PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP SWASTA AMPERA BATANG KUIS T.A. 2012/2013
Oleh : Rini Ramadhani
NIM 408311040
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
‘’
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul pengaruh model Problem
Based Iinstruction (PBI) dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa pada materi pokok aritmatika sosial kelas VII SMP Swasta Ampera Batang
Kuis T.A. 2012/2013. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan..
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Drs. W. Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Bapak Dr. Edi
Syahputra, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu
penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Ali Fahmi Tambunan, ST selaku kepala sekolah SMP Swasta Ampera Bt. Kuis
dan Bapak Erikson Sitorus, S.Pd selaku guru bidang studi matematika yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru dan
staf administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis
v
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Mesran
dan Ibunda Sri Idayati, orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing,
memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendo’akan penulis.
Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda.
Amin. Terima kasih juga buat satu-satunya abang terhebat Mhd. Hadi Purnomo
yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis. Serta anggota keluarga
besar Almarhum kakek Soedarjo (sepupuku tersayang Nurul, Tuti, Wawan, dll
dan ponakan termanis Syifa dan Raihan) yang selalu memberikan warna dalam
kehidupanku. Serta keluarga yang terus memberikan dukungan, doa, kasih
sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.
Penulis juga ucapkan terima kasih untuk sahabat-sahabatku tergila Aida,
Coe, Dwi, Elysya, Riri, Tanjunk, yang selalu dapat memberikan hal-hal baru dan
berwarna di kampus hijau UNIMED. Tak lupa terima kasih juga penulis ucapkan
untuk Adjie, Rika, Bang Ewin, dan Mr. Budi Irwansyah, M.Si yang terus-menerus
memberikan motivasi, semangat, serta dorongan untuk mengerjakan skripsi ini
hingga selesai. Dan teman-teman senasib sepenanggungan di Matematika/Eks ’08
yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Februari 2013 Penulis,
iii
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP SWASTA AMPERA BATANG KUIS T.A. 2012/2013
RINI RAMADHANI (408311040) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang memgikuti pembelajaran model PBI dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model konvensional. (2) Mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah. (3) Mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajarn dan aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis Tahun Ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas : 35 orang siswa dikelas VII A sebagai kelas eksperimen dengan model pmbelajaran PBI dan 35 orang pada kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa digunakan tes essay dengan jumlah soal sebanyak 5 butir. Untuk menjaring data aktivitas digunakan angket yang berjumlah 32 butir yang diadopsi dari Diedrich dengan koefisien reliabilitas 0,547. Sebelum teknik analisis digunakan terlebih dahulu uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas diuji dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas di uji dengan uji Burlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α0,05yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Hasil penelitian diperoleh : (1) siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBI memperoleh hasil belajar matematika yang lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional diperoleh
hitung
F 3078,24 > Ftabel 3,99, (2) kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa yang memilik aktivitas tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki aktivitas rendah diperoleh Fhitung 5210,63 > Ftabel 3,99, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika diperoleh Fhitung 8100,62 > Ftabel 3,99.
vi
2.1.5 Peran Model Pembelajaran Problem Based Instruction 18
Dalam Peningkatan Pemecahan Masalah Siswa
2.1.5 Aktivitas Belajar 21
2.1.6 Model PembelajaranPembelajaran 23
vii
2.1.6.2 Model pembelajaran Problem Based Instruction 25
2.1.6.3 Ciri-ciri Problem Based Instruction 26
2.1.6.4 Tujuan Problem Based Instruction 27
2.1.6.5 Sintaks Model Pembelaaran Problem Based Instruction 28
2.5.6.6 Keunggulan dan Kekurangan Problem Based Instruction 30
2.2 Materi Pelajaran Aritmatika Sosial 31
2.2.1 Nilai Keseluruhan dan Nilai Per Unit 31
2.2.2 Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi 31
2.2.2.1 Untung 32
2.2.2.2 Rugi 33
2.2.2.3 Harga Pembelian dan Harga Penjualan 33
2.2.3 Presentase Untung dan Rugi 34
2.2.4 Rabat (Diskon), Bruto, Tara, dan Neto 34
2.2.4.1 Rabat 34
2.2.4.2 Bruto, Tara, Neto 35
2.2.5 Pajak dan Bunga Tunggal 35
2.3 Kerangka Konseptual 36
2.4 Hipotesis Penelitian 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian dan Alokasi Waktu 41
3.2. Populasi dan Sampel 41
3.3. Variabel Penelitian 41
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 42
3.5. Prosedur Penelitian 45
3.6. Alat Pengumpul Data 45
3.7. Uji Instrumen Penelitian 47
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Data 54
4.2. Pengujian dan Persyaratan Analisis 61
4.2.1. Uji Normlitas 61
4.2.2. Uji Homogenitas 64
4.3. Pengujian Hipotesis 66
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 72
4.5. Rekomendasi Penelitian 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 79
5.2 Saran 80
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Instruction 29
Tabel 3.1. Tabel Desain Penelitian 42
Tabel 3.2. Kategori Penilaian Instrumen Aktivitas 47
Tabel 4.1. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 54
Siswa Dengan Model Pembelajaran PBI
Tabel 4.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 55
Siswa Dengan Model Pembelajaran Konvensional
Tabel 4.3. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 56
Kelompok Siswa Yang Memiliki Aktivitas Tinggi
Tabel 4.4. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 57
Kelompok Siswa Yang Memiliki Aktivitas Rendah
Tabel 4.5. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 58
Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Model
Pembelajaran PBI Dengan Aktivitas Tinggi
Tabel 4.6. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 59
Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Model
Pembelajaran PBI Dengan Aktivitas Rendah
Tabel 4.7. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 60
Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Model
Pembelajaran Konvensional Dengan Aktivitas Tinggi
Tabel 4.8. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 60
Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Model
Pembelajaran Konvensional Dengan Aktivitas Rendah
Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilifors 61
Tabel 4.10. Rangkuman hasil pengujian varians antara 64
kelompok model pembelajaran PBI dengan model
pembelajaran Konvensional dengan menggunakan
xi
Tabel 4.11. Rangkuman hasil pengujian varians antara kelompok 65
sampel aktivitas tinggi dengan aktivitas rendah
dengan menggunakan uji Burlett
Tabel 4.12. Rangkuman analisis hasil uji homogenits kelompok 65
model pembelajaran dengan aktivitas menggunakan
uji Burlett
Tabel 4.13. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisa Deskriptif 66
Tabel 4.14. Rangkuman Hasil ANAVA 2 X 2 67
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 44
Gambar 4.1. Interaksi model pembelajaran dan aktivitas 69
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP PERTEMUAN I 84
Lampiran 2. RPP PERTEMUAN II 88
Lampiran 3. RPP PERTEMUAN III 92
Lampiran 4. RPP PERTEMUAN I 96
Lampiran 5. RPP PERTEMUAN II 98
Lampiran 6. RPP PERTEMUAN III 100
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa I 102
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa II 104
Lampiran 9. Lembat Aktivitas Siswa III 106
Lampiran 10. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 109
Lampiran 11. Alternatif TKPM 111
Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes 120
Lampiran 13. Kisi-kisi Tes 121
Lampiran 14. Latihan Tes Aktivitas 122
Lampiran 15. Kisi-kisi Latihan Tes Aktivitas 125
Lampiran 16. Lembar Validitas TKPM 126
Lampiran 17. Lembar Validator TKPM 132
Lampiran 18. Lembar Validitor TKPM 134
Lampiran 19. Lembar Validitor TKPM 136
Lampiran 20. Lembar Validitas Latihan Tes Aktivitas 138
Lampiran 21. Lembar Validitor Latihan Tes Aktivitas 141
Lampiran 22. Lembar Validitor Latihan Tes Aktivitas 143
Lampiran 23. Lembar Validitor Latihan Tes Aktivitas 145
Lampiran 24. Hasil Angket Aktivitas Siswa 147
Lampiran 25. Deskripsi Data 149
Lampiran 26. Uji Normalitas 172
xiii
Lampiran 28. Uji Hipotesis 186
Lampiran 29. Uji Scheffe 191
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tardapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang
diajar dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan
model konvensional pada materi pokok Aritmatika Sosial di kelas VII SMP
Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013 di mana kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBI lebih
tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.
2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang
memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah pada
materi pokok Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis
T.A 2012/2013 di mana siswa yang memiliki aktivitas tinggi kemampuan
pemecahan masalahnya lebih tinggi dari kemampuan pemecahan masalah
siswa yang memiliki ativitas rendah.
3. Terdapat intraksi antara model pembelajaran dengan aktivitas terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Siswa yang memiliki
aktivitas rendah lebih baik menggunakan model pembelajaran konvensional
sedangkan siswa yang memiliki aktivitas tinggi, penggunaan model
pembelajaran PBI akan memberikan kemampuan pemecahan masalah yang
80
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika, dapat menjadikan model Problem Based Instruction
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau belajar terlebih
dahulu materi pelajaran selanjutnya di rumah agar dalam pemebelajaran
mudah mengikuti arahan-arahan dari guru.
3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis agar mengadakan
penelitian yang lebih sempurna sehingga memperoleh hasil yang lebih
maksimal dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil
penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan
yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat di
pandang dan seyogiyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun Sumber Daya
Manusia (SDM) yang bermutu tinggi adalah pendidikan.
Pendidikan sangat penting bagi setiap individu baik bagi kepentingan
pribadi maupun dalam kedudukannya sebagai warga negara. Pendidikan berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi manusia yang demokratis dan bertanggung jawab.
Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana aktivitas belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.
Aktivitas belajar yang efisien mengandung arti bahwa belajar itu memperoleh
hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar
siswa merupakan salah satu bukti berhasilnya proses pendidikan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari,
terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat begitu pentingnya peran
matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu
dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Pada BSNP (2006), mata
pelajaran matematika dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan KTSP tersebut, tampak jelas bahwa salah satu tujuan
dari pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan
pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat berguna bagi siswa pada saat
mendalami matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Ansary (1995 : 1) menyatakan bahwa :
“Untuk dapat memecahkan masalah, terlebih dahulu harus memiliki
kemampuan memahami konsep, memahami masalah, mampu mengaitkan konsep yang satu dengan yang lainnya, mampu menerapkan konsep yang dimilikinya pada situasi baru, dan mampu mengevaluasi tugas yang telah
dikerjakan”.
Kemampuan memahami masalah-masalah yang berkaitan erat dengan
kehidupan sehari-hari siswa, yang berhubungan dengan konsep matematika
menyebabkan matematika menjadi lebih bermakna dan siswa dapat
menggunakan dan mengingat lebih lama konsep yang telah diajarkan. Dengan
sendirinya berdampak pada hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan.
Ada beberapa faktor atau komponen yang harus dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Gulo (2008 :14) mengemukakan,
“Sistem lingkungan ini terdiri atas beberapa komponen, termasuk guru yang
3
Diantara faktor tersebut, salah satu faktor yang perlu mendapat perbaikan
ialah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru bertanggung jawab
dalam usaha meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pembelajaran
matematika terkesan sangat sulit. Selain faktor tersebut aktivitas belajar juga
berpengaruh dalam pembelajaran. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang
sangat penting di dalam belajar. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas sebab
pada prinsipnya, belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkaah laku,
jadi melakukan kegiatan. Selama ini aktivitas belajar di kelas cenderung sangat
kurang. Siswa cenderung latihan menghafal dan berhitung.
Kondisi siswa yang memiliki aktivitas dan kemampuan pemecahan
masalah rendah juga ditemukan di SMP Swasta Ampera Bt. Kuis, melalui hasil
observasi awal yang dilakukan pada tanggal 14 April 2012, jika di tinjau dari cara
belajar yang dilakukan oleh siswa, diketahui bahwa mereka kurang termotivasi
dalam belajar. Saat guru menerangkan pelajaran, sebagian siswa tidak
memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka hanya mencatat meskipun
tidak memahami apa yng mereka catat. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam
memahami pelajaran, maka hanya satu atau dua siswa saja yang bertanya kepada
guru. Demikian juga saat menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa
tidak mau mengacungkan tangan sebagai tanda ingin menjawab walaupun ada di
antara mereka yang tahu menjawab pertanyaan tersebut.
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat jika
permasalahan tersebut masih terus berlangsung. Siswa akan beranggapan bahwa
bukanlah kebutuhan, melainkan hanya tuntutan kurikulum saja, karena siswa
merasa tidak memperoleh makna dari pelajaran matematika yang dipelajarinya
sehingga akan berdampak pada kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh
siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pada observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti dengan salah seorang siswa kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis,
yang mengatakan bahwa dirinya merasa sulit belajar matematika dan dia hanya
belajar karena materi itu diajarkan di sekolah sehingga walaupun ada materi
pelajaran yang tidak dimengerti, dia akan membiarkannya begitu saja tanpa
4
Banyak siswa yang mengeluh bahkan menjadikan matematika sesuatu
yang menakutkan sehingga mereka malas untuk lebih mendalami pelajaran
matematika. Salah satunya adalah pokok bahasan Aritmatika sosial yang diajarkan
pada siswa kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis.
Aritmatika sosial merupakan salah satu materi yang diajarkan di SMP
Swasta Ampera Bt. Kuis Kelas VII. Meskipun sekilas materi ini terlihat tidak
rumit namun dalam praktiknya siswa sering mengalami kesulitan menerjemahkan
soal-soal tentang aritmatika sosial yang berbentuk soal cerita. Padahal jika di
sadari aritmatika sosial adalah materi yang paling mudah dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Kesukaran yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan
soal-soal aritmatika sosial yang berbentuk soal-soal cerita adalah cerminan dari kemampuan
koneksi matematika siswa yang masih rendah, dimana kemampuan koneksi
matematika ini merupakan salah satu dari lima kemampuan yang harus
ditingkatkan dalam pembelajaran matematika.
Misalnya saja seperti soal berikut, Dinda membeli sebuah sepeda motor
matik dengan harga 13 juta, dan dikenakan PPN sebesar 10%, tetapi karena
membayar tunai ia diberi diskon sebesar 5%. Berapa biaya yang harus dikeluarkan
Dinda untuk membayar sepeda motor matiknya yang baru?
Siswa mengalami kesulitan menjawab soal tersebut dengan benar,
kesalahan yang banyak dilakukan siswa dalam menjawab soal tersebut adalah
pada saat perhitungan pajak PPN dan diskon. Kebanyakan siswa menghitung
diskon terlebih dahulu, kemudian baru menghitung pajak. Ini terlihat
bahwasannya siswa sulit untuk memahami masalah yang diberikan, dan itu
merupakan langkah pertama yang diberikan Polya dalam pemecahan masalah.
Terlihat sangat berbahaya jika siswa di dalam memahami masalah saja tidak dapat
menyelesaikannya lalu bagaimana dapat melajutkan ke langkah selanjutnya
hingga masalah tersebut dapat diselesaikan dengan benar.
Menurut Arends (dalam Trianto 2011 : 7) : “It is strange that we expect
students to learn yet seldom teach then about learning, we expect student solve
problems yet seldom teach then about problem solving”. Yang berarti, dalam
5
tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk
menyelesaikan masalah, tapi jarang bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan
masalah.
Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk
menyampaikan konsep matematika yang diajarkan sehingga siswa dapat
menggunakan dan mengaitkan konsep tersebut dalam kehidupan nyata.
Bagaimana sebagai seorang guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan
model pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah (problem
solving) dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalaam kelas.
Meminjam pendapat Bruner (dalam Trianto 2011 : 7) bahwa :
“Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan
yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah serupa, kerena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi siswa.
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas ialah dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).
Problem-Based Instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham
konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan
pemecahan masalah otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan
pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi
kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah,
mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi
argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau
kolaborasi dalam pemecahan masalah.
Model pembelajaraan Problem Based Instruction yaitu pembelajaran yang
dipusatkan pada siswa melalui pemberian masalah di awal pembelajaran. Seperti
yang dikemukakan oleh Soedjadi (2000 : 99) bahwa : “Model pembelajaran
Problem Based Instruction memulai pembelajaran dengan masalah yang
6
dikupas menuju kepada konsep-konsep sederhana yang terkait”. Dengan
pemberian masalah di awal pada pembelajaran Problem Based Instruction
diharapkan mampu membawa siswa untuk berfikir kritis, kreatif, dan mempunyai
keterampilan memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep
dasar dari materi yang diajarkan yaitu aritmatika sosial. Setelah pemberian
masalah di awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan adanya
pengorganisasian siswa untuk belajar, melakukan penyelidikan dan diakhiri
dengan penyajian hasil karya serta pengevaluasian proses pemecahan masalah.
Sehingga dari pemecahan masalah tersebut dapat menemukan konsep dari materi
aritmatika sosial dengan membangunnya sendiri.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadaakan penelitian dengan judul Pengaruh Model Problem Based
Instruction (PBI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Pokok Aritmatika Sosial Kelas VII SMP Swasta Ampera Batang Kuis T.A 2012/2013.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Guru masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher
centered) yang memposisikan siswa sebagai objek pasif didalam
belajar.
2. Guru belum menerapkannya model pembelajaran Problem Based
Instruction dalam pengajaran matematika khususya di SMP Swasta
Ampera Bt. Kuis.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
4. Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.
5. Kurangnya aktivitas belajar siswa pada saat belajar materi aritmatika
7
1.3. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan
waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat
dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) pada aktivitas tinggi dan aktivitas rendah pada materi pokok
aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A
2012/2013.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada aktivitas
tinggi dan aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas
VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus
permasalahan penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah
matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model
Problem Based Instruction dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
melalui model konvensional pada materi pokok aritmatika sosial di
kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah
matematika antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa
yang memiliki aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di
kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013?
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajarn dan
aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera
8
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua
permasalahan pokok penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah
matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran model Problem
Based Instruction dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui
model konvensional pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII
SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah
antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang
memiliki aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas
VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan
aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera
Bt. Kuis T.A 2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya
sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa dan aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika melalui
model problem based instruction.
2. Bagi calon guru / guru matematika
Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Problem
Based Instruction.
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka
perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah
9
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam
menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang
81
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, dkk., (2008), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Masalah dengan Penilaian Portofolio di SMP 10 Kota Gorontalo. (online), (http : //www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah
– peserta/25-Nurhayati%Abbas-meningkatkan%20%hasil%20-belajar%20Matematika.Pdf) diakses 16 Juni 2012
Adinawan, C., dan Sugijono, (2002), Matematika 1 Untuk SMP/MTs kls VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Aunurrahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar., (2004), Kurikulum dan Pembelajaran, Penerbit Baru Aksara, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirijen Dikti, P2LPTK, Jakarta.
Hudoyo, H., (1983), Strategi Belajar Mengajar, Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud, Jakarta.
Ibrahim, M., dan Nur, M., (2001), Pengajaran Berdasarkan Masalah, Penerbit University Press, Surabaya.
Indien, (2012), http://007indien.blogspot.com/2012/03/pengertian-belajar-matematika.html (accessed 16 Juni 2012)
Muslich, Masnur., (2009), Melaksanakan PTK Itu Mudah, Bumi Aksara, Jakarta.
NCTM, (1989), Curicculum and Evaluation Standards for School Mathematics, Reston, VA : NCTM.
82
Ratumanan, T.G., (2004), Belajar dan Pembelajaran, Unessa University Press, Surabaya.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor - Faktor yang mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Soedjadi, R., (2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Sudjadi, Dede.,(2011),http://dedesudjadimath.blogspot.com/2011/11/kemampuan-penalaran-danpemecahan.html (accessed 16 Juni 2012)
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
Sadirman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta.
Sobel, M.A. dan Maletsky, E.M., (2004), Mengajar Matematika : Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas dan Strategi, Erlangga, Jakarta.
Sujono, (1998), Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah, Penerbit Depdikbud, Jakarta.
Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Penerbit Masmedia Buana Pustaka, Sidoarjo.
Suyitno, A., (2007), Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Jurusan Matematika UNNES, Semarang.
Syaroh, Tanti Juamai., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction dan Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan T.A 2010/2011, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
83