

12. Pengembangan daya saing dan orientasi ekspor komoditas lokal 13. Pengembangan kultur masyarakat yang rukun, damai, dan

sejahtera.

b. Kendala yang dihadapi

Pada umumnya kendala yang dihadapi di Kalimantan Tengah dalam lima tahun ke depan masih dipengaruhi oleh faktor keterisolasian wilayah karena terbatasnya infrastruktur jalan dan sarana/prasarana pelayanan dasar lainnya, rendahnya kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan, serta minimnya akses modal, informasi pasar dan teknologi untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, isu strategis dan masalah mendesak pada tiap misi pembangunan yang faktual dihadapi pada tahun 2015, dengan mengacu pada RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, antara lain sebagai berikut :

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 19 1. Masalah penyediaan infrastruktur pembangunan

Permasalahan dalam infrastruktur pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah yang paling utama adalah menyangkut ketersediaan infrastruktur dasar bagi berjalannya roda pembangunan daerah, meliputi permasalahan aksesibilitas daerah, irigasi teknis, dan kelistrikan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain mencakup:

a) Belum terwujudnya sistem dan jaringan transportasi, komunikasi, dan informasi yang mendukung aktifitas ekonomi kerakyatan.

b) Masih terbatasnya infrastruktur pengairan yang mendukung ketahanan pangan.

c) Belum optimalnya pemanfaatan sumber energi untuk masyarakat.

d) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur terutama prasarana jalan dan jembatan, serta prasarana lalu lintas air antarkabupaten/kota.

e) Luasnya wilayah Kalimantan Tengah yang dihuni oleh penduduk relatif sedikit dan terpencar-pencar tidak merata menyebabkan pelayanannya menjadi relatif sulit.

Dokumen terkait