• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TENTANG"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ANTARA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NOMOR : 903/ 942 /VII/Bapp

dan

NOMOR : 180/ 31 /DPRD/2014

TANGGAL 17 JULI 2014

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2015

(2)

1

-RANCANGAN

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NOMOR 903/ 942 /VII/Bapp

dan

NOMOR 180/ 31 /DPRD/2014

Tanggal 17 Juli 2014

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2015

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : A. TERAS NARANG, SH. Jabatan : Gubernur Kalimantan Tengah Alamat Kantor : Jl. RTA. Milono No. 1 Palangka Raya

bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. 2. a. Nama : R. ATU NARANG, SE

Jabatan : Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Alamat Kantor : Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya

b. Nama : Ir. H. ABDUL RAZAK

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Alamat Kantor : Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya

(3)

2

-c. Nama : HENDRY S.DALIM, SH, MH

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Alamat Kantor : Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya

d. Nama : Ir. H. ARIEF BUDIATMO

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Alamat Kantor : Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya

sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2015.

Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015, Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun Anggaran 2015.

Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2015 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.

(4)

3

-Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2015.

Palangka Raya, 17 Juli 2014

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH selaku,

PIHAK PERTAMA

A. TERAS NARANG, SH.

PIMPINAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

selaku, PIHAK KEDUA

R. ATU NARANG, SE

Ketua

Ir. H. ABDUL RAZAK

Wakil Ketua

HENDRY S. DALIM, SH, MH

Wakil Ketua

Ir. H. ARIEF BUDIATMO

Wakil Ketua Pejabat Paraf Sekda Asisten Ka. Bappeda Ka. Dispenda Karo Keuangan Karo Hukum

(5)

LAMPIRAN

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NOMOR : 903/ 942 /VII/Bapp

dan

NOMOR : 180/ 31 /DPRD/2014

Tanggal 17 Juli 2014

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2015

(6)

KEBIJAKAN UMUM

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(KUA)

(7)

i

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) ... I - 1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)... I - 3 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) ... I - 3

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014... II - 1 2.2 Rencana Target Ekonomi Makro Daerah Tahun 2015... II - 9

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) TAHUN ANGGARAN 2014 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalampenyusunan

Rancangan APBN Tahun 2015 ... III - 1 3.2 Asumsi Dasar yang digunakan dalam penyusunan RAPBD

Tahun Anggaran 2015... III - 1 3.2.1 Laju Inflasi ... III - 1 3.2.2 Pertumbuhan PDRB (tanpa Migas) ... III - 2 3.2.3 Lain-lain Asumsi ... III - 2

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

4.1 Kebijakan Pendapatan Daerah ... IV- 1 4.1.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah

Tahun Anggaran 2015 ... IV - 2 4.1.2 Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015... IV - 3 4.1.3 Upaya-Upaya Pemerintah Daerah dalam mencapai

(8)

ii

4.2 Kebijakan Belanja Daerah ... IV - 10 4.2.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2015 ... IV - 10 4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah,

Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan

Keuangan dan Belanja Tidak Terduga ... IV - 12 4.2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah, Kendala yang

dihadapi, Strategi dan Prioritas Pembangunan Daerah.... IV - 17 4.2.4 Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintahan

Daerah dan SKPD... IV - 28 4.3 Kebijakan Pembiayaan Daerah ... IV - 29 4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan ... IV - 29 4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan ... IV – 31 BAB V PENUTUP...V - 1

(9)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah ... II - 11 Tabel 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam RAPBN Tahun 2015... III - 1 Tabel 4.1 Prakiraan Target Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

(10)

iv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2009 – 2014 ...II - 1 Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah

(11)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)

Dalam pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan pasal 83 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, disebutkan bahwa berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kepala Daerah menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Kebijakan Umum APBD adalah dokumen yang memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah dan strategi pencapaiannya untuk periode 1 (satu) tahun sebagai acuan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Rancangan KUA dan rancangan PPAS dibahas antara Kepala Daerah dan DPRD dalam pembicaraan pendahuluan pembahasan RAPBD untuk disepakati menjadi KUA dan PPAS. KUA dan PPAS yang telah disepakati, masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan. Selanjutnya, berdasarkan nota kesepakatan tersebut, Kepala Daerah menerbitkan pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sebagai pedoman bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD, yang selanjutnya akan menjadi bahan untuk menyusun Rancangan APBD Tahun Anggaran 2015.

(12)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 I - 2 KUA dan PPAS APBD Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2015 disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 dan memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015. Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Daerah dan Pemerintah dalam penyusunan Rancangan APBD adalah sebagaimana gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1

Sinkronisasi Penyusunan Rancangan APBD (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004) RPJMD Renstra SKPD Renja SKPD RKPD KUA PPAS PEDOMAN PENYUSUNAN RKA-SKPD RAPERDA APBD TAPD RKA-SKPD Disampaikan Pertengahan Juni dan

Dibahas bersama DPRD paling lambat akhir Juli 5 tahun 5 tahun 1 tahun 1 tahun RKP RPJMN

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH 1 tahun 1 tahun 5 tahun RPJPD RPJPN 20 tahun 20 tahun Renstra K/ L Renja K/ L 5 tahun 1 tahun pedoman dijabarkan pedoman diacu pedoman pedoman pedoman dijabarkan diacu pedoman Diserasikan dg Musrenbang Diacu Diperhatikan Disusun paling lambat Agustus - September

disusun, dibahas dan disetujui bersama

paling lambat Oktober - Nopember

(13)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 I - 3 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)

Tujuan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) adalah sebagai berikut:

1. Untuk menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah, yang memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah, serta strategi pencapaiannya untuk periode 1 (satu) tahun.

2. Sebagai pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015.

3. Mensinkronkan agenda dan program prioritas pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dengan kebutuhan riil masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga pendanaan desentralisasi sinergis dengan pendanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan di Provinsi Kalimantan Tengah.

4. Merupakan media konsultasi publik bagi segenap stakeholders daerah untuk merumuskan kebijakan umum pembangunan daerah, serta rekomendasi kebijakan guna mendukung implementasi program/kegiatan tahun anggaran berikutnya, khususnya yang akan dibiayai melalui APBD.

1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2015 1. Undang–Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang

Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

(14)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 I - 4 Indonesia Nomor 1284) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1622);

2. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(15)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 I - 5 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(16)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 I - 6 15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014; 19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan, Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

(17)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 I - 7 Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN) 2010-2014;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015; 25. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 15), sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 46);

26. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 34);

(18)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 I - 8 27. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 40).

28. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014 Nomor 18).

(19)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 1

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014

Dalam lima tahun terakhir, kondisi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000. Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah mencapai 5,57 persen dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2010 menjadi sebesar 6,50%, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 6,77 persen. selanjutnya pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 6,69 persen. Pada tahun 2013, perekonomian Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 7,37 persen, dan sampai dengan triwulan I tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah mencapai 5,55 persen. Untuk lebih jelasnya, kondisi perekonomian Kalimantan Tengah dalam kurun waktu enam tahun terakhir disajikan pada grafik 2.1. dibawah ini.

Grafik 2.1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2009 – 2014

(20)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 2

Berdasarkan hasil Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Tengah Triwulan I–2014 oleh Bank Indonesia Palangka Raya, perekonomian Kalimantan Tengah di triwulan I-2014 tumbuh sebesar 5,55% (yoy) melambat dibandingkan tahun 2013 (7,37%). Pada sisi permintaan, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh masih rendahnya konsumsi pemerintah. Sementara di sisi penawaran, kinerja pertumbuhan pada sektor ekonomi dominan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor pertambangan menjadi penyebab melambatnya laju perekonomian Kalimantan Tengah. Perekonomian Kalimantan Tengah (Kalteng) pada triwulan II-2014 diproyeksi meningkat. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 6,42 – 6,92% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2013 yang tumbuh 8,61%.

Melambatnya laju perekonomian Kalteng pada triwulan I-2014 terutama dipicu oleh kinerja pertumbuhan komponen ekspor. Hal tersebut merupakan dampak dari penurunan permintaan batu bara dari Tiongkok dan India serta pemberlakuan kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah sesuai UU Minerba No.4 tahun 2009. Sementara dari sisi penawaran, salah satu dampak pemberlakukan UU tersebut tercermin pada nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari sisi permintaan pada triwulan I-2014, ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga (RT), pemerintah dan investasi (PMTB). Sementara, ekspor cenderung tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Ditambah lagi, masih tingginya pertumbuhan impor menjadi pemicu melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Faktor diberlakukannya penerapan UU Minerba menjadi pemicu utama melambatnya ekspor pada triwulan I-2014. Namun demikian, masih optimisnya masyarakat terkait kondisi ekonomi tercermin dari kinerja konsumsi RT yang relatif stabil, serta tingginya komitmen pemerintah daerah dalam mempercepat penyerapan belanja turut mempengaruhi kinerja konsumsi pemerintah dan PMTB.

(21)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 3

Pada Regional Kalimantan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada Triwulan I-2014 adalah yang tertinggi untuk pertumbuhan Q to Q. Secara berurutan pertumbuhan ekonomi Q to Q masing-masing adalah Kalimantan Tengah (1,59 persen); Kalimantan Timur (0,72 persen); Kalimantan Barat (-4,65 persen) dan Kalimantan Selatan (-7,49 persen), sedangkan pertumbuhan ekonomi Y on Y secara berurutan Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur masing-masing sebesar 5,87; 5,55; 4,69 dan 2,44 persen.

Sementara itu, dibandingkan nasional, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, seperti terlihat pada grafik 3.2

Grafik 3.2.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional

Tahun 2009 – 2014

Sumber: BPS Prov. Kalteng, 2014; Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional BI, 2014

Berdasarkan Berita Resmi Statistik dari BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan I-2014 terhadap triwulan IV-2013 (Q to Q) mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen. Komponen yang arah pertumbuhannya positif yaitu komponen konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,33 persen. Sektor paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor pertanian (13,03%) dan terendah pada sektor Pertambangan dan Penggalian (-13,12%). Sumber

(22)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 4

pertumbuhan tertinggi adalah Sektor Pertanian yaitu sebesar 3,37 persen. PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2014 dibanding triwulan yang sama tahun 2013 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 5,55 persen, dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor Jasa-jasa sebesar 9,50 persen. Sumber utama pertumbuhan berasal dari sektor Pertanian, Jasa-jasa, dan Perdagangan Hotel dan Restoran, masing-masing sebesar 1,50; 1,24; dan 1,18 persen. Dari sisi penggunaan, PDRB triwulan I-2014 digunakan untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik (47,25 persen), konsumsi rumah tangga sebesar (43,82 persen), konsumsi pemerintah (17,94 persen) serta ekspor neto -13,53 persen (ekspor 45,51 persen dan impor 59,04 persen). Komponen-komponen PDRB penggunaan pada triwulan I-2014 dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (Q to Q) mengalami pertumbuhan positif. Komponen yang arah pertumbuhannya positif hanya komponen konsumsi Rumah Tangga, sebesar 1,33 persen.

Tingkat inflasi tahun 2014 sesuai dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010–2015 diproyeksikan sebesar 3,0 persen. Berdasarkan hasil Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Tengah Triwulan triwulan I–2014 oleh Bank Indonesia Palangka Raya, inflasi Kalimantan Tengah di triwulan I-2014 mencapai 5,24 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,79 persen). Jika ditinjau dari inflasi kumulatifnya, inflasi Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan I-2014 mencapai 1,06 persen.

Berdasarkan data Berita Resmi Statistik bulan Juni 2014 oleh BPS Provinsi Kalimantan Tengah, laju inflasi pada bulan Januari-Mei 2014 adalah 2,25 persen untuk Kota Palangka Raya, sedangkan untuk Kota Sampit sebesar 2,06 persen. Jadi laju inflasi Kalimantan Tengah yang merupakan gabungan dari Kota Palangka Raya dan Sampit pada bulan Januari-Mei 2014 adalah sebesar 2,18 dan laju inflasi year

on year (Mei 2014 terhadap Mei 2013) adalah sebesar 6,51 persen. Untuk

mencapai target RPJMD tingkat inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah yang pada tahun 2014 diperkirakan sebesar 3,0 persen, maka diperlukan upaya-upaya nyata untuk pengawalan program-program pembangunan agar pengendalian inflasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

(23)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 5

Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Tengah pada Februari 2014 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja. Namun disisi lain tingkat pengangguran cenderung meningkat dari kondisi Februari 2013. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 sebanyak 1.247.770 orang bertambah sebanyak 88.936 orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 29.491 orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 sebesar 1.213.985 orang bertambah sebanyak 89.968 orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 17.332 orang dibanding keadaan Februari 2013. Sementara jumlah penganggur pada Februari 2014 mencapai 33.785 orang mengalami penurunan sebanyak 1.032 orang jika dibanding keadaan Agustus 2013. Namun jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013 mengalami peningkatan sebanyak 12.159 orang. Kemudian selama setahun terakhir juga terjadi peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 0,08 persen. Dalam periode setahun terakhir (Februari 2013 -Februari 2014) penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap berkurang sebanyak 7.878 orang dan penduduk bekerja berstatus buruh/karyawan naik sebanyak 55.754 orang. Peningkatan ini menyebabkan jumlah pekerja formal bertambah sebanyak 47.876 orang dan persentase pekerja formal naik dari 37,47 persen pada Februari 2013 menjadi 40,88 persen pada Februari 2014. Sementara itu jumlah pekerja informal berkurang sebanyak 30.544 orang atau turun dari 62,53 persen pada Februari 2013 menjadi 59,12 persen pada Februari 2014.

Sementara itu, tingkat pengangguran yang merupakan perbandingan antara penduduk dalam kategori mencari pekerjaan dengan angkatan kerja di Kalimantan Tengah. Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 33.785 orang dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang cenderung meningkat dimana TPT Februari 2013 sebesar 1,78 persen menjadi 2,71 persen pada Februari 2014. Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Diploma menempati posisi teratas yaitu sebesar 9,05 persen disusul oleh TPT pendidikan Universitas sebesar 5,49 persen. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, secara keseluruhan TPT

(24)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 6

mengalami peningkatan pada semua tingkat pendidikan kecuali pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar ke Bawah.

Masalah kemiskinan merupakan tantangan utama yang harus dihadapi dalam pembangunan ekonomi daerah. Sesuai RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010–2015, angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014 diproyeksikan sebesar 2,5 persen dengan asumsi pertumbuhan PDRB tahun 2014 sebesar 7,3 persen. Berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Tengah, angka kemiskinan Kalimantan Tengah pada tahun 2013 adalah 6,23 %.

Pada tahun 2014 angka kemiskinan diproyeksikan 2,5 persen. Proyeksi angka kemiskinan pada tahun 2014 tersebut cukup berat, mengingat angka kemiskinan pada tahun 2013 masih berkisar 6,23%. Sehubungan dengan penurunan angka kemiskinan ini diperlukan upaya-upaya dan kerja lebih keras lagi, serta semua pihak terkait harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap penurunan angka kemiskinan ini. Melalui pengawalan program-program pembangunan yang sistematis dan pelaksanaan program-program unggulan Provinsi Kalimantan Tengah dengan seluruh komponennya dalam rangka penurunan angka kemiskinan, seperti PM2L, Kalteng Harati, Kalteng Barigas, Gerakan Bersama Memanfaatkan Lahan Terlantar (Geber MLT), Kalteng Besuh, Kalteng Tarang, serta program pemerintah yakni PNPM Mandiri, diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan menjadi 2,5% pada tahun 2014. Berdasarkan kondisi tersebut, pada Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2015, angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 2,0 persen. Untuk itu diperlukan upaya-upaya nyata melalui program-program pembangunan untuk menurunkan angka kemiskinan.

Pada sektor perbankan, Perkembangan aset perbankan searah aktivitas penyaluran kredit karena perannya yang cukup dominan dalam menentukan besar kecilnya skala operasional suatu bank. Di periode ini, pertumbuhan aset perbankan di Kalimantan Tengah melambat disebabkan pertumbuhan kredit juga berada pada arah yang sama. Total aset perbankan sebesar Rp.23,76 triliun atau tumbuh 11,20% dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy) laju pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding triwulan IV-2013

(25)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 7

yang tumbuh 11,36%. Berdasarkan lokasi operasionalnya, sebaran aset terbesar masih berada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang mencapai Rp.8,12 triliun atau 35,11% dari total aset perbankan Kalimantan Tengah. Pangsa aset perbankan di Kotim tersebut relatif menurun dalam 1 tahun terakhir disebabkan adanya peningkatan peran yang lebih tinggi di daerah lain seperti Kota Palangka Raya, Kabupaten Barito Selatan, Murung Raya serta Kapuas. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas penyaluran kredit di ke-4 daerah tersebut dalam setahun terakhir ini lebih ekspansif dibandingkan di Kotim. Selanjutnya di Kota Palangka Raya terdapat aset perbankan sebesar 33,08% atau mencapai Rp. 7,65 triliun, diikuti Kabupaten Kotawaringin Barat (9,51%), Barito Utara (5,61%), Kapuas (4,91%), serta Barito Selatan (3,20%). Sedangkan sisanya tersebar di berbagai kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah. Adapun kenaikan share aset terbesar dalam setahun terakhir terjadi di kota Palangka Raya diikuti oleh kabupaten Barito Selatan dan Murung Raya.

Pertumbuhan Dana pihak ketiga (DPK) perbankan Kalimantan Tengah pada triwulan I-2014 juga mengalami perlambatan dan berada di bawah level rata-rata historisnya dalam 5 tahun yakni sebesar 18,47%. Posisi DPK yang dihimpun perbankan di periode laporan sebanyak Rp. 16,58 triliun, tumbuh 6,96% (yoy). Sementara itu di periode sebelumnya masih mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 12,16%. Adapun komposisi DPK relatif tidak mengalami perubahan dimana yang terbesar masih terdapat pada jenis tabungan (47,30%), diikuti jenis giro (30,96%), dan deposito (21,74%). Pencairan simpanan giro masih terjadi dalam rangka pembiayaan kegiatan-kegiatan investasi sehingga akan berdampak positif terhadap aktivitas perekonomian secara umum. Kondisi ini berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan giro yang melambat dimana pada periode ini tumbuh 4,83% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,92%).

penyaluran kredit dalam skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada triwulan I-2014 tercatat sebesar Rp. 4,24 triliun, atau sekitar 25,53% dari total kredit perbankan. Share kredit UMKM di periode ini relatif

(26)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 8

meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 24,53%. Kategori kredit yang memiliki skala plafon di bawah Rp. 5 miliar tersebut mencatat pertumbuhan yang meningkat dari 21,26% menjadi 21,77% (yoy). Berbeda dengan komposisi kredit secara umum, kredit UMKM lebih didominasi oleh jenis modal kerja yang mencapai 75,16% dari kredit yang tersalurkan. Hal ini sejalan dengan sifat usahanya yang lebih membutuhkan pembiayaan operasional dalam menjalankan aktivitas rutin perusahaan. Sementara sisanya adalah untuk keperluan investasi dengan tingkat serapan sebesar 24,84% . Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran kredit UMKM sebagian besar ditempatkan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, khususnya aktivitas perdagangan ritel yang mencapai 64,55% dari total kredit UMKM. Pangsa terbesar selanjutnya adalah sektor pertanian yakni 14,37% dari total kredit, diikuti sektor konstruksi sebesar 7,40% . Adapun perkembangan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Tengah sampai dengan periode laporan telah mencapai plafon Rp. 2,09 triliun, dengan posisi outstanding sebesar Rp. 892,47 miliar dan jumlah nasabah sebanyak 95.010 orang. Dengan demikian, rata-rata kredit yang disalurkan per debitur di Kalimantan Tengah senilai Rp. 22,03 juta, angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan Nasional dengan rata-rata Rp. 13,85 juta per debitur.

Dari sisi kelembagaan, perluasan kelembagaan perbankan dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur peningkatan aktivitas ekonomi di suatu daerah. Meskipun demikian keterjangkauan perbankan ke daerah-daerah yang belum terlayani oleh jasa keuangan masih perlu ditingkatkan. Peran intemediasi perbankan harus terus didorong, selain untuk mengedukasi masyarakat juga sebagai upaya meminimalisir praktik-praktik yang menyerupai bank namun pada akhirnya memberikan dampak kerugian bagi masyarakat. Sampai dengan triwulan I-2014 jumlah bank di Kalimantan Tengah adalah 19 bank yang terdiri dari 12 (dua belas) bank umum konvensional, 4 (empat) bank umum syariah dan 5 (lima) Bank Perkreditan Rakyat. Pada triwulan laporan terdapat penambahan jumlah bank, yaitu dengan diresmikannya salah satu BPRS di Kota Palangka Raya.

(27)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 9

Tengah pada triwulan I 2014 menunjukkan penurunan, khususnya pada ekspor hasil pertambangan batu bara dan mineral mentah. Penurunan ekspor batu bara lebih dominan disebabkan karena permintaan Tiongkok yang menurun seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok, depresiasi mata uang Renminbi dan persediaan batu bara yang masih tinggi di negara tersebut. Selain itu, permintaan batu bara untuk ekspor ke India juga mengalami penurunan karena pelemahan mata uang Rupee dan persiapan pemilu di negara tersebut. Sementara itu, seiring dengan pemberlakuan UU Minerba, ekspor komoditas mineral Kalimantan seperti bauksit, bijih besi dan zircon dibatasi. Berdasarkan hasil liaison, UU Minerba berdampak pada terhentinya operasional hampir seluruh tambang mineral yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

Kinerja volume ekspor komoditas pertanian yang terdiri dari komoditas karet dan CPO yang merupakan bagian dari komoditas ekspor strategis masing-masing mengalami peningkatan sebesar 35,46% dan 35,58% (yoy) di periode laporan. Meningkatnya ekspor komoditas CPO, selain didorong oleh membaiknya permintaan dari Tiongkok dan India, serta permintaan dari Pakistan yang merupakan pasar alternatif baru sebagai dampak adanya preferential trade agreement (PTA) antara Indonesia dan Pakistan yang dilaksanakan pada September 2014 lalu. Sejalan dengan itu, ekspor karet di triwulan I juga meningkat, terkonfirmasi dari kontak liaison yang menginformasikan bahwa dengan membaiknya perekonomian termasuk diantaranya Tiongkok dan Amerika yang memiliki porsi permintaan komoditas karet mencapai 75% , memacu kinerja ekspor di triwulan I.

2.2. Rencana Target Ekonomi Makro Daerah Tahun 2015

Asesmen terhadap perekonomian Kalimantan Tengah (Kalimantan Tengah) memasuki triwulan II-2014 memperkirakan tingkat pertumbuhan yang masih cukup tinggi, diperkirakan akan lebih tinggi dibanding triwulan I-2014. Pertumbuhan ekonomi didorong oleh permintaan domestik dan eksternal yang semakin membaik. Kondisi ini direspon dengan peningkatan kinerja sektor pertanian dan industri yang menopang lebih dari 35% struktur

(28)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 10

perekonomian Kalimantan Tengah. Ekspansi pertumbuhan juga berpotensi terjadi pada sektor bangunan, keuangan, dan infrastruktur.

Dampak penguatan ekonomi diharapkan semakin bermanfaat bagi masyarakat sejalan dengan penurunan tekanan inflasi di periode mendatang. Laju inflasi tahunan diproyeksi lebih tinggi dari periode triwulan II-2014 namun masih dipengaruhi oleh faktor kendala supply akibat intensitas curah hujan yang meningkat dan gelombang laut tinggi di sekitar perairan pulau Jawa juga akan cenderung mendasari naiknya harga-harga di pasar.

Perekonomian Kalimantan Tengah (Kalimantan Tengah) pada triwulan II-2014 diproyeksi tumbuh 6,42 – 6,92% (yoy) didorong oleh kondisi permintaan domestik dan eksternal yang cenderung menguat. Pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan terutama dipengaruhi oleh tingkat pengeluaran rumah tangga dan pemerintah di triwulan II, serta investasi yang juga masih akan meningkat. Kecenderungan konsumsi masyarakat diperkuat dengan indeks Indeks Tendensi Konsumen (ITK) , dimana pada triwulan II diperkirakan sebesar 109,68 lebih tinggi dari triwulan IV-2014 yang dilaporkan sebesar 109,05. Meningkatnya konsumsi secara umum juga didorong oleh realisasi anggaran belanja pemerintah di triwulan II yang akan semakin dipercepat baik itu di level provinsi maupun kabupaten/kota.

Sementara asesmen sektor ekonomi dominan menunjukkan bahwa perekonomian pada triwulan II-2014 di sektor perkebunan akan meningkat, diperkirakan produksi kelapa sawit akibat curah hujan yang cukup tinggi serta produksi sub sektor tabama yang mulai meningkat. Ditambah lagi dengan kondisi pemulihan ekonomi global yang diperkirakan membaik sehingga mendorong kinerja perekonomian Kalimantan Tengah secara total di akhir triwulan II 2014.

Sektor perkebunan sebagai motor penggerak utama ekonomi Kalimantan Tengah diproyeksi membaik dan menjadi penyeimbang melambatnya pertumbuhan ekonomi di triwulan mendatang. Produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada triwulan II diperkirakan meningkat sebagai dampak musim penghujan yang terjadi pada semester lalu. Kenaikan produksi TBS berimbas langsung pada naiknya produksi CPO Kalimantan Tengah.

Berdasarkan data perkembangan indikator ekonomi makro daerah tahun 2013 dan triwulan I-2014 tersebut di atas, serta mengacu pada proyeksi indikator

(29)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 II - 11

daerah tahun 2015 dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, maka pertumbuhan ekonomi tahun 2015 diproyeksikan sebesar 7,5 persen, meningkat dibandingkan proyeksi tahun 2014 sebesar 7,3 persen. Laju inflasi pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 2,5 persen, turun dibandingkan proyeksi tahun 2014 sebesar 3,0 persen. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2015 diperkirakan akan turun menjadi 2,0 persen. Demikian pula dengan angka kemiskinan, diharapkan pada tahun 2015 dapat turun menjadi 2,0 persen melalui berbagai program kegiatan pembangunan.

Secara garis besar, realisasi perkembangan indikator makro ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012–2013 dan proyeksi tahun 2014 – 2015 disajikan pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1

Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012-2013

dan Proyeksi Tahun 2014-2015

No. Indikator MakroEkonomi

Realisasi Proyeksi

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun2014 Tahun2015

1 2 3 4 5 6

1 Tingkat PertumbuhanEkonomi 6,69% 7,37% 7,3% 7,5% 2. Tingkat Inflasi 5,85% 6,79% 3,0% 2,5% 3. Angka kemiskinan 6,19% 6,23% 2,5% 2,0% 4. Tingkat Pengangguran 3,17% 3,00% 2,5% 2,0%

(30)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 III - 1

BAB III

ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

TAHUN ANGGARAN 2015

3.1 Asumsi dasar yang digunakan dalam RAPBN Tahun 2015

Asumsi sementara yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBN tahun 2015 adalah seperti dalam tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Asumsi yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBN Tahun 2015

Indikator Ekonomi Asumsi

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,5-6,3*)

Inflasi (%) 3,0-5,0

Kurs (US $/Rp) 11.500-12.000

Suku Bunga BI (%) 5,5 – 6,0

Harga Minyak Mentah (US$/Barrel/hari) 100 – 105

Lifting Minyak (ribu Barel/Hari) 830 – 900

Lifting gas (ribu Barel /Hari) 1.225-1.250

Sumber : RKP Tahun 2015

Keterangan: *) proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2015 dengan telah memperhitungkan kondisi ekonomi global terkini

3.2 Asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan RAPBD Tahun Anggaran 2015 Asumsi dasar sementara yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2015 meliputi:

3.2.1 Laju Inflasi

Harga minyak dunia yang belum stabil akan mempengaruhi laju inflasi nasional, yang tentunya juga bisa berpengaruh terhadap laju inflasi di Kalimantan Tengah pada tahun 2015. Namun demikian dengan kebijakan

(31)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 III - 2 pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur terutama jalan darat dan angkutan sungai diharapkan dapat memberikan dampak positif pada peningkatan kelancaran distribusi barang dan jasa sehingga akan dapat menekan laju inflasi. Demikian pula upaya pengendalian barang-barang kebutuhan pokok masyarakat diharapkan akan dapat menekan tingkat inflasi. Laju inflasi pada tahun tahun 2015, ditargetkan dapat ditekan berada dibawah laju pertumbuhan ekonomi daerah, yakni sebesar 2,5 persen (RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015).

3.2.2 Pertumbuhan PDRB (tanpa migas)

Dengan harapan bahwa pada tahun 2014 target pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7,3 persen, maka pada tahun 2015 tingkat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah diasumsikan dapat mencapai 7,5 persen. (RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015).

3.2.3 Lain-lain Asumsi

Dengan mengacu pada Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015, kebijakan Belanja Pegawai antara lain:

 Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan ketentuan peraturan per-UU-an, serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD.  Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon

PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2015.

 Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.

(32)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 1

BAB IV

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

Pendapatan Daerah merupakan unsur terpenting dalam rangka urusan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Kebijakan perencanaan pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Tengah selalu diarahkan pada peningkatan kemampuan Keuangan Daerah yang dapat mendorong peranan investasi masyarakat dalam pembangunan daerah dengan menghilangkan berbagai kendala yang menghambat dan mengurangi biaya tinggi.

Pada sisi lain, kenaikan belanja cenderung lebih besar dari pada pertumbuhan pendapatan. Oleh sebab itu harus ditempuh sejumlah langkah-langkah strategis dalam upaya optimalisasi pendapatan daerah sehingga dapat membiayai pelaksanaan program/kegiatan pemerintahan daerah secara optimal.

4.1. Kebijakan Pendapatan Daerah

Berdasarkan pasal 25 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur Pendapatan Daerah dikelompokkan atas :

a. Pendapatan Asli Daerah. b. Dana Perimbangan.

(33)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 2 4.1.1. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015

Kebijakan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan mengurangi jumlah penduduk miskin dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi dan penyediaan infrastruktur. Sesuai dengan Arah Kebijakan tersebut, serta memperhatikan kondisi perekonomian yang mewarnai pelaksanaan anggaran tahun 2015, kebijakan umum di bidang pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan kemampuan keuangan Daerah yang dapat mendorong peranan investasi masyarakat dalam pembangunan dengan menghilangkan kendala yang menghambat disamping peningkatan investasi dan daya yang dilakukan dengan mengurangi biaya tinggi.

Rencana penetapan penerimaan anggaran pendapatan daerah tahun 2015 sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya masih akan didominasi oleh penerimaan yang berasal dari Dana Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Meski demikian, peletakan dasar-dasar penetapan arah kebijakan pendapataan daerah tetap konsisten dan difokuskan pada upaya untuk semakin memperkuat struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mandiri, stabil dan berkemampuan sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah.

Sedangkan pembiayaan pembangunan pada tahun 2015, baik yang bersumber dari dana APBN murni, PHLN maupun APBD Provinsi perkembangannya diperkirakan relatif tetap, namun diharapkan investasi pemerintah ini akan menjadi stimulan bagi perkembangan investasi swasta.

Untuk memperkuat posisi dan kontribusi PAD dalam APBD, kebijakan perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun 2015

(34)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 3 dalam rangka memperkuat struktur penerimaan daerah diarahkan kepada penguatan otonomi daerah, termasuk peningkatan kapasitas fiskal daerah melalui peningkatan kegiatan ekonomi dan pembangunan daerah, serta pendayagunaan sumber-sumber keuangan daerah secara optimal untuk meningkatkan penerimaan daerah, baik yang bersumber dari PAD maupun Dana Perimbangan.

4.1.2. Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015

Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sebesar Rp.3.281.856.000.000,00 atau mengalami kenaikan sebesar Rp.239.948.940.000,00 (7,89%) dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.3.041.907.060.000,00. Kenaikan target pendapatan terjadi pada kelompok jenis dan objek pendapatan daerah sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah

Kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada TA. 2015 secara keseluruhan ditargetkan sebesar Rp.1.351.403.084.837,50 naik sebesar Rp.106.981.821.837,50 atau 8,60% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.244.421.263.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

1) Pajak Daerah

Penerimaan dari Pajak Daerah ditargetkan sebesar Rp.1.216.484.000.000,00 naik sebesar Rp. 99.078.530.000,00 atau 8,87% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.1.117.405.470.000,00. Penerimaan pajak daerah terdiri dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan Pajak Air Permukaan (PAP) serta Pajak Rokok.

(35)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 4 2) Retribusi Daerah

Retribusi Daerah pada TA. 2015 ditargetkan sebesar Rp.9.046.334.837,50 naik sebesar Rp. 693.291.837,50 atau 8,30% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.8.353.043.000,00 dengan perincian sebagai berikut :

a) Retribusi Jasa Umum sebesar Rp.1.836.291.250,00 naik sebesar Rp.176.553.750,00 atau 10,64% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.659.737.500,00

b) Retribusi Jasa Usaha sebesar Rp.7.115.220.337,50 naik sebesar Rp.516.738.087,50 atau 7,83% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.6.598.482.250,00

c) Retribusi Perizinan Tertentu ditargetkan sebesar Rp.94.823.250,00, tidak mengalami kenaikan dari APBD Tahun Anggaran 2014.

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan meliputi Bagian Laba Atas Pernyataan Modal pada BUMD ditargetkan sebesar Rp.29.725.000.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.2.700.000.000,00 atau 9,99% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.27.025.000.000,00. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ini terdiri dari penerimaan PD. Banama Tingang Makmur sebesar Rp.5.000.000,00, penerimaan dari PT. Bank Pembangunan Kalimantan Tengah sebesar Rp.29.700.000.000,00 dan penerimaan dari PT. Palangka Nusantara sebesar Rp.20.000.000,00

(36)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 5 4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah pada Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sebesar Rp. 96.147.750.000,00, naik sebesar Rp.4.510.000.000,00 atau 4,92% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 91.637.750.000,00. Penerimaan tersebut terdiri dari penerimaan Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan; Jasa Giro; Pendapatan Bunga; Tuntutan Ganti Rugi (TGR); Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan; Pendapatan dari Pengembalian; Penerimaan dari Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan; Pendapatan BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Doris Sylvanus.

b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan pada RAPBD Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sebesar Rp.1.659.171.611.800,-, mengalami kenaikan sebesar Rp. 142.788.043.800,00 atau 9,42% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.1.516.383.568.000,00 dengan rincian sebagai berikut : 1) Bagi Hasil Pajak, ditargetkan sebesar Rp.160.000.000.000,00

mengalami kenaikan sebesar Rp.24.975.000.000,00 atau 18,50% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.135.025.000.000,00 terdiri dari :

a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), ditargetkan sebesar Rp.100.000.000.000,00 naik sebesar Rp. 15.000.000.000,00 atau (17,65%) dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.50.000.000,000,00

b) Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 & Pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan PPh 21, ditargetkan sebesar Rp.60.000.000.000,00 naik sebesar Rp.10.000.000.000,00 atau 20,00% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.50.000.000.000,00

(37)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 6 c) Bagi Hasil dari Cukai Hasil Tembakau, ditargetkan sebesar Rp.0,00 dibandingkan dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 25.000.000,00.

2) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, ditargetkan sebesar Rp.171.500.000.000,00 naik sebesar Rp.4.500.000.000,00 atau 2,69% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 167.000.000.000,00 terdiri dari :

a) Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), ditargetkan sebesar Rp. 25.000.000.000,00 naik sebesar Rp. 3.000.000.000,00 atau 13,64% dari target dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 22.000.000.000,00

b) Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land-Rent) ditargetkan sebesar Rp.6.500.000.000,00 naik sebesar Rp.1.500.000.000,00 atau 30,00% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.5.000.000.000,00

c) Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalti), ditargetkan sebesar Rp. 140.000.000.000,00 tidak mengalami kenaikan atau tetap seperti target APBD Tahun Anggaran 2014.

3) Dana Alokasi Umum (DAU), ditargetkan sebesar Rp.1.267.671.611.800,00 naik sebesar Rp.115.242.873.800,00 atau 10,00% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.1.152.428.738.000,00.

4) Dana Alokasi Khusus (DAK), ditargetkan sebesar Rp.60.000.000.000,00 turun sebesar Rp.1.929.830.000,00 atau (3,12%) dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.61.929.830.000,00

(38)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 7 c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ditargetkan sebesar Rp.271.281.303.362,50,00 turun sebesar Rp. 9.820.925.637,50 atau 3,12% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.281.102.229.000,00. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah terdiri dari:

1) Penerimaan Pendapatan Hibah, ditargetkan sebesar Rp.7.900.000.000,00 naik sebesar Rp.50.000.000,00 atau 0,64% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.7.850.000.000,00 2) Dana penyesuaian dan otonomi khusus

Dana penyesuaian dan otonomi khusus pada TA. 2015 ditargetkan sebesar Rp.245.077.800.000,00, turun sebesar Rp.5.907.060.000,00 dibandingkan target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.250.984.860.000,00.

Untuk TA. 2015, dana penyesuaian dan otonomi khusus bersumber dari penerimaan dari BOS Satuan Pendidikan Dasar sebesar Rp. 245.077.800.000,00, atau sama dengan target APBD TA. 2014. Pada APBD TA. 2014, ditargetkan dana penyesuaian (dana penguatan infrastruktur dan sarana daerah) sebesar Rp.5.907.060.000,00, dimana pada TA. 2015 dana penyesuaian ini tidak dianggarkan lagi. 3) Penerimaan dari Bantuan Keuangan dari Kabupaten/Kota,

ditargetkan sebesar Rp.18.303.411.000,00, tidak mengalami kenaikan atau tetap seperti target APBD Tahun Anggaran 2014.

4) Penerimaan dari Pendapatan Lainnya, ditargetkan sebesar Rp.92.362,50 turun sebesar Rp. 3.963.865.637,50 atau turun 100% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.3.963.958.000,00 Perkiraan Target Anggaran Pendapatan Daerah dalam RAPBD Provinsi

(39)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 8 Tabel 4.1

TARGET PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Prov. Kalteng, 2014.

4.1.3. Upaya-upaya Pemerintah Daerah Dalam Mencapai Target

Beberapa Kebijakan Umum yang akan ditempuh Daerah di bidang Pendapatan pada Tahun Anggaran 2015 dalam rangka memperkuat struktur penerimaan Daerah diarahkan pada Penguatan Otonomi Daerah termasuk peningkatan kapasitas fiskal Daerah, sebagai berikut :

No. Jenis Pendapatan Daerah Target Murni TA. 2014(Rp) Rencana Target TA. 2015(KUA-PPAS) (Rp)

Bertambah/

Berkurang %

1 2 3 4 5 6

1 PENDAPATAN DAERAH 3,041,907,060,000.00 3,281,856,000,000.00 239,948,940,000.00 7.89 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,244,421,263,000.00 1,351,403,084,837.50 106,981,821,837.50 8.60

1.1..1 PAJAK DAERAH 1,117,405,470,000.00 1,216,484,000,000.00 99,078,530,000.00 8.87 1.1.2 RETRIBUSI DAERAH 8,353,043,000.00 9,046,334,837.50 693,291,837.50 8.30 1.1.3 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YGDIPISAHKAN 27,025,000,000.00 29,725,000,000.00 2,700,000,000.00 9.99 1.1.4 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANGSAH 91,637,750,000.00 96,147,750,000.00 4,510,000,000.00 4.92

1.2 DANA PERIMBANGAN 1,516,383,568,000.00 1,659,171,611,800.00 142,788,043,800.00 9.42

1.2.1 DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKANPAJAK 302,025,000,000.00 331,500,000,000.00 29,475,000,000.00 9.76 1.2.3 DANA ALOKASI UMUM 1,152,428,738,000.00 1,267,671,611,800.00 115,242,873,800.00 10.00 1.2.4 DANA ALOKASI KHUSUS 61,929,830,000.00 60,000,000,000.00 (1,929,830,000.00) (3.12)

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 281,102,229,000.00 271,281,303,362.50 (9,820,925,637.50) (3.49)

1.3.1 Pendapatan Hibah 7,850,000,000.00 7,900,000,000.00 50,000,000.00 0.64 1.3.2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 250,984,860,000.00 245,077,800,000.00 (5,907,060,000.00) -1.3.3 Dana Keuangan dari Provinsi atau PemerintahDaerah Lainnya 18,303,411,000.00 18,303,411,000.00 -

(40)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 9 1. Kebijakan Pendapatan Asli Daerah

Beberapa kebijakan terkait dengan peningkatan pendapatan asli daerah antara lain:

a. Sosialisasi dan pembinaan.

b. Pendataan potensi Pajak dan Retribusi Daerah.

c. Proaktif melakukan upaya “jemput bola” terhadap potensi PAD . d. Peningkatan intensitas dan kualitas koordinasi horizontal

maupun vertikal.

e. Peningkatan tertib administrasi pungutan. f. Kerjasama pemungutan.

g. Intensifikasi melalui kegiatan operasional terpadu.

h. Peningkatan sarana dan prasarana serta kapasitas aparatur. i. Peningkatan pelayanan melalui pelayanan Mobil SAMSAT

Keliling.

j. Surat Pemberitahuan Pajak Kendaraan Bermotor (Super-PKB) melalui Sistem Informasi Manajemen Samsat.

k. Pemberlakukan pengenaan Pajak Progresif terhadap kepemilikan Kendaraan Roda 4.

l. Pengenaan PKB untuk Kendaraan Pemerintah, Pemerintah Daerah termasuk TNI/Polri.

m. Pemberian keringanan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). 2. Kebijakan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah

Beberapa kebijakan terkait dengan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, antara lain dengan cara optimalisasi Intensifikasi dan ekstensifikasi, melalui koordinasi penyaluran Dana Bagi Hasil PBB, PPH dan CHT, serta kegiatan temu dengan pengusaha sektor 3P, dalam rangka intensifikasi Penerimaan Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak di Kalimantan Tengah.

(41)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 10 4.2. Kebijakan Belanja Daerah

4.2.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015

Secara umum, kebijakan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :

a. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

b. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

c. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.

d. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan memberikan perhatian yang maksimal terhadap upaya peningkatan investasi di Provinsi Kalimantan Tengah.

e. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Pengalokasian anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus

(42)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 11 terukur, yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

f. Alokasi Belanja Langsung (BL) dalam APBD digunakan untuk pelaksanaan urusan pemda, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja Langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemda kepada kepentingan publik. Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, ASB, dan standar satuan harga. ASB dan standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan KDH dan digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD. Selain itu, penganggaran belanja barang dan jasa agar mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil, serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.

Rencana Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp. 3.473.081.000.000,00 dibandingkan APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 3.218.907.060.000,00, naik sebesar Rp. 254.173.940.000,00 atau 7,90 persen, terdiri dari :

 Belanja Tidak Langsung (BTL), dianggarkan sebesar Rp.1.695.000.680.000,00, dibandingkan dengan APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.1.520.005.101.032,00, mengalami kenaikan sebesar Rp.174.995.578.968,00 atau 11,51 persen.

 Belanja Langsung (BL) tahun anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp.1.778.080.320.000,00 dibandingkan dengan APBD Tahun

(43)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 12 Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.698.901.958.968,00, naik sebesar Rp.79.178.361.032,00 atau sebesar 4,66 persen.

Belanja Langsung dialokasikan untuk membiayai program dan kegiatan prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi, yakni urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Dengan perkiraan belanja daerah Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.3.473.081.000.000,00 tersebut, terdapat defisit anggaran sebesar Rp.191.225.000.000,00 atau mengalami kenaikan 8,04 persen dibandingkan APBD murni TA. 2014 sebesar Rp. 177.000.000.000,00 yang ditutup dengan Pembiayaan Netto sebesar jumlah yang sama.

4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga

Semua komponen Belanja yang disebutkan disini adalah kelompok/komponen belanja yang termasuk dalam anggaran Belanja Tidak Langsung (BTL), yang masing-masing komponen belanja dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Belanja Pegawai

Belanja Pegawai terdiri dari Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS, Belanja Penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, termasuk Uang Representasi dan Tunjangan Pimpinan dan Anggota DPRD, Gaji dan Tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Biaya Pemungutan Pajak Daerah. Belanja Pegawai pada TA. 2015 dianggarkan sebesar Rp. 434.211.346.875,00, mengalami kenaikan

(44)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 13 sebesar Rp. 20.732.675.202,00 atau 5,01% dibandingkan pada APBD murni Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 413.478.671.673,00.

b. Belanja Bunga

Sama seperti pada tahun 2014, untuk komponen Belanja Bunga pada tahun anggaran 2015 tidak dianggarkan karena Pemerintah Provinsi tidak melakukan pinjaman daerah.

c. Belanja Subsidi

Belanja Subsidi terdiri dari subsidi langsung, dengan melaksanakan pasar murah pada hari-hari besar tertentu, dan subsidi kepada perusahaan penerbangan, yaitu penerbangan perintis antar provinsi dan kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Belanja Subsidi pada Tahun Anggaran 2014 dianggarkan sebesar Rp. 21.079.630.000,00, tidak mengalami kenaikan, sama seperti target pada APBD Tahun Anggaran 2014.

d. Belanja Hibah

Belanja Hibah pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp.310.508.620.000.000,00 naik sebesar Rp.16.000.000.000,00 (5,43%) dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 294.508.620.000,00.

Komponen Belanja Hibah ini terdiri dari :

1) Hibah dana BOS (transfer pusat), dianggarkan sebesar Rp. 247.077.800.000,00 naik sebesar Rp. 2.000.000.000,00 (0,82%) dibandingkan target pada APBD TA. 2014 sebesar Rp. 245.077.800.000,00

2) Hibah Fungsi Pendidikan (daerah), dianggarkan sebesar Rp.29.454.375.000,00 mengalami kenaikan sebesar

(45)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 14 Rp.10.439.399.550,00 (54,90%) dibandingkan alokasi APBD TA. 2014 sebesar Rp. 19.014.975.450,00

3) Hibah kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan, dianggarkan sebesar Rp.33.976.445.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.15.146.445.000,00 (80,44%) dibandingkan dengan alokasi APBD TA. 2014 sebesar Rp.18.830.000.000,00.

e. Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial dianggarkan sebesar Rp. 100.354.089.500,00, atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 31.577.644.500,00 (45,91%) dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 68.776.445.000,00.

Belanja Bantuan Sosial ini terdiri dari:

1) Bantuan Sosial Fungsi Pendidikan, dianggarkan sebesar Rp.30.944.144.500,00, mengalami kenaikan sebesar Rp.1.877.644.500,00 (6,46%) dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar Rp.29.066.500.000,00

2) Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan, Kelompok, Panitia dan Perorangan, dianggarkan sebesar Rp.69.409.945.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp. 29.700.000.000,00 (74,79%) dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar Rp. 39.709.945.000,00.

f. Belanja Bagi Hasil

Belanja Bagi Hasil yaitu belanja bagi hasil pajak provinsi kepada kabupaten/kota terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), pajak bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Kendaraan Atas Air (PKAA), Bea

(46)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2015 IV - 15 Balik Nama Kendaraan Atas Air (BBN-KAA), Pajak Air Permukaan/Pajak Air bawah tanah (PAP/PABT) berdasarkan target penerimaan provinsi. Jumlah anggaran Belanja Bagi Hasil ini pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp. 663.467.818.000,00 naik sebesar Rp. 102.133.438.000,00 atau 18,19 persen dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.561.334.380.000,00.

g. Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Bantuan Keuangan pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp. 161.379.175.625,00 dibandingkan dengan APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 159.162.886.932,00, mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.216.228.693,00 atau 1,39 persen.

Belanja Bantuan Keuangan ini mencakup komponen sebagai berikut: 1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan,

dianggarkan sebesar Rp. 49.187.840.279,00, mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.622.839.219,00 (3,41%) dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar Rp.47.565.001.060,00.

2) Bantuan Keuangan dalam rangka pelaksanaan Pilkada kabupaten/kota, pada TA. 2015 tidak dianggarkan. Sedangkan Alokasi Bantuan Keuangan dalam rangka pelaksanaan Pilkada kabupaten/kota tahun 2014 dianggarkan pada APBD TA. 2014 sebesar Rp. 20.000.000.000,00.

3) Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka menunjang program pembangunan bidang pendidikan (Program KALTENG HARATI) di kabupaten/kota, dianggarkan sebesar Rp.67.657.585.346,00, mengalami kenaikan sebesar Rp.3.131.794.846,00 (4,85%) dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar Rp.64.525.790.500,00.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Basa Walikan pada masa perang kemerdekaan Indonesia adalah sebagai alat komunikasi yang bersifat rahasia untuk menghindari kecurigaan

PEKERJAAN PELUNCURAN, PINTU PLAT, PENANGGULANGAN BAK EVAFORATOR DAN PENGADAAN PANEL

Perilaku ini sesuai dengan Bhagawadgita I.31; apabila kamu bertempur menegakkan kebenaran dengan menyadari kewajiban masing-masing siapa pun tak boleh gentar, bagi ksatriya tak ada

Analisis Data Statistika dan Penelitian dengan SPSS 16. Pekanbaru

saling bertentangan dari para pihak untuk mendapatkan keuntungan dengan mendorong harga daging sapi men- jadi lebih mahal di pasar dan upaya lobi politik untuk mengamankan kuota

Akan tetapi, temuan terhadap sufiks dan konfiks lantas tidak dapat pula dimaknai sebagai sebuah kemampuan berbahasa Indonesia pemelajar BIPA Thailand,

Politeknik Negeri Tanah Laut dapat menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi lain untuk program studi yang sejenis pada setiap awal tahun akademik dengan

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,