• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKASOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HANG-TUAH IBELAWAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKASOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HANG-TUAH IBELAWAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HANG-TUAH I

BELAWAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh :

Novita Sari Napitupulu NIM. 408 111 084

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta Hang Tuah-1 Belawan Tahun Ajaran 2012/2013

Nama Mahasiswa : Novita Sari Napitupulu

NIM : 408111084

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

Menyetujui :

Dosen Pembimbing Skripsi

Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd NIP. 19590807 198303 1 033

Mengetahui :

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd

NIP. 19590805 198601 1 001 NIP. 19590807 198303 1 033

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta Hang

Tuah-1 Belawan T.A 2012/2013”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak penyusunan

proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Bapak Drs.

W.L.Sihombing, M.Pd, dan Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian

sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak Prof. Dr.

Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D

selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd dan Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si, selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan Matematika

FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku ketua Prodi Pendidikan

Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Marni Nainggolan, S.Pd selaku

Kepala Sekolah SMP Swasta Hang Tuah-1 Belawan, Ibu Ernawati Siregar, S.Pd,

selaku guru bidang studi matematika SMP Swasta Hang Tuah-1 Belawan, guru,

(4)

tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala

arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda

M.Napitupulu dan Alm. Ibunda N.Hutagalung serta untuk abangda Albiner

Napitupulu, kakanda Erika Napitupulu, abangda Leo Napitupulu, abangda Casio

Napitupulu, adikku tersayang Mayli Napitupulu yang telah banyak memberi kasih

sayang, semangat, nasehat, doa, dan dana sehingga perkuliahan dan penyusunan

skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih juga buat teman-teman

seperjuangan DIK A’08 (Oci, Tami, Tuti, Rodly, Fakhrunisa, Gabe, Basaria, Elia,

Risna, Riny, Irma, Julina, Amos, Immanuel, dll) yang senantiasa memberikan

dukungan dan masukan kepada penulis. Ucapan terimakasih juga buat adek-adek

satu kos (Eva, Erna, Ica, Tien, Enzel, Lady, Esra, Lisa, Uli, Winda, dan Febri

yang senantiasa memberi semangat dan bantuan. Ucapan terima kasih terkhusus

kepada Arion Immanuel Sitorus yang senantiasa bersedia memberi motivasi,

bantuan dan doa kepada penulis dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis tulis

namanya satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Februari 2013 Penulis,

(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HANG TUAH-1

BELAWAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Novita Sari Napitupulu (NIM : 408111084)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, (2) Mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas VII9 SMP Swasta Hang Tuah-1 Belawan yang berjumlah 29 siswa. Objek penelitian adalah upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui model pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Hang Tuah-1 Belawan Tahun Pengajaran 20Tuah-12/20Tuah-13.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika.

Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk uraian yakni tes awal sebanyak 4 soal, tes kemampuan pemecahan masalah I sebanyak 4 soal dan tes kemampuan pemecahan masalah II sebanyak 5 soal.

Berdasarkan hasil tes awal diketahui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa rendah dengan nilai rata-rata kelas 62,76. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah sedang dengan nilai rata-rata kelas 73,02 dengan 18 siswa atau 62,07% dari keseluruhan siswa telah masuk kategori minimal sedang. Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas 82,07 dimana jumlah siswa yang telah masuk kategori minimal sedang sebanyak 26 orang atau 89,66 % dari seluruh siswa.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Belajar Matematika 10

2.1.3 Kesulitan Belajar Matematika 11

2.1.4 Masalah dalam Matematika 13

2.1.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 14

2.1.5.1 Langkah-langkah Menyelesaikan Masalah 18 2.1.6 Model Pembelajaran Problem Based Learning 18

2.1.6.1 Model Pembelajaran 18

2.1.6.2 Pengertian Problem Based Learning 20 2.1.6.3 Karakteristik Model Problem Based Learning 21 2.1.6.4 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem

Based Learning 23

2.1.6.5 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based

Learning Dalam Pemecahan Masalah 23

2.1.6.6 Teori Belajar yang Mendukung Problem Based Learning 24 2.1.7 Materi Pokok Bahasan Aritmetika Sosial 27

2.2 Kerangka Konseptual 31

(7)

BAB III METODE PENELITIAN 33

3.1 Jenis Penelitian 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 33

3.3.1 Subjek Penelitian 33

3.3.2 Objek Penelitian 33

3.4 Prosedur Penelitian 34

3.4.1 Siklus I 34

3.4.2 Siklus II 37

3.5 Instrumen dan Alat Pengumpulan Data 42

3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 42

3.5.2 Observasi 44

3.6 Teknik Analisis Data 44

3.6.1 Reduksi Data 44

3.6.2 Paparan Data 47

3.6.3 Simpulan Data 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 48

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 48 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 61

4.2 Temuan Penelitian 75

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 81

5.1 Kesimpulan 81

5.2 Saran 82

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus I 54

Grafik 2. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siklus I 55

Grafik 3. Persentase Tingkat Kamampun Pemecahan Masalah Matematika

Siklus I 55

Grafik 4. Persentase Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus I 55

Grafik 5. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus II 68

Grafik 6. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siklus II 69

Grafik 7. Persentase Tingkat Kamampun Pemecahan Masalah Matematika

Siklus II 69

Grafik 9. Persentase Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus II 69

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 85 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 102

Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Awal 123

Lampiran 4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 124 Lampiran 5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 125 Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 126 Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 128 Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 130

Lampiran 9 Tes Kemampuan Awal 132

Lampiran 10 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 133 Lampiran 11 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 134 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal dan

Pedoman Penskoran Tes Awal 135

Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes KPM I dan

Pedoman Penskoran Tes KPM I 139

Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes KPM II dan

Pedoman Penskoran Tes KPM II 143

Lampiran 15 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I 148 Lampiran 16 Lembar Aktivitas Siswa Siklus II 158

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Awal 173

Lampiran 18 Letak Kesulitan Siswa pada Tes Awal 174 Lampiran 19 Letak Kesulitan Siswa pada TKPM I 176 Lampiran 20 Letak Kesulitan Siswa pada TPM II 178 Lampiran 21 Lembar Observasi Guru Siklus I 180 Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa Siklus I 184 Lampiran 23 Lembar Observasi Guru Siklus II 188 Lampiran 24 Lembar Observasi Siswa Siklus II 194 Lampiran 25 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Setiap Siklus 200

Lampiran 26 Analisis Hasil Tes Awal 201

Lampiran 27 Analisis Hasil TKPM Siklus I 203 Lampiran 28 Analisis Hasil TKPM Siklus II 205 Lampiran 29 Daftar Nama Anggota Kelompok Siklus I 207 Lampiran 30 Daftar Nama Anggota Kelompok Siklus II 208

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Maju mundurnya suatu

bangsa ditentukan oleh kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan

bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis

sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus.

Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku-buku, alat-alat

laboratorium, maupun materi-materi pelajaran. Matematika merupakan salah satu

bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Salah satunya

hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran matematika di sekolah lebih banyak

dibandingkan dengan jam pelajaran bidang studi lain.

Bidang studi matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada

semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Penguasaan terhadap bidang studi matematika merupakan suatu keharusan, sebab

matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang berkembang

pesat. Dengan belajar matematika orang dapat mengembangkan kemampuan

berpikir secara matematis, logis, kritis dan kreatif yang sungguh dibutuhkan

dalam kehidupan. Oleh sebab itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar

yang perlu diajarkan di sekolah karena kegunaannya yang luas pada aspek

kehidupan.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cocrof (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :

(11)

2

Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari maupun

dalam berbagai ilmu pengetahuan, maka kualitas pembelajaran yang diberikan

oleh guru merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, pemilihan model dan

metode pembelajaran matematika yang tepat akan membuat metematika disukai

oleh siswa. Pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah selama ini

kurang memberi motivasi kepada siswa untuk terlibat langsung dalam

pembentukan pengetahuan matematika mereka. Siswa lebih tergantung pada guru

sehingga sikap ketergantungan inilah yang menjadi karakteristik seseorang secara

tidak sadar telah dibiarkan tumbuh dan berkembang melalui gaya pembelajaran

tersebut. Padahal yang diinginkan adalah siswa yang mandiri, mampu untuk

memunculkan ide dan gagasan yang kreatif serta mampu menghadapi tantangan

atau permasalahan yang sedang atau yang akan dihadapi.

Pentingnya matematika dapat juga dilihat dari tujuan pembelajaran

matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 adalah :

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya

melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan

kesamaan, perbedaan, konsistensi, dan inkonsistensi.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal,

rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba – coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Namun dunia pendidikan matematika dihadapkan pada masalah rendahnya

hasil belajar matematika siswa pada setiap jenjang pendidikan. Seperti yang

diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh

(http://edukasi.kompas.com/) bahwa : "Sebanyak 229 siswa tidak lulus mata

(12)

3

Dalam pelajaran matematika siswa banyak mengalami kesulitan dalam

mempelajarinya. Siswa kurang mampu memahami soal sehingga siswa kesulitan

dalam menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada soal, siswa kesulitan

dalam membuat rencana penyelesaian soal-soal matematika sehingga siswa tidak

mampu menyelesaikan soal-soal berbentuk pemecahan masalah dan

menerjemahkan soal-soal kehidupan sehari-hari ke dalam model matematika, dan

siswa begitu sering tidak teliti dalam perhitungan. Hal ini didukung oleh hasil

wawancara dengan guru bidang studi matematika SMP Swasta Hang Tuah-1

Belawan menyatakan bahwa : “Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial”. Terutama pada saat siswa

mengerjakan soal penerapan seperti berikut : Seorang pedagang buah membeli 30

kg buah jeruk, 20 kg buah apel, dan 15 kg buah anggur dengan modal Rp

750.000. Berapa besar seluruh keuntungan pedagang jika Ia menjual 1 kg buah

jeruk dengan harga Rp 16.000, 1 kg buah apel dengan harga Rp 15.000, dan 1 kg

buah anggur dengan harga Rp 20.000?

Hal ini terjadi karena kemampuan pemecahan masalah mereka masih

rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika, tidak lepas dari

proses pembelajaran matematika. Polya (2009, dalam

http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/) mengartikan pemecahan masalah

sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu

tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai.

Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes awal pemecahan masalah

kepada siswa SMP Swasta Hang Tuah-1 Belawan di kelas VII, pada pokok

bahasan aritmatika sosial, dari 29 siswa yang mengikuti tes, diperoleh skor

rata-rata siswa 62,76. Diperoleh gambaran tingkat kemampuan siswa secara

penguasaan siswa yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah pada

tingkat kemampuan sangat tinggi terdapat 0 orang (0%) siswa, 1 orang (3,45%)

siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 8 orang (27,59%) siswa yang memiliki

kemampuan sedang, 9 orang (31,03%) siswa yang memiliki kemampuan rendah,

(13)

4

Selain itu, kembali dari hasil wawancara dengan guru bidang studi

matematika SMP Hang Tuah-1 Belawan (Ibu Erlinawati Siregar S.Pd)

menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih

berorientasi pada pola pembelajaran yang lebih banyak didominasi guru.

Keterlibatan siswa selama pembelajaran belum optimal sehingga berakibat pada

kemampuan pemecahan masalah siswa tidak optimal.

Dari beberapa uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan proses

pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya

kemampuan siswa memecahkan masalah matematika.

Guru matematika memiliki tugas yakni berusaha memampukan siswa

memecahkan masalah sebab salah satu fokus pembelajaran matematika adalah

pemecahan masalah, sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa

adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai

yang terfleksi pada pembelajaran matematika dengan kebiasaan berpikir dan

bertindak memecahkan masalah.

Guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang merupakan

faktor penting dalam matematika. Slameto (2003:94) mengemukakan bahwa :

“Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan

kebebasan kepada siswa, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang akan dikerjakannya, dan kepercayaan kepada diri sendiri, sehinggga siswa tidak selalu menngantungkan diri kepada orang lain”.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,

hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk

pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajarannya. Seperti memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan yang ilmiah guna

mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas

(14)

5

Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai pembimbing

peserta didik adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model

pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang paham

terhadap materi yang diajarkan, dan akhirnya dapat menurunkan motivasi peserta

didik dalam belajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik

berlatih memecahkan masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning). Model Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan

keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan

konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Hal ini didukung oleh Duch (dalam Riyanto, 2010:285) menyatakan

bahwa:

”Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang

menghadapkan peserta didik pada tantangan ’belajar untuk belajar’. Siswa

aktif bekerja sama di dalam kelompok untuk mencari solusi permasalahan dunia nyata. Permasalahan ini sebagai acuan bagi peserta didik untuk merumuskan, menganalisis, dan memecahkannya. Model Problem Based Learning dimaksudkan untuk mengembangkan siswa berpikir kritis, analitis, dan untuk menemukan serta menggunakan sumber daya yang sesuai untuk belajar”.

Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah mengajukan permasalahan

nyata, memberikan dorongan, memotivasi, dan menyediakan bahan ajar, serta

menyediakan fasilitas yang diperlukan peserta didik untuk memecahkan masalah.

Selain itu, guru juga memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan

dan perkembangan intelektual peserta didik.

Pada pembelajaran problem based learning siswa dituntut untuk

melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali

informasi sebanyak-banyaknya. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang

bergantung pada bagaimana dia membelajarkan dirinya. Pada intinya

(15)

6

menggunakan masalah dunia nyata disajikan di awal pembelajaran. Kemudian

masalah tersebut diselidiki untuk diketahui solusi dari pemecahan masalah

tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut di atas tampak jelas bahwa pembelajaran

dengan model pembelajaran problem based learning dimulai dengan adanya

masalah, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah

mereka ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah

tersebut. Dalam pembelajaran ini masalah yang dijadikan sebagai fokus

pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat

memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti

kerjasama dan interaksi dalam kelompok, di samping pengalaman belajar yang

berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang

percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, mengintrepretasi data,

membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan.

Berdasarkan uruaian di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

(16)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika selama ini kurang relevan dengan tujuan dan

karakteristik pembelajaran matematika.

2. Kemampuan pemecahan masalah pada soal matematika yang dimiliki

siswa belum sesuai dengan yang diharapkan.

3. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam pemecahan masalah

matematika.

4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan belum

diterapkannya model pembelajaran Probem Based Learning dalam

pengajaran matematika khususnya pada pokok bahasan aritmatika sosial.

1.3. Batasan Masalah

Dengan adanya beberapa masalah dalam identifikasi masalah di atas, dan

dengan mengingat keterbatasan penulis, akan lebih baik jika dilakukan

pembatasan masalah supaya pembahasan lebih terarah. Penelitian akan

diorientasikan untuk membahas tentang penerapan model pembelajaran Prolem

Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta

Hang Tuah-1 Belawan.

1.4. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, dirumuskan permasalahan adalah :

1. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan

soal aritmatika sosial?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

matematika pada pokok bahasan aritmatika sosial setelah diajar dengan

menerapkan model pembelajaran problem based learning di kelas VII

(17)

8

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran problem

based learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial dengan

menerapkan model pembelajaran problem based learning.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, melalui model pembelajaran PBL diharapkan siswa dapat

lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan matematika sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar matematika.

2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk mengambil kebijakan

selanjutnya.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika SMP mengenai model

pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa.

4. Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang berminat untuk melakukan

penelitian sejenis.

5. Bagi orang tua sebagai informasi dan pengetahuan untuk membantu

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada anak.

6. Meningkatkan pengetahuan penulis dalam mengadakan penelitian ilmiah

(18)

81 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada pokok

bahasan aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Hang Tuah-1 Belawan

dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan

model pembelajaran PBL meningkat dilihat dari hasil pada siklus I dimana

ketuntasan klasikal kelas sebear 62,07% atau 18 siswa sudah memiliki tingkat

kemampuan pemecahan masalah minimal sedang dengan nilai rata-rata kelas

73,02 dan meningkat pada siklus II ketuntasan klasikal kelas menjadi 89,66%

atau 26 siswa sudah memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah

minimal sedang dengan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 82,07. Dengan

demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena sudah

terdapat  80% siswa yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah

(19)

82 5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1) Kepada guru matematika khususnya guru bidang studi matematika SMP

Swasta Hang Tuah-1 Belawan hendaknya mulai menerapkan model yang

berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan Problem Based Learning

dengan variasi media untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa.

2) Kepada siswa SMP Swasta Hang Tuah-1 Belawan disarankan lebih berani dan

aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk

menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan

konsep itu.

3) Kepada Kepala SMP Swasta Hang Tuah-1 Belawan, agar dapat

mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan

dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,

salah satunya pendekatan pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

4) Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran Problem

Referensi

Dokumen terkait

Komputer server pada kasus ini juga bertindak sebagai penggerak dan pemutar kamera dalam aplikasi, sedangkan komputer client hanya digunakan untuk menerima data posisi dan

Wahid Udin Serasan

Tahun Pelajaran ……… Bulan Januari s.d Maret 2016 Melaksanakan tugas mengajar dengan beban kerja sebanyak ……… Jam Tatap Muka (JTM) yang terdiri

Konsentrasi nitrat di

projection so supporting the standard projection clause, too, is of no use in practice (but may require additional effort in. implementations): If the target property is optional

The geometry of individual buildings in LOD1 and LOD2 may be represented in a multitude of valid forms within the same LOD. For instance, the top of a LOD1 building may represent

dari shuhuf, bentuk plural dari kata shahîfah yang berarti ‘surat kabar’), dan al-Kitâb (Buku), sebagai dua media komunikasi dalam proses komunikasi massa yang

kualifikasi terhadap hasil evaluasi penawaran yang telah Saudara-saudara